You are on page 1of 16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Sesuai dengan masalah dan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian,

maka jenis penelitian yang dilakukan tergolong kepada penelitian eksperimen.

Penelitian eksperimen adalah penelitian yang adanya perlakuan (treatment)

yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain

dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2009: 107). Pengertian lainnya,

penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksud untuk mengetahui

ada tidaknya akibat dari suatu yang dikenakan pada subjek selidiki. Dengan

kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan

sebab akibat. Penelitian eksperimen yang digunakan adalah penelitian Quasi

Experimental Design.
Quasi Experimental Design adalah suatu desain penelitian yang memiliki

kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol

variabel-variabel dari luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen

(Sugiyono, 2010: 14). Penelitian ini termasuk jenis quasi experimental design

karena tidak memungkinkan dilakukan penempatan kelompok mana yang

mendapat perlakuan dan kelompok mana yang menjadi kelompok pengendali.

B. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Posttest Only Design pada

design ini memungkinkan dilakukan penempatan kelompok mana yang

menjadi kelompok pengendali. Oleh kaerna itu untuk penempatan kelas

eksperimen dan kelas kontrol digunakanlah Posttest only design.


Tabel 5. Rancangan Penelitian Posttest Only Design

36
Group Treatment Posttest
Select Control Group No Treatment Posttest
Experimental Group Experimental Treatment Posttest
Sumber : Creswell (2012: 310)
Keterangan :
1. Memilih kelas kontrol (select control group), namun tidak diberi
perlakuan dengan model Snowball Throwing (ST) dan pada akhir
pembelajaran diberi Posttest.
2. Memilih kelas eksperimen (experimental group) diberikan perlakuan
model Snowball Throwing (ST) dan pada akhir pembelajaran diberi
Posttest.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi

Tabel 6. Jumlah Siswa Kelas V SDN 37 Anduring Kota Padang


Kelas Jumlah Siswa
VA 32 Orang
VB 32 Orang
Jumlah 64 Orang
Sumber: Guru Kelas V SDN 37 Anduring Kota Padang

Berdasarkan tabel di atas, populasi pada penelitian ini adalah seluruh

individu yang ada dikelas V SDN 37 Anduring Kota Padang tahun ajaran

2018/2019, yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas VA dan kelas VB. Jumlah

siswa pada kelas VA berjumlah 32 orang dan kelas VB berjumlah 32 orang.

Jumlah populasi penelitian adalah 64 orang.

2. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah anggota populasi.

Hal ini sesuai dengan teknik simple random sampling. Dikatakan simple

(sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan

secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu

(Sugiono, 2017: 120). Kelas V pada sekolah tersebut, terdiri dari 2 kelas,

lalu secara acak dipilih kelas yang menggunakan eksperimen dan kelas

37
kontrol. Setelah itu, setelah itu didapatkan bawah kelas yang satu untuk

kelas eksperimen dan kelas satu lagi untuk kelas kontrol.


Tabel 7. Hasil Uji Normalitas Populasi
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
KELAS
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
HASIL KELAS A 0,107 32 0,200 0,947 32 0,115
BELAJAR KELAS B 0,137 32 0,130 0,920 32 0,020

Berdasarkan hasil uji normalitas pada Tabel 7. maka nilai signifikan

pada kolom kolmogrov-sminorv adalah 0,200 pada kelas eksperimen dan

0,130 pada kelas kontrol lebih besar dari 0,070, sehingga dapat dikatakan

bahwa populasi Kelas VA dan VB terdistribusi dengan normal.

1. Uji Homogenitas.
Uji homogenitas tujuannya adalah untuk mengetahui apakah kelas

sampel mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas

data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji levene menggunakan

bantuan program SPSS.


Dengan kriteria jika nilai signifikansi (Sig.) Levene > 0,05 maka

data homogen. Sebaliknya, apabila nilai signifikansi (Sig.) Levene < 0,05

maka data tidak homogen.


Dengan kriteria jika nilai sig Lavene > 0,05 maka data homogen

dan sebaliknya. Data hasil uji homogenitas populasi dapat dilihat pada

Tabel 8 berikut:
Tabel 8. Hasil Uji Homogenitas
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3,393 1 62 0,070

Berdasarkan data pada Tabel 8, maka nilai signifikan yang

diperoleh adalah 0,070 lebih besar dari 0,05, sehingga dapat dikatakan

bahwa populasi kelas VA dan VB terdapat homogen.

38
D. Definisi Operasional
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:

61). Variabel dalam penelitian ini yaitu variabel terikat dan bebas.
1. Variabel
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian pada penelitian ini terdapat dua macam variabel, yaitu

variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), (Sugiyono, 2014: 39).
a. Variabel Bebas (Variabel Independen)

Variabel bebas menurut Sugiyono, (2015: 61) adalah “Variabel

yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau yang

menyebabkan timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian

ini yaitu menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball

Throwing (ST) pada kelas eksperimen dan pada kelas kontrol

menggunakan pembelajaran konvensional.

b. Variabel Terikat (Variabel Dependen)


Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2015: 61).

Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu hasil belajar siswa Kelas V

SDN 37 Anduring Kota Padang pada pembelajaran IPS.


2. Data
Data adalah segala bahan-bahan keterangan atau fakta yang sudah

dicatat (recorded). Data dalam penelitian ini terdiri atas:


a. Data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh

peneliti dari sumber utamanya. Data primer dalam penelitian adalah

39
tentang kemandirian dan hasil belajar IPS siswa yang diperoleh setelah

mengadakan eksperimen.
b. Data sekunder yaitu data yang telah tersusun dalam

bentuk dokumen-dokumen atau data yang telah diarsipkan. Data

sekunder dalam penelitian data nilai siswa Kelas V SDN 37 Anduring

Kota Padang tahun pelajaran 2018/2019.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2010: 102), “Instrumen Penelitian adalah suatu alat

yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.

Instrumen berguna sebagai alat pengumpul data dalam penelitian. Instrumen

dalam penelitan ini adalah tes hasil belajar, yang terlebih dahulu diuji validitas,

realibilitas, indeks kesukaran, dan daya beda soal.

1. Tes Akhir

a. Menyusun Tes
Tes yang disusun berbentuk objektif berdasarkan pokok bahasan

yang telah dipelajari. Tes tersebut berfungsi sebagi alat ukur, yaitu untuk

mengukur kompetensi strategis peserta didik terhadap materi yang telah

dipelajari. Dalam penyusunan tes tersebut dilakukan langkah-langkah:


1) Menentukan tujuan mengadakan tes yaitu untuk mengetahui

kompetensi strategis peserta didik


2) Membuat batasan terhadap materi pelajaran yang akan diujikan
3) Membuat kisi-kisi soal berdasarkan indikator-indikator kompetensi

strategis
4) Menyusun butir-butir soal
5) Menganalisis soal
b. Memvalidasi tes kepada tim ahli
Validitas adalah ukuran yang menunjukan tingkat kevalitan atau

kesahihan suatu instrumen. Menurut Sugiyono (2014: 173) menyatakan

40
bahwa, “Instrumen dikatakan valid jika dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur”. Validitas adalah ukuran yang

menunjukan tingkat kevaliditasan atau kesahihan suatu instrument. Uji

validitas yang digunakan yaitu uji validitas secara rasional yang meliputi

validitas konstruksi dan validitas isi. Validitas konstruksi adalah uji

validitas yang meminta pendapat para ahli tentang istrumen yang telah

disusun, mungkin para ahli memberikan keputusan: instrument dapat

digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak total.

Validitas isi adalah uji validitas dengan membandingkan isi instrument

dengan materi yang akan diajarkan. Menurut Arikunto (2013: 82) bahwa

“sebuah tes dikatakan memiliki validasi isi apabila mengukur tujuan

khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang

diberikan. Oleh karena itu, materi yang diajarkan tertera pada kurikulum,

maka validitas isi sering disebut validitas kurikuler”.


2. Uji Coba Tes
Hasil dari suatu penelitian adalah dapat dipercaya apabila data yang

digunakan betul-betul akurat atau sudah memiliki reliabilitas dan validitas

soal. Agar soal yang disusun itu memiliki kriteria soal yang baik, maka soal

tersebut perlu diuji coba terlebih dahulu di sekolah lain atau lokal lain.

Kemudian di analisis untuk mendapatkan soal mana yang memenuhi kriteria

yang baik.
3. Analisis Item
Setelah melakukan uji coba tes, maka dilakukan analisis soal tes untuk

mengetahui apakah soal dapat dipakai, direvisi, atau dibuang. Untuk

mengetahui hal di atas, maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:


a. Validitas

41
Validitas adalah ukuran yang menunjukan tingkat kevalitan atau

kesahihan suatu instrumen. Menurut Sugiyono (2014: 173) menyatakan

bahwa, “Instrumen dikatakan valid jika dapat digunakan untuk mengukur

apa yang seharusnya diukur”. Validitas adalah ukuran yang menunjukan

tingkat kevaliditasan atau kesahihan suatu instrument.


Untuk melihat validitas (kesahihan) instrument yang meliputi

kesahihan isi (content validity), kesahihan butir (construct validity).

Kesahihan ini dilakukan menggunakan rumus korelasi product moment,

menurut Arifin (2014: 254) yaitu :

Keterangan :
R = Koefisien korelasi variable X dan Y
∑X = Jumlah skor setiap item
∑Y = Jumlah skor total
N = Jumlah responden uji coba
∑XY = Jumlah hasil kali X dan Y

Penentuan kategori dari validitas instrument mengacu pada

pengklarifikasian validitas sebagai berikut :

Tabel 9. Interpretasi Koefisien Korelasi Validitas


No Interval Koefisien Keterangan
1 0,81 - 1.00 Sangat Tinggi
2 0,61 - 0,80 Tinggi
3 0,41 - 0,60 Cukup
4 0,21 - 0,40 Rendah
5 0,00 - 0,20 Sangat Rendah
Sumber : Arifin(2014: 257)

a. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran soal digunakan sebagai salah satu syarat

untuk menunjukan butir soal mudah, sedang atau sukar. Soal yang

42
baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.

Agar tes dapat digunakan secara luas, setiap soal harus diselidiki

tingkat kesukarannya. Indeks kesukaran soal adalah bentuk analisis

item yang berguna untuk memenuhi apakah suatu soal terlalu sukar

atau terlalu mudah. Menurut Arikunto (2013: 223) rumus yang

digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran yaitu: P =

Keterangan: P = Tingkat kesukaran


B = Jumlah siswa yang menjawab dengan benar.
Js = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Tabel 10. Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal


No. Tingkat Kesukaran Klasifikasi
1. 0,00-0,32 Sukar
2. 0,33-0,66 Sedang
3. 0,67-1,00 Mudah
Sumber : Purwanto, (2011: 101)

b. Daya Beda Soal

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk

membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi)

dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah) (Arikunto

2013: 226). Untuk menentukan daya pembeda soal pilihan ganda

digunakan rumus:

D=

Keterangan:
J = Jumlah peserta tes
JA = Banyaknya peserta kelompok atas

43
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab
soal itu dengan benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang
menjawab soal itu dengan benar

PA = = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab

benar

PB = = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab

benar (Arikunto, 2013: 228-229).

Indeks pembeda soal dapat diklasifikasikan seperti pada tabel


berikut:

Tabel 11. Klasifikasi Daya Pembeda Butir Soal


No. Daya Pembeda Klasifikasi
1. 0,00-0,20 Jelek
2. 0,21-0,40 Cukup
3. 0,41-1,70 Baik
4. 0,71-1,00 Baik Sekali
Sumber : Arikunto, (2013: 232)

c. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data.

Untuk menghitung reliabilitas tes yang dikemukakan oleh Arikunto

(2010: 231) yaitu:

r11 =
Keterangan:
= Reliabilitas instrumen

= Jumlah variansi skor tiap-tiap soal

Vt = Variansi total

44
= Banyak butir pertanyaan

Menurut Arikunto (2013: 117) “Dengan diperoleh koefisien

korelasi yakni baru diketahui tinggi rendahnya koefisien tersebut”.

Agar sempurna perhitungan reliabilitas, sebaliknya hasil tersebut

dikonsultasikan dengan tabel r Product Moment yaitu jika rHitung >

rTabel maka soal tersebut dikatakan reliabel atau jika rHitung <

rTabel maka soal tersebut dikatakan tidak reliabel

Tabel 12. Klasifikasi Indeks Reliabilitas Soal


No Interval Koefisien Keterangan
1 0,81 - 1.00 Sangat Tinggi
2 0,61 - 0,80 Tinggi
3 0,41 - 0,60 Cukup
4 0,21 - 0,40 Rendah
5 0,00 - 0,20 Sangat Rendah
Sumber : Arifin(2014: 257)

F. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pengumpulan data yang paling tepat, sehingga betul-betul didapat data yang

valid dan reliabel


Menurut Sugiyono (2015: 308) teknik pengumpulan data merupakan

langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari

penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan

data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data

yang ditetapkan.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai

berikut:
1. Observasi

45
Observasi ini peneliti lakukan sebagai teknik pengumpulan data tahap awal

sebelum melakukan penelitian. Observasi dilakukan sebanyak dua kali

dikelas A dan dua kali dikelas B pada pembelajaran IPS. Dalam melakukan

observasi kegiatan yang peneliti lakukan adalah mengamati proses

pembelajaran, dan meminta beberapa data yang peneliti perlukan seperti

data nilai siswa, dan KKM.


2. Tes
Dalam penelitian ini, tes yang akan digunakan adalah dalam bentuk

Posttest. Tes ini bertujuan untuk memperoleh data hasil belajar siswa kelas

VA dan VB SDN 37 Anduring Kota Padang. Jenis tes yang digunakan

berupa objektif .
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan kajian penelitian yang berhubungan dengan

kondisi pembelajaran dan hasil pembelajaran. Peneliti dapat mengumpulkan

data-data yang berhubungan dengan hasil belajar siswa seperti hasil tes

kemampuan dan lembar kerja.


Pada penelitian ini, teknik dokumentasi akan dilaksanakan pada penelitian

berupa pengambilan foto selama proses pembelajaran berlangsung saat

penelitian, dan kegiatan belajar siswa SDN 37 Anduring Kota Padang.

G. Prosedur Penelitian
Secara umum prosedur penelitian terdiri dari 3 tahap, yaitu: tahap

persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penilaian.

1. Tahap Persiapan
a. Melaksanakan observasi ke sekolah untuk melihat proses pembelajaran

yang diterapkan di dalam kelas. Observasi ke SDN 37Anduring Kota

Padang dilaksanakan pada Semester I tahun ajaran 2018/2019.

46
b. Menetapkan tempat dan jadwal penelitian. Penelitian akan dilaksanakan

pada semester II di SDN 37 Anduring Kota Padang dan akan

dilaksanakan selama 2 kali pertemuan pada Semester II Tahun Ajaran

2018/2019.
c. Mengumpulkan data nilai UTS IPS Semester I Kelas V SDN 37

Anduring Kota Padang.


d. Menentukan sampel penelitian sebagai kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Setelah diketahui bahwa populasi berdistribusi normal dan

homogen maka penarikan sampel yang dilakukan oleh peneliti yaitu

purposive sampling teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu. Berhubung Kelas V di SDN 37 Anduring Kota Padang hanya

ada dua kelas yaitu Kelas VA dan VB, maka sampel yang akan dipilih

yaitu Kelas VA dan VB. Sebagai kelas eksperimen Kelas VA SDN 37

Anduring Kota Padang dan siswa Kelas VB SDN 37 Anduring Kota

Padang sebagai kelas kontrol.


e. Merancang perangkat pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Untuk

kelas eksperimen dan kelas kontrol.


f. Membuat kisi-kisi soal uji coba.
g. Menyusun soal uji coba sesuai dengan kisi-kisi yang telah dibuat.
h. Melakukan validasi RPP, divalidasi oleh validator.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan penelitian akan dilaksanakan pada Februari Semester II

tahun ajaran 2018/2019. Jumlah pertemuan selama penelitian adalah tiga

kali pertemuan termasuk tes akhir. Pada kelas eksperimen peneliti akan

melaksanakan pembelajaran IPS dengan model kooperatif tipe Snowball

Throwing (ST). Sedangkan pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran

47
konvensional. Langkah-langkah pembelajaran pada kedua kelas tersebut

dapat dilihat pada Tabel 13 berikut:


Tabel 13. Langkah-Langkah Pembelajaran Pada Kedua Kelas
Kelas Eksperimen Dengan
Kelas Kontrol Dengan
No Model Kooperatif Tipe
Pembelajaran Konvensional
Snowball Throwing (ST)
A. Kegiatan Pendahuluan Kegiatan Pendahuluan
1. Guru mengecek 1. Guru mengecek kehadiran
kehadiran siswa dan kesiapan siswa dan kesiapan siswa.
siswa. 2. Guru membuka pelajaran
2. Guru membuka 3. Guru memberikan apersesi
pelajaran agar siswa lebih aktif dalam
3. Guru memberikan belajar.
apersesi agar siswa lebih 4. Guru menyampaikan tujuan
aktif dalam belajar. pembelajaran.
4. Guru
menyampaikan tujuan
pembelajaran.
B. Kegiatan Inti Kegiatan Inti
1. Menyajikan informasi 1. Guru menjelaskan
tentang materi pembelajaran materi pelajaran kepada
2. Memberikan informasi siswa.
kepada siswa tentang 2. Guru memberikan
prosedur pelaksanaan contoh soal.
pemebelajaran Snowball 3. Siswa diberi
Throwing (ST). latihan.
3. Membagi siswa dalam 4. Guru meminta
kelompok belajar yang terdiri siswa untuk menuliskan
dari 7 orang siswa. jawaban soal latihan di papan
4. Memanggil ketua kelompok tulis.
dan menjelaskan materi serta 5. Siswa di bawah
pembagian tugas kelompok. bimbingan guru
5. Meminta ketua kelompok mendiskusikan jawaban soal
kembali kekelompok masing- latihan yang telah dikerjakan
masing untuk mendiskusikan siswa.
tugas yang diberikan guru 6. Guru memberikan
dengan anggota kelompok. kesempatan kepada siswa
6. Memberikan selembar kertas untuk bertanya jika masih ada
kepada setiap kelompok dan yang belum dimengerti.
meminta kelompok tersebut
menulis pertanyaan sesuai
dengan materi yang
dikelaskan guru.
7. Meminta setiap kelompok
untuk meremukkan dan

48
Kelas Eksperimen Dengan
Kelas Kontrol Dengan
No Model Kooperatif Tipe
Pembelajaran Konvensional
Snowball Throwing (ST)
melemparkan pertanyaan
yang telah dituliskan pada
kertas pada kelompok lain.
8. Meminta setiap kelompok
menuliskan jawaban dari
kelompok lain pada kertas
kerja tersebut.
9. Guru meminta setiap
kelompok untuk
membacakan jawaban atas
pertanyaan yang diterima
dari kelompok lain.
C. Kegiatan Penutup Kegiatan Penutup
1. Siswa di bawah 1. Siswa di bawah
bimbingan guru bimbingan guru
menyimpulkan pembelajaran menyimpulkan materi yang
pada hari ini. sudah dipelajari.
2. Guru 2. Guru memberikan
memberikan beberapa soal beberapa soal untuk
untuk dikerjakan di rumah. dikerjakan dirumah.
3. Guru menutup 3. Guru menutup
pelajaran pelajaran

3. Tahap Penilaian

Setelah melakukan pembelajaran maka siswa diberi tes akhir atau

postes pada semester II tahun ajaran 2018/2019 pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Kemudian data dianalisis untuk menguji hipotesis.

H. Teknik Analisis Data

49
Teknik analisis data berguna untuk hasil belajar siswa pada kelas kontrol

dan kelas eksperimen digunakan statistika deskriptif dalam bentuk rata-rata dan

standar deviasi (nilai rata-rata yang diperoleh dibandingkan dengan nilai

ketuntasan). Membandingkan kelas kontrol dan kelas eksperimen digunakan

statiska inferensial dalam bentuk uji t. Sebelum uji t terlebih dahulu dilakukan

uji normalitas dan homogenitas.

1. Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah data

digunakan berdistribusi normal atau tidak. Pada perhitungan ini, peneliti

menggunakan Software SPSS, dalam melakukan uji normalitas untuk lebih

mengakuratkan data. Data berdistribusi normal apabila nilai signifikansi

lebih besar dari tingkat kesalahan pada taraf = 0,05 (Agus. 2003: 273).

2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas peneliti menggunakan program SPSS dengan

menggunakan uji Levene. Dengan kriteria jika nilai signifikansi (Sig.)

Levene 0,05 maka data homogen dan sebaliknya.

3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis bertujuan untuk melihat perbandingan apakah hasil

belajar IPS siswa Kelas V berbeda secara signifikan, dengan hipotesis

statistik:

50
: = Tidak terdapat pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar

IPS menggunakan model kooperatif tipe Snowball Throwing

(ST) pada kelas V SDN 37 Anduring Kota Padang .


: Terdapat pengaruh yang lebih baik dari penggunaann model

Snowball Throwing (ST) terhadap hasil belajar siswa kelas V

SD N 37 Anduring Kota Padang.

Dimana μ1 merupakan rata-rata hasil belajar IPS siswa kelas

eksperimen dan μ2 merupakan rata-rata hasil belajar IPS kelas kontrol.

Peneliti menggunakan uji t untuk pengujian hipotesis apabila data

berdistribusi normal dan mempunyai variansi homogen. Rumus uji t adalah

sebagai berikut:

t = dengan

Keterangan:
: Nilai rata-rata kelas eksperimen
: Nilai rata-rata kelas kontrol
: Variansi hasil belajar kelas eksperimen
: Variansi hasil belajar kelas kontrol
S : Simpangan baku

: Jumlah siswa kelas eksperimen


: Jumlah siswa kelas control
Keputusannya:

Terima H0 jika t < , dimana didapat dari daftar distribusi t


dengan dk = n1 + n2 – 2. Untuk harga t lainnya H0 ditolak (Sudjana,

2002: 39).

51

You might also like