Professional Documents
Culture Documents
cc
www.calvariatmc.blogspot.com
BAB I
PENDAHULUAN
1
www.teammedical.co.cc
www.calvariatmc.blogspot.com
2
www.teammedical.co.cc
www.calvariatmc.blogspot.com
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi
Kelopak atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta
mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan kornea
serta menyebarkan film air mata yang telah di produksi ini ke konjungtiva dan
kornea. Palpebra merupakan alat penutup mata yang berguna untuk melindungi
bola mata terhadap trauma, trauma sinar dan pengeringan mata, karena kelopak
mata juga berfungsi untuk menyebarkan film air mata ke konjungtiva dan kornea.
1,7
3
www.teammedical.co.cc
www.calvariatmc.blogspot.com
• Otot seperti:
• M. Orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan
bawah, dan terletak di bawah kulit kelopak. M. Orbikularis berfungsi
menutup bola mata yang dipersarafi N. fasial.
• M. riolani. Otot yang ada di pinggir kelopak mata. Bersamaan dengan M.
orbikularis okuli berfungsi untuk menutup mata.
• M. Levator palpebra berjalan kearah kelopak mata atas dan berinsersi pada
lempeng tarsal. Otot ini dipersarafi oleh saraf ketiga (okulomotor).
Kerusakan pada saraf ini atau perubahan-perubahan pada usia tua
menyebabkan jatuhnya kelopak mata (ptosis) yang berfungsi untuk
mengangkat kelopak mata atau membuka mata.
• M. Mulleri, terletak di bawah tendon dari M levator palpebra. Inervasi
diurus oleh saraf simpatis, guna M. Levator palbebra dan M. Mulleri untuk
mengangkat palpebra.
• Di dalam kelopak terdapat tarsus yang merupakan jaringan yang rapat dengan
sedikit jaringan elastin. Gunanya untuk memberi bentuk kepada palpebra.
2.2 Definisi
Blepharitis adalah suatu peradangan pada kelopak mata dan terjadi dalam
dua bentuk, anterior (bagian luar kelopak mata) dan posterior (bagian
dalam kelopak mata). Blefaritis ditandai dengan pembentukan minyak berlebihan
di dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang merupakan lingkungan yang disukai
oleh bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di kulit.1
4
www.teammedical.co.cc
www.calvariatmc.blogspot.com
2.3 Patofisiologi
Patofisiologi blefaritis biasanya terjadi kolonisasi bakteri pada mata karena
adanya pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata
yang merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan
normal ditemukan di kulit. Hal ini mengakibatkan invasi mikrobakteri secara
langsung pada jaringan di sekitar kelopak mata, mengakibatkan kerusakan sistem
imun atau terjadi kerusakan yang disebabkan oleh produksi toksin bakteri, sisa
buangan dan enzim. Kolonisasi dari tepi kelopak mata dapat diperberat dengan
adanya dermatitis seboroik dan kelainan fungsi kelenjar meibom.1
2.4 Etiologi
Blefaritis dapat disebabkan infeksi staphylococcus, dermatitis seboroik,
gangguan kelenjar meibom, atau gabungan dari ketiganya. Blefaritis anterior
biasanya disebabkan karena infeksi staphylococcus atau dermatitis seboroik yang
menyerang bulu mata. Pada infeksi staphylococcus aureus, didapatkan pada 50%
pada pasien yang menderita blefaritis, tapi hanya 10% orang yang tidak
memberikan gejala blefaritis namun ditemukan bakteri staphylococcus.8
Infeksi staphylococcus epidermidis, didapatkan sekitar 95% pasien.
Blefaritis seboroik serupa dengan dermatitis seboroik, dan posterior blefaritis
(meibomian blefaritis) disebabkan gangguan kerja kelenjar meibom.
Kelenjar meibom yang ada sepanjang batas kelopak mata, dibelakang
batas bulu mata, kelenjar ini menghasilkan minyak ke kornea dan konjungtiva.
Kelenjar ini disekresikan dari lapisan luar air mata, yang bisa menghambat
penguapan air mata, dan membuat permukaan mata menjadi tetap halus, dan
membantu menjaga struktur dan keadaan mata.
5
www.teammedical.co.cc
www.calvariatmc.blogspot.com
2.6 Klasifikasi
Berdasarkan letaknya, blefaritis dibagi menjadi:
6
www.teammedical.co.cc
www.calvariatmc.blogspot.com
Blefaritis sebore biasanya terjadi pada laki-laki usia lanjut (50 Tahun),
dengan keluhan mata kotor, panas dan rasa kelilipan. Gejalanya adalah sekret
yang keluar dari kelenjar meiborn, air mata berbusa pada kantus lateral, hiperemia
dan hipertropi papil pada konjungtiva. Pada kelopak dapat terbentuk kalazion,
hordeolum, madarosis, poliosis dan jaringan keropeng.
Blefaritis seboroik merupakan peradangan menahun yang sukar
penanganannya. Pengobatannya adalah dengan memperbaiki kebersihan dan
membersihkan kelopak dari kotoran. Dilakukan pembersihan dengan kapas lidi
hangat. Kompres hangat selama 5-10 menit. Kelenjar Meibom ditekan dan
dibersihkan dengan shampoo bayi. Penyulit yang dapat timbul berupa flikten,
keratitis marginal, tukak kornea, vaskularisasi, hordeolum dan madarosis.
7
www.teammedical.co.cc
www.calvariatmc.blogspot.com
3. Blefaritis Skuamosa
Blefaritis skuamosa adalah blefaritis disertai terdapatnya skuama atau
krusta pada pangkal bulu mata yang bila dikupas tidak mengakibatkan terjadinya
luka kulit. Merupakan peradangan tepi kelopak terutama yang mengenai kulit di
daerah akar bulu mata dan sering terdapat pada orang yang berambut minyak.
Blefaritis ini berjalan bersama dermatitik seboroik.
Penyebab blefaritis skuamosa adalah kelainan metabolik ataupun oleh
jamur. Pasien dengan blefaritis skuamosa akan terasa panas dan gatal. Pada
blefaritis skuamosa terdapat sisik berwarna halus-halus dan penebalan margo
palpebra disertai madarosis. Sisik ini mudah dikupas dari dasarnya mengakibatkan
perdarahan. Pengobatan blefaritis skuamosa ialah dengan membersihkan tepi
kelopak dengan shampoo bayi, salep mata, dan steroid setempat disertai dengan
memperbaiki metabolisme pasien. Penyulit yang dapat terjadi pada blefaritis
skuamosa adalah keratitis, konjungtivitis.1
4. Blefaritis Ulseratif.
Merupakan peradangan tepi kelopak atau blefaritis dengan tukak akibat
infeksi staphylococcus. Pada blefaritis ulseratif terdapat keropeng berwarna
kekunung-kuningan yang bila diangkat akan terlihat ulkus yang kecil dan
mengeluarkan darah di sekitar bulu mata. Pada blefaritis ulseratif skuama yang
terbentuk bersifat kering dan keras, yang bila diangkat akan luka dengan disertai
perdarahan. Penyakit bersifat sangat infeksius. Ulserasi berjalan lebih lanjut dan
lebih dalam dan merusak folikel rambut sehingga mengakibatkan rontok
(madarosis).
Pengobatan dengan antibiotik dan higiene yang baik. Pengobatan pada
blefaritis ulseratif dapat dengan sulfasetamid, gentamisin atau basitrasin. Biasanya
disebabkan stafilokok maka diberi obat staphylococcus. Apabila ulseratif luas
pengobatan harus ditambah antibiotik sistemik dan diberi roboransia.
Penyulit adalah madarosis akibat ulserasi berjalan lanjut yang merusak
folikel rambut, trikiasis, keratitis superfisial, keratitis pungtata, hordeolum dan
8
www.teammedical.co.cc
www.calvariatmc.blogspot.com
kalazion. Bila ulkus kelopak ini sembuh maka akan terjadi tarikan jaringan parut
yang juga dapat berakibat trikiasis.1
5. Blefaritis angularis.
Blefaritis angularis merupakan infeksi staphylococcus pada tepi kelopak di
sudut kelopak atau kantus. Blefaritis angularis yang mengenai sudut kelopak mata
(kantus eksternus dan internus) sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada
fungsi puntum lakrimal. Blefariris angularis disebabkan Staphylococcus aureus.
Biasanya kelainan ini bersifat rekuren. Blefaritis angularis diobati dengan sulfa,
tetrasiklin dan seng sulfat. Penyulit pada pungtum lakrimal bagian medial sudut
mata yang akan menyumbat duktus lakrimal.
6. Meibomianitis.
Gambar 6. Meibomianitis
BLEFARITIS VIRUS
1. Herpes zoster
Virus herpes zoster dapat memberikan infeksi pada ganglion gaseri saraf
trigeminus. Biasanya herpes zoster akan mengenai orang dengan usia lanjut. Bila
yang terkena ganglion cabang oftalmik maka akan terlihat gejala-gejala herpes
zoster pada mata dan kelopak mata atas.
9
www.teammedical.co.cc
www.calvariatmc.blogspot.com
2. Herpes simplek
Vesikel kecil dikelilingi eritema yang dapat disertai dengan keadaan yang
sama pada bibir merupakan tanda herpes simpleks kelopak. Dikenal bentuk
blefaritis simpleks yang merupakan radang tepi kelopak ringan dengan
terbentuknya krusta kuning basah pada tepi bulu mata, yang mengakibatkan kedua
kelopak lengket.
BLEFARITIS JAMUR
1. Infeksi superficial
2. Infeksi jamur dalam
3. Blefaritis pedikulosis.
Kadang-kadang pada penderita dengan hygiene yang buruk akan dapat
bersarang tuma atau kutu pada pangkal silia di daerah margo palpebra.
10
www.teammedical.co.cc
www.calvariatmc.blogspot.com
2.8 Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan kelopak
mata. Banyak kasus blefaritis dapat didiagnosa dengan menanyakan tentang
tanda, dan melakukan pemeriksaan mata serta memeriksa adakah penyakit yang
bisa mendukung seperti dermatitis seboroik dan rosea.
2.10 Penatalaksanaan
Bersihkan dengan garam fisiologis hangat kemudian diberikan antibiotik
yang sesuai. Pada blefaritis sering dilakukan kompres hangat. Pada infeksi ringan,
diberi antibiotik lokal sekali sehari pada kelopak dan kompres basah dengan asam
borat. Bila terjsdi blefaritis menahun, maka dilakukan penekanan manual kelenjar
meibum untuk mengeluarkan nanah. Pada blefaritis seborik, kelopak harus
dibersihkan dengan kapas lidi hangat, soda bikarbonat, atau nitras argenti 1%.
Dapat digunakan salep sulfonamid untuk aksi keratolitiknya. Kompres hangat
selama 5-10 menit, tekan kelenjar meibom dan bersihkan dengan sampo bayi.
Diberikan juga antibiotik sistemik, tetrasiklin 2x250 mg atau eritromisin 3x250
mg atau sesuai dengan hasil kultur. Pengobatan pada infeksi virus bersifat
simtomatik, antibiotik diberikan bila etrdapat infeksi sekunder. Bila disebabkan
jamur, infeksi superfisial diobati dengan griseofulvin 0,5-1mg gram sehari dengan
dosis tunggal atau dibagi dan diteruskan sampai 1-2 minggu setelah gejala
menurun.
Bila disebabkan kandida diberikan nistatin topikal 100.000 unit per gram.
Pada infeksi jamur sistemik, bila duisebabkan aktinomises atau nokarida diobati
dengan sulfonamid, penisilin, atau antibiotikspektrum luas. Amfoterisin B
diberikan untuk histoplasmosis, sporotrikosis, aspergilosis dan lainnya. Dimulai
11
www.teammedical.co.cc
www.calvariatmc.blogspot.com
dengan 0,05-0,1 mg/kg BB secara intravena lmbat selama 6-8 jam dalam
dekstrosa 5%. Dosis dinaikan sampai 1mg/kg BB, namun total tidak lebih dari 2
gram. Pengobatan diberikan setiap hari selama 2-3 minggu atau sampai gejala
berkurang. Hati-hati karena toksik terhadap ginjal. Pada blefaritis akibat alergi
dapat diberikan steroid lokal atau sistemik, namun harus dengan pemakaian lama.
Untuk mengurangi gatal, berikan antihistamin.
2.11 Komplikasi
Komplikasi yang berat karena blefaritis jarang terjadi. Komplikasi yang
paling sering terjadi pada pasien yang menggunakan lensa kontak. Mungkin
sebaiknya disarankan untuk sementara waktu menggunakan alat bantu lain seperti
kaca mata sampai gejala blefaritis benar-benar sudah hilang.
1. Syndrome mata kering.
Adalah komplikasi yang paling sering terjadi pada blefaritis.
Syndrome mata kering atau biasa juga ketahui sebagai keratokonjungtivis
sica) adalah kondisi dimana mata pasien tidak bisa memproduksi air mata
yang cukup, atau air mata menguap terlalu cepat. Ini bisa menyebabkan
mata kekurangan air dan menjadi meradang. Syndrome mata kering dapat
terjadi karena dipengaruhi gejala blefaritis, dermatitis seboroik, dan
dermatitis rosea, namun dapat juga disebabkan karena kualitas air mata
yang kurang baik.
Gejalanya ditandai dengan nyeri, atau kering, sekitar mata, dan ada
yang menganjal di dalam mata dengan penglihatan yang buram. Semua
gejala syndrome mata kering ini dapat dihilangkan dengan baik dengan
menggunakan obat tetes mata yang mengandung cairan yang dibuat untuk
bisa menggantikan air mata.obat tetes mata ini bisa didapatkan di apotek
atau toko obat tanpa harus dengan mengunakan resep dokter.
2. Konjungtivitis.
Konjungtivitis adalah peradangan pada mata. Ini terjadi ketika ada
bakteri di dalam kelopak mata. Kondisi ini menyebabkan efek buruk pada
penglihatan. Pada banyak kasus konjungtivitis akan hilang setelah dua atau
12
www.teammedical.co.cc
www.calvariatmc.blogspot.com
tiga minggu tanpa perlu pengobatan. Antibiotik berupa obat tetes mata
disarankan untuk megurangi gejala, atau untuk menghindari infeksi
berulang. Akan tetapi, pada beberapa kasus masih didapatkan bahwa
penggunaan antibiotik tetes tidak lebih cepat memperbaiki kondisi
dibanding dengan menunggu sampai kondisi itu kembali lagi tanpa
pengobatan apapun.
3. Kista meibom
Adalah pembengkakan yang terjadi pada kelopak mata. Ini bisa terjadi
ketika salah satu kelenjar meibom meradang dan menyebabkan
blefaritis.kista umumnya tanpa rasa sakit, kecuali jika disertai dengan
infeksi, yang memerlukan antibiotik. Penggunaan kompres hangat untuk
kista bisa membuat kista mengecil, akan tetapi kista itu sering menghilang
dengan sendirinya. Jika kista tetap ada, ini dapat dihilangkan dengan
bedah sederhana dengan anastesi lokal.
4. Bintil pada kelopak mata
Bintil pada kelopak mata ini merupakan benjolan yang nyeri yang
terbentuk di luar kelopak mata. Ini disebabkan karena infeksi bakteri pada
folikel bulu mata (yang berlokasi di dasar bulu mata). Pada kasus ringan
bisa disembuhkan dengan kompres Hangat pada daerah sekitar bintil.
Namun pada kasus yang berat perlu diberikan antibiotic salep dan tablet.4
2.12 Prognosis
Pada blefaritis prognosis sangat baik dan dapat hilang dengan terapi.
13
www.teammedical.co.cc
www.calvariatmc.blogspot.com
BAB III
KESIMPULAN
Blefaritis adalah peradangan pada kelopak mata atau tepi kelopak mata
yang ditandai denagn kelopak mata yang berminyak. Disebabkan karena bakteri
jamur dan virus atau juga karena ganguan aliran kelanjar meibom pada kelopak
mata. Blefaritis memberikan gejala mata merah berair dan nyeri, rontok bulu
mata.
Blefaritis sebenarnya bisa hilang tanpa pengobatan, Karena prinsip utama
pengobatan blefaritis adalah kebersihan kelopak mata, namun untuk membantu
mempercepat penyembuhan biasanya diberikan terapi khusus sesuai dengan
penyebab blefaritis tersebut.
14
www.teammedical.co.cc
www.calvariatmc.blogspot.com
DAFTAR PUSTAKA
1. Avisar, R., Savir, H., Deutsch, D. and Teller blepharitis, dikutip dari
http://medicinestuffs.blogspot.com/2008/01/blefaritis.html article last update : 24
maret 2005, diambil tangal 7 agustus 2008
2. Dougherty, J.M., McCulley, J.P., Silvany, R.E. and Meyer, D.R (1991) The role
of tetracycline in chronic blepharitis. Inhibition of lipase production in
staphylococci. Investigative Ophthalmology & Visual Science 32(11), 2970-2975.
Dikutip dari http://www.goodhope.org.uk /departments/eyedept/ blepharitis.html
article last update : 1 agustus 2007, diambil tanggal 7 agustus 2008
3. Ilyas, Sidarta,Prof.dr.H. SpM. Ilmu penyakit Mata, FKUI, , 2002
4. Manners, T. (1997) Managing eye conditions in general practice. British Medical
Journal 315(7111), 816-817, Dikutip dari : http://www.cks.library.
nhs.uk/blepharitis/view_whole_topic# article last update: 16 januari 2004, diambil
tanggal 7 agustus 2008
5. Miller, K.V., Odufuwa, T.O.B., Liew, G. and Anderson, K.L. (2005) Interventions
for blepharitis (Cochrane Protocol). Issue 4. John Wiley & Sons, Ltd.
www.thecochranelibrary.com [Accessed: 12/12/2007]. [Free Full-text]
6. Papier, A., Tuttle, D.J. and Mahar, T.J. (2007) Differential diagnosis of the
swollen red eyelid, dikutip dari:http://www.mayoclinic.com/health/
blepharitis/DS00633 article last update 2007, diambil tanggal 8 agustus 2008
7. James, bruce.,chew, chris.,bron, Anthony. Lecture notes, Eirlangga medical series,
edisi kesembilan, Jakarta,2002. Hal. 3-4.
8. Wijana, S.D, Nana. Ilmu Penyakit Mata, edisi ketiga
9. Miller, K.V., Odufuwa, T.O.B., Liew, G. and Anderson, K.L. (2005) Interventions
for blepharitis (Cochrane Protocol). Issue 4. John Wiley & Sons, Ltd.
www.thecochranelibrary.com [Accessed: 12/12/2007].
10. Seal, D.V., Wright, P., Ficker, L. et al. Chronic blepharitis , dikutip dari :
http://www.aoa.org/Blepharitis.xml [Accessed: 12/12/2007]
15
www.teammedical.co.cc
www.calvariatmc.blogspot.com
16