You are on page 1of 24

STRATEGI MENINGKATKAN LOYALITAS MELALUI KEPUASAN

PELANGGAN
(Studi Kasus: Produk Kartu Seluler PraBayar Mentari-Indosat Wilayah Semarang)

Oleh :
Ari Wijayanti

Program Studi Magister Manajemen


Universitas Diponegoro

ABSTRACT

In marketing, there is no doubt that customer loyalty is essential. Marketers will


always try to keep their customers last or even forever if it’s possible. Therefore, this
research tries to exam the factors impacting on customer loyalty. The predicted factors
are: service quality, product quality, price, switching cost and customer satisfaction.
Data about those variable was collected by conducting interviews with questionnaire to
135 respondents. The data then were being analyzed using structural Equation Modeling
(SEM) Method.
With SEM method to test the hypothesis, the result shows that service quality have
a positive impact on customer satisfaction, product quality have a positive impact on
customer satisfaction, product price have a positive impact on the customer satisfaction,
customer satisfaction have a positive impact on switching cost, switching cost have a
positive impact on customer loyalty. There are some implications that can be suggested
from this research, loyalty can be increased by increasing satisfaction and switching
cost, i.e.: formulate a competitive price suitable for the service and the product quality
and customer sacrifice, improving the product quality by enhancing the physical
performance by enlarging the service area; by adding more BTS to provide stronger
signal; add more distribution agent. Service quality can be improved by being more
responsive and giving quicker services; by establishing better technology to support
better product quality, accuracy of services and faster handling so that they can give
customer oriented services. In order to increase the switching cost, it can be conducted
by enlarging the coverage area, giving some additional services, simplify the new
account number registration, and join with other company to get other facility for
Mentari’s customer.

Keywords : service quality, product quality, price, switching cost, customer


satisfaction, loyalty

PENDAHULUAN untuk melakukan switching (berpindah


Pentingnya loyalitas pelanggan merek), menjadi strong word of mouth
dalam pemasaran tidak diragukan lagi. (Bowen & Chen, 2001; Rowley &
Pemasar sangat mengharapkan dapat Dawes, 2000; Hallowell, 1996 dalam
mempertahankan pelanggannya dalam Darsono, 2004).
jangka panjang, bahkan jika mungkin Seorang pelanggan yang loyal
untuk selamanya. Usaha ini akan akan mengurangi usaha mencari
mendatangkan sukses besar dalam pelanggan baru, memberikan umpan
jangka panjang. Pelanggan yang loyal balik positif kepada organisasi. Selain
mempunyai kecenderungan lebih rendah itu ada keyakinan yang kuat bahwa

1
loyalitas memiliki hubungan dengan terhadap suatu jenis produk akan
profitabilitas (Hallowell,1996; Rowley menimbulkan kebosanan yang pada
& Dawes,1999 dalam Darsono 2004). akhirnya mendorong perilaku mencari
Penurunan tersebut berasal dari variasi sebagai faktor yang berpengaruh
penurunan marketing costs, serta terhadap perpindahan merek.
peningkatan penjualan. Aydin & Ozer Obyek penelitian yang diambil
(2005), menyatakan bahwa perusahaan dalam kajian ini adalah jasa
telekomunikasi kehilangan 2-4 % telekomunikasi terutama industri seluler
pelanggan mereka per bulan, pelanggan dengan penggunaan kartu prabayar
yang tidak setia akan mengurangi jutaan Mentari dari Indosat. Menurut Rukmana
pendapatan dan keuntungan yang (2006), menjelaskan bahwa
diperoleh. Oleh karena itu alternatif perkembangan telekomunikasi sangat
yang lebih baik adalah melakukan pesat dengan ditunjukkan dengan
berbagai upaya untuk mempertahankan adanya peningkatan jumlah pengguna
pasar yang sudah ada, salah satunya jasa telekomunikasi (JASTEL), sejak
adalah melalui usaha meningkatkan tahun 1991 hingga 2001, jumlah
kesetiaan pelanggan. pengguna jastel di dunia mengalami
Loyalitas pelanggan dalam peningkatan 3 kali lipat. Perkembangan
tahap afektif menyatakan bahwa pesat tersebut mendorong semakin
antecedent dari loyalitas adalah banyaknya pihak-pihak yang ingin turut
kepuasan. Namun masih ada berkecimpung di dalamnya. Di
pertentangan mengenai hal ini. Rowley Indonesia, dari sisi jumlah pengguna
& Dawes (1997) seperti yang dijelaskan terdapat peningkatan yang cukup berarti
oleh Darsono (2004) menyatakan bahwa dari tahun ke tahun. Melesatnya
hubungan antara kepuasan dengan pertumbuhan industri seluler melampaui
loyalitas tidak jelas. Buktinya Strauss & pertumbuhan pelanggan telepon tetap.
Neugaus (1997) seperti yang dijelaskan Persaingan yang tajam ini membuat para
oleh Darsono (2004) menemukan bahwa pemain di industri seluler sekarang tidak
sejumlah pelanggan yang bisa mengandalkan kekuatan teknologi
mengekspresikan kepuasan masih saja. Keunggulan fitur teknologi hanya
berpindah merek. Hal ini mendorong akan mendatangkan kemenangan sesaat,
penulis untuk meneliti lagi mengenai karena pemain pesaing pun akan
variabel ini dalam hubungannya dengan melakukan hal yang sama. Kemenangan
loyalitas pelanggan. Demikian halnya yang langggeng bisa diraih bila
dengan kaitan perpindahan merek yang perusahaan mampu meraih customer
dilakukan oleh pelanggan dengan base yang besar.
loyalitas pelanggan. Dikenal pula Dalam survey yang dilakukan
dengan switching cost yaitu biaya yang oleh Frontier Consulting Group, dalam
dikeluarkan oleh pelanggan jika Majalah Marketing, Februari 2007,
berpindah ke operator lain. Masih menentukan Top Brand Index (TBI)
terdapat perbedaan pendapat antara para yang terbentuk dari rata-rata nilai mind
peneliti. Penelitian yang dilakukan oleh share, market share, commitment share.
Griffin (1995) menunjukkan adanya Mind share(Top of Mind-TOM) merujuk
kepastian bahwa pembelian berulang pada merk yang pertama kali muncul di
yang merupakan perilaku setia (loyalty benak konsumen ketika berbicara
behaviour) akan meningkatkan retensi kategori tertentu. Market share (Last
pelanggan. Berbeda dengan penelitian Usage) dilihat dari merek-merek yang
yang dilakukan oleh Feinberg (1992) terakhir dipergunakan responden.
serta Van Trijp, Hoyer dan Inman Komponen terakhir dari top brand
(1996), dimana pembelian berulang adalah commitment share atau future

2
intention yang merupakan cerminan kebutuhan dan keinginan pelanggan
keinginan konsumen untuk serta ketepatan penyampaiannya untuk
mengkonsumsi di masa datang. Dari mengimbangi harapan pelanggan. Ada
hasil survey menunjukkan bahwa Kartu dua faktor yang mempengaruhi kualitas
prabayar Mentari Indosat masih dibawah jasa yaitu jasa yang diharapkan
dari Simpati-Telkomsel. (expected service) dan jasa yang
dirasakan (perceived service). Kualitas
Tabel 1.2 harus dimulai dari kebutuhan pelanggan
Top Brand Index Kartu Seluler dan berakhir pada persepsi pelanggan.
Pra bayar Hal ini berarti citra kualitas yang baik
Merek 2006 2007 2008 bukanlah berdasarkan sudut pandang
% % % atau persepsi penyedia jasa melainkan
Simpati TOM 36,6 41,7 dari sudut pandang atau persepsi
Last pelanggan. Baik buruknya kualitas
42,3 38,4
Usage pelayanan jasa menjadi tanggung jawab
Future seluruh bagian organisasi perusahaan.
Intentio 42,9 42,4
Oleh sebab itu, baik tidaknya kualitas
n
TBI 40,6 40,8 36,1 jasa tergantung pada kemampuan
Mentari TOM 32,1 24,4 penyedia jasa dalam memenuhi harapan
Last pelanggannya secara konsisten
25,0 19,2 (Tjiptono, 2005). Gefen (2002) juga
Usage
Future berpendapat kualitas pelayanan sebagai
Intentio 24,5 19,7 perbandingan subyektif yang dibuat
n konsumen antara kualitas pelayanan
TBI 27,2 21,1 17,8 yang diterima dan apa yang didapatkan
Sumber : Marketing, Februari 2007 dan secara aktual.
2008 Dalam penelitian Hellier (2002)
Oleh karena itu penelitian ini menyatakan bahwa kualitas layanan
ingin menguji faktor-faktor yang hanya memiliki sedikit pengaruh
mempengaruhi loyalitas pelanggan. terhadap kepuasan pelanggan. Hal ini
Faktor-faktor tersebut adalah: kualitas didukung oleh Powpaka (1996) dalam
layanan, kualitas produk, harga, Hellier (2002) bahwa standart tinggi
switching cost dan kepuasan pelanggan. kualitas layanan merupakan hal yang
Hal ini perlu dilakukan mengingat bisnis penting tapi tidak cukup untuk
telekomunikasi semakin mnggiurkan meningkatkan kepuasan pelanggan
dan semakin banyaknya pesaing yang secara keseluruhan.
memasuk bisnis ini. Hal yang berbeda disampaikan
oleh peneliti lain misalnya bahwa
TELAAH PUSTAKA DAN kualitas jasa harus dimulai dari
PENGEMBANGAN MODEL kebutuhan pelanggan dan berakhir
Kualitas Layanan terhadap Kepuasan dengan kepuasan pelanggan serta
Pelanggan persepsi positif terhadap kualitas jasa
Dalam Tjiptono (2005) (Kotler 2000 dalam Tjiptono, 2005).
menyatakan bahwa Lewis & Booms Parasuraman (1985) menyatakan
(1983) merupakan pakar yang pertama kepuasan pelanggan merupakan hasil
kali mendefinisikan kualitas jasa sebagai dari persepsi pembeli mengenai kualitas
ukuran seberapa bagus tingkat layanan pelayanan.
yang diberikan mampu sesuai dengan
ekspektasi pelanggan. Berdasarkan Hubungan antara kualitas
definisi ini, kualitas jasa bisa pelayanann dan kepuasan secara luas
diwujudkan melalui pemenuhan didokumentasikan dalam literatur

3
terutama pemasaran, hubungan tersebut yang tinggi menciptakan keunggulan
secara teoritis maupun empiris adalah bersaing yang bertahan lama. Oleh
positif seperti yang telah diteliti oleh karena itu kualitas digambarkan oleh
Sonderlund (1988). Secara teoritis Feigenbaum (dalam Reeves dan Bednar,
ketika pelayanan yang diberikan mampu 1994) sebagai faktor penting yang
memenuhi atau melampaui pengharapan mendorong pertumbuhan ekonomis
atau ekpetasi pelanggan maka pelanggan perusahaan-perusahaan di manapun di
tersebut merasa puas (Andreaseen dan dunia ini dalam konteks pasar global.
Lindestad, 1998 dan Parasuraman et al, Naser et al (1999) mengatakan
1988). bahwa kepuasan pelanggan sangat
Secara empiris banyak penelitian dengan tergantung pada bagaimana tingkat
latar belakang sampel yang berbeda- kualitas produk yang ditawarkan,
beda telah membuktikan bahwa kualitas namun sayangnya Naser et al (1999)
pelayanan dan kepuasan pelanggan mencatat kurangnya perhatian pada
bersifat positif. Sivadas (2000) & hubungan antara kualitas produk dengan
Selnes (1993) juga membuktikan kepuasan pelanggan dalam konteks
kualitas pelayanan mempengaruhi perusahaan jasa. Penelitian Naser
kepuasan, sehingga dikembangkan (1999) menunjukkan bahwa atribut-
hipotesa selanjutnya sebagai berikut: atribut produk mempengaruhi kepuasan
H1 : Kualitas layanan berpengaruh nasabah. Sedangkan penelitian Selnes
positif terhadap kepuasan pelanggan (1993) menunjukkan bahwa kinerja
produk sebagaimana dipersepsikan
Kualitas produk terhadap Kepuasan pelanggan mempengaruhi kepuasan
Pelanggan pelanggan. Sementara hasil penelitian
Konsep produk ini lebih Andreassen dan Lindestad (1998)
cenderung mengacu pada kualitas membuktikan bahwa kualitas produk
produk dan merk. Selnes (1993) diukur dari persepsi pelanggan atas
mendefinisikan konsep produk yang tingkat kerusakan suatu produk
berkaitan dengan reputasi produk mempengaruhi tingkat kepuasan.
sebagai persepsi dari kualitas Berdasarkan uraian diatas didapatkan
barang/jasa yang berhubungan dengan hipotesa sebagai berikut:
nama produknya. Kualitas produk H2 : Kualitas produk berpengaruh
adalah segala sesuatu yang memiliki positif terhadap kepuasan pelanggan
nilai di pasar sasaran (target market)
dimana kemampuannya memberikan Harga terhadap Kepuasan Pelanggan
manfaat dan kepuasan, termasuk hal ini Harga yang dimaksud bukanlah
adalah benda, jasa, organisasi, tempat, harga dalam bentuk nominal namun
orang dan ide. Dalam hal ini perusahaan lebih cenderung diarahkan pada elemen-
memusatkan perhatian mereka pada elemen program pemasaran seperti
usaha untuk menghasilkan produk yang harga jual produk, diskon dan system
unggul dan terus menyempurnakan. pembayaran yang diterapkan kepada
Produk yang berkualitas tinggi pengguna produk. Bagi pelanggan
merupakan salah satu kunci sukses harga merupakan hal yang penting
perusahaan. Memperbaiki kualitas karena mampu membuat pelanggan dari
produk ataupun jasa merupakan pasar industri memperoleh keuntungan.
tantangan yang penting bagi perusahaan Biong (1993) mengutarakan bahwa
bersaing di pasar global. Perbaikan produk yang mampu memberikan
kualitas produk akan mengurangi biaya keuntungan, harga jual yang kompetitif
dan meningkatkan keunggulan bersaing, dan skema pembayaran yang lunak akan
bahkan lebih jauh lagi, kualitas produk

4
memungkinkan pengguna memperoleh perusahaan, sehingga kepuasan
margin keuntungan yang lebih tinggi. pelanggan merupakan salah satu elemen
Harga merupakan faktor ekstrinsik penting dalam peningkatan kinerja
sebagai fungsi pengganti kualitas ketika pemasaran dalam suatu perusahaan atau
pelanggan tidak memiliki informasi organisasi.
yang cukup mengenai atribut intrinsik Kepuasan yang dirasakan oleh
sehingga pelanggan menggunakan harga pelanggan dapat meningkatkan
untuk menduga kualitas ketika hanya intensitas membeli dari pelanggan
hargalah yang diketahui. Namun ketika tersebut (Assael, 1995). Dengan
kualitas produk secara intrinsik terciptanya tingkat kepuasan pelanggan
diketahui maka dugaan ini kurang yang optimal maka mendorong
meyakinkan (Zeithaml, 1988). terciptanya loyalitas di benak pelanggan
Chapman (1986); Mazumdar (1986); yang merasa puas tadi. Loyalitas
Monroe dan Krishnan (1985) dalam pelanggan dipandang sebagai kekuatan
Zeithaml (1988) menyatakan bahwa hubungan antara sikap relatif seseorang
harga adalah pengorbanan pelanggan dan bisnis berulang. Hubungan ini
untuk mendapatkan produk atau jasa dipandang karena dijembatani oleh
yang diinginkan. norma-norma sosial dan faktor-faktor
Zhang (2001) menyatakan situasional.
bahwa persaingan membuat dunia usaha Hubungan kepuasan dengan loyalitas
berusaha untuk memuaskan kebutuhan tidak bersifat linier, seperti yang
pelanggan dengan harga yang rendah. dibayangkan oleh pemasar. Seperti
Abdul-Muhmin (2002), membuktikan yang dinyatakan oleh Rowley & Dawes
bahwa variabel harga memiliki pengaruh (1999) bahwa hubungan antara kepuasan
positif terhadap kepuasan pelanggan. dengan loyalitas tidak jelas, buktinya
Berdasarkan hal tersebut maka diajukan penelitian yang dilakukan oleh Strauss
hipotesa sebagai berikut: & Neuhaus (1997) menemukan bahwa
sejumlah pelanggan yang
H3 : Harga berpengaruh positif
mengeskpresikan kepuasan, masih juga
terhadap kepuasan pelanggan
berpindah merk. Sejumlah pelanggan
yang tidak puas, justru tidak berpindah
Kepuasan Pelanggan terhadap
merek. Pendapat yang sama
Loyalitas Pelanggan
dikemukakan oleh Ruyten & Bloemer
Kepuasan yang dirasakan oleh
(1999); Soderlund (1998) bahwa
pelanggan mempunyai konsekuensi
kepuasan mempunyai asosiasi positif
perilaku berupa komplain dan loyalitas
dengan loyalitas, tetapi dengan catatan
pelanggan, sehingga apabila organisasi
peningkatan kepuasan tidak selalu
atau perusahaan dapat memperhatikan
menghasilkan peningkatan loyalitas
segala hal yang dapat membentuk
dalam derajat yang sama (Soderlund,
kepuasan pelanggan, maka kepuasan
1998). Oleh karena itu, hubungan antara
yang dirasakan oleh pelanggan secara
kepuasan dengan loyalitas tidak bersifat
keseluruhan akan terbentuk. Di mana
linier, sehingga pelanggan yang puas
kepuasan keseluruhan didefinisikan
pun masih dapat berpindah merek (Jones
sebagai pernyataan afektif tentang reaksi
& Sassen, 1995). Oliva et al (1992)
emosional terhadap pengalaman atas
menyatakan bahwa hubungan antara
produk atau jasa, yang dipengaruhi oleh
kepuasan pelanggan dan loyalitas
kepuasan pelanggan terhadap produk
pelanggan adalah non linier. Anderson
tersebut dan dengan informasi yang
dan Mital (2000) menyatakan bahwa
digunakan untuk memilih produk.
hubungan antara kepuasan pelanggan
Kepuasan konsumen atau pelanggan
merupakan suatu darah kehidupan setiap

5
dan customer retention asimetric dan Loyalitas pelanggan
non linier.
Kesetiaan pelanggan adalah aset
O’Malley (1998) mengingatkan
yang bernilai strategik, maka peneliti
pemasar bahwa hubungan kepuasan
perilaku konsumen tertarik untuk
dengan loyalitas tidak bersifat linier,
mengembangkan dan memformulasikan
akibatnya penggunaan promosi sebagai
konsep beserta pengukurannya. Masalah
salah satu bentuk reward terhadap
pokok yang timbul bagi para peneliti
pelanggan yang loyal berbahaya.
adalah bagaimana mendefinisikan istilah
Bahayanya adalah pemasar mungkin
kesetiaan, apakah istilah tersebut
akan terjebak pada lingkaran promosi,
dikaitkan dengan perilaku konsumen
begitu insentif dihilangkan pemasar,
ataukah sikap konsumen. Pada awal
konsumen juga tidak akan menemukan
perkembangannya kesetiaan pelanggan
alasan untuk melakukan pembelian
lebih dikaitkan dengan perilaku. Ini
ulang. Loyalitas mendapat kritikan
dapat dilihat dari teori belajar tradisional
karena meskipun pelanggan puas dengan
(Classical dan Instrumental
pelayanan mereka akan melanjutkan
Conditioning) yang cenderung melihat
perpindahan karena mereka percaya
kesetiaan dari aspek perilaku. konsumen
mereka akan mendapatkan nilai yang
dianggap mempunyai kesetiaan terhadap
lebih bagus, nyaman dan kualitas.
suatu merk tertentu jika ia telah membeli
Kepuasan penting tapi merupakan
merk yang sama tersebut sebanyak tiga
indikator loyalitas yang tidak cukup
kali berturut-turut. Kendalanya adalah
akurat. Dengan kata lain kita memiliki
kesulitan dalam membedakan antara
kepuasan tanpa loyalitas, tapi sulit untuk
yang benar-benar setia dengan yang
memiliki loyalitas tanpa kepuasan.
palsu meskipun perilakunya sama.
Pada penelitian yang lain
Hampir sama dengan konsep
disebutkan bahwa kepuasan pelanggan
kesetiaan dari teori belajar tradisional,
berpengaruh positif terhadap loyalitas
Jacoby dan Keyner dalam Dharmesta
pelanggan misalnya, penelitian Selness
(1999)mendefinisikan kesetiaan
(1993) pada 1062 perusahaan yang
pelanggan sebagai berikut: “Brand
terdiri dari perusahaan telepon, asuransi,
loyalty is : (1) the biased (i.e. non
universitas dan supplier ikan salmon.
random), (2) behavioral responses (i.e.
Dalam Koskela (2002) menyatakan
purchase), (3) expressed over time, (4)
bahwa kepuasan pelanggan dan loyalitas
by some decision making unit, (5) with
pelanggan telah menjadi fokus peneliti
respect to one or more alternative
seperti Fornell (1992). Mcllroy dan
brands out of set of such brands and is
Barnett (2000) menyatakan bahwa
(6) a function of psychological (e.i.
konsep penting yang harus
decision makingevaluative) processes”.
dipertimbangkan ketika membangun
Berdasarkan definisi tersebut,
program loyalitas adalah kepuasan
terdapat empat unsur karakteristik
pelanggan. Kepuasan diukur dari sebaik
pelanggan.
apa harapan pelanggan dipenuhi.
Sedangkan loyalitas pelanggan adalah
1. Kesetiaan pelanggan
ukuran semau apa pelanggan melakukan dipandang sebagai kejadian non
pembelian lagi random. Maksudnya adalah
Dengan adanya research gap diatas apabila pelanggan mengetahui
maka hipotesa yang diajukan adalah: manfaat dari merk-merk tertentu
H4 : Kepuasan pelanggan dan manfaat ini sesuai dengan
berpengaruh positif terhadap kebutuhannya, maka dapat
loyalitas pelanggan dipastikan ia akan setia terhadap
merk tersebut.

6
2. Kesetiaan terhadap merk segi validitas akan lebih baik, terutama
merupakan respon perilaku yang dapat digunakan untuk memprediksi
ditunjukkan sepanjang waktu apakah kesetiaan yang terlihat dari
selama memungkinkan. Respon perilaku pembelian ulang terjadi karena
perilaku ini menggambarkan memang sikapnya yang positif (senang)
adanya komitmen atau terhadap produk tersebut ataukah hanya
keterlibatan terhadap merk karena situasi tertentu yang
tertentu sepanjang waktu. Dalam memaksanya (spurious loyalty). Kedua,
hal ini apabila konsumen memungkinkan pemasar melakukan
memandang merk tersebut identifikasi terhadap faktor yang dapat
memiliki arti penting bagi dirinya, menguatkan atau melemahkan konsisten
biasanya jenis produk yang kesetiaan.
berhubungan dengan konsep diri, Loyalitas akan berkembang
maka kesetiaan akan menjadi mengikuti tiga tahap yaitu tahap
lebih kuat. kognitif, afektif, dan konatif. Konsumen
3. Kesetiaan terhadap merk akan loyal lebih dulu pada aspek
dikarakteristikkan dengan adanya kognitifnya, kemudian aspek afektif dan
proses pengambilan keputusan akhirnya pada aspek konatif (Oskamp,
yang melibatkan alternatif- 1991 seperti yang dikutip Dharmmesta,
alternatif merk yang tersedia. 1999).
Konsumen memiliki looked set, 1. Cognitive
yaitu merk-merk tertentu yang Dalam hal ini unsur-unsur dari
turut diperhitungkan berkaitan aspek kognitif yang berupa pikiran dan
dengan keputusan pembelian. segala proses yang terjadi di dalamnya
Dengan demikian tidak menutup yang mencakup accesibility, confidence,
kemungkinan konsumen akan centrality dan kejelasan mengenai sikap
setia terhadap lebih dari satu merk terhadap suatu produk akan berpengaruh
dalam satu jenis produk. terhadap kesetiaan pelanggan.
4. Kesetiaan terhadap merk Pelanggan yang dapat mengingat
melibatkan fungsi dari proses- dengan mudah nama produk dan yakin
proses psikologis yang bahwa produknya sesuai dengan sistem
menunjukkan bahwa ketika nilai yang dianutnya akan cenderung
pelanggan setia terhadap merk- lebih bersikap positif dan hal ini penting
merk tertentu, pelanggan secara sekali bagi terbentuknya kesetiaan
aktif akan memilih merk, terlibat pelanggan.
dengan merk dan 2. Affective
mengembangkan sikap positif Kondisi emosional (perasaan)
terhadap merk. pelanggan yang merupakan komponen
Kini konsep kesetiaan dari sikap akan membentuk kesetiaan
pelanggan yang dalam perkembangan pelanggan. Aspek dari perasaan ini
awalnya lebih menitik beratkan pada meliputi emosi suasana hati dan
aspek perilaku, dikembangkan lebih luas kepuasaan yang didapatkan setelah
lagi dengan melibatkan dimensi sikap menggunakan produk akan membentuk
dan perilaku. Konsep ini dikembangkan kesetiaan pelanggan.
oleh Dick dan Basu (1994) kesetiaan 3. Conative
dipandang sebagai hubungan erat antara Kondisi merupakan
sikap relatif dengan perilaku pembelian kecenderungan yang ada pada pelanggan
ulang. Pandangan yang mendasarkan untuk melakukan tindakan tertentu. Ada
hubungan antara sikap perilaku ini amat tiga faktor yang mempengaruhi
bermanfaat bagi pemasar. Pertama, dari kecenderungan pelanggan untuk

7
berperilaku yang menunjukkan Aydin dan Ozer (2004)
kesetiaan terhadap suatu merk yaitu menyatakan Switching cost adalah
biaya peralihan, harapan dan sunk cost. penjumlahan dari biaya ekonomis,
Selain itu norma- norma sosial dan psikologis dan fisik. Biaya ekonomis
faktor situasional turut berpengaruh atau financial switching cost adalah
terhadap kesetiaan pelanggan. Norma- sunk cost yang kelihatan ketika
norma pelanggan mengubah mereknya, sebagai
sosial berisi batasan tentang apa yang contoh yaitu biaya menutup provider
boleh dan tidak boleh dilakukan lama dan membuka account untuk
pelanggan yang berasal dari lingkungan provider baru. Switching cost berawal
sosialnya (teman, keluarga, tetangga dan dari proses pengambilan keputusan
lain-lain) memiliki pengaruh yang kuat membeli dari pelanggan dan
dalam pembentukan kesetiaan implementasi dari keputusannya
pelanggan. Seorang pelanggan dapat tersebut. Dimana proses pembelian
dengan tiba-tiba menghentikan berisi tahap sebagai berikut:
pembelian ulang suatu merk tertentu 1. Need recognition
atau enggan menyampaikan aspek 2. Information search
positif dari merk tertentu karena teman 3. Evaluation of alternatives
dekatnya kurang menerima merk 4. Purchase desicion
tersebut. Sedangkan faktor situasional 5. Post purchase behaviour
yang merupakan kondisi yang relatif Sebagai contoh, jika pelanggan
sulit dikendalikan oleh pemasar dalam berharap mengganti operator telepon
kondisi mereka, maka mereka harus melakukan
tertentu memiliki pengaruh yang cukup evaluasi terhadap alternatif pilihan
besar. Konsep kesetiaan pelanggan penggantinya yang berkaitan dengan
yang mengkaitkan antara sikap dan coverage area, penagihan, pelayanan,
perilaku ini hingga sekarang dianggap pelayanan tambahan, dan sebagainya,
lebih komprehensif dan lebih kemudian melengkapi prosedur
bermanfaat bagi pemasar. Karena itu pembelian nomor baru, dan akhirnya
pengukuran mengenai kesetiaan memberikan informasi ke semua orang
pelanggan sebaiknya menggunakan mengenai nomor barunya tersebut. Jika
aspek sikap dan perilaku sebagai pelanggan berpindah, perbandingan
parameternya. akan terjadi antara merek yang baru dan
merek yang lama, karena itu kinerja
Switching Cost merek baru yang lebih tinggi akan
menaikkan ketidakpastian pula. Dengan
Porter (1998) dalam Aydin dan
demikian, untuk menurunkan disonansi
Ozer (2004) mendefinisikan switching
kognitif, pelanggan lebih menyukai
cost sebagai biaya yang akan dihadapi
merek yang telah mereka gunakan dan
oleh pelanggan ketika berpindah dari
merasa puas dengan yang sebelumnya
supplier satu ke supplier lain. Dengan
pengukuran secara objektif, switching
Kepuasan Pelanggan terhadap
cost juga menyinggung waktu dan
Switching Cost
beban psikologis yang harus didapatkan
untuk menghadapi ketidakpastian Dalam Koskela (2002) Griffin
dengan supplier atau provider yang baru (1995) menyatakan walaupun orang
(Bloemer et al, 1998). Switching cost menyatakan mereka puas dalam sebuah
bisa dilihat sebagai biaya yang survey kepuasan pelanggan, 85 % dari
menghalangi pelanggan dari kebutuhan mereka menyatakan masih mau
akan merek pesaing. berpindah ke provider atau supplier lain.
Mereka mengatakan bahwa dalam

8
industri tertentu hingga 75% pelanggan terhadap loyalitas pelanggan (Aydin dan
yang pindah ke penyedia jasa lain Ozer, 2004)
mengatakan bahwa mereka puas atau Switching cost merupakan
bahkan sangat puas dengan penyedia faktor yang secara langsung
jasa sebelumnya. Pelanggan mengganti mempengaruhi sensivitas konsumen
penyedia jasa karena harga atau karena pada tingkat harga dan sehingga
pesaing yang menawarkan peluang baru, mempengaruhi loyalitas konsumen
atau lebih sederhana karena mereka (Bloemer et al 1998, Burnham et al,
ingin variasi. 2003). Switching cost mendorong
Sesuai teori Post-purchase konsumen untuk merekomendasikan
Cognitive Dissonance Theory (Aydin pada konsumen lain (Lam, 2004).
dan Ozer, 2005) menyatakan bahwa Perubahan teknologi dan strategi
pelanggan yang mengumpulkan diferensiasi dari perusahaan
informasi untuk mengurangi kegelisahan menyebabkan switching cost menjadi
mengenai kesalahan keputusan faktor penting bagi loyalitas konsumen
pembelian, akan menyusun kembali (Aydin dan Ozer, 2005). Bloemer et al
pengalaman pembelian masa lalu. (1998) dalam industri yang
Dalam proses ini jika pelanggan dikategorikan memiliki switching cost
berpindah, perbandingan akan dibuat yang rendah konsumennya akan kurang
antara merek yang akan digunakan dan loyal dibanding industri jasa dengan
merk lama. Untuk menurunkan cognitif switching cost yang tinggi.
dissonance, pelanggan cenderung lebih Fornell (1992) dalam Lee et al
suka menggunakan merk yang telah (2001) hubungan antara kepuasan
digunakan dan telah puas sebelumnya. pelanggan dan loyalitas tergantung pada
Analisa Opportunity Cost faktor seperti peraturan pasar, switching
menyarankan bahwa kepuasan cost, brand equity dan keberadaaan
pelanggan memiliki pengaruh positif program loyalitas. Hauser et al (1994)
pada biaya perpindahan. Semakin tinggi dalam Lee et al (2001) juga menyatakan
kepuasan pelanggan semakin bahwa pelanggan menjadi kurang
memperbesar opportunity cost, karena sensitif terhadap kepuasan karena
pelanggan akan merasa enggan untuk switching cost meningkat. Hasil
mencoba ke penyedia jasa lain. penelitian Lee (2001) menyatakan
Sehingga diajukan hipotesa bahwa : bahwa industri pesawat dan bank
H5 : Kepuasan pelanggan memiliki switching cost yang tinggi dan
berpengaruh positif supermarket tidak. Pengaruh switching
terhadap switching cost cost pada hubungan kepuasan dan
loyalitas tergantung pula pada struktur
pasar. Jika pasar bersifat monopoli,
Switching Cost terhadap Loyalitas
pengaruh switching cost kecil. Karena
Pelanggan
pelanggan yang tidak puas tidak akan
Switching Cost merupakan suatu berpindah karena tidak ada alternatif.
biaya yang dihadapi pembeli ketika Switching cost menjadi penting jika
melakukan perpindahan dari supplier terdapat beberapa provider. Switching
satu ke yang lain. Variabel ini diukur cost memainkan peran yang penting
melalui 5 dimensi yaitu, monetary cost, dengan membuatnya berharga tinggi
uncertainty cost, evaluation costs, untuk pindah ke provider lain (Lee,
learning cost, dan set up cost. Switching 2001), sehingga Switching cost
cost merupakan faktor yang meningkat, maka loyalitas pelanggan
mempengaruhi sensivitas pelanggan akan meningkat pula
terhadap harga, sehingga berpengaruh

9
Dengan demikian hipotesa yang utama. Bagian yang pertama adalah
diajukan adalah: tentang profil sosial dan identifikasi
H6 : Switching cost berpengaruh responden, berisi data responden yang
positif terhadap loyalitas berhubungan dengan identitas responden
pelanggan dan keadaan sosial seperti : usia,
pekerjaan, pendidikan terakhir, dan
Kerangka pemkiran penelitian ini bisa alamat. Sedangkan bagian kedua
dilihat dalam Gambar 1 berdasarkan pernyataan responden,
Gambar 1 berupa jawaban-jawaban dari kuesioner
Kerangka Pemikiran Teoritis yang diperoleh dari penyebaran
kuesioner kepada pelanggan Kartu
Prabayar Mentari Indosat wilayah
Kuali
Semarang. Adapun pertanyaan-
tas pertanyaan dalam kuesioner meliputi
H
Laya variabel-variabel kualitas pelayanan,
1
nan kualitas produk, harga, Switching Cost,
Kual Kepua kepuasan pelanggan, loyalitas pelanggan
H Loyalit
itas 2
san as untuk meningkatkan keunggulan
pelang bersaing.
prod Pelang H gan
gan
uk H 4
H
Populasi dan Sampel Penelitian
3 Populasi dalam penelitian ini
Harg 5 adalah pelanggan kartu prabayar
H6
a Switch Mentari Indosat Semarang.
ing Selanjutnya peneliti menggunakan
Cost cara accidental sampling, accidental
sampling adalah penentuan sampel
Sumber: Dikembangkan untuk berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saya
penelitian ini, 2008 yang secara kebetulan dijumpai peneliti
dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang yang kebetulan ditemui
METODE PENELITIAN itu cocok sebagai sumber data (Mas’ud,
Jenis dan Sumber data 2004). Syarat responden yaitu telah
Data primer yaitu data penelitian menggunakan kartu prabayar Mentari
yang diperoleh secara langsung dari Indosat sama dengan atau lebih dari 1
sumber asli yang dilakukan dengan tahun.
menggunakan kuesioner yang
dipersiapkan, kuesioner yang digunakan
dalam penelitian ini berisi dua bagian
Tabel 1
Indikator dalam Variabel
Variabel Indikator
X1 = Tangible
Service Quality/Kualitas Pelayanan X2 = Responsiveness
Aydin dan Ozer (2004), Parasuraman X3 = Assurance
(1994)
X4 = Reliability
X5 = Emphaty

10
Variabel Indikator
Kualitas Produk X6 = Penampilan
X7 = Keistimewaan
Selnes (1993), Zhang (2001) X8 = Kepercayaan
X9 = Kesesuaian
X10= Daya tahan
X11= Kemudahan dalam perbaikan
X12= Keindahan
X13= Kualitas yang bermanfaat
Harga X14= Perkiraan harga
Zeithaml, 1988, Djati dan Darmawan X15= Kesesuaian pengorbanan
(2004), Bei (2007, Voss(2007)
X16= Kewajaran harga
Kepuasan pelanggan X17 = Experience
Selnes (1993), Aydin and Ozer X18 = Expectation
(2005), Ranaweera (2003)
X19 = Overall satisfaction
Switching Cost X20 = Monetary cost
X21 = Uncertainty cost
Aydin dan Ozer (2004), Hellier X22 = Evaluation costs
(2002)
X23 = Learning cost
X24 = Set up cost
Loyalitas Pelanggan X25= Melanjutkan penggunaan
X26= Rekomendasi pada orang lain
Hellier (2003), Aydin dan Ozer X27= Ketahanan untuk tidak pindah ke
(2004), Selnes (1993) produk lain

Sumber: Dikembangkan untuk penelitian ini, 2008


Teknik Analisis
Data primer yang sudah terkumpul ANALISIS DATA
yang bersifat kualitatif akan Uji Validitas dan Reliabilitas
dikonversikan menjadi kuantitatif, Untuk menguji validitas dan
kemudian diuji validitas dan reliabilitas reliabilitas data dalam analisis SEM
dan selanjutnya dianalisa dengan digunakan Variance Extract dan
menggunakan teknik analisa Structural Construct Reliability (Ferdinand, 2005).
Equation Modelling (SEM). Adapun hasil perhitungannya disajikan
dalam Tabel 2 berikut ini :

11
Tabel 2
Hasil Perhitungan Variance Extract dan Construct Reliability
Variabel Reliability Variance
Kualitas Pelayanan 0.9 0.6
Kualitas Produk 0.9 0.5
Harga 0.8 0.5
Kepuasan Pelanggan 0.8 0.6
Switching Cost 0.8 0.6
Loyalitas Pelanggan 0.8 0.6
Sumber : Data primer yang diolah, 2008
Hasil perhitungan Variance Analisis Full Model Structural
Extract dan Construct Reliability untuk Equation Modeling (SEM)
masing-masing variabel penelitian
Analisis hasil pengolahan data
menunjukkan bahwa keenam variabel
pada tahap full model SEM dilakukan
yang diteliti memiliki nilai reliabilitas
dengan melakukan uji kesesuaian dan
yang ≥ 0.7 dan variance extracted ≥ 0.5
uji statistik. Hasil pengolahan data untuk
sehingga dapat disimpulkan bahwa
analisis full model SEM ditampilkan
variabel-variabel tersebut memenuhi
pada Gambar 2.
kriteria validitas dan reliabilitas.
Gambar 2
Analisis Full Model
e1 e2 e3 e4 e5
.63 .52 .57 .60 .63
X1 X2 X3 X4 X5
.72 CMIN = 294.498
.80 .76 .77 .79 DF = 266
P= 0.111
.50 Kualitas CMIN/DF= 1.107
e13 X13
.70 Pelayanan GFI = 0.857
AGFI = 0.825
.33 .57
TLI = 0.978
e12 X12 e17 e18 e19 CFI = 0.981
.10 .45 RMSEA= 0.028
.67 .67
.53
e11 X11 .73 .83 X17 X18 X19
.82 .82 .67
.45 .10
.67 z1
e10 X10 .12 Kepuasan .62
Pelanggan z3
Kualitas .79 X25
Produk .70 .55 e25
.34 .59 .39
e9 X9 .54
Loyalitas .74
.52 .72 .75 .24 Pelanggan
X26 e26
e8 X8 .13
.62
.20
.47 .68 .79 X27 e27
.06
e7 X7
z2 Switching
.79 Cost
.63 .82
e6 X6 Harga .76 .75
.50 .71
.91 X22 X21 X20
X16 X15 X14
.58 .57 .68
.25 .83 .50 e22 e21 e20
e16 e15 e14

1. Uji kesesuaian Model- Pengujian model SEM ditujukan untuk


Goodness of Fit Test melihat kesesuaian model. Hasil
Indeks-indeks kesesuaian pengolahan yang dilakukan disajikan
model yang digunakan sama seperti dalam Tabel 3 di bawah ini.
pada konfirmatori faktor analisis.

12
Tabel 3
Hasil Pengujian Kelayakan Full Model
Goodness of Fit Indeks Cut off Value Hasil Evaluasi Model
Chi-Square (df=266) Kecil (< 365.04131) 294.498 Baik
Probability ≥ 0,05 0.111 Baik
RMSEA ≤ 0,08 0.028 Baik
GFI ≥ 0,90 0.857 Marginal
AGFI ≥ 0,90 0.825 Marginal
CMIN/DF ≤ 2,00 1.107 Baik
TLI ≥ 0,95 0.978 Baik
CFI ≥ 0,95 0.981 Baik
Sumber : Data primer yang diolah, 2008
Berdasarkan analisis yang 135 sampel pelanggan kartu prabayar
dilakukan, nilai Chi-Square = 294.498 Mentari Indosat Semarang.
dengan df = 266 dan probabilitas 0.111. b Evaluasi Outliers
Hasil Chi-Square ini menunjukkan Evaluasi outliers terdiri atas
bahwa hipotesis nol yang menyatakan outliers univariat dan outliers
model sama dengan data empiris multivariate yang hasilnya dijelaskan di
diterima yang berarti model adalah fit. bawah ini.
2. Asumsi-Asumsi SEM (1) Univariate Outliers
a. Ukuran Sampel Pengujian ada tidaknya
Ukuran sampel yang harus univariat outliers dilakukan dengan
dipenuhi adalah sebesar 100 dan menganalisa nilai standardized (Z-
selanjutnya menggunakan perbandingan score) dari data penelitian yang
observasi untuk setiap estimasi digunakan. Apabila terdapat nilai Z-
parameter. Dalam model penelitian ini score berada pada rentang ≥ ± 3, maka
terdapat 25 parameter sehingga akan dikategorikan sebagai univariat
minimum sampel yang digunakan outliers. Hasil pengolahan data untuk
adalah 105. Penelitian ini menggunakan pengujian ada tidaknya outliers
disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4

13
Hasil Analisis Univariat Outliers
D
esc
rip
tiv
eSta
tis
tic
s

N Minimu
m M
aximum Mea
n S
td.Devia
tio
n
Z
sc ore
(X 1) 1
35 -2.08
418 1.7
6426 .0
000
000 1.0
00 00000
Z
sc ore
(X 2) 1
35 -2.13
087 1.4
2546 .0
000
000 1.0
00 00000
Z
sc ore
(X 3) 1
35 -2.21
251 1.4
9535 .0
000
000 1.0
00 00000
Z
sc ore
(X 4) 1
35 -2.17
241 1.6
9780 .0
000
000 1.0
00 00000
Z
sc ore
(X 5) 1
35 -2.31
745 1.4
9270 .0
000
000 1.0
00 00000
Z
sc ore
(X 6) 1
35 -2.42
706 1.2
7001 .0
000
000 1.0
00 00000
Z
sc ore
(X 7) 1
35 -2.28
205 1.3
6623 .0
000
000 1.0
00 00000
Z
sc ore
(X 8) 1
35 -2.44
909 1.3
7073 .0
000
000 1.0
00 00000
Z
sc ore
(X 9) 1
35 -2.84
527 1.4
7598 .0
000
000 1.0
00 00000
Z
sc ore
(X 10) 1
35 -2.36
698 1.2
7337 .0
000
000 1.0
00 00000
Z
sc ore
(X 11) 1
35 -2.90
725 1.0
8406 .0
000
000 1.0
00 00000
Z
sc ore
(X 12) 1
35 -2.20
139 1.4
8783 .0
000
000 1.0
00 00000
Z
sc ore
(X 13) 1
35 -2.71
345 1.1
8871 .0
000
000 1.0
00 00000
Z
sc ore
(X 14) 1
35 -2.14
516 1.6
8774 .0
000
000 1.0
00 00000
Z
sc ore
(X 15) 1
35 -2.12
915 1.2
4803 .0
000
000 1.0
00 00000
Z
sc ore
(X 16) 1
35 -1.10
002 2.0
2269 .0
000
000 1.0
00 00000
Z
sc ore
(X 17) 1
35 -1.74
369 2.7
5078 .0
000
000 1.0
00 00000
Z
sc ore
(X 18) 1
35 -1.80
939 1.8
3639 .0
000
000 1.0
00 00000
Z
sc ore
(X 19) 1
35 -1.64
332 2.5
6234 .0
000
000 1.0
00 00000
Z
sc ore
(X 20) 1
35 -1.68
445 3.0
5307 .0
000
000 1.0
00 00000
Z
sc ore
(X 21) 1
35 -1.85
506 2.6
6743 .0
000
000 1.0
00 00000
Z
sc ore
(X 22) 1
35 -1.81
127 2.1
4173 .0
000
000 1.0
00 00000
Z
sc ore
(X 25) 1
35 -1.69
142 1.7
9472 .0
000
000 1.0
00 00000
Z
sc ore
(X 26) 1
35 -1.76
974 2.4
2176 .0
000
000 1.0
00 00000
Z
sc ore
(X 27) 1
35 -1.80
672 2.2
5840 .0
000
000 1.0
00 00000
V
alidN (lis
twis
e ) 1
35

Sumber: Data primer yang diolah, 2008


Hasil pengujian menunjukkan multivariate adalah 2.255 yang berada di
bahwa terdapat indikator yang memiliki bawah 2.58, sehingga dapat dikatakan
univariat outliers, yaitu X20 karena tidak terdapat bukti bahwa distribusi
berada pada rentang ≥ ± 3. data variable observed tidak normal.
b. Multivariate Outliers d. Evaluasi Multicollinearity
Meskipun data yang dianalisa dan Singularity
menunjukkan adanya outliers pada Untuk mengetahui adanya
tingkat univariate, maka perlu diketahui multikolinieritas dan singularitas dapat
apakah observasi-observasi itu dapat dilihat dari nilai determinan matriks
menjadi multivariate outliers bila sudah kovarians yang benar-benar kecil atau
dikombinasikan. Uji Jarak Mahalanobis mendekati nol. Dari hasil pengolahan
(Mahalanobis Distance) digunakan data, nilai determinan matriks kovarians
untuk melihat ada tidaknya outliers sampel adalah:
secara multivariate. Untuk menghitung Determinant of sample covariance
Mahalanobis Distance berdasarkan nilai matrix = 36 994 619 960
Chi-Square pada derajat bebas 25 Agar sebuah model dapat dikatakan
(jumlah indikator) pada tingkat p < tidak terjadi masalah multicollinearity
2 dan singularity maka nilai Determinant
0.001 adalah χ (25, 0.001) = 52.6196 of sample covariance matrix haruslah
2
(berdasarkan Tabel distribusi χ ). lebih dari nol. Hasil pengolahan data
Berdasarkan hasil pengolahan data dapat menunjukkan bahwa nilai determinant
diketahui bahwa jarak Mahalanobis of sample covariance matrix berada
maksimal adalah 44.387 sehingga dapat jauh dari nol. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat disimpulkan bahwa data penelitian yang
multivariate outliers. digunakan tidak terdapat
c. Evaluasi Normalitas Data multikolinieritas dan singularitas.
Analisis normalitas dilakukan e. Evaluasi Nilai Residu
dengan mengamati nilai CR multivariate Model yang baik memiliki
dengan rentang ± 2.58 pada tingkat nilai Standardized Residual Covariance
signifikansi 1% (Ghozali, 2004, p.54). yang kecil. Angka 2.58 merupakan batas
Hasil pengujian normalitas nilai Standardized Residual Covariance
menunjukkan bahwa nilai CR yang diperkenankan. Dari hasil analisis

14
statistik yang dilakukan dalam penelitian Pengujian Hipotesis
ini, tidak ditemukan nilai standardized Pengujian keempat hipotesis
residual kovarians yang lebih dari 2.58 yang diajukan dalam penelitian ini
sehingga dapat dikatakan bahwa syarat didasarkan pada nilai Critical Ratio
residual terpenuhi dan model tidak perlu (CR) dari suatu hubungan kausalitas
dimodifikasi. yang > 2.00.
Tabel 5
Pengujian Hipotesis
Std Estimat
Estimate e S.E. C.R. P
Kepuasan_Pelangga 0.16 2.01
n <-- Kualitas_Pelayanan 0.101 0.079 9 7 0.048
Kepuasan_Pelangga 0.20 2.05
n <-- Kualitas_Produk 0.120 0.102 5 0 0.043
Kepuasan_Pelangga 0.15 2.05
n <-- Harga 0.132 0.115 2 9 0.040
Kepuasan_Pelangga 0.11 2.28
Switching_Cost <-- n 0.243 0.261 4 8 0.022
Kepuasan_Pelangga 0.10 4.93
Loyalitas_Pelanggan <-- n 0.545 0.508 3 0 0.000
0.08 2.08
Loyalitas_Pelanggan <-- Switching_Cost 0.201 0.174 3 6 0.037
Sumber: Data primer yang diolah, 2008

1. Pengujian Hipotesis 1 terhadap jasa tersebut sehingga


Parameter estimasi untuk berdampak pada kepuasan pelanggan.
pengujian pengaruh kualitas pelayanan
terhadap kepuasan pelanggan 2. Pengujian Hipotesis 2
menunjukkan nilai Standardized Parameter estimasi untuk
Estimate sebesar 0.101 dan nilai CR pengujian pengaruh kualitas produk
sebesar 2.017 dengan probabilitas terhadap kepuasan pelanggan
sebesar 0.048. Oleh karena nilai menunjukkan nilai Standardized
probabilitas < 0.05 maka dapat Estimate sebesar 0.120 dan nilai CR
disimpulkan bahwa variabel kualitas sebesar 2.050 dengan probabilitas
pelayanan berpengaruh terhadap sebesar 0.043. Oleh karena nilai
kepuasan pelanggan. Dari hasil probabilitas < 0.05 maka dapat
pengujian ini membuktikan bahwa untuk disimpulkan bahwa variabel kualitas
dapat memperoleh pelanggan yang puas, produk berpengaruh terhadap kepuasan
kualitas pelayanan perlu ditingkatkan. pelanggan. Dari hasil penelitian ini,
Kualitas harus dimulai dari kebutuhan menunjukkan bahwa agar kepuasan
pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan meningkat, maka cara yang
pelanggan. Pelayanan yang berkualitas dapat digunakan adalah dengan
dapat diwujudkan melalui pemenuhan meningkatkan kualitas produk. Kualitas
kebutuhan dan keinginan pelanggan produk dapat ditingkatkan melalui
serta ketepatan penyampaiannya untuk penambahan fitur-fitur produk yang
memenuhi harapan pelanggan. Dengan sesuai dengan kebutuhan pelanggan
pelayanan yang sesuai kebutuhan, serta menyediakan produk yang mudah
keinginan, dan harapan hal ini akan digunakan (user friendly).
berpengaruh pada persepsi pelanggan
3. Pengujian Hipotesis 3

15
Parameter estimasi untuk mengubah pikirannya apabila
pengujian pengaruh harga terhadap mendapatkan yang lebih baik.
kepuasan pelanggan menunjukkan nilai Pelanggan yang tidak puas akan selalu
Standardized Estimate sebesar 0.132 mengganti produk mereka dengan
dan nilai CR sebesar 2.059 dengan produk pesaing. Mereka yang sangat
probabilitas sebesar 0.040. Oleh karena puas sukar untuk mengubah pilihannya.
nilai probabilitas < 0.05 maka dapat Kepuasan tinggi menciptakan kelekatan
disimpulkan bahwa variabel harga emosional terhadap merk, hasilnya
berpengaruh terhadap kepuasan adalah kesetiaan pelanggan yang tinggi.
pelanggan. Oleh karena sifat jasa yang 5. Pengujian Hipotesis 5
tidak nyata, harga dapat menjadi sebuah Parameter estimasi untuk
indikator yang dianggap mewakili pengujian pengaruh kepuasan pelanggan
kualitas jasa tersebut sehingga harga terhadap switching cost menunjukkan
memegang peranan penting dalam nilai Standardized Estimate sebesar
memberikan kepuasan kepada 0.243 dan nilai CR sebesar 2.288 dengan
pelanggan. Penetapan harga yang terlalu probabilitas sebesar 0.022. Oleh karena
murah dan jauh dibawah harga pesaing nilai probabilitas < 0.05 maka dapat
akan mengesankan jasa tersebut disimpulkan bahwa variabel kepuasan
berkualitas rendah sebaliknya penetapan pelanggan berpengaruh terhadap
harga yang terlalu tinggi akan switching cost. Switching cost
menciptakan kesan bahwa jasa tersebut merupakan biaya yang akan dihadapi
mahal yang dapat merugikan oleh pelanggan ketika berpindah dari
perusahaan. Maka perlu dicermati pula supplier satu ke supplier lain. Jika
bahwa penetapan harga harus mampu pelanggan berpindah, maka akan terjadi
mencerminkan kualitas produk yang perbandingan antara merek yang baru
ditawarkan dan telah melalui dan merek yang lama. Pelanggan perlu
pertimbangan yang matang dan rasional mengevaluasi jasa yang baru berkaitan
serta diikuti dengan komunikasi yang dengan coverage area, pelayanan yang
cukup. akan diperoleh, dan biaya yang harus
4. Pengujian Hipotesis 4 dikeluarkan berkaitan dengan pemberian
Parameter estimasi untuk informasi ke semua orang mengenai
pengujian pengaruh kepuasan pelanggan nomor barunya tersebut. Maka dengan
terhadap loyalitas pelanggan resiko yang harus dihadapi oleh
menunjukkan nilai Standardized pelanggan, pelanggan lebih menyukai
Estimate sebesar 0.545 dan nilai CR merek yang telah mereka gunakan dan
sebesar 4.930 dengan probabilitas merasa puas dengan yang sebelumnya.
sebesar 0.000. Oleh karena nilai 6. Pengujian Hipotesis 6
probabilitas < 0.05 maka dapat Parameter estimasi untuk
disimpulkan bahwa variabel kepuasan pengujian pengaruh switching cost
pelanggan berpengaruh terhadap terhadap loyalitas pelanggan
loyalitas pelanggan. Kepuasan menunjukkan nilai Standardized
pelanggan terjadi setelah mengkonsumsi Estimate sebesar 0.201 dan nilai CR
suatu jasa yang dibelinya. Pelanggan sebesar 2.086 dengan probabilitas
akan mengevaluasi pengalaman sebesar 0.037. Oleh karena nilai
penggunaan suatu jasa untuk probabilitas < 0.05 maka dapat
memutuskan apakah mereka akan disimpulkan bahwa variabel switching
menggunakan kembali jasa tersebut. cost berpengaruh terhadap loyalitas
Sangat penting bagi perusahaan untuk pelanggan. Switching Cost merupakan
berfokus pada kepuasan pelanggan suatu biaya yang dihadapi pembeli
karena pelanggan lebih mudah ketika melakukan perpindahan dari

16
supplier satu ke yang lain. Pada pasar pelanggan. Hal ini menunjukkan
yang menyediakan banyak pilihan bahwa harga sebagai variabel
provider atau penyedia jasa, Switching pemasaran yang penting memiliki
Cost menjadi besar karena pelanggan peran dalam meningkatkan
perlu menghadapi ketidakpastian kepuasan pelanggan. Untuk itu
kualitas untuk beralih ke provider lain. perusahaan sangat perlu untuk
Dengan Switching Cost yang besar memperhatikan harga yang
maka pelanggan menjadi kurang sensitif ditetapkan agar sesuai dengan
terhadap kepuasan dan akhirnya tetap kualitas produk dan kualitas
loyal terhadap jasa yang telah pelayanan yang ditawarkan.
digunakan. 4. Terbukti secara empiris bahwa
kepuasan pelanggan berpengaruh
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI positif dan signifikan terhadap
KEBIJAKAN loyalitas pelanggan. Hal ini
Kesimpulan menunjukkan bahwa pelanggan
Setelah melakukan analisis yang puas terhadap suatu produk
terhadap hipotesis yang diuji dalam dan pelayanan tertentu akan loyal
penelitian, maka dapat ditarik beberapa terhadap produk dan pelayanan
kesimpulan dalam penelitian ini, yaitu: tersebut. Maka kebijakan yang
1. Hasil penelitian ini ditetapkan oleh perusahaan perlu
membuktikan bahwa secara empiris untuk selalui berorientasi pada
kualitas pelayanan berpengaruh kepuasan pelanggan.
positif dan signifikan terhadap 5. Hasil penelitian ini
kepuasan pelanggan. Hal ini membuktikan bahwa kepuasan
menunjukkan pentingnya peran pelanggan berpengaruh positif dan
kualitas pelayanan dalam signifikan terhadap switching cost.
meningkatkan kepuasan pelanggan. Hal ini berarti bahwa jika
Untuk itu, agar perusahaan dapat pelanggan puas maka switching
senantiasa memiliki keunggulan cost yang harus dikeluarkan untuk
bersaing, sangat perlu beralih produk atau pelayanan akan
memperhatikan kualitas pelayanan tinggi karena pelanggan perlu
yang diberikan kepada pengorbanan untuk mengevaluasi
pelanggannya. produk dan layanan tersebut apakah
2. Dapat dibuktikan bahwa secara sesuai dengan harapannya. Hal ini
empiris kualitas produk perlu menjadi dasar kebijakan
berpengaruh positif dan signifikan perusahaan untuk meningkatkan
terhadap kepuasan pelanggan. switching cost dengan
Bukti tersebut menunjukkan bahwa memprioritaskan kepuasan
kepuasan pelanggan sangat pelanggan.
tergantung pada tingkat kualitas 6. Dapat dibuktikan bahwa secara
produk yang ditawarkan. Dengan empiris switching cost berpengaruh
demikian, agar pelanggan positif dan signifikan terhadap
senantiasa puas, perusahaan harus loyalitas pelanggan. Jika switching
mampu menghasilkan produk yang cost tinggi maka loyalitas
berkualitas yang sesuai dengan pelanggan terhadap suatu produk
kebutuhan, keinginan, dan harapan dan pelayanan tertentu akan tinggi
pelanggan. pula. Hal ini disebabkan karena
3. Terbukti secara empiris bahwa switching cost merupakan
harga berpengaruh positif dan penghalang yang mencegah
signifikan terhadap kepuasan konsumen dalam melakukan

17
pemilihan untuk beralih pada produk, harga, kepuasan pelanggan dan
produk atau pelayanan yang lain. switching cost berpengaruh terhadap
Atas dasar hal ini maka perusahaan loyalitas pelanggan. Atas dasar tersebut,
perlu untuk membangun switching maka dapat diturunkan beberapa
cost yang tinggi agar pelanggannya implikasi kebijakan yang dapat
tidak mudah beralih ke penyedia digunakan untuk meningkatkan loyalitas
produk dan jasa yang lain. pelanggan yang meliputi :
Pertama, loyalitas pelanggan
Implikasi Manajerial ditingkatkan melalui peningkatan
Adapun permasalahan yang kepuasan pelanggan, artinya jika
diangkat dalam penelitian ini adalah kepuasan pelanggan meningkat maka
mengenai terjadinya penurunan persepsi pelanggan akan loyal terhadap jasa /
pelanggan mengenai mentari sehingga produk yang telah digunakan tersebut.
digunakan pendekatan variabel-variabel Kedua, loyalitas pelanggan ditingkatkan
kualitas pelayanan, harga, kualitas melalui peningkatan switching cost.
produk, kepuasan pelanggan dan Adapun implikasi manajerial untuk
switching cost untuk diketahui meningkatkan loyalitas yang dihasilkan
pengaruhnya terhadap loyalitas dari penelitian ini yang berkaitan dengan
pelanggan. Hasil uji hipotesis yang variabel switching cost disajikan dalam
dilakukan menunjukkan bahwa secara Tabel 6 berikut ini.
empiris kualitas pelayanan, kualitas
.

Tabel 6
Implikasi Manajerial Untuk Meningkatkan Kepuasan Pelanggan

Variabel Indikator Kebutuhan Tindakan Waktu


yang (Need) (Action) Pelaksanaan
diprioritaskan
Switchin Monetary Cost Pelanggan • Melakukan survey Jangka
kepuasan secara berkala pendek
g Cost merasa
• Meningkatkan
enggan kepuasan pelanggan Jangka
• Meningkatkan panjang
untuk
keterikatan pelanggan
pindah ke (misalnya: komunitas, Jangka
join branding dengan panjang
operator lain
bank,supermarket,
bengkel dn lain-lain)
• Memberikan Jangka
persepsi sulit untuk pendek
pindah ke operator lain
Jangka
• Mempermudah dan
pendek
mempermurah registrasi
nomor baru
Jangka
• Meningkatkan
panjang
sinyal dan jangkauan

18
Sumber: Dikembangkan untuk penelitian ini, 2008
Tabel 7
Implikasi Manajerial Untuk Meningkatkan Kualitas Pelayanan, Kualitas Produk,
dan Harga
Variabel Indikator Kebutuhan Tindakan Waktu
yang (Need) (Action) Pelaksanaan
diprioritaskan
Harga Kesesuaian Harga yang • Melakukan review Jangka
Pengorbanan dibayarkan berkala terhadap harga pendek
oleh Mentari dan Pesaing
pelanggan • Memberikan Jangka
harus sesuai diskon tertentu pendek
dengan • Menurunkan tarif Jangka
jasa/produk bicara dan SMS panjang
yang • Melakukan Join Jangka
diterima branding dengan panjang
perangkat selulernya
• Membuat
Jangka
komunitas Mentari yang
pendek
membuat pelanggan
memiliki nilai tambah
Jangka
• Bekerja sama
panjang
dengan bank atau kartu
kredit untuk
memudahkan pelanggan
dan mengikat pelanggan
• Memberikan Jangka
program-program lain pendek
sesuai event/acara
tertentu
• Memperluas Jangka
Kualitas Penampilan Sinyal Kuat jangkauan area panjang
Produk • Menambah BTS Jangka
(Base Transceiver panjang
Station) Jangka
• Peluncuran Satelit panjang
khusus Jangka
• Penambahan dealer panjang
dan gerai pemantau
Kualitas Tangible Kemampuan • Mengoptimalkan Jangka
Layanan perusahaan layanan tambahan pendek
untuk (GPRS,MMS,3G,
menyediaka HSDPA)
n produk • Memperbaiki Jangka
dan jasa jaringan secara periodik panjang
yang • Melakukan R & D
didukung (Reasearch and Jangka
oleh panjang

19
teknologi development)
modern • Melakukan training Jangka
kemajuan teknologi panjang
telekomunikasi terhadap
Engineer Indosat
• Mensosialisasikan Jangka
teknologi Mentari panjang
kepada masyarakat
• Join teknologi
dengan pihak lain Jangka
misalnya bank, panjang
supermarket atau
bengkel dan lainnya,
sehingga memungkinkan
pelanggan mendapat
nilai tambah dari
penggunaan kartu
mentari misalnya
kemudahan isi ulang,
bonus dan penciptaaan
komunitas dan transaksi Jangka
• Membangun sistem panjang
pelayanan yang cepat Jangka
panjang
• Membangun sistem
data base informasi
sehingga bisa merespon
kesulitan pelanggan
dengan cepat
Sumber: Dikembangkan untuk penelitian ini, 2008

Ketiga, kepuasan yang dapat menimbulkan kepuasan, terdapat


dirasakan oleh pelanggan merupakan beberapa implikasi manajerial yang
hasil evaluasi terhadap perjumpaan perlu dilakukan perusahaan berkaitan
produk atau jasa yang ditawarkan oleh dengan kualitas pelayanan, kualitas
perusahaan. Maka agar perjumpaan produk, dan harga yang disajikan dalam
pelanggan dengan produk atau jasa Tabel 7 diatas.
PT. Indosat telah menggandeng CV
Selain melakukan dua Anamely sebagai distributor resmi
pendekatan strategi diatas, loyalitas yang menyediakan kartu seluler
pelanggan dapat ditingkatkan dan Indosat khususnya mentari di Area
dipertahankan dengan mempertahankan Jawa Tengah sehingga menjamin
keunggulan dan memperbaiki faktor- ketersediaan dan kemudahan
faktor yang masih menjadi kelemahan pelanggan dalam memperoleh
perusahaan. Adapun keunggulan- produk mentari.
keunggulan perusahaan yang perlu 2. Telah mencakup
dipertahankan adalah : 32 provinsi dan 440 kabupaten untuk
1. Adanya jaminan cakupan jaringan seluler.
ketersediaan dan kemudahan untuk 3. Telah memiliki
memperoleh kartu mentari karena 150 galeri Indosat yang tersebar

20
diseluruh Indonesia sebagai pusat Agenda Penelitian Mendatang
pelayanan pelanggan. Pada agenda mendatang,
Sedangkan faktor kelemahan perusahaan penelitian dapat dilakukan pada
yang masih perlu untuk diperbaiki responden yang sebelumnya
adalah : menggunakan akan tetapi kemudian
1. Sangat mudah dipengaruhi oleh tidak lagi menggunakan produk kartu
faktor eksternal seperti issue seluler pra bayar Mentari. Hal ini
buyback saham Indosat oleh penting karena Strauss & Neuhaus
Indonesia dan liberalisasi (1997) menemukan bahwa sejumlah
telekomunikasi yang menyebabkan pelanggan yang mengeskpresikan
pangsa pasar Indosat menurun kepuasan, masih juga berpindah merk,
2. Kurang peka dalam melihat calah Ruyten & Bloemer (1999); Soderlund
pasar, misalnya peluncuran 3G (1998) bahwa kepuasan mempunyai
dimana Indosat sebagai perusahaan asosiasi positif dengan loyalitas, tetapi
kedua terbesar kalah cepat dengan dengan catatan peningkatan kepuasan
Excelcomindo serta kurang peka tidak selalu menghasilkan peningkatan
dalam melihat pasar yang loyalitas dalam derajat yang sama
ditawarkan dari segmen saluran (Soderlund, 1998). dan menggunakan
tetap kabel sehingga sangat variabel – variabel lain yang belum
dijelaskan dalam penelitian ini.
berdampak pada citra perusahaan.
3. Peluncuran promosi tarif hemat atau
murah dan inovasi masih kalah DAFTAR PUSTAKA
dibanding operator lain, sehingga
berkesan mengikuti. ----------- (2007), “Top Brand Sim Card:
Keterbatasan Penelitian dan Agenda Sama-sama Geber Loyalitas,”
Penelitian Mendatang Majalah Marketing, Edisi
Yang merupakan keterbatasan dalam Khusus/I/2007
penelitian ini adalah nilai Squared ----------- (2008), “Top Brand Indeks”
Multiple Correlation pada variabel Majalah Marketing, Edisi
kepuasan pelanggan hanya sebesar 0.10 Khusus/I/2008
yang berarti bahwa kualitas layanan, ----------- (2008), “Membidik Potensi
kualitas produk, dan harga dalam Bisnis Rp 200T ” Majalah
menjelaskan terjadinya variasi dalam Investor, Edisi April 2008
variabel kepuasan pelanggan hanya Aydin, Serkan and Ozer, Ghokan
sebesar 10%, artinya, bahwa perubahan (2004), “The Analysis of
kepuasan pelanggan (kepuasan Antecedent of Customer
meningkat atau menurun), 10% Loyalty in the Turkish Mobile
disebabkan oleh perubahan pada kualitas Telecommunication Market,”
layanan, kualitas produk, dan harga European Journal of Marketing,
sedangkan sisanya (90%) disebabkan Vol.39
oleh variabel-variabel lain yang tidak Aydin, Serkan and Ozer, Ghokan
dijelaskan di dalam model. Selain itu (2005), “National Customer
nilai AGFI dan GFI menyatakan Satisfaction Indices: A
marginal pada pengujian full model Implementation in the Turkish
Variabel-variabel alternatif tersebut Mobile Telephone Market,”
antara lain: atribut produk (Kotler, Marketing Intellegence &
1994), daya tarik produk (Boyd dan Planning, Vol.23, No 5
Mason, 1999), dan citra produk (Biel, Bei, Lien-Ti; Chiao Yu-Ching (2007),
1992). “An Integrated Model For The

21
Effect Of Perceived Product, Fornel (1992), “A National Customer
Perceived Service Quality And Satisfaction Barometer,”The
Perceived Price Fairness On Swedish Experience, Journal
Consumers,” Kumpulan Jurnal Marketing
Terjemahan Bidang Pemasaran Gefen, David (2002),”Customer Loyalty
I, Magister Manajemen, in E-Commerce,”Journal of the
Universitas Diponegoro Association for Information
Darsono, Licen Indahwati (2005), Systems, Volume 3
“Loyalty & Disloyalty: Sebuah Hair,J.F.,Anderson,
Pandangan Komprehensif R.E.,Tatham,R.L.,and Black,
Dalam Analisis Loyalitas W.C.(1995), Multivariate Data
Pelanggan,” Jurnal Administrasi Analysis with Readings,
dan Bisnis, Vol.4 (Fourth ed.), Prentice Hall: New
Devaraj, Sarv; Matta F, Khalil; Conlon, Jersey
Edward (2001), “Product and Hellier, Philip K; Geursen, Gus M; Carr,
Service Quality: The Rodney A; Rickard, John A
Antecedent of Customer (2003), “Customer Repurchase
Loyalty In The Automotive Intention A General Structural
Industry,” Production and Equation Model,” European
Operations Management, Journal of Marketing, Vol.37,
Vol.10, No 4 No 11/12
Dharmmesta, Basu Swastha (1999), Indriantoro, Nur dan Supomo (1999),
“Loyalitas Pelanggan : Sebuah “Metodologi Penelitian Bisnis
Kajian Konseptual Sebagai Untuk Akutansi dan
Panduan Bagi Peneliti,” Jurnal Manajemen”, BPFE Yogyakarta
Ekonomi dan Bisnis Indonesia,
Jacoby, J and D.E Kryner (1973),
Vol.14, No 3
“Brand Loyalty vs Repeat
Djati, S Panjta; Darmawan, Didit
Purchasing Behaviour,” Journal
(2004), “Pengaruh Kesan
of Marketing Research, Vol.10,
Kualitas Layanan, Harga, dan
February
Kepuasan Mahasiswa Terhadap
Karsono (2007), “Peran Variabel Citra
Minat Mereferensikan” Jurnal
Perusahaan, Kepercayaan, dan
Widya Manajemen &
biaya Perpindahan yang
Akuntansi, Vol 4 No 2, Agustus
Memediasi Pengaruh Kualitas
Droge, Cornelia; S Vickery dan Robert
Pelayanan Terhadap Loyalitas
E (1995), “Source and
Pelanggan,” Jurnal Bisnis dan
Outcomes of Competitive
Manajemen, Vol 7, No 1
Advantage: An Exploratory
Koskela, Heikki (2002),” Customer
Study in the Furniture
Satisfaction and Loyalty in
Industry,” Decision Sciences 25
After Sales Service: Modes of
Ferdinand, Augusty (2000);
Care in Telecommunications
“Manajemen Pemasaran:
Systems Delivery,” HUT
Sebuah Pendekatan
Industrial Management and
Stratjik”;Research Paper Series,
Work and Organizational
No. 01/Mark/01/2000
Psychology, Report No 21
Fuad Mas’ud (2004), Survai Diagnosis
Lee, Jonathan; Lee, Janghyuk; Feick,
Organisasional (Konsep dan
Lawrence (2001),”The Impact
Aplikasi), Badan Penerbit
Of Switching Costs On The
Universitas Diponegoro
Customer Satisfaction-Loyalty
Link: Mobile Phone Service In

22
France,” Journal Of Services Satisfaction in Relation to
Marketing, vol. 15 no. 1 Customer Loyalty and
Purnama (2000), “Kualitas Jasa dan Retention,” UTCI Working
Upaya Penciptaan Nilai Paper, WP-06-06
Pelanggan” MODUS, Vol 13(1) Singgih, Santoso, (1999), SPSS
Parasuraman A, Zeithaml, Valerie A, (Statistical Product and Service
Berry, Leonard L (1985), “A Solutions). Penerbit PT. Elex
Conceptual Model of Service Media Komputindo-Kelompok
Quality and its Implications for Gramedia .Jakarta
Future Research,” Journal of Soderlund, M (1998), “Customer
Marketing, Vol 49 Satisfaction And Its
Permadi (1998), “Pengembangan Consequences On Customer
Konsep Kinerja Pasar ,” Jurnal Behaviour Revisited,”
Ekonomi dan Bisnis Indonesia, International Journal of
Vol 13 Services Industries
Ranaweera, Chatura; Prabhu, Jaideep Management, Vol.9, No 2
(2003), “The Influence of
Satisfaction, trust and switching Suryani, Tatik (1998), “Nilai Strategik
barrier on customer retention in Kesetiaan Pelanggan
contnous purchasing setting,” Perkembangan Konsep Dan
International Journal of Service Implikasi Manajemen,”
Industry Management, Vol.14, Usahawan, No. 09 th XXVII
No 4 Susilo, Erwan (2005), “Analisis
Reeves, Carol A; Bednar, David A Pengaruh Tenaga Penjual,
(1994), “Defining Quality: Produk, Harga Dan Dukungan
Alternatives and Implications,” Pemasaran Terhadap Kepuasan
Academy of Management Pelanggan,” Thesis, Magister
Review, Vol.19, No 3 Manajemen, Universitas
Rukmana, Riza A.N (2006), “Analisis Diponegoro
Tuntutan Pelanggan, Kinerja Tjiptono, Fandy; Chandra, Gregorius
Bauran Pemasaran Jasa, Nilai (1998), Service, Quality,
Pelanggan dan Penggunaan Jasa Satisfaction, Penerbit Andi
Telekomunikasi,” Usahawan, Yogyakarta
No 03 TH XXXV Van Trijp, Hans; Hoyer, Wayne D;
Selnes, Fred (1993), “An Examination Inman, Jeffrey (1998), “Why
of the Effect of Product Switch? Product Category-
Performance on Brand Level Explanations for True
Reputation, Satisfaction and Variety-Seeking Behaviour,”
Loyalty,” European Journal of Journal of Marketing Research,
Marketing, Vol.27, No 9 Vol XXXIII
Sivadas, Eugene; Baker-Prewitt, Jamie
L (2000),”An examination of Voss, Glenn B; Parasuraman, Grewal
the relationship between service Dhruv (2007), “The Roles of
quality, customer satisfaction, Price, Perfomance, and
and store loyalty”, International Expectations in Determining
Journal of Retail & Distribution Satisfaction in Service
Management, Volume 28 . Exchange,” Kumpulan Jurnal
Number 2 Terjemahan Bidang Pemasaran
Singh, Harkiranpal (2006), “The 2, Magister Manajemen,
Importance of Customer Universitas Diponegoro

23
Zhang, Qingyu (2001), “Quality Zeithami, Valerie A, (1988), “Consumer
Dimensions, Perspectives and Perceptions of Price, Quality
Practices: A Mapping and Value: A Means End Model
Analysis,” International Journal and Synthesis of Evidence,”
of Quality & Reliability Journal of Marketing, Vol 52
Management, July.
Vol 18 No 7

24

You might also like