You are on page 1of 8

PATHWAYS Paparan bahan karsinogenik

 Keterangan diagnosa Gaya hidup


 Sosek Rendah  Seksual habit
 Budaya  Tidak sirkumsisi
 Pendidikan Rendah Ca Cervik  Koitus < 16 tahun.
 Prosedur Diagnostik Sulit  Persalinan berulang
HVP
 Personal hygien jelek
Herpes

Manifestasi klinik: Kombinasi


Keputihan tidak gatal, bau busuk, Pembedahan:  Pembedahan Pengelolaan: Sradium TNM,
Contact bleeding, Metroragi, Nyeri , Pre, intra, post operasi  Kemoterapi Jenis hitologi
Kehilangan BB, Cepat lelah,  Radiasi terapi
Pemeriksaan Fisik servic teraba besar,
ireguler , lunak, Gejala lain akibat
metastase jauh

Efek Samping Organ target


Kecemasan, defisit pengetahuan,
resiko komplikasi intra dan post
operasi

Pre radioterapi Post radioterapi

Gangguan konsepsi
Nyeri Gangguan Cemas
interaksi sosial
Perubahan nutrisi < kebutuhan

Gangguan integritas kulit


Gangguan pola tidur

Gangguan eliminasi BAK


LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA CERVIKS
DI RUANG DAHLIA RSUD SARAS HUSADA
PURWOREJO

OLEH :
Ikhwan nursani
P 17420509021

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PRODI DIII KEPERAWATAN MAGELANG
Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Ca Cerviks

A. Pengertian
Ca. Cervik adalah pertumbuhan jaringan abnormal pada cervikS, biasanya
tumbuh meluas dan ganas.
B. Etiologi
Sebab langsung dari Ca CervikS belum diketahui. Beberapa faktor resiko
penyebab Ca Cervik di antaranya Seksual habit, tidak sirkumsisi, koitus < 16
tahun, persalinan berulang, personal hygien jelek, jarak persalinan terlalu cekat,
sering berganti pasangan.
C. Patologi
Ca Cervik timbul antara epitel yang melapisi eksoserviks (porsio) dan
endoserviks kanalis servika yang di sebut squamo columner fungtion (scj). Pada
wanita scj ini berada di luar ostium uteri eksternum, sedang pada wanita > 35
tahun, berada pada kanalis serviks. Pada awal perkembangannya kanker serviks
tidak memberi tanda-tanda dan keluhan. Pada pemeriksaan dengan spekulum
tampak sebagai porsio yang erosif (metaplasi squamosa) fisiologik/patologik.
Tahap pertumbuhan tumor
1. Eksofitik, dari scj limen vagina (masa proliferatif) dan infeksi sekunder
serta nekrosis.
2. Endofitik, dari scj tumbuh ke dalam stroma serviks, cenderung infiltrasi dan
menjadi ulkus.
3. Ulseratif, dari scj cenderung merusak struktur jaringan serviks dengan
melibatkan awal furnises vagina menjadi ulkus luac.
Penyebaran
Pada umumnya secara limfigen melalui pembuluh getah bening menuju 3
arah:
1. Arah fornises dinding vagina
2. Arah korpus uterus
3. Arah parametrium dan dalam tingkatan yang lanjut menginfiltrasi septum
rectovaginal dan kandung kemih.
Pembagian tingkatan keganasan (beradasarkan IFGO 1978)
Tingkat Kriteria
0 Karsinoma in situ. Membran basal masih utuh
I Proses terbatas pada serviks walaupun ada perluasan ke korpus uteri.
Ia Karsinoma mikro infasif, bila membrana basalis sudah rusak dan sel
tumor memesuki t\stroma > 3 mm dan sel tumor tidak terdapat dalam
pembuluh limfe.
Ib occ Secara klinis tumor belum tampak sebagai Ca, tetapu pada pemeriksaan
histologik sel tumor invasif > Ia.
Ib Secara klinis sudah diduga adanya tumor yang histologik menunjukan
II invasi.
Proses keganasan sudah keluar dari serviks dan mejalar 2/3 bagian atas
IIa vagina dan ke parametrium tetapi belum sampai dinding panggul.
Iib Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari infiltrasi
tumor.
III Penyebaran ke parametrium uni/bilateral tetapi belum sampai didnding
panggul.
IIIa Penyebaran telah sampai ke 1/3 distal vagina atau parametrium dinding
panggul.
IIIb Penyebaran sampai 1/3 distal vagina, parametrium tak dipersoalkan asal
tidak sampai dinding panggul.
Penyebaran sampai dinding panggul, tidak diketemukan daerah bebas
IV infiltrasi antara tumor dengan dinding panggul atau proses pada tingkat I
dan II tetapi sudah ada gangguan pada faal ginjal.
Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mukosa
IVa rectum dan / kandung kemih (dibuktikan secara histologik ) atau telah
terjadi metastase keluar panggul/ ketempat jauh lainnya.
IVb Proses sudah keluar dari panggul kecil atau sudah menginfiltrasi mukosa
rectum dan/kandung kemih.
Telah terjadi penyebaran jauh.

E. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan infiltrasi saraf akibat infiltrasi metastase neoplasma.
2. Gangguan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
anoreksia pasca tindakan kemoterapi.
3. Ketakutan/cemas berhubungan dengan ancaman perubahan status kesehatan
serta ancaman kematian.
4. Gangguan interaksi sosial berhungan dengan rasa malu sekunder bau busuk
nekrosis jaringan cerviks.
5. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan kemoterapi.
6. Ganguan body image berhubungan dengan perubahan struktur tubuh sekunder
terhadap kemoterapi.
F. Intervensi Dan Rasional

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Nyeri b.d Setelah dilakukan - kaji tingkat nyeri. - Untuk mengkaji
infiltrasi saraf tindakan keperawatan data dasar.
akibat infiltrasi pasien akan mampu - Berikan rasa - Mengalihkan
metastase mengurangi rasa nyaman pada fokus perhatian.
neoplasma. nyeri dengan kriteria pasien dengan - Meningkatkan
hasil: pengaturan posisi relaksasi untuk
- Pasien merasa dan aktivitas mengurangi
nyaman. hiburan (musik). nyeri.
- Nyeri berkurang - Ajarkan teknik - Memungkinkan
- Mampu manajemen nyeri pasien
mendemonstrasi (relaksasi, berpartisipasim
kan visualisasi, aktif dalam
keterampilam distraksi). kontrol nyeri.
relaksasi, - Kolaborasi - Kontrol nyeri
pemberian maksimum.
analgetik.
Gangguan Setelah dilakukan - Pantau intake dan - Identifikasi
perubahan tindakan keperawatan output makanan defisiensi
nutrisi kurang diharapkan tipa hari. nutrisi.
dari kebutuhan kebutuhan nutrisi - Ukur BB tiap hari. - Memantau
b.d anoreksia dapat tercukupi - Dorong pasien peningkatan BB.
pasca tindakan dengan kritria hasil: untuk diet tinggi - Kebutuhan
kemoterapi. - pasien protein. jaringan
mengungkapkan metabolik
pentingnya adequat oleh
nutrisi. nutrisi.
- Peningkatan BB
progresif.
Ketakutan/cema Setelah dilakukan - Dorong pasien - Memerikan
s berhubungan tindakan keperawatan untuk kesempatan
dengan ancaman ketakutan/kecemasan mengungkapkan untuk
perubahan berkurang sampai pikiran dan mengunkapkan
status kesehatan menghilang dengan perasaan. ketakutannya.
serta ancaman kriteria hasil: - Berikan - Membantu
kematian - Pasien lingkungan yang mengurangi
mendemonstrasi aman dan nyaman. kecemasan.
kan koping - Komunikasi - Meningkatkan
efektif dalam terapeutik dan kepercayaan
pengobatan. kontak sering pasien.
- Pasien tampak dengan pasien.
rileks dan - Bantuk - Meningkatkan
melaporkan mengembangkan kemampuan
cemas koping kontrol cemas.
berkurang. menghadapi rasa
takutnya.
Ganguan body Setelah dilakukan - Diskusikan - Membantu
image tindakan keperawatan dengan pasien mengidentifikasi
berhubungan diharapkan gangguan bagaimana masalah untuk
dengan body image dapat pengobatan menemukan
perubahan teratasi dengan mempengaruhi pemecahannya.
struktur tubuh kriteria hasil: kehidupan pasien.
sekunder - Pasien mampu - Jelaskan bahwa - Membantu
terhadap mengembangkan tidak samping pasien untuk
kemoterapi mekanisme terjadi pada menyiapkan diri
koping. pasien. beradaptasi.
- Pasien mampu - Berikan dukungan - Membantu klien
memahami emosi. untuk percaya
tentang diri.
perubahan - Gunakan - Menigkatkan
struktur tubuh. sentuhan selama kepercayaan diri
interaksi dan pasien.
pertahankan
kontak mata.
Gangguan Setelah dilakukan - Kaji kulit - Efek kemerahan
integritas kulit tindakan keperawatan terhadap efek dapat terjadi
berhubungan diharapkan integritas samping terapi pada terapi
dengan efek kulit dapat terjaga kanker, observasi radiasi.
radiasi dan dengan kriteria hasil: adanya
kemoterapi - Pasien kerusakan/perlam - Mempertahankan
berpartisipasi batan kebersihan kulit
dalam mencegah penyembuhan tanpa mengiritasi
komplikasi. luka. kulit.
- Tidak terjadi - Mandikan dengan - Membantu
kerusakan kulit. air hangat dan menghindari
sabun ringan. trauma kulit.
- Dorong pasien - Meningkatkan
untuk sirkulasi dan
menghindari mencegah
menggaruk kulit. tekanan pada
- Ubah posisi tubuh kulit.
dengan sering.
G. Buku Sumber

Doenges, Marilynn E. (2000). Rencana asuhan keperawatan. Jakarta: EGC.


Marry H, Persis. (1999). Dasar-dasar keperawatan maternitas. Jakarta: EGC.
Smeltzer, G Bare.(2002). Buku ajar keperawatan medikal bedah vol. 2. Jakarta: EGC.
Price, Sylvia A. (1995). Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit edisi
keempat buku kedua. Jakarta: EGC.

You might also like