You are on page 1of 8

1

ABSTRAK

Cinnamon atau yang lazim disebut kayu manis merupakan tanaman yang
banyak terdapat di daerah Asia Tenggara. Tanaman ini biasa dimanfaatkan kulit
kayu atau bark-nya karena memiliki aroma dan rasa yang khas. Di Indonesia,
spesies yang tumbuh adalah Cinnamonum sintok yang hanya dimanfaatkan bark-
nya saja. Buah dan biji kayu manis atau yang biasa disebut bud biasanya tidak
dimanfaatkan, padahal kandungan lemak dari biji kayu manis mencapai 33%.
Untuk memperoleh minyak biji kayu manis ini, dilakukan ekstraksi padat cair.
Metode yang digunakan untuk mengekstraksi minyak biji kayu manis ini
adalah metode ekstraksi Butt. Pertama-tama, buah kayu manis ini dikupas
sehingga kulit dan buah serta kernel bijinya dapat dipisah. Setelah dipisah,
keduanya dikeringkan di dalam oven untuk menghilangkan kandungan air di
dalamnya. Ekstraksi selanjutnya dilakukan menggunakan ekstraktor Butt selama 8
jam. Setiap beberapa jam sekali, bahan yang akan diekstrak digerus ulang agar
tidak saling menempel dan mengurangi luas permukaan kontak. Berat minyak
yang nantinya diperoleh dibandingkan dengan berat buah sehingga diperoleh
presentase minyak di dalam buah.
Hasil yang diperoleh dari percobaan ini adalah kadar minyak di dalam
kernel biji adalah 35,29% berat basah dan 36,69% berat kering. Sementara itu,
kadar minyak di dalam kulit dan buah adalah 22,81% berat basah dan 23,71%
berat kering. Hasil yang berbeda cukup jauh dengan literatur ini kemungkinan
disebabkan pelarut yang masih tercampur di dalam minyak karena lama
pengeringan setelah minyak yang telah distilasi kurang.

Kata kunci: cinnamon, Cinnamonum sintok, buah kayu manis, biji kayu manis,
ekstraksi.
2

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam percobaan ini, dilakukan ekstraksi minyak dari kernel biji serta
kulit dan buah kayu manis. Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi ini adalah n-
heksana. Pemilihan pelarut ini didasarkan kepada kepolaran pelarut dan minyak
yang keduanya bersifat nonpolar.
Ekstraksi padat-cair adalah salah satu metode yang digunakan dalam
pemrosesan pangan. Proses ini merupakan pengambilan bahan yang diinginkan
(solut) dari bahan makanan menggunakan pelarut (solvent) yang bisa melarutkan
solut. Hal ini melibatkan pencampuran bahan makanan dan pelarut bersama-sama,
baik dengan satu tahap maupun beberapa tahap selama beberapa waktu,
dilanjutkan dengan pemisahan kembali pelarut. Dalam selang waktu tersebut
terjadi perpindahan massa solut dari bahan makanan ke dalam pelarut (Fellows,
p153, 2000).
Padatan yang berada di dalam thimble akan mengalami kontak dengan n-
heksana yang terkondensasi. Kontak ini akan menyebabkan minyak di dalam
kernel biji serta kulit dan buah larut ke dalam n-heksana. Minyak dan pelarut ini
kemudian didistilasi untuk memisahkan minyak yang ingin diekstraksi dari
pelarut.
Distilasi merupakan metode pemisahan dua komponen yang saling
terlarut. Distilasi ini memungkinkan jika titik didih kedua komponen ini berbeda
secara signifikan (Harvey, p209, 2000). Dalam percobaan ini, titik didih n-
heksana adalah 68,730C (lihat Lampiran A) dan titik didih minyak kernel biji kayu
manis adalah 2460C (lihat Lampiran A untuk karakteristik trans-cinnamaldehyde,
komponen terbanyak di dalam minyak kayu manis). Karena perbedaan titik didih
yang jauh inilah, pemisahan menggunakan metode distilasi dapat dilakukan.

3.1 Perbandingan Kadar Minyak terhadap Berat Buah dan Biji


Hasil evaluasi perhitungan kadar minyak terhadap kernel biji adalah
35,29% berat basah dan 36,69% berat kering. Sementara itu, kadar minyak di
3

dalam kulit dan buah adalah 22,81% berat basah dan 23,71% berat kering. Data
dari literatur untuk kandungan minyak di dalam biji kayu manis adalah 33%
(Peter, p146, 2001).
Kandungan minyak yang diperoleh dari hasil percobaan ini lebih besar
dibandingkan dengan data literatur meskipun selama percobaan cukup banyak
minyak yang hilang akibat filtrasi, menempel di gelas kimia, dan proses-proses
lain selama percobaan. Selain itu, kadar minyak di dalam buah kayu manis pun
seharusnya berkurang karena menurut rule of thumb, dalam proses penyimpanan
kadar minyak dalam buah kayu manis berkurang 0,1% setiap bulannya (Peter,
p148, 2001). Praktikum kami dilaksanakan tiga minggu setelah praktikum
sebelumnya, jadi seharusnya kadar minyak buah kayu manis yang digunakan
dalam percobaan ini juga kurang dari 33%.
Kelebihan kadar minyak ini kemungkinan disebabkan oleh pelarut yang
belum seluruhnya hilang. Ketika didistilasi, pelarut yang menetes di labu bundar
sudah tidak ada, tetapi bau n-heksana masih kentara. Oleh karena itu, setelah
didistilasi, minyak sebaiknya diangin-anginkan cukup lama agar n-heksana yang
ada terbawa angin.

3.2 Karakteristik Minyak Hasil Ekstraksi


Minyak hasil ekstraksi kulit dan buah kayu manis berwarna coklat kotor
dan lebih pekat dibanding minyak hasil ekstraksi kernel. Warna coklat ini
kemungkinan berasal dari zat warna kulit dan buah kayu manis. Pengotor atau
impurities yang masih terdapat di dalam minyak ini diperkirakan akibat dari
penyaringan yang tidak sempurna. Proses penyaringan yang kami lakukan
menggunakan corong yang diberi kapas, sehingga hasil penyaringan yang
didapatkan pun kurang maksimal. Kemungkinan lainnya adalah pengotor berasal
dari potongan bahan yang sangat kecil yang tercampur di dalam minyak dan sulit
disaring jika hanya menggunakan penyaringan sederhana.
Sementara itu, minyak hasil ekstraksi kernel biji yang telah didistilasi
berwarna keruh. Hal ini disebabkan potongan kernel biji yang digunakan dalam
percobaan ini sangat halus. Akibatnya, pada saat penggantian kapas, ada beberapa
4

potongan bahan yang terjatuh dan mengotori campuran minyak dan pelarut.
Penyaringan pertama menggunakan corong yang diberi kapas memberikan hasil
yang kurang jernih. Karena itu, minyak dilarutkan kembali ke dalam n-heksan dan
disaring menggunakan kertas saring. Setelah itu, minyak dan n-heksan dipanaskan
di dalam oven agar n-heksan menguap. Setelah tahap tersebut dilaksanakan,
warna minyak lebih jernih tetapi minyak masih cukup encer karena masih
mengandung cukup banyak n-heksan.

3.3 Perbandingan Berat Inti Biji dan Daging Buah terhadap Total Buah
Perbandingan berat kernel biji terhadap total buah keseluruhan adalah
42,3% sedangkan perbandingan daging buah terhadap total buah adalah 57,7%.
Perbandingan kernel biji seharusnya lebih besar lagi karena dalam proses
pengupasan buah, terlihat banyak buah yang digunakan tidak memiliki kernel
yang bisa dipisahkan. Selain itu, pada saat pengupasan, kulit dan daging buah juga
banyak yang tertiup angin atau menempel di alat pemecah buah.
5

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.2 Saran (tambah-tambahin lagi yah)


Saran-saran untuk percobaan berikutnya adalah:
1. Filtrasi sebaiknya dilakukan menggunakan corong Buchner dalam
keadaan vakum agar perolehan minyak lebih jernih dan bebas
pengotor. Selain itu, jika filtrasi dilakukan menggunakan kertas
saring, banyak minyak yang terbuang karena kertas tersebut menyerap
minyak yang diinginkan.
2. Penggerusan bahan sebaiknya dilakukan secara optimal. Penggerusan
bahan yang terlalu halus akan membuat partikelnya mudah menempel
di kapas dan terjatuh sehingga mengotori minyak. Selain itu, partikel
yang terlalu halus menjadi cepat padat dan mengurangi luas
permukaan kontak sehingga harus beberapa kali diaduk agar ada udara
yang dapat lewat. Penggerusan bahan sebaiknya dilakukan salah satu
saja, menggunakan blender atau mortar. Dalam percobaan kami,
kernel biji kayu manis digerus menggunakan mortar sebelum
dikeringkan dan diblender lagi setelah dikeringkan. Akibatnya,
partikel yang diekstraksi menjadi terlalu halus dan berjatuhan ke
dalam minyak.
6

DAFTAR PUSTAKA

Lide, David R., ed. 2005. CRC Handbook of Chemistry and Physics, Internet
Version 2005. Boca Raton, FL: CRC Press.
Peter, K.V, ed. 2001. Handbook of Herbs and Spices. Boca Raton, FL: CRC
Press.
Fellows, P.J. 2000. Food Processing Technology, 2nd Edition. Boca Raton, FL:
CRC Press.
7

LAMPIRAN A
DATA LITERATUR

A.1 Data Fisik n-Heksana (sumber: Lide, David R., ed. 2005. CRC Handbook of
Chemistry and Physics, Internet Version 2005. Boca Raton, FL: CRC Press)
• Nama : Heksana
• Rumus Molekul : C6H14
• Berat Molekul : 86,175 gram/mol
• Titik leleh : -95,350C
• Titik didih : 85,730C
• Densitas : 0.6606 gram/mL

A.2 Data Fisik trans-Cinnamaldehyde (sumber: Lide, David R., ed. 2005. CRC
Handbook of Chemistry and Physics, Internet Version 2005. Boca Raton, FL:
CRC Press)
• Nama : trans-Cinnmaldehyde
• Rumus Molekul : C9H8O
• Berat Molekul : 132,159 gram/mol
• Titik leleh : -7,50C
• Titik didih : 2460C
• Densitas : 1,0497 gram/mL
8

LAMPIRAN B
CONTOH PERHITUNGAN

B.1 Persentase Kernel dari Buah Kayu Manis


% berat kernel = massa kernel / massa biji kering x 100%
= 9,1022 gr / 21,4282 gr x 100%
= 42,31 %

B.2 Kadar Minyak Kernel


% minyak dalam kernel = massa minyak / massa kernel x 100%
= (41,4444-38,2425) gr / 8,7259 gr x 100%
= 36,69 %

A.1 Kadar Minyak Kulit dan Buah


% minyak dalam buah = massa minyak/massa biji kering x 100%
= (38,6371-36,2817) / 9,9331 gr x 100%
= 23,71 %

You might also like