You are on page 1of 42

Positive Pressure

Isolation Room

Nugroho Prayogo, Retno Setiawati


Isolation Room
Dharmais Cancer Center
Introduction.
• Fasilitas kesehatan selayaknya berkembang
• Menilai, merevisi dan implementasi sesuai
kebutuhan masyarakat.
• Penyakit infeksiàtransmitting to other
persons
• Dalam perawatan perlu mencegah transmisi
infeksi
• Diperlukan ruangan isolasi
Classification of isolation rooms
1. Standrad pressure room.
– For patients capable transmitting contact or droplets
infection
2. Negative pressure room.
– For patients capable transmitting airborne droplet
microorganism.
3. Positive pressure room
– To isolate /protect immunocompromisse patients from
external infection.
Positive pressure isolation room
1.Recommended element:
• Maintain pos.pressure gradient
• Maintain air flow 145 lt/second/patient
• Ensuite bathroom
• Fit terminal HEPA filter
• Fit control instrument to ensure clean air, non hand
operated basin inside the room and anteroom.
• Tight door and window, self clossing door
2. Isolation room checklist.
Harus dilakukan sesuai standrad operasional
prosedur.
Isolation rooms & pressurized control

http:/www.engr.psu.edu/AE/iec/control/isolation.asp
Negative pressure
Hepa filter

http:/www.engr.psu.edu/AE/iec/control/isolation.asp
Positive pressure Isol.room

hepa
Building with pressurezied control
Management patients in the
isolation room
I. Room maintenance
II. Personel
III. Patients
I. RUANGAN

A. Kapasitas Ruangan
ada 5 ruangan yang
efektif :
2 ruang kelas III
3 ruang kelas I
Perbedaan fasilitas:
TV dan telepon.
Fasilitas yang harus
ada : Autoclave,
kulkas, Microwave,
dan Ultra Violet
Syarat-syarat Ruang Steril
• Luas ruang minimal 4 x 5 m2, terdiri
dari 2 ruang yang dipisahkan oleh
pintu penghubung. Ruang I untuk
tidur penderita, ruang II digunakan
sebagai ruang persiapan tenaga
medis sebelum memasuki ruang I
• Maksimal angka hitung kuman/m3:1
• Pada masing-masing ruang tersedia
fasilitas air bersih yang mengalir
• Menggunakan laminary air flow dan
bertekanan positif
• Mempunyai fasilitas komunikasi
intercom dua arah yang
menghubungkan orang yang berada di
dalam ruang dan di luar ruang
• Tenaga medis yang bertugas wajib
menggunakan topi, masker, baju,
sarung tangan, dan alas kaki yang
steril
• Fasilitas ruang steril harus tersedia
pada center yang akan melaksanakan
pengobatan dengan transplantasi
sumsum tulang
B. Penyeterilan Ruangan
Dilakukan setelah pasien pulang/pindah dan sebelum
pasien masuk.
Sebelum disterilkan semua alat-alat dan ruangan
dibersihkan.
Karena sudah memakai hepafilter, maka ruangan tidak
perlu difoging.
C. Kultur Ruangan

Kultur ruangan dilakukan tiap 6 bulan sekali, dan


diukur partikel udara.
Sample kultur yang diperlukan:
1. Kultur udara
2. Kultur lantai
3. Kultur dinding
4. Kultur tempat tidur
5. Kultur air
6. Kultur meja pasien
7. Kultur alat-alat kesehatan
II. PETUGAS

A. Jumlah Petugas
Kebutuhan tenaga
perawat disesuaikan
dengan kapasitas
tempat tidur
B. Kriteria Petugas
1. Mempunyai pengetahuan dan ketrampilan
dalam merawat pasien dengan imunitas
menurun
2. Harus melaksanakan prinsip-prinsip kesterilan
dan disiplin
3. Perhatian dan mau mendengarkan keluhan
pasien
4. Sudah mengikuti pelatihan dasar kanker dan
kemoterapi
Syarat-syarat Petugas
• Petugas kamar steril harus
melaksanakan prinsip –prinsip
kesterilan.

• Tidak diperbolehkan memakai


perhiasan temasuk cincin
kawin.

• Cuci tangan dengan antiseptik


/ chlorhexidin setiap masuk
koridor steril , yaitu bagian
kuku disikat dengan sikat
yang telah disediakan , cuci
tangan sampai siku dan pada
air yang mengalir . Cuci
tangan merupakan faktor
dalam pencegahan infeksi.
Syarat-syarat Petugas

• Setiap keluar masuk


ruangan penderita
harus cuci tangan
dengan antiseptik dan
dicuci dengan air yang
mengalir .
• Bila masuk koridor
steril, gunakan penutup
kaki dan jas drill.
Lanjutan.........

• Dilarang keluar masuk ke dalam


kamar pasien yang lain, kecuali
pada keadaan darurat.
• Petugas yang sedang sakit tidak
boleh masuk ke ruangan pasien.
• Alat-alat tulis tidak
diperkenankan keluar masuk
koridor antara lain pulpen,
dokumen medik, surat konsul dan
lain-lain.
Lanjutan.........

• Setiap petugas yang


menolong pasien harus
menggunakan sarung tangan
steril.

• Setiap masuk ke kamar


pasien pakai jubah (jas drill)
steril yang telah disediakan
Lanjutan.........

• Dilarang keluar masuk ke


dalam kamar pasien yang
lain, kecuali pada keadaan
darurat.

• Petugas yang sedang sakit


tidak boleh masuk ke
ruangan pasien.

• Alat-alat tulis tidak


diperkenankan keluar masuk
koridor antara lain pulpen,
dokumen medik, surat
konsul dan lain-lain.
III.Pasien

• Indikasi pasien masuk ruang isolasi


imunitas menurun adalah :
– Pasien yang akan dilakukan kemoterapi
agresif
– Pasien yang akan dilakukan transplantasi
sumsum tulang
– Pasien yang mempunyai ANC < 500 sel/µL
Lanjutan.........
Hal-hal yang perlu dijelaskan
pada pasien dan keluarga:
1. Tujuan, lamanya
pengobatan, efek samping
2. Kondisi dan situasi
ruangan
3. Kegiatan rutin
4. Kebersihan ruangan
5. Biaya
6. Surat Ijin Tindakan
Persiapan Pasien

1.Pemeriksaan laboratorium :
a. Hematologi lengkap
b. Kimia Klinik
c. Kultur Faeces
d. Kultur Urin
2.Pemeriksaan Echocardiogram
3.Konsul gigi
4.Konsul THT
5.Pemeriksaan Thorak Foto
6.Konsul Anastesi
Lanjutan............
Pemeriksaan rutin yang
dilakukan :

1. Darah lengkap rutin 2 tiap


hari
2. Kimia klinik tiap Senin dan
Kamis
3. Urine dan faeces lengkap
tiap Senin dan Kamis
4. Kultur urine, faeces, swab
tenggorok dan hidung tiap
1 minggu sekali
5. Kultur darah dilakukan jika
suhu > 38,5°C, darah yang
diambil dari CVC dan
perifer
Lanjutan.............
6. Jika pasien mempunyai riwayat Diabetes Mellitus,
dilakukan pemeriksaan Kurva Harian tiap Selasa dan
Jum,at

7. Jika pasien mempunyai luka, kultur luka tiap 1 minggu


sekali

8. Jika didapatkan tanda-tanda infeksi pada daerah


penusukan CVC, maka CVC dilepas dan kultur pada
bagian penusukan dan kupu-kupu

9. Mengganti balutan CVC tiap 2 hari sekali

10. Timbang Berat badan tiap 2 hari sekali


Therapy
• Chemotherapy (biasanya agressive)
– Side efect : neutropenia , infeksi &bleeding, DIC.
– Co morbiditas : meningkatkan mortalitas.
• Supportive therapy
– Minimalized side efect
• Anti mual , antibiotik, hindari neprotoksik,
hepatotoksik.
– Correction abnormality:
• Elektrolit, transfusi, cairan, nutrisi
FEBRILE NEUTROPENIA

v Definisi Operasional
1. Suhu aksila kiri/kanan • 38°C
dua kali pengukuran dalam
waktu 1 jam atau lebih
(untuk tumor solid), dan •
37,5°C (untuk keganasan
hematologi) atau • 38,3°C
dalam 1 kali pengukuran dan
tidak didapatkan tanda-
tanda non infeksi
Lanjutan.......
2.Netropeni
Jumlah netrofil(batang dan segmen) kurang
dari 500 sel/mm³ atau kurang dari 1000
sel/mm³ dengan kecenderungan turun menuju
500 sel/mm³ dalam 2 hari berikutnya
3.Demam tak dapat diterangkan
4.Demam klinis terbukti infeksi
5.Infeksi terbukti secara mikrobiologi dengan
atau tanpa bakteremia
Derajat Faktor Resiko

1. Resiko rendah
a. Solid Tumor
b. Kemoterapi konvensional
c. Tak ada komorbiditas
d. Netropeni berlangsung singkat • 3 hari
e. Tidak didapatkn klinis infeksi berat : CNS,
pneumonia berat, infeksi kateter
f. Tidak didapatkan tanda-tanda sepsis atau
syok
Derajat faktor resiko

2. Resiko Sedang
a. Solid tumor atau keganasan hematologi
b. Kemoterapi intensive
c. Ada/tidak komorbiditas
d. Netropeni berlangsung 3 – 7 hari
e. Didapatkan/tidak didapatkan infeksi klinis
f. Ada/tidak didapatkan tanda-tanda sepsis atau
syok
Derajat faktor resiko

3. Resiko tinggi
a. Keganasan hematologi
b. Kemoterapi agresif/PBSCT/BMT
c. Ada/tidak komorbiditas
d. Netropeni berlangsung > 7 hari
e. Didapatkan/tidak didapatkan infeksi klinis
f. Ada/tidak didapatkan tanda-tanda sepsis atau
syok
PENATALAKSANAAN
DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan Fisik
a. Dilakukan setiap hari
b. Keutuhan kulit dan mukosa
c. Tempat keluar kateter sentral dan
perifer, serta tempat batas suntikan
d. Saluran pernapasan atas dan bawah
e. Traktus urogenitalis
f. Abdomen dan regio perianal
g. Monitoring tekanan darah, nadi, frekuensi
pernapasan, dan suhu serta kesadaran
Lanjutan..........

2. Pemeriksaan
Laboratorium
a. Kultur
mikrobiologi
b. Hematologi rutin
dan kimia darah
Lanjutan........

3. Pemeriksaan Radiologis
a. Foto thoraks AP lateral
b. Pemeriksaan atas indikasi (CT Scan,
MRI, USG, atau lainnya)
Febrile Neutropenia Bacterial
Causes
Penyebab :
- Endogen :kuman comensal, reaktivasi.
- Exogen :jamur Aspergillus,
Kuman :
- Gram positive bacterial ( 60 – 70 %)
- Gram negative bacilli ( 30 – 40 % )
Gram-positive Bacteria
• Streptococcus spp : viridans
• Staphylococcus epidermidis
• Staphylococcus spp : MSSA, MRSA
• Enterococcus faecalis/faecium
• Corynebacterium spp
• Stomatococcus mucilaginosus
Gram-Negative Bacteria
• Escherichia Colli
• Klebsiella spp
• Pseudomonas aeruginosa
• Acinetobacter
• Stenotrophomonas maltophillis
Anaerob Bakteri
• Bacteroides Sp
• Clostridium Sp
• Fusobacterium
Hasil pengamatan yang ada di RIIM RS.
Kanker “Dharmais”
• Pasien yang mengalami kematian pada tahun
2007 di RIIM adalah 12 %
• Yang mengalami febrile neutropenia pada
keganasan hematologie adalah 5 %
• Pathogens : K. pneumoniae , E. coli ,
Pseudomonas aeruginosa , Acinetobacter spp.
, Staphylococcus
Mortality
• Mortality <21 hari= Treatment Related Death
(TRD)
• Mortalitas >35 hari = oleh karena faktor
resistensi relaps/progresive.
Terimakasih
Thankyou

You might also like