You are on page 1of 9

DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 7(2), 2017 ISSN 2089-483X

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN


SIKAP ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
(Studi pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri Gugus II
Taba Penanjung Bengkulu Tengah)
1)
Puryadi, 2)Bambang Sahono, 2)Turdjai
1)
SD Negeri 03 Taba Penanjung Bengkulu Tengah, 2)Universitas Bengkulu
1)
dankadhie@yahoo.com, 2)bsahono@unib.ac.id, 2)turdjai@unib.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sikap ilmiah dan prestasi belajar siswa serta mengetahui
efektivitas penerapan metode eksperimen terhadap prestasi belajar siswa.Metode yang digunakan dalam
penelitian iniadalah metode kombinasi antara penelitian tindakan kelas dan kuasi eksperimen. Subjek
penelitian tindakan kelas adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 03 Taba Penanjung Tahun Pelajaran
2016/2017 semester 2 berjumlah 22 siswa.Populasi penilitian kuasi ekspermen ini seluruh siswakelas V
Sekolah Dasar Negeri Gugus II Taba Penanjung Bengkulu Tengah.Sampel penelitiannya dipilih dua kelas di
Sekolah Dasar Negeri 07 Taba Penanjung Bengkulu Tengah yaitu kelas VA dan VB. Teknik pengumpulan data
menggunakan lembar observasi dan tes.Analisis data menggunakan rata-rata (mean) danuji-t. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa: (1)Penerapan metode eksperimendapat meningkatkan sikap ilmiahsiswa; (2)
Penerapan metode eksperimen secara signifikan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, dan (3) Penerapan
metode eksperimenefektif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Kata kunci: metode eksperimen, sikap ilmiah dan prestasi belajar

IMPLEMENTATION OF EXPERIMENT METHOD TO INCREASE


STUDY ATTITUDES AND STUDENT LEARNING ACHIEVEMENTS
(Study on Science Subjects in Class V State Elementary School Cluster II
Taba Penanjung Bengkulu Tengah)
1)
Puryadi, 2)Bambang Sahono, 2)Turdjai
1)
SD Negeri 03 Taba Penanjung Bengkulu Tengah, 2)Universitas Bengkulu
1)
dankadhie@yahoo.com, 2)bsahono@unib.ac.id, 2)turdjai@unib.ac.id

Abstract
This study aims to describe scientific attitudes and student achievement as well as to know the effectiveness of
the application of experimental method to student achievement.The method used in this research is a
combination method of classroom action research and quasi experiment.The research subject is a class action
fifth grade students of State Elementary School 03 Taba Penanjung year 2016/2017 2nd half totaled 22
students.The population of this quasi-experimental research is all the students of grade V of State Elementary
School of Class II Taba Penanjung Bengkulu Tengah. The sample of his research was selected by two classes at
the Central Elementary School 07 Taba Penanjung Bengkulu Tengah that is class VA and VB.Technique of
collecting data using observation sheet and test.Data analysis uses mean and t-test. The results concluded
that: (1) Application of experimental methodcan improve students' scientific attitude;(2) Application of
experiment method can significantly improve student's learning achievement, and (3) Application of effective
experiment method can effectively improve student's learning achievement.

Keywords: experimental method, scientific attitude and achievement

132
DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 7(2), 2017 ISSN 2089-483X

PENDAHULUAN tahu mereka berkaitan dengan pelajaran


yang akan dipelajari. Hanya ada beberapa
Pembelajaran merupakan proses siswa yang antusias menjawab pertanyaan
interaksi antara guru dengan siswa dalam tersebut. Sedangkan siswa lainnya hanya
suatu situasi pendidikan atau pengajaran diam dan mendengarkan, tidak ada itikad
untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan untuk mencari jawaban dari pertanyaan
(Sumantri dan Permana, 1999: 38). Proses yang diberikan oleh guru. Selain rasa ingin
pembelajaran yang baik seharusnya dapat tahu, sikap jujur, sikap tanggung jawab,
menimbulkan minat belajar pada diri siswa sikap disiplin dan sikap kerjasama juga
agar tingkah laku mereka berubah. masih sangat rendah.
Perubahan-perubahan yang dimaksud yaitu Selain rendahnya sikap ilmiah siswa
perubahan aspek-aspek tingkah laku seperti terhadap pembelajaran IPA, prestasi belajar
pengetahuan, sikap dan keterampilan. IPA siswa pun juga rendah. Dari data
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan dokumentasi guru kelas V SD Negeri Gugus
Pendidikan (KTSP) Sekolah Dasar (SD) 2006 II Taba Penanjung. Rata-rata nilai siswa
salah satu program pembelajaran adalah untuk mata pelajaran IPA masih di bawah
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
merupakan hasil kegiatan manusia berupa telah ditetapkan kurikulum yaitu 70 untuk
pengetahuan, gagasan, dan konsep- konsep KKM mata pelajaran IPA. Dari data tersebut
yang terorganisir tentang alam sekitar yang menunjukkan bahwa proses pembelajaran
diperoleh dari pengalaman, melalui yang dilaksanakan belum efektif.
serangkaian proses ilmiah antara lain Rendahnya sikap ilmiah dan prestasi
penyelidikan, penyusunan dan pengujian belajar siswa dalam pembelajaran IPA kelas
gagasan. Selain itu mata pelajaran IPA V SD Negeri Gugus II Taba Penanjung
adalah program untuk menanamkan dan dikarenakan pembelajaran masih berpusat
mengembangkan keterampilan, sikap, dan pada guru yang hanya menyampaikan
nilai ilmiah pada diri siswa serta mencintai pengetahuan yang terdapat dalam buku
dan menghargai kekuasan Tuhan Yang teks. Selain itu, guru jarang memberikan
Maha Esa. (Samatowa, 2006:2). kesempatan kepada siswa untuk melakukan
Namun kondisi di lapangan sangatlah percobaan atau bentuk pembelajaran
berbeda dengan apa yang digharapkan. konkret lainnya yang berakibat pada tidak
Berdasarkan hasil observasi terhadap proses adanya sikap ilmiah siswa.
pembelajaran di kelas V gugus II Taba Untuk menindaklanjuti permasalahan
Penanjung peneliti mendapatkan beberapa tersebut, terutama masalah siswa yang
temuan terhadap aktifitas pembelajaran kurang aktif dan prestasi belajar siswa
yang dilakukan oleh guru di kelas, rendah pada mata pelajaran IPA, maka perlu
khususnya dalam mata pelajaran IPA antara melakukan penelitian tindakan kelas. Salah
lain; yaitu pada aspek penilaian yang satunya adalah dengan menerapkan
dilakukan oleh guru hanya berpusat pada metode pembelajaran yang tepat sehingga
aspek kognitif (penguasaan materi) saja, siswa dapat terlibat secara langsung dalam
sedangkan penilaian pada sikap kurang pembelajaran IPA. Keterlibatan siswa dalam
diperhatikan. Hal itu dapat dibuktikan dari pembelajaran IPA merupakan jembatan
hasil observasi selama pembelajaran guna menumbuhkan serta meningkatkan
berlangsung terlihat bahwa sikap ilmiah sikap ilmiah siswa. Salah satu metode yang
seperti sikap rasa ingin tahu masih sangat dapat melibatkan siswa secara langsung
rendah, terbukti ketika diberikan dalam pembelajaran IPA adalah metode
pertanyaan yang merangsang rasa ingin eksperimen. Adapun tujuan yang dicapai

133
DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 7(2), 2017 ISSN 2089-483X

dalam penelitian ini adalah untuk maka langkah-langkah yang perlu dilakukan
meningkatkan sikap ilmiah siswa dan adalah sebagai berikut:
prestasi belajar IPA serta untuk mengetahui
efektivitas penerapan metode eksperimen 1). Persiapan eksperimen
terhadap prestasi belajar siswa. Persiapan ini penting untuk sebuah
Metode eksperimen merupakan eksperimensebab dengan persiapan yang
metode pemberian kesempatan kepada matang kelemahan-kelemahan yang akan
anak didik perorangan atau kelompok untuk muncul dapat diperkecil persiapan tersebut
dilatih melakukan suatu proses atau adalah menyiapkan alat dan bahan serta LKS
percobaan, di mana siswa melakukan yang dibutuhkan untuk percobaan.
percobaan dengan mengalami sendiri 2). Pelaksanaan eksperimen
sesuatu yang dipelajari dan menarik Setelah semua persiapan selesai, maka
kesimpulan dari proses yang dialaminya langkah-langkah selanjutnya adalah sebagai
itu(Anitah, 2008: 5.42). berikut: a) membentuk kelompok-kelompok
Selanjutnya menurut Djamarah, 2010: belajar; b) memberikan alat dan bahan serta
95 metode eksperimen adalah cara LKS untuk percobaan; c) siswa melakukan
penyajian pelajaran, dimana siswa percobaan.
melakukan percobaan dengan mengalami 3). Tindak lanjut eksperimen
dan membuktikan sendiri sesuatu yang Setelah eksperimen dilakukan, kegiatan-
dipelajari. Senada dengan pengertian kegiatan selanjutnya adalah sebagai berikut:
tersebut Sagala (2006: 220) mendefinisikan a) mendiskusikan hasil eksperimen; b)
bahwa metode eksperimen adalah cara memeriksa keberhasilan alat percobaan
penyajian pelajaran, dimana siswa diberi yang telah digunakan dan menyimpan
kesempatan untuk melakukan sendiri suatu kembali.
proses mengamati suatu objek, Untuk menunjang proses pembelajaran
menganalisa, membuktikan dan menarik metode eksperimen, perlu dilengkapi
kesimpulan sendiri mengenai objek yang dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai
dieksperimenkan tersebut. Dengan pedoman atau penuntun dalam
demikian, siswa dituntut melakukan sendiri, menentukan langkah-langkah eksperimen
mencari sendiri, atau mencoba suatu yang akan dilakukan dalam pembelajaran.
hukum atau dalil, dan mencari kesimpulan Azhar (2009: 78) mengemukakan bahwa LKS
dari proses yang dialami . adalah salah satu alat bantu pembelajaran
Metode eksperimen di dalam yang berorientasi pada keterampilan
pelaksanaannya mempunyai beberapa proses. LKS merupakan lembar kerja bagi
kelebihan antara lain: 1) siswa dapat belajar siswa untuk mempermudah pemahaman
melalui pengalaman langsung; 2) terhadap materi pelajaran yang didapat
memperkaya pengalaman dengan hal-hal sebagai pedoman dalam melakukan
yang bersifat obyektif dan realistis; 3) dapat percobaan. Sedangkan bagi guru, fungsi LKS
mengembangkan sikap ilmiah; 4) membuat itu adalah untuk menuntun siswa
pembelajaran bersifat aktual; 5) membina akanberbagai kegiatan yang perlu
kebiasaan belajar kelompok maupun diberikannya serta mempertimbangkan
individual; 6) hasil belajar akan tahan lama proses berpikir yang bagaimana yang akan
dan internalisasi (Rusyan, 2011:112). ditempuh pada diri siswanya.
Menurut pendapat Adrian (2008: 72) Melalui metode eksperimen guru dapat
dalam menggunakan metode eksperimen memantau serta menilai sikap ilmiah
agar hasil yang diterapkan dapat tercapai siswa.Harlen (dalam Bundu, 2006: 37)
berpendapat bahwa sikap ilmiah merupakan

134
DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 7(2), 2017 ISSN 2089-483X

sikap yang dimiliki seseorang yang 4. Disiplin


didapatkan melalui pemberian contoh- Sikap disiplin adalah tindakan yang
contoh positif dan harus terus menunjukan perilaku tertib dan taat pada
dikembangkan supaya bisa dimiiliki berbagai ketentuan dan peraturan.
seseorang.Sikap ilmiah dalam pembelajaran 5. Kerjasama
IPA sering dikaitkan dengan sikap terhadap Sikap kerjasama merupakan kegiatan yang
IPA.Keduanya saling berbubungan dan dilakukan secara bersama-sama oleh lebih
keduanya mempengaruhi perbuatan. dari satu orang guna mewujudkan tujuan
Sikap ilmiah sangat penting dalam bersama.
pembelajaran IPA, karena dapat: (1) Sikap-sikap tersebut mencerminkan
memberikan pemahaman terbaik kepada budi pekerti yang baik. Oleh karena itu,
siswa tentang proses alamiah; (2) penanaman sikap ilmiah melalui
mendekatkan diri siswa dengan standar pembelajaran IPA secara tidak langsung
ideologi keilmuan; (3) menimbulkan akan meningkatkan kesadaran siswa untuk
kepuasan pada diri siswa dalam menjadi individu yang berbudi pekerti baik
penyelesaian masalah; (4) meningkatkan atau luhur (Samatowa, 2006: 97).
minat untuk menemukan sesuatu dan Sikap ilmiah dalam pembelajaran
berusaha untuk hidup bersama orang lain; sangat diperlukan oleh siswa karena dapat
dan (5) meningkatkan kemampuan siswa memberikan motivasi dalam kegiatan
untuk berpikir rasional dan kritis (Winarni, belajarnya. Hal ini dikarenakan sikap ilmiah
2009: 43). memberikan gambaran bagaimana siswa
Menurut Carin (dalam Winarni, 2009: seharusnya bersikap dalam belajar,
44) menyatakan bahwa sikap yang selalu menanggapi suatu permasalahan,
mengiringi proses eksperimen dalam melaksanakan suatu tugas, dan
pembelajaran IPA adalah sikap ilmiah. mengembangkan diri. Dengan demikian
Adapun indikator dari aspek sikap ilmiah sikap ilmiah tentunya sangat mempengaruhi
siswa adalah: 1) sikap rasa ingin tahu; 2) hasil belajar siswa ke arah yang positif.
sikap jujur; 3) sikap tanggung jawab; 4) sikap Arikunto (2010: 76) menyatakan
disiplin; dan 5) sikap kerjasama. Untuk lebih prestasi belajar adalah suatu hasil yang
jelasnya, penulis uraikan sikap ilmiah siswa diperoleh siswa dalam mengikuti
sebagai berikut: pembelajaran, dan prestasi belajar ini
1. Rasa ingin tahu biasanya dinyatakan dalam bentuk angka,
Rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan huruf ataupun kata-kata. Sukmadinata
yang selalu berupaya untuk mengetahui (2004: 33) menjelaskan prestasi belajar
lebih mendalam dan meluas dari apa yang merupakan realisasi atau pemekaran dari
dipelajarinya, dilihat dan didengarnya. kecakapan-kecakapan potensi atau
2. Jujur kapasitas yang dimiliki
Jujur adalah perilaku yang didasarkan pada seseorang.Penguasaan prestasi belajar
upaya menjadikan dirinya sebagai orang seseorang dapat dilihat dari perilakunya,
yang selalu dapat dipercaya dalam baik perilaku dalam bentuk penguasaan
perkataan, tindakan, dan pekerjaan. pengetahuan, keterampilan berpikir
3. Tanggung jawab maupun keterampilan motorik.
Sikap tanggung jawab adalah sikap dan Menurut Syah (2009: 132) faktor-faktor
perilaku untuk melaksanakan tugas dan yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
kewajiban sebagaimana yang seharusnya dapat bedakan menjadi tiga macam yaitu:
dilakukan, baik terhadap diri sendiri, teman (1) faktor internal yakni keadaan/kondisi
maupun guru. jasmani dan rohani siswa; (2) faktor

135
DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 7(2), 2017 ISSN 2089-483X

eksternal yakni kondisi lingkungan disekitar kawasan kelas dengan tujuan untuk
siswa dan (3) faktor pendekatan belajar memperbaiki dan meningkatkan mutu
yakni jenis upaya belajar siswa yang pembelajaran.
meliputi strategi dan metode yang Hal ini sesuai dengan pendapat
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan Wardhani (2007: 232) bahwa PTK ini
pembelajaran. bertujuan untuk memecahkan masalah dan
Dalam penelitian ini untuk mengukur memperbaiki proses pembelajaran di kelas
keberhasilan siswa dalam prestasi belajar secara reflektif guna menigkatkan mutu
adalah dalam bentuk tes. Menurut pembelajaran dan hasil belajar siswa. PTK
Nurkencana (1993: 20) tes adalah suatu cara dilaksanakan dalam beberapa siklus sampai
untuk mengadakan penilaian yang diperoleh pola penerapan yang tepat.
berbentuk suatu tugas yang harus Menurut Muslich (2011: 6) ada empat
dikerjakan anak atau sekelompok anak tahapan penting dari penelitian tindakan ini
sehingga menghasilkan suatu nilai tentang yang terdiri dari:1)
tingkah laku atau prestasi anak tersebut perencanaan(planning);2) pelaksanaan
yang kemudian dapat dibandingkan dengan tindakan (action); 3) pengamatan
nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau (observation); dan 4) refleksi (reflection).
standar yang telah ditetapkan. Keempat tahapan dalam penelitian ini
merupakan unsur untuk membentuk
sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan
METODE PENELITIAN beruntun yang kembali ke langkah semula
atau siklus berulang.
Penelitian pada dasarnya merupakan Pada tahap kedua penelitian yang
suatu kegiatan atau proses yang sistematis dilaksanakan untuk mengetahui keefektifan
untuk memecahkan suatu masalah yang metode eksperimen dibandingkan dengan
dilakukan dengan penerapan metode pembelajaran konvensional, maka jenis
ilmiah. Menurut Sarwono (2006: 12) penelitian yang dilaksanakan adalah
penelitian didefinisikan sebagai suatu penelitian eksperimen.Penelitian
proses sistematik pengumpulan dan eksperimen bertujuan untuk menguji
penganalisisan informasi (data) untuk pengaruh satu atau lebih dari satu variable
berbagai tujuan. terhadap variable lain (Sukmadinata, 2004:
Dalam penelitian ini digunakan metode 28).Penelitian eksperimen dimaksudkan
penelitian kombinasi (mixed method untuk mengetahui ada atau tidaknya akibat
research) yang merupakan gabungan dari ‘sesuatu’ yang dikenakan pada subjek
penelitian kaji tindak (action research) dan selidik (Arikunto, 2010: 68).
penelitian eksperimen Adapun subjek penelitian untuk
(experimentresearch).Penelitian ini tindakan kelas adalah siswa kelas V Sekolah
dilaksanakan dalam dua tahapan. Pada Dasar Negeri 03 Taba Penanjung Tahun
tahap pertama penelitian dilaksanakan Pelajaran 2016/2017 semester 2 berjumlah
untuk melihat bagaimana proses 22 siswa.Sedangkan Populasi penilitian pada
pembelajaran dan mengetahui apakah kuasi ekspermen ialah seluruh siswakelas V
metode eksperimen dapat meningkatkan Sekolah Dasar Negeri Gugus II Taba
sikap ilmiah dan prestasi belajar siswa, Penanjung Bengkulu Tengah. Sampel
maka jenis penelitian yang dilaksanakan penelitiannya dipilih dua kelas di Sekolah
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dasar Negeri 07 Taba Penanjung Bengkulu
Kasbolah (1998: 15) menyatakan bahwa PTK Tengah yaitu kelas VA dan VB. Teknik
merupakan suatu penelitian tindakan di pengumpulan data menggunakan lembar
bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam
136
DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 7(2), 2017 ISSN 2089-483X

observasi dan tes.Selanjutnya data di penerapan metode eksperimen dapat


analisis menggunakan rata-rata danuji-t. meningkatkan sikap ilmiah siswa. Hal ini
didukung oleh hasil penelitian yang telah
HASIL DAN PEMBAHASAN dilakukan sesuai dengan teori Harlen (dalam
Bundu 2006: 37) “sikap ilmiah merupakan
Berdasarkan hasil penelitian dengan sikap yang dimiliki seseorang yang
penerapan metode eksperimen maka hasil didapatkan melalui pemberian contoh-
yang di dapat yaitu: contoh positif dan harus terus
1. Penerapan MetodeEksperimen dapat dikembangkan supaya bisa dimiiliki
Meningkatkan Sikap Ilmiah Siswa. seseorang.Sikap ilmiah dapat dikembangkan
Dari hasil penelitian menunjukkan melalui kegiatan-kegiatan siswa dalam
bahwa sikap ilmiah siswa di SD Negeri pembelajaran IPA diantaranya yaitu dalam
Gugus II Taba Penanjung Bengkulu Tengah kegiatan percobaan. Pembentukan sikap
selama proses pembelajaran mengalami tidak dapat dilepaskan dari proses
peningkatan dari siklus pertama sampai pembelajaran baik di rumah maupun di
siklus ketiga secara berurutan ke arah yang sekolah. Oleh sebab itu, belajar adalah
lebih baik. Dari kelima sikap ilmiah siswa sesuatu yang harus dialami siswa agar
yang diamati selama penelitian diantaranya memiliki apresiasi nilai sikap yang baik.
adalah sikap: 1) rasa ingin tahu; 2) disiplin; Menurut Anitah (2008: 527) metode
3) jujur; 4) tanggung jawab; dan 5) eksperimen memiliki kelebihan antara lain:
bekerjasama. Sikap ilmiah siswa yang paling 1) siswa dapat belajar melalui pengalaman
menonjol atau meningkat secara signifikan langsung; 2) memperkaya pengalaman
dari siklus ke siklus adalah sikap rasa ingin dengan hal-hal yang bersifat obyektif dan
ingin tahu siswa.Hal itu dibuktikan dengan realistis; 3) dapat mengembangkan sikap
persentase perolehan nilai sikap ilmiah ilmiah siswa; 4) membuat pembelajaran
siswa yang semakin meningkat dari siklus bersifat aktual; 5) membina kebiasaan
kesiklus. belajar kelompok maupun individual; 6)
Sikap ilmiah siswa pada siklus pertama hasil belajar akan tahan lama dan
belum optimal masih kategori cukup. Hal ini internalisasi.
dipengaruhi karena belum maksimalnya Pembelajaran dengan metode
penerapan metode eksperimen yang eksperimen berusaha membantu peserta
dilakukan oleh guru. Sedangkan siswa yang didik mengalami sendiri, menemukan
memiliki kemampuan akademik yang lebih sendiri serta mencari kebenaran tentang
rendah masih merasa kurang percaya diri, apa yang dipelajarinya. Melalui metode ini,
tidak bersemangat, karena mereka belum memungkinkan sikap ilmiah menjadi
begitu mengerti dan belum mendapatkan berkembang bahkan meningkat secara
bimbingan yang maksimal dari guru.Namun optimal.Berdasarkan penjabaran di atas
setelah beberapa kali dibimbing dan penerapan metode pembelajaran
pemahaman mereka menjadi meningkat, eksperimen dapat meningkatkan sikap
maka pada siklus kedua sikap ilmiah siswa ilmiah, terutama pada pembelajaran IPA.
sudah mengalami peningkatan berada pada 2. Penerapan Metode Eksperimen dapat
kategori baik. Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
Pada siklus ketiga, sikap ilmiah siswa Berdasarkan penelitian diperoleh hasil
sudah menunjukkan hal yang lebih baik. bahwa prestasi belajar siswa di SDNegeri 03
Pada hasil siklus pertama hingga siklus Taba Penanjung meningkat. Dengan
ketiga, sikap ilmiah siswa selama proses demikian dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran mengalami peningkatan yang
signifikan dan membuktikan bahwa
137
DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 7(2), 2017 ISSN 2089-483X

eksperimen dapat meningkatkan prestasi Keefektifan dari penerapan metode


belajar siswa. eksperimen dilihat dari perbandingan hasil
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori- uji-t post-test antara kelas eksperimen dan
teori yang telah dikaji sebelumnya kelas control siswa di SD Negeri Gugus II
berdasarkan beberapa pendapat ahli bahwa Taba Penanjung Bengkulu Tengah. Dari
metode eksperimen sangat tepat diterapkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa terdapat
di sekolah dasar karena siswa menjadi perbedaan yang signifikan antara prestasi
teribat aktif dalam pembelajaran.Menurut belajar siswa yang pembelajarannya
Bruner, J (dalam Hanafiah, Nanang.2007: menggunakanmetode eksperimen dengan
10) terdapat empat alasan menggunakan prestasi belajar siswa yang
metode eksperimen dalam menemukan pembelajarannya konvensional.Secara
fakta pada proses belajar siswa yaitu: dapat keseluruhan nilai yang diperoleh siswa
mengembangkankemampuan intelektual dikelas eksperimen lebih baik dari nilai yang
siswa, mendapatkan motivasi intrinsik, diperoleh siswa dikelas kontrol. Tapi bukan
menghayati bagaimana ilmu itu diperoleh, berarti bahwa metode ceramah tidak baik
dan memperoleh daya ingat yang lebih lama digunakan, karena seperti yang terlihat
retensinya. pada nilai post test kelas kontrol mengalami
Senada dengan pendapat di atas, peningkatan pula, peningkatan kelas
menurut Sumantri dan Permana (1999: 157) eksperimen dan kelas kontrol relatif sama
kegiatan eksperimen yang dilakukan peserta ini berarti ke dua metode baik digunakan.
didik usia SD merupakan kesempatan Hasil penelitian ini sesuai dengan teori-
mereka melakukan suatu eksplorasi. Siswa teori yang telah dikaji sebelumnya bahwa
akan memperoleh pengalaman meneliti salah satu faktor yang mempengaruhi hasil
yang mendorong mereka mengkontruksi belajar siswa adalah faktor eksternal
pengetahuan mereka sendiri, berpikir ilmiah diantaranya kemampuan guru untuk
dan rasional sehingga hasil belajar menjadi memilih metode atau model pembelajaran
kepemilikan peserta didik yang bertalian yang akan digunakan dalam kegiatan
lama. Pada ranah kognitif metode pembelajaran. Hal ini sesuai dengan
eksperimen tidak hanya menekankan pada pernyataan yang dikemukakan Slameto
ingatan saja, tetapi juga dapat (2010: 65) “ metode mengajar adalah suatu
meningkatkan pemahaman dan cara yang harus dilalui di dalam mengajar.
penghayatan siswa pada materi Metode mengajar guru akan
pembelajaran. Siswa secara langsung mempengaruhi hasil belajar, maka metode
terlibat dalam proses pembelajaran melalui mengajar harus tepat, efisien dan efektif
percobaan, sehingga mereka mengkontruksi mungkin”. Dalam proses belajar mengajar
pengetahuan mereka sendiri. Melalui tidak semua siswa mudah untuk
penggunaan metode eksperimen siswa menangkap apa yang disampaikan oleh
dapat mengembangkan kemampuan guru dengan baik, untuk itu diperlukan
intelektual mereka dengan partisipasi dari siswa terhadap materi yang
mengaplikasikannya dalam kehidupan disampaikan oleh guru sehingga siswa
sehari-hari sehingga pembelajaran menjadi cepat mengerti materi yang dipelajari dan
lebih berguna.Dengan demikian metode semangat dalam mengikuti pembelajran.
eksperimen dapat meningkatkan prestasi Oleh karena itu guru hendaknya dapat
belajar siswa menjadi lebih baik. menggunakan metode yang menuntut
3. Penerapan Metode Eksperimen siswa aktif dan terlibat langsung dalam
secaraEfektif dapat Meningkatkan pembelajaran. Hal ini sejalan dengan
Prestasi Belajar pendapat Sanjaya (2008: 133) bahwa dalam

138
DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 7(2), 2017 ISSN 2089-483X

proses belajar mengajar hendaknya sehingga diharapkan guru : (a)


berorientasi pada siswa dan menempatkan memperbanyak intensitas keikutsertaannya
siswa sebagai subjek belajar, siswa dituntut dalam pelatihan-pelatihan; (b) membangun
berpartisipasi aktif dalam materi yang komunikasi yang baik antar guru dan
diberikan oleh guru, dengan demikian siswa peserta didik; (c) guru diharapkan
mudah memahami materi yang di pelajari. melakukan inovasi-inovasi dalam
Berdasarkan pengamatan selama pembelajaran; (d) guru harus sering
penelitian siswa yang semula kurang aktif melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK);
menjadi lebih aktif selama dan (e) meningkatkan kualifikasi pendidikan
prosespembelajaran yang menggunakan dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang
metode eksperimen. Pembelajaran tidak yang lebih tinggi.
lagi berpusat pada guru, tetapi berpusat 2). Bagi peneliti lain disarankan agar dapat:
pada siswa. Dengan meningkatnya (a) melakukan penyempurnaan penelitian
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran ini dengan berpedoman pada kekurangan-
berpengaruh langsung kepada hasil belajar kekurangan yang ada agar diperoleh hasil
setelah diberikan tes akhir.Ini membuktikan yang lebih baik, (b) disarankan agar dapat
bahwa secara efektif metodeeksperimen menggunakan alat ukur yang akurat dalam
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. mendefinisikan dan mengukur sikap ilmiah
siswa dan prestasi belajar siswa tersebut,
PENUTUP dan (c) melakukan perluasan ruang lingkup
penelitian dengan memilih sampel yang
Simpulan lebih beragam agar dapat diperoleh hasil
Berdasarkan hasil penelitian dan yang lebih baik dan lebih kuat sehingga
pembahasan yang telah dilaksanakan, maka dapat mewakili cakupan yang lebih besar.
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan metode eksperimen dapat DAFTAR PUSTAKA
meningkatkan sikap ilmiah siswa di SD
Anitah, Sri. (2008). Strategi Pembelajaran di
Negeri Gugus II Taba Penanjung
SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Bengkulu Tengah.
2. Penerapan metodeeksperimen dapat Adrian. (2008). Metode Pembelajaran
meningkatkan prestasi belajar siswa di Eksperimen.http://himitsugalbu.wor
SD Negeri Gugus II Taba Penanjung dpress.com/2016/12/10/metode-
Bengkulu Tengah. eksperimen. Diakses pada tanggal 18
3. Penerapan metodeeksperimensecara Juli 2017.
efektif dapat meningkatkan prestasi Arikunto, Suharsimi. (2010). Penelitian
belajar siswa di SD Negeri Gugus II Taba Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Penanjung Bengkulu Tengah. Aksara.
Saran Azhar, Arsyad. (2009). Media Pembelajaran.
1). Disarankan pada guru sebagai pelaksana Jakarta: Rajawali Pers.
pembelajaran, dituntut untuk memiliki Bundu, Patta. (2006). Penilaian
pemahaman konsep pembelajaran yang Keterampilan Proses dan Sikap
utuh tentang metode pembelajaran seperti Ilmiah dalam Pembelajaran Sains-SD.
metode eksperimen, baik dalam hal Jakarta:Departemen Pendidikan
perencanaan, pelaksanaan maupun Nasional.
evaluasi. Pemahaman dan kemampuan yang
baik dalam pelaksanaan yang baik akan
menghasilkan output belajar yang baik pula,
139
DIADIK : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 7(2), 2017 ISSN 2089-483X

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Sumantri, Mulyani dan Permana, Johar.


Satuan Pendidikan SD. Jakarta: (1999). Strategi Belajar Mengajar.
Depdiknas. Jakarta: Proyek Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Dirjen Dikti
Djamarah, Syaiful Bahri. (2010). Strategi
Depdikbud.
Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta. Syah, Muhibbin. (2009). Psikologi Belajar.
Jakarta: PT Raja Grafindo.
Hanafiah, Nanang. (2012). Konsep Strategi
Pembelajaran. Bandung: Refika Wardhani, IGK. (2007). Penelitian Tindakan
Aditama. Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Kasbolah, Kasihani. (1998). Penelitian Winarni, Endang. W. (2009). Mengajar IPA
Tindakan Kelas. Malang: Depdikbud. Secara Bermakna. Bengkulu: UNIB
PRESS.
Muslich, Masnur. (2011). Melaksanakan
PTK (Penelitian Tindakan Kelas) itu
Mudah.Jakarta : Bumi Aksara.
Nurkencana, Wayan. (1993). Evaluasi
Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
Rusyan, Tabrani. (2011). Strategi
Pembelajaran.http//www.rismaeka.
wordpress.com diakses 02 april
2017.
Sagala, Syaiful. (2006). Konsep dan Makna
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Samatowa, Usman. (2006). Bagaimana
Membelajarkan IPA di Sekolah
Dasar. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi
Direktorat Ketenagaan.
Sanjaya, Wina. (2008). Strategi
Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Sarwono, Jonathan. (2006). Metode
Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif.Yogyakarta:Graha Ilmu.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2004).
Landasan Psikologi Proses
Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

140

You might also like