Professional Documents
Culture Documents
RESUME THALLASEMIA
Darah manusia dewasa mengandung tiga jenis hemoglobin. Hemoglobin A (HbA)
merupakan Hb terbanyak dengan struktur molekular α2β2. Selain HbA, terdapat dua jenis Hb lain,
antara lain HbF (fetal haemoglobin) dengan struktur molekular α2γ2 dan HbA2 dengan struktur
molekular α2δ2. Jadi, hemoglobin manusia dewasa (HbA) merupakan suatu tetramer yang
tersusun atas dua rantai α dan dua rantai β. Rantai α dikode oleh dua gen α-globin (α1 dan α2)
pada kromosom 11, sedangkan rantai β dikode oleh sebuah gen β-globin pada kromosom 16.
Mutasi atau delesi pada gen tersebut dapat terjadi pada thalassemia.1
What is Thalassaemia?
Thalassaemia is an inherited genetic disorder that affects the production of red blood cells
(RBC), which can lead to severe anemia. Thalassaemias are produced by many different genetic
abnormalities that result in the absence or deficiency of a globin chain, which disrupts the
production of haemoglobin.
Haemoglobin is an oxygen carrying protein made in RBC’s. It is made up of two alpha globin
chains and two beta globin chains and each contains a heme molecule. The heme molecule has
an iron atom in the center giving haemoglobin the ability to carry oxygen; it also gives it a
reddish color, which is why our blood appears red.
If the production of one of the globin chains is disrupted, then haemoglobin does not assemble
properly and it loses its ability to carry oxygen. The improper assembly of haemoglobin also
results in increased destruction of RBC’s.
Alpha Thalassaemia
There are 4 alpha-globin genes on chromosome 16; therefore alpha thalassaemia has 4 different
manifestations that correlate with the number of alpha-globin genes affected.
Silent Carrier
Alpha Thalassaemia Trait
Haemoglobin H Disease
Pada proses pembuahan, anak hanya mendapat sebelah gen globin beta dari ibunya dan
sebelah lagi dari ayahnya. Bila kedua orang tuanya masing-masing pembawa sifat thalassemia
maka pada setiap pembuahan akan terdapat beberapa kemungkinan. Kemungkinan pertama si
anak mendapat gen globin yang berubah (gen thalassemia) dari bapak dan ibunya, maka anak
akan menderita thalassemia. Sedangkan bila anak hanya mendapat sebelah gen thalassemia
dari ibu atau ayah, maka anak hanya membawa penyakit ini. Kemungkinan lain adalah anak
mendapatkan gen globin normal dari kedua orang tuanya.
Penyakti thalassemia disebabkan oleh adanya kelainan / perubahan / mutasi pada gen
globin alpha atau gen globin beta sehingga produksi rantai globin tersebut berkurang dan
sel darah merah mudah sekali rusak atau umurnya lebih pendek dari sel darah normal (120 hari).
Bila kelainan pada gen globin alpha maka penyakitnya disebut THALASSEMIA
3
ALPHA, sedangkan kelainan pada gen globin beta akan menyebabkan penyakit
THALASSEMIA BETA.
Patofisiologi thalassemia α sebanding dengan jumlah gen yang terkena. Pada homozigot (--/--) tidak ada
rantai α yang diproduksi.1
Pusat dari mekanisme kelainan ini terletak pada salah satu gen pembentuk hemoglobin pada sel
darah merah manusia, yang sekaligus juga berfungsi utama sebagai pengangkut oksigen.
Terkait dengan sifat genetik yang diturunkan pendahulunya ini, dikenal istilah 'thalasemia
trait' (pembawa sifatnya).
Sebagaimana orang-orang normal, individu-individu pembawa gen ini sama sekali tidak
menunjukkan adanya suatu gejala. Masalah yang lebih serius akan terjadi bila sang pasangan
juga merupakan seorang pembawa sehingga lebih berpotensi melahirkan anak dengan thalasemia
mayor yang nantinya akan memerlukan transfusi darah secara rutin selama hidupnya.
Tindakan transfusi ini pun bukan merupakan suatu terapi penyembuh namun hanya bersifat
5
suportif dalam mengurangi gejala dan punya resiko menyebabkan penumpukan zat besi dalam
tubuh pula, yang lebih lanjut bisa menyebabkan pembengkakan hati dan limpa.
Ada dua jenis thalasemia yang dikenal berdasarkan gejala klinis dan tingkatan keparahannya,
yaitu thalasemia mayor dimana kedua orang tuanya merupakan pembawa sifat, serta thalasemia
minor dimana gejalanya jauh lebih ringan dan sering hanya sebagai pembawa sifat saja.
Pada thalasemia mayor gejala dapat muncul sejak awal masa anak-anak dengan kemungkinan
bertahan hidup terbatas.
Beberapa kasus yang ditemukan selama ini juga membuat munculnya penggolongan yang lebih
baru, yaitu thalasemia intermedia dimana kondisinya berada di tengah-tengah kedua bentuk
tersebut.
dependent patients, including a large proportion of pediatric patients (42% of the total patients
enrolled in the program).40–43 During a period of 2.5 years, these trials have demonstrated that
deferasirox effectively reduced liver iron concentration and serum ferritin levels in pediatric, as
well as adult, patients in a dosage-dependent manner.44 Deferasirox dosing recommendations are
the same for pediatric and adult patients, taking into account changes in weight over time. A
starting dosage of 20 mg/kg body weight is recommended.45 After commencing therapy, serum
ferritin should be monitored monthly and, if required, the dosage of deferasirox adjusted in steps
of 5 or 10 mg/kg every 3 to 6 months on the basis of serum ferritin trends. The dosage can
tailored to the individual patient's response and therapeutic goals (maintenance or reduction of
body iron burden). Dosages of deferasirox should not exceed 30 mg/kg per day because there has
been limited experience with dosages above this level.
Adult
Initial: 20 mg/kg PO qd on empty stomach 30 min ac; calculate dose to nearest whole tab
Maintenance: Adjust dose by 5- to 10-mg/kg/d
Note: Dissolve tab completely in water, orange juice, or apple juice, then immediately drink
susp; resuspend any remaining residue in small volume of liquid and swallow
Pediatric
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Table 1. Deferoxamine.
Characteristics
Route of Administration SQ, IV
Half-life 20 minutes
8
Table 2. Deferiprone.
Characteristics
Route of administration PO
Half-life 2 to 3 hours
Primary route of iron excretion Urine
Dose range 50–100 mg/kg/d
Guidelines for Monitoring Therapy
CBC with differential weekly
ALT level monthly for first 3–6 months, then every 6 months
Serum ferritin level quarterly
Assessment of liver iron annually
Assessment of cardiac iron annually after 10 years of age
Advantages
Orally active
Safety profile well established
Enhanced removal of cardiac iron
May be combined with deferoxamine
Disadvantages
May not achieve negative iron balance in all patients at 75 mg/kg/day
Risk of agranulocytosis and need for weekly blood counts
Table 3. Deferasirox. ( EXJADE, ICL670 , NOVARTIS PHARMA AG, Basel, Switzerland) (DFX).3
Characteristics
9
Route of administration PO
Half-life 8 to 16 hours
Primary route of iron excretion Stool
Dose range 20–30 mg/kg/d
Guidelines for Monitoring Therapy
Serum creatinine level monthly
ALT level monthly
Serum ferritin level monthly
Assessment of liver iron annually
Assessment of cardiac iron annually after 10 years of age
Advantages
Orally active
Once daily administration
Demonstrated equivalency to deferoxamine at higher doses
Trials in several hematologic disorders
Disadvantages
Limited long-term data
Need to monitor renal function
May not achieve negative iron balance in all patients at highest recommended dose
These are exciting times for patients with thalassemia major (TM) and other transfusion-
dependent patients with refractory anemias who need chelation therapy. Although at present
deferoxamine (DFO) remains the standard of care recent data suggest that deferiprone, orally
active and in clinical trials for 16 years, may for many patients be a safe and effective alternative
to the more cumbersome drug DFO. There is the new possibility of combination chelation
therapy with DFO and deferiprone, and a second orally active iron chelator, ICL 670, is now in
early clinical trials. Figure 4 shows the chemical structures of these three compounds.
10