You are on page 1of 8

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI


PUSKESMAS LANGSA LAMA KOTA LANGSA TAHUN 2015

Lili Angriani Lubis1, Zulhaida Lubis2, Evawany Aritonang2


1)
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
2)
Staf Pengajar FKM USU

ABSTRACT
The pregnant woman with Chronic Energy Deficiency (CED) will birth a baby
with low birth weight and risk of sudden mortality in prenatal. This condition,
more of mother will died due to blooding and it will increase the mortality rate of
neonate and mother. The objective of this research is to study factors related to
the chronic energy deficiency event for pregnant woman, and this research was
conducted at Puskesmas Langsa Lama, Langsa city. This research is analytic
survey with cross sectional design. Sample in this research is 68 pregnant women,
with questioner instrument to showed relationship of CED with pregnant woman
with interview. The result of this research indicates that there was a correlation
between knowledge and chronic energy deficiency incident that 29 pregnant
woman with sufficiency knowledge with CED is 17.2 % while 21 of pregnant
woman with low knowledge with CED is 76.2 %, with chi-square test (0.001).
there is a correlation between income and CED incident to pregnant woman that
indicates of 48 pregnant woman with the sufficient income with CED is 25 % and
of 20 pregnant woman with low income and with CED 65 % with chi-square test
(0.001). in addition, there is a correlation between the antenatal care assessment
and CED incident to the pregnant woman. Of 24 pregnant women with antenatal
care assessment with CED is 0%, while without assessment and with CED 48.0 %
with chi-square test (0.001). It hope that the health staff at Langsa Lama
Puskesmas can provide input and depiction about health condition ion provide the
health extension and service for good nutrition supply for pregnant woman. It
hopes to pregnant woman must be attention to their nutrition during the
pregnancy.

Keywords: Chronic Energy Deficiency (CED), Knowledge, Income, Antenatal


Care
Pendahuluan dengan lingkar lengan atas kurang
Program kesehatan ibu dan dari 23,5 cm. Akibat yang paling
anak merupakan salah satu program relevan dari ibu hamil KEK adalah
pokok di puskesmas yang mendapat terjadinya bayi lahir dengan BBLR
prioritas tinggi, mengingat kelompok (kurang dari 2.500 gram) (Mina,
ibu hamil, menyusui, bayi, dan anak 2013).
merupakan kelompok yang sangat Angka Kematian Bayi (AKB)
rentan terhadap kesakitan dan mencapai 32 per 1000 kelahiran
kematian (Sani, dkk., 2009). Angka hidup. Jika dibandingkan dengan
kejadian kelahiran premature yang negara-negara anggota ASEAN,
disebabkan karena ibu hamil yaitu 4,6 kali lebih tinggi dari
mengalami kurang gizi (kurang Malaysia, 1,3 kali lebih tinggi dari
energi kronis/KEK, yang ditandai Filipina, dan 1,8 kali lebih tinggi dari
Thailand. Beberapa penyebab 13,6% yang tidak hamil. Hal ini
kematian bayi dapat bermula dari menunjukkan proporsi WUS (Wanita
masa kehamilan 28 minggu sampai Usia Subur) risiko KEK mengalami
hari ke-7 setelah persalinan (masa peningkatan dalam kurun waktu
perinatal). Penyebab kematian bayi selama 7 tahun. Enam belas provinsi
yang terbanyak adalah karena dengan prevalensi risiko KEK diatas
pertumbuhan janin yang lambat, nasional, yaitu Kalimantan Tengah,
kekurangan gizi pada janin, kelahiran Jawa Timur, Banten, Kalimantan
prematur dan berat badan bayi lahir Selatan, Aceh, DI Yogyakarta, Nusa
yang rendah, yaitu sebesar 38,85% Tenggara Barat, Sulawesi Selatan,
(Sutriani, 2010). Sulawesi Tengah, Maluku Utara,
Angka kematian bayi dan ibu Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat,
serta bayi dengan Berat Badan Lahir Papua Barat, Maluku, Papua dan
Rendah (BBLR) yang tinggi pada Nusa Tenggara Timur.
hakekatnya juga ditentukan oleh Di Provinsi Aceh, prevalensi
status gizi ibu hamil. Ibu hamil risiko KEK wanita hamil usia 15-49
dengan status gizi buruk atau tahun yang hamil sebanyak 20%
mengalami KEK (Kurang Energi sedangkan prevalensi risiko KEK
Kronis) cenderung melahirkan bayi wanita usia subur (tidak hamil).
BBLR dan dihadapkan pada risiko Secara nasional prevalensi risiko
kematian yang lebih besar dibanding KEK WUS sebanyak 21%
dengan bayi yang dilahirkan ibu (Riskesdas, 2013).
dengan berat badan yang normal. Berdasarkan data yang
Sampai saat ini masih banyak ibu diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota
hamil yang mengalami 3 masalah Langsa pada tahun 2014 didapat
gizi khususnya gizi kurang seperti 3.801 ibu hamil dan sebanyak 167
Kurang Energi Kronik (KEK) dan (4,3%) ibu hamil yang mengalami
animea (Saimin dalam Ferial (2011). KEK ( Kekuranga Energi Kronis ),
Kejadian KEK dan anemia pada ibu sedangkan pada Januari - Juni 2015
hamil umumnya disebabkan karena dari 2.181 ibu hamil terdapat
rendahnya asupan zat gizi ibu selama sebanyak 243 (11,14%) (ibu hamil
kehamilan bukan hanya berakibat yang mengalami KEK (Kekurangan
pada ibu bayi yang dilahirkannya, Energi Kronis).
tetapi juga faktor resiko kematian ibu Berdasarkan latar belakang di
(Almatsier, 2004). atas maka peneliti membuat
Berdasarkan data Riskesdas perumusan masalah bagaimanakah
tahun 2013, proporsi wanita usia Faktor-Faktor yang Berhubungan
subur resiko KEK usia 15-19 tahun Dengan Kejadian Kekurangan Energi
yang hamil sebanyak 38,5% dan Kronik (KEK) pada Ibu Hamil di
yang tidak hamil sebanyak 46,6%. Puskesmas Langsa Lama Kota
Pada usia 20-24 tahun adalah Langsa Tahun 2015.
sebanyak 30,1% yang hamil dan
yang tidak hamil sebanyak 30,6%. Metode Penelitian
Selain itu, pada usia 25-29 tahun Penelitian ini merupakan
adalah sebanyak 20,9% yang hamil survey analitik yaitu dengan desain
dan 19,3% yang tidak hamil. Serta penelitian cross sectional study yang
pada usia 30-34 tahun adalah berlokasi di wilayah kerja Puskesmas
sebanyak 21,4% yang hamil dan Langsa Lama, Kota Langsa Provinsi
Aceh. Populasi dalam penelitian ini Tabel 2. Karakteristik Ibu Hamil
adalah 213 ibu hamil. Pengambilan Menurut Umur
sampel dilakukan dengan tehnik Umur N %
Proportional Random Sampling 19-24 tahun 26 38,2
dengan kriteria ibu hamil yang 25-30 tahun 32 47,5
bersedia diwawancarai, sehingga 31-36 tahun 5 7
37-42 tahun 3 4,4
jumlah sampel dalam penelitian ini
>40 tahun 2 2,9
adalah 68 orang. Metode Analisa
Jumlah 68 100
data dalam penelitan ini adalah
Editing, Coding, Scoring, dan Berdasarkan penelitian diperoleh
Tabulating. bahwa usia kehamilan ibu di wilayah
kerja Puskesmas Langsa Lama Kota
Hasil dan Pembahasan Langsa Aceh mayoritas dengan usia
1. Karateristik Ibu Hamil kehamilan 14-27 minggu ada 29 ibu
Berdasarkan hasil penelitian hamil ( 42,6%) dapat dilihat pada
diketahui bahwa pendidikan di tabel dibawah ini:
wilayah kerja Puskesmas Langsa
Lama Kota Langsa Aceh yang Tabel 3. Karakteristik Ibu Hamil
Menurut Usia Kehamilan
terbanyak adalah ibu hamil dengan
Ibu
pendidikan SLTA sebesar 45,6% dan
Usia Kehamilan N %
yang paling sedikit ibu hamil dengan
Trimester I 22 32,4
pendidikan SD sebesar 11,7%. Trimester II 29 42,6
Adapun distribusi ibu hamil Trimester III 17 25
berdasarkan pendidikan dapat dilihat Jumlah 68 100
pada tabel dibawah ini:
2. KEK (Kekurangan Energi
Tabel 1. Karakteristik Ibu Hamil Kronis)
Menurut Pendidikan
Pendidikan n % Berdasarkan tabel dibawah
PT 14 20,6 ini dari hasil penelitian dapat dilihat
SLTA/Sederajat 31 45,6 bahwa dari 68 ibu hamil sebanyak 24
SLTP/Sederajat 15 22,1 (35,3%) ibu hamil yang mengalami
SD 8 1,7
KEK (Kekurangan Energi Kronis)
Jumlah 68 100
dan sebanyak 44 (64,7%) ibu hamil
tidak mengalami KEK (Kekurangan
Berdasarkan penelitian diperoleh Energi Kronis).
bahwa kelompok umur penderita
Kurang Energi Kronis (KEK) di Tabel 4. Distribusi Frekuens KEK
wilayah kerja Puskesmas Langsa (Kekurangan Energi
Lama Kota Langsa Aceh pada Kronis) pada Ibu Hamil di
kelompok umur 25-30 tahun sebesar Puskesmas Langsa Lama
32 ibu hamil (47,5%). Distribusi Tahun 2015
umur yang mengalami kekurangan KEK n %
energi kronis (KEK) pada ibu hamil Ya 24 35,3
dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tidak 44 64,7
Jumlah 68 100
Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan
Rahayu (2012) tentang faktor-faktor berasal dari makanan yang dimakan
yang berhubungan dengan setiap hari harus dapat memenuhi
kekurangan energi kronik (KEK) kebutuhan. Disamping untuk
menunjuk hasil pada variabel umur memenuhi kebutuhan tubuh ibunya
beresiko yaitu sebanyak 87,5 %, sendiri, zat gizi juga dibutuhkan
pada umur kehamilan sebagian besar untuk pertumbuhan dan perkembang
umur kehamilan trimester III yaitu an janin.
50 %, pendidikan didapat sebagian
besar mampu sebanyak 58,3 %, lulus 3. Kejadian KEK Berdasarkan
SMA sebanyak 83,3 %, dan Pengetahuan
pengetahuan sebagian besar kurang
yaitu 75 % manyoritas ibu hamil Berdasarkan tingkat pengetahuan
tidak mengalami KEK yaitu dari 68 ibu hamil manyoritas ibu
sebanyak 66,7 %. dengan pengetahuan yang cukup
Kebutuhan gizi akan terus tentang KEK yaitu sebanyak 29 ibu
menerus meningkat, terutama setelah (42,6 %), dan minoritas ibu dengan
memasuki kehamilan trimester ke pengetahuan baik tentang KEK yaitu
dua. Sebab pada saat itu, sebanyak 18 ibu hamil (26,5 %).
pertumbuhan janin berlangsung
sangat cepat. Hal lain yang perlu Tabel 5. Distribusi Frekuensi
Pengetahuan pada Ibu
diperhatikan meskipun nafsu makan
Hamil tentang KEK di
meningkat, tetaplah berpegang pada Puskesmas Langsa
pola makanan dengan gizi seimbang. Lama Tahun 2015
Sjahmien Moehdji (2003) Pengetahuan
menyatakan bahwa jika masukan zat n %
Ibu Hamil
gizi dari makanan tidak seimbang Baik 18 26,5
dengan kebutuhan tubuh maka akan Cukup 29 42,6
terjadi defisiensi zat gizi, yang Kurang 21 30,9
termanifestasi oleh adanya gejala Jumlah 68 100
yang timbul. Masukan zat gizi yang

Tabel 6. Distribusi Frekuensi KEK Pada Ibu Hamil Berdasarkan Pengetahuan Di


Puskesmas Langsa Lama Tahun 2015
KEK
Pengetahuan Ya Tidak Jumlah %
N % n % P. Value
Baik 3 16,7 15 83,3 18 100
Cukup 5 17,2 24 82,8 29 100 .001
Kurang 16 76,2 5 23,8 21 100

Sedangkan ibu hamil dengan


Berdasarkan hasil penelitian,
pengetahuan kurang yang mengalami
ibu hamil dengan pengetahuan baik
KEK ada sebanyak 76,2 % dan yang
yang tidak mengalami KEK
tidak mengalami KEK ada 23,8 %.
sebanyak 83,3 % dan ibu hamil yang
Hasil penelitian ini sesuai
mengalami KEK ada 16,7 %. Ibu
dengan Widyawati (2012) hubungan
hamil dengan pengetahuan cukup
antara pengetahuan tentang gizi dan
yang mengalami KEK ada 17,2 %
dan yang tidak KEK ada 82,8 %. konsumsi protein dengan kejadian
KEK menunjukan bahwa ada
hubungan yang bermakana antara rendah dan status ekonomi yang
pengetahuan tentang gizi dengan rendah pula.
kejadian KEK (p = 0,0000 < 0,05). Menurut Notoadmodjo (2010)
Tingkat konsumsi protein dengan hubungan antara pengetahuan, sikap,
kejadian KEK diketahui tidak ada niat dan prilaku akan mempengaruhi
hubungan yang bermakna antara keikutsertaan seseorang dalam suatu
konsumsi protein dengan kejadian aktifitas tertentu. Adanya pengetahua
KEK (p= 0,975 > 0,05 ). n terhadap manfaat sesuatu hal, akan
Pengetahuan yang baik pada menyebabkan orang mempunyai sikp
gizi seseorang membuat orang yang positif terhadap hal tersebut.
tersebut akan semakin Pengetahuan berisikan segi positif
memperhitungkan jumlah dan jenis dan negatif. Bila sesuatu kegiatan di
makanan yang dipilihnya untuk anggap lebih banyak segi positifnya,
dikonsumsi. Orang yang maka kemungkinan seeseorang akan
berpengetahuan gizinya rendah akan mengikuti kegiatan tersebut. dalam
berperilaku memilih makanan yang hal ini ibu hamil yang rajin
menarik panca indra dan tidak melakukan pemeriksaan kehamilan
mengadakan pilihan berdasarkan akan menerapkan hal-hal yang
nilai gizi makanan tersebut. positif yang disarankan petugas
Sebaliknya mereka yang memiliki kesehatan seperti memperhatikan
pengetahuan tinggi cenderung lebih mengkonsumsi makanan yang
banyak menggunakan pertimbangan bergizi khususnya selama kehamilan
rasional dan pengetahuan tentang untuk mencegah terjadinya KEK.
nialai gizi makanan tersebut.
Menurut hasil penelitian Nora 4. Kejadian KEK berdasarkan
(2013) tentang gambaran Pendapatan Keluarga
karakteristik ibu hamil yang Berdasarkan tabel dibawah
menderita kekurangan energi kronis ini pendapatan rumah tangga dari 68
(KEK) di kecamatan Wonosalam ibu hamil manyoritas ibu hamil
Kabupaten Demark Menunjukan dengan pendapatan cukup sebanyak
bahwa ibu hamil memiliki 48 (70,6%) dan minoritas ibu hamil
pengetahuan cukup tentang KEK dengan pendapatan rendah sebanyak
sebanyak 15 orang (50%), dan 20 (29,4%).
sebagian besar ibu hamil yang
menderita KEK memiliki status Tabel 7. Distribusi Frekuensi
ekonomi yang tinggi yaitu sebanyak Pendapatan Keluarga
18 orang (60%) ibu hamil yang Ibu Hamil di
menderita kekurangan energi kronis Puskesmas Langsa
mempunyai pengetahuan cukup Lama Tahun 2015
tentang KEK dengan tingkat tamat Pendapatan
n %
Keluarga
SMA dan mempunyai status
Cukup 48 70,6
ekonomi yang tinggi, tidak semua Rendah 20 29,4
ibu hamil yang menderita KEK Jumlah 68 100
mempunyai tingkat pendidikan
Tabel 8. Distribusi Frekuensi KEK Pada Ibu Hamil berdasarkan Pendapatan di
Puskesmas Langsa Lama Tahun 2015
KEK
Pendapatan Ya Tidak Jumlah %
n % n % P.Value
Cukup 11 22,9 37 77,1 48 100 .001
Rendah 13 65,0 7 35,0 20 100

Berdasarkan hasil penelitian pekerjaan p=0,535 dengan KEK


bahwa pendapatan keluarga ibu pada wanita pra konsepsi di kota
hamil yang memiliki pendapatan Makassar sedangkan pada
cukup yang tidak mengalami KEK pengeluaran pangan p=0,012 dengan
sebanyak 77,1% dan yang KEK pada wanita pra konsepsi di
mengalami KEK sebanyak 22,9%. Kota Makassar. Di simpulkan bahwa
Sedangkan ibu hamil yang memiliki ada hubungan yang signifikan antara
pendapatan rendah yang mengalami pendidikan dengan KEK dan tidak
KEK sebanyak 65,0% dan yang tidak ada hubungan yang signifikan antara
KEK 35,0 %. pekerjaan dengan KEK sedangkan
Penelitian ini menunjukkan pada pengeluaran pangan terdapat
hubungan bermakna antara hubungan yang signifikan dengan
pendapatan keluarga per bulan KEK.
dengan kejadian KEK pada ibu Pengeluaran yang rendah
hamil. Keadaan ini menyimpulkan berpeluang besar menyebabkan
bahwa proporsi ibu hamil KEK lebih terjadinya KEK yang menyebabkan
banyak pada ibu yang mempunyai akan berpengaruh dengan kualitas
pendapatan rendah yaitu kurang dari belanja pangan menyebabkan
Rp.1.750.000,- per bulan ada 65,0 %. pemenuhan kebutuhan gizi
Sejalan dengan temuan Amrullah khususnya energi dan protein
(2006), yang menyatakan bahwa ada semakin kecil. Menurut Suhardjo
hubungan nyata antara pendapatan (2002) yang menyatakan bahwa pada
suami dengan risiko KEK pada ibu umumnya, jika tingkat pendapatan
hamil, semakin tinggi tingkat naik maka jumlah makanan yang
pendapatan suami maka status gizi dimakan cenderung membaik juga.
ibu hamil cenderung lebih baik Secara tidak langsung zat gizi tubuh
sehingga lebih kecil akan terpenuhi dan akan
kemungkinannya untuk berisiko meningkatkan status gizi.
KEK dibandingkan dengan ibu hamil
yang berasal dari status sosial 5 Kejadian KEK berdasarkan
ekonomi rendah. Pameriksaan Kehamilan (ANC)
Penelitian ini sesuai dengan Berdasarkan tabel dibawah ini
hasil penelitian Tenri (2012) Tentang dari 68 ibu hamil lebih banyak ibu
Hubungan Sosial Ekonomi Dengan hamil yang tidak melakukan
KEK menunjukan pada pendidikan pemeriksaan kehamilan yaitu 44 ibu
terdapat nilai signifikan p=0,000 hamil dan ibu hamil yang melakukan
dengan KEK pada wanita pemeriksaan kehamilan ada 24 ibu
prakonsepsi di Kota Makassar. Pada hamil.
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan di Puskesmas Langsa Lama
Tahun 2015
Pemeriksaan Kehamilan
Usia Kehamilan Baik Kurang Jumlah %
n % n %
Trimester I 7 31,8 15 68,2 22 100
Trimester II 8 27,6 21 72,4 29 100
Trimester III 9 52,9 8 47,1 17 100

Tabel 10. Distribusi Frekuensi KEK pada Ibu Hamil berdasarkan Pemeriksaan
Kehamilan di Puskesmas Langsa Lama Tahun 2015
KEK
Pemeriksaan Ya Tidak jumlah %
kehamilan n % n % P.Value
Sesuai 0 0 18 100 18 100
.001
Tidak sesuai 24 48,0 26 52,0 50 100

Berdasarkan hasil penelitian dengan seringnya melakukan


bahwa ibu hamil yang melakukan kunjungan terhadap bidan maka
pemeriksaan kehamilan yang sesuai semakin mudah pula asuhan dapat
tidak ada yang mengalami KEK diberikan bidan untuk mencegah hal-
(0%), sedangkan ibu hamil yang hal yang tidak diinginkan, dimana
tidak melakukan pemeriksaan dengan semakin sering melakukan
kehamilan yang mengalami KEK ada ANC keadaan ibu serta janin akan
sebanyak 48,0%. selalu terpantau serta ibu dapat
Penelitian ini sesuai dengan memperoleh informasi yang ingin
Halim Surasih (2005) diketahui ibu tahu tentang keadaan
diketahui bahwa faktor-faktor yang kehamilannya.
berhubungan dengan keadaan KEK
pada ibu ha,il adalah jumlah Kesimpulan
konsumsi energi, usia ibu hamil, dan 1. Ada hubungan yang signifikan
pendapatan kelurdga serta antara pengetahuan ibu dengan
pengetahuan ibu tenang gizi dan kejadian KEK pada ibu hamil.
kesehatanibu hamil. Dan penelitian Jadi,semakin baik pengetahuan
Debby Triwidyastuti (2011) ibu hamil semakin kecil resiko
menunjukan ada hubungan yang ibu hamil akan mengalami KEK.
bermakna antara ANC dengan status 2. Ada hubungan yang signifikan
Haemoglobin artinya nibu hamil antara pendapatan ibu dengan
yang termasuk kelompok ANC kejadian KEK pada ibu hamil.
beresiko lebih banyak menderita Jadi, semakin tinggi pendapatan
anemia (83,3 %) dengan kurangnya keluarga ibu hamil semakin kecil
kunjungan terhadap bidan untuk resiko ibu hamil akan mengalami
melakukan ANC secara rutin. KEK
Menurut peneliti Antenatal 3. Ada hubungan yang signifikan
care adalah upaya untuk mendeteksi antara pelayanan ANC ibu
dini terjadinya risiko tinggi terhadap dengan kejadian KEK pada ibu
kehamilan dan persalinan juga dapat hamil. Jadi, semakin rutin ibu
menurunkan angka kematian ibu dan memeriksakan kehamilannya ke
memantau keadaan janin dimana pelayanan kesehatan semakin
kecil resiko ibu akan mengalami Sani, ddk, 2003. Panduan Program
KEK Kesehatan Ibu Dan Anak.
Sjahmie Moehji,2003. Ilmu gizi 2.
Saran Pupus Sinar Sianti. Jakarta
Kepada petugas puskesmas Suhardjo, 2002. Berbagai Cara
langsa lama kota langsa dalam Pendidikan Gizi. Bumi
rangka menurunkan prevalensi KEK Aksara. Jakarta.
perlu dilakukan kerja sama lintas Sutriani, 2010. Pertumbuhan Bayi
program terutama dari program dengan Berat Badan Lahir
Promosi Kesehatan (PROMKES) Rendah. PT. Gramedia
dan Pelayanan Kesehatan Pustaka Umum. Jakarta
(YANKES) dengan menggalakkan Tenri, 2012. Hubungan Sosial
program sosialisasi melalui Ekonomi Dengan
Komunikasi, Informasi, dan Edukasi Kekurangan Energi Kronik
(KIE) untuk meningkatkan (KEK) Di Desa Pasaman.
pembekalan pengetahuan dan Jawa Barat.
penyebarluasan informasi kesehatan,
seperti kesehatan gizi ibu hamil dan
faktor-faktor yang berhubungan
dengan permasalahan kesehatan
kehamilan.

Daftar Pustaka
Almatsier, 2004. Prinsip Dasar Ilmu
Gizi. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Umum.
Ferial, 2011. Kejadian Kekurangan
Energi Kronis dengan
Anemia. Fitramayana;
Yogyakarta
Mina, 2013. Hubungan Kejadian
Kelahiran Prematur Dengan
KEK Pada Ibu Hamil Di
Wilayah Kerja Puskesmas
Alur Pinang. Aceh
Nora,2013. Gambaran Karakteristik
Ibu Hamil Yang Menderita
Kekurangan Energi Kronis
(Kek).
www.apikescm.ac.id.
Diakses Tanggal 09 April
2015 Jam 18.10.wib
Notoadmodjo, 2005, Metodologi
Penelitian Kesehatan, Pt.
Rineka Cipta, Jakarta
Riskesdas, 2013. Riset Kesehatan
Dasar 2013. Diakses
Tanggal 01 April 2015

You might also like