You are on page 1of 5

KERACUNAN KARBON MONOKSIDA

Perhatian
 Karbon monoksida adalah asfiksan respirasi yang berikatan dengan hemoglobin
dan myoglobin, yang akan mengurangi kemampuan darah mengangkut oksigen.
 Waktu paruh dalam tubuh adalah 5-6 jam
 Karbon monoksida memiliki afinitas dengan Hb 250kali lebih kuat dibandingkan
dengan oksigen; menyebabkan pergeseran kurva disosiasi kekiri, menghambat
pelepasan oksigen ke jaringan.
 Karbon monoksida berikatan dengan myoglobin dan membuatnya menjadi tidak
aktif (myoglobin otot jantung 3 kali lebih besar daripada myoglobin otot skelet).
Selama kondisi hipoksemia, myoglobin jantung menangkap gas CO lebih kuat
menyebabkan nekrosis myocardium dan menekan fungsinya.
 Karbon monoksida menyebabkan demyelisasi sel otak, dengan hasil otopsi
ditemukan adanya edema cerebral, nekrosis pada superfisial substansia putih, globus
pallidus, cerebrum dan hippokampus. Sekuele berupa keterlambatan neuropsikiatri
terjadi pada 40% kasus.
 Keracunan gas monoksida sulit untuk didiagnosis karena ada beberapa tanda dan
gejala patognomonis. Gejala ringan tidak spesifik, seperti sakit kepala, mual dan
muntah, pusing. Beberapa anggota keluarga dapat memberikan gejala yang sama pada
saat yang bersamaan seperti yang sering terjadi pada penyakit flu.

METABOLISME
 Karbon monoksida (gas buangan kendaraan, gas rumah tangga) tidak berwarna,
tidak berbau dan tidak berasa.
 Absorpsi melalui inhalasi dan kemudian tidak dimetabolisme; distribusi dalam
darah, eliminasi melalui paru dengan cara ekshalasi
 Berikatan dengan sistem sitokrom oksidase; berkompetisi dengan oksigen untuk
berikatan dengan sitokrom A3
 Sumber :
1. Endogen : CO adalah hasil degradasi dari hemoglobin dan komponen lain yang
mengandung hem :
a Kadar karboksihemoglobin (COHb) < 5% pada perokok dan < 10% pada
pasien bukan perokok
b. Pada wanita hamil kadar COHb bisa lebih dari 2-5%
c. Pada bayi normal kadar COHb dapat mencapai 4-5%
d. Pada anemia hemolitik kadarnya dapat mencapai 6%
2. Eksogen :
a Rokok : saat merokok, ujung batang rokok mengandung 2.5 kali lebih
banyak gas CO dari pada gas yang terhirup
b. Perokok seringkali memiliki kadar CO antara 4-10%
c. Kebakaran : menghirup udara dari kebakaran mengandung lebih dari 10%
gas CO (100 kali konsentrasi yang diperlukan untuk menyebabkan kadar
letal COHb)
d. Gas buangan kendaraan terdiri atas 8% CO, penumpang biasanya terpapar
CO karena tempat duduk yang terlalu dekat dengan sistem buangan
kendaraan
e. Metilen chloride pada zat penghilang cat, aerosol dan fumigant sangat
mudah diserap melalui kulit dan secara perlahan dimetabolisme menjadi
CO. Perhatikan bahwa waktu paruh COHb karena paparan metilen
chloride dua kali lebih besar daripada inhalasi.

PAPARAN AKUT
 Sistem Saraf Pusat : sakit kepala, neuropati perifer, penurunan
kesadaran, koma, kejang, edema cerebral, perubahan kepribadian dan perilaku,
ataksia, gangguan daya ingat
 Respirasi : dyspnue dan hyperpnue, bronkopneumonia dan edema
paru non kardiogenik
 Kardiovaskuler : angina, perubahan ST segmen, takikardi,
disritmia ventrikel, hipotensi, infark myokardial, heart block, jantung kongestif dan
henti jantung
 Ginjal : oligouria karena gagal ginjal akut, proteinuria,
myoglobinuria dan hematuria
 Sistem Hematologi : karboksihemoglobinemia, hipoksia jaringan,
polisitemia, anemia hemolitik, koagulasi intravaskuler diseminata, leukositosis
 Kulit : sionis lebih sering terjadi daripada cherry red
discolouration; bula
 Optamologi : perdarahan retina flame-shaped, penurunan
kemampuan visual, kebutaan kortikal, edema papil, skotoma
 Muskuloskeletal : rhabdomyolisis, myonekrosis, syndrome
kompartemen
Catatan : Analisa gas darah biasanya memberikan gambaran PaO2 normal karena PaO2
adalah jumlah oksigen yang terdisosiasi dalam darah arteri, bukan jumlah oksigen yang
berikatan dengan Hb. Banyak analis yang menghitung persentasi saturasi oksigen
berdasarkan PaO2. Penghitungan saturasi oksigen akan memberikan hasil yang jauh
berbeda bila dibandingkan dengan permeriksaan langsung dengan oksimeter. Perbedaan
saturasi adalah ciri khas dari keracunan gas CO
 Gejala sisa yang mungkin terjadi : gejala sisa berupa kelainan neuropsikiatri yang
muncul setelah 3 minggu sampai 3 bulan setelah terpapar karbon monoksida, terjadi
pada 40% kasus yang mengalami perbaikan:
1. Sakit kepala/pusing
2. Gangguan daya ingat
3. Perubahan kepribadian
4. Parkinsonisme

Penatalaksanaan di IRD
Penatalaksanaan berupa tindakan suportif dan pemberian terapi oksigen
 ABC
1. Lakukan evaluasi dan terapi suportif jalan nafas
2. Lakukan intubasi orotrakhea bila terjadi gangguan ventilasi dan oksigenasi
3. Berikan suplemen oksigen 100% melalui masker yang melekat erat ke wajah
Catatan : waktu paruh eliminasi COHb dalam serum bila bernafas dengan udara
bebas adalah 520 menit, berubah menjadi 80 menit bila bernafas dengan oksigen
100%. Terapi oksigen sebaiknya tidak dihentikan sampai gejala hilang dan kadar
COHb < 10%
4. Lakukan monitoring : EKG (menunjukkan gambaran sinus takikardi dan
perubahan segmen ST)
5. Pikirkan penggunaan natrium bikarbonat infus bila ada metabolik asidosis (pH
darah arteri < 7.1)
 Pemeriksaan Laboratorium
1. Rutin : Darah lengkap, glukosa, ureum/creatinin/elektrolit, analisa gas darah
dengan kadar COHb, EKG 12 lead
2. Sesuai dengan kondisi pasien : foto rontgen thoraks (pada cedera inhalasi yang
berat, aspirasi paru, bronkopneumonia dan edema paru)
 Terapi antidotum : Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Weaver, dkk (2002)
menunjukkan bahwa 3 buah terapi oksigen hiperbarik yang dilakukan dalam 24 jam
berhasil menurunkan resiko gejala sisa berupa kelainan kognitif dalam waktu 6
minggu dan 12 minggu setelah keracunan gas CO. Keuntungan dari terapi oksigen
hiperbarik adalah untuk mencegah kerusakan yang disebabkan oleh gas CO bukan
menghilangkan gas tersebut.

Disposisi
 Rujuk pasien untuk melakukan terapi oksigen hiperbarik dengan menghubungi
tempat-tempat lokal yang memiliki sarana terapi hiperbarik baik sipil maupun militer,
sesuai dengan protokol lokal :
1. Seluruh pasien yang pingsan, kelainan neurologis dan kelainan jantung dengan
peningkatan kadar COHb
2. Seluruh pasien dengan kadar COHb > 25%
3. Wanita hamil dengan kadar COHb > 10%
4. Iskemik myocardium
5. Gejala yang memburuk setelah pemberian terapi oksigen
6. Gejala yang menetap setelah terapi oksigen 100% selama 4 jam (termasuk
kelainan test psikometer dan takikardia)
7. Neonatus
Catatan : Dengan terapi oksigen hiperbarik, waktu paruh eliminasi CO berkurang
menjadi 23 menit, kecuali bila terapi dilakukan dalam seting militer, sulit sekali untuk
melakukan terapi yang adekuat untuk memperoleh pengurangan waktu paruh
 Rawat pasien di ruangan penyakit dalam bila kadar COHb < 20%, berikan
oksigen aliran tinggi 15L/ menit melalui masker minimal 4 jam sampai kadar COHb
kembali ke normal
 Pasien yang tanpa gejala dengan kadar COHb < 20% jarang sekali mengalami
komplikasi dan dapat dipulangkan dari emergency departemen dengan nasihat untuk
segera mencari pertolongan medis bila muncul gejala sebagai berikut :
1. Kesulitan untuk bernafas atau sesak
2. Nyeri dada atau rasa berat didada
3. Kesulitan untuk mengkoordinasikan tangan dan kaki
4. Gangguan daya ingat
5. Sakit kepala atau pusing yang berkepanjangan
 Pasien yang dipulangkan harus dirujuk kebagian psikiatri untuk melakukan
screening neuropsikiatri karbon monoksida untuk mendeteksi deterioration
 Pasien harus diberitahu untuk tidak merokok selama 72 jam

You might also like