Professional Documents
Culture Documents
SISTEMIK
SuryaSanjaya,GedeKambayana,IK Ri
n a,Tj
o kordaRakaPutr
a
Bagian/SM F I
lmuPenyakitDal
am FK Unud/RSUP Sanglah,Denpasar
e-mail: gede_kambayana@yahoo.com
ABSTRACT
MI
TRALVALVE I
NSUFFI
CIENCY
I
N SYSTEM I
C LUPUS ERYTHEM ATOSUS PATI
ENT
Syst
emi
clupuser
y t
h emat
o sus(
SLE)i
samult
isyst
em i
n f
lammat
o r
ydiseaset
h ati
soft
endif
ficultt
odiagnoseandt
h e
et
iologyst
illuncl
ear
.Bef
o r
ethediagnosi
scanbeest
abli
shed,f
o urofel
evencl
inicalandl
aborat
o r
ycr
iter
iamustbemet
. The
progressi
o nofSLE i
sacutef
u l
minant,chronicr
emi
sionandexacer
b at
ion.Pr
eval
ensofSLE i
nthemanycountr
iesi
svar
iousl
y
bet
ween 2.
9–400per100.
000.SLE usual
lyoccuri
nreproduct
ionper
iodofhuman(
15 – 40year
sold)andf
emal
eismore
commont
h anmal
e5.
5 –9.
0:1.Car
d i
o vascularmanif
est
ati
o nofSLE i
sanser
iouscaseandi
n cr
easi
n gofmort
ali
ty.Per
icar
d i
tis,
mi
o car
d i
tisandf
ibri
n ousLi
b mann-Sacksendocar
d i
tisar
eacommoncar
d i
o vascularmanif
est
ati
o n.Insuff
ici
encyofmi
traland
aort
aval
v ei
sar
arecompli
cat
ionofSLE andusual
lycombinat
ionwi
thpulmonalvei
ncongest
ionandl
u ngedema.W er
eport
ed
asyst
emi
clupuser
y t
h emat
o suswi
thi
n suff
ici
encymi
tralval
v ei
nSanglahhospit
albecauset
h i
scasei
sver
yrar
einpopulat
ion
andcompli
cat
ed.Accurat
ediagnosi
sofSLE i
simport
antbecauseprompttr
eat
mentcanr
educemorbidit
yandmort
ali
ty.
Keywords:syst
emi
clupuser
y t
h emat
o sus,mi
tralval
v ei
n suff
ici
ency
PENDAHULUAN Fr
e kuensipada wani
ta di
bandi
ngkan dengan pr
ia
1,
3,4
ber
k i
sarantar
a5,
5 –9,
0:1.
Lupuseri
temat
o sussi
stemi
k(LES)merupakan Manif
e st
asiLES padasi
stem kardiovaskular
penyakitkeradangan mult
isi
stem yangpenyebabnya mer
u pakansal
ahsat
u masal
ahyangsangatser
iusdar
i
bel
umdi
ket
ahui
,per
jal
ananpenyaki
takutat
auf
u l
minan penyaki
tini
,kar
enadapatmenyebabkankondi
siyang
dankroni
kremi
siat
aueksaser
b asi
,di
ser
taiol
ehber
b agai f
atal
.Per
ikar
d i
tismer
u pakan manif
est
asiyangpal
ing
1-
3
macam autoanti
b odidal
am t
u buh. I
n si
d en LES di seri
ng di
jumpaidan bi
a sanya mempunyair
e spon
berbagainegarasangatbervari
asi
.Pr
e val
ensipada t
erhadapt
erapiantii
n f
lamasi
.M anif
est
asiyangser
ius
ber
b agaipopul
asiyangber
b eda-
b edadapatber
v ar
iasi l
ainnyaadal
ah mi
o kar
d i
tisdanendokar
d i
tisfibrinous
ant
ara2,
9/100.
000–400/
100.
000.Penyaki
tinidapat Libmann-
Sacks.Keterl
ibatanendokardi
um dapat
dit
emukanpadasemuausi
a,t
etapipal
ingbanyakdi- mengakibat
k angangguanpadakat
u pj
antungberupa
t
emukanpadausi
a 15 – 40t
ahun(
masar
eproduksi
). i
n sufi
siensi
,ter
u t
amapadakat
u pmi
traldanaort
a.Pada
I
n suff
isi
ensiKat
u pM i
tralpadaSeorangPender
itaLupusEr
itemat
o susSi
stemi
k
215
SuryaSanj
a ya,GedeKambayana,IK Rina,Tj
okordaRakaPut
ra
insufisiensi katup mitral terjadi penurunan kontraktilitas Penderita juga mengeluh bengkak pada keempat
yang biasanya bersifat irreversibel dan disertai dengan tungkai. Bengkak ini dirasakan seperti rasa yang berat
terjadinya kongesti vena pulmonalis yang berat dan ede- dan penuh pada keempat tungkai dan menjadi beban
1-4
ma pulmonal. tambahan jika berjalan atau beraktifitas. Bengkak pada
Berikut ini akan dilaporkan sebuah kasus LES keempat tungkai ini dirasakan sejak dua bulan sebelum
dengan manifestasi insufisiensi katup mitral dan edema masuk rumah sakit dan terus bertambah berat secara
paru. Kasus ini dilaporkan mengingat kasus lupus perlahan-lahan hingga sampai pada kedua lutut dan
eritematosus sistemik yang melibatkan insufisiensi sampai pasien merasa seluruh badannya bengkak. Pasien
katup mitral dan hipertensi pulmonal adalah kasus jarang sering mengeluh nyeri sendi pada keempat anggota
dan mempunyai manifestasi yang komplek. gerak. Nyeri sendi tersebut terutama dirasakan pada
Seorang wanita, usia 40 tahun, ibu rumah tangga, berat. Penderita juga mengeluh buang air kecilnya
suku Bali datang ke rumah sakit Sanglah dengan keluhan berkurang sejak satu minggu sebelum MRS dengan
utama sesak nafas. Sesak nafas yang dirasakan seperti jumlah air kencing kurang lebih satu gelas (200 cc)
rasa berat pada kedua dada sehingga penderita kesulitan dalam sehari. Pasien pernah dirawat sepuluh bulan yang
untuk menarik dan mengeluarkan nafas. Sesak ini sudah lalu, selama empat belas hari dengan keluhan badan
dirasakan sejak satu minggu sebelum masuk rumah bengkak dan dikatakan menderita sindroma nefrotik.
sakit. Sesak nafas dirasakan menjadi berkurang dengan Pasien mendapat obat furosemid, kaptopril dan
pasien berbaring. Penderita juga mengeluh batuk sejak Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesan umum
satu minggu sebelum masuk rumah sakit. Batuk ini sakit berat, kesadaran (GCS) E3V4M5, tekanan darah
dirasakan sangat berat disertai dahak berwarna putih 180/100 mm Hg, nadi 150 kali/menit, respirasi 40 kali/
seiring dengan sesak nafas dan bertambah bila penderita tidak ditemukan adanya buterfly rash atau dermatitis,
tidur berbaring dan merasa lebih baik bila duduk. terdapat anemia pada kedua konjungtiva palpebra,
Penderita juga merasakan panas badan pada seluruh hiperemi pada kedua konjungtiva bulbi. Pada
tubuh. Panas dirasakan sangat mengganggu sehingga pemeriksaan telinga, hidung dan tenggorokan tidak dit-
penderita tidak bisa istirahat. Panas badan ini sudah emukan adanya ulkus. Pemeriksaan leher tidak terdapat
mulai dirasakan penderita sejak tiga hari sebelum masuk pembesaran kelenjar getah bening dan pemeriksaan J
VP
rumah sakit terjadi secara perlahan-lahan, tidak disertai ditemukan PR+3 cm H O. Pemeriksaan fisik thorak dit-
2
menggigil dan dirasakan semakin memberat. Penderita emukan simetris pada saat statis dan dinamis, vokal
juga mengeluh bengkak pada kedua kelopak mata. fremitus thorak kanan dan kiri yang meningkat, perkusi
Bengkak ini dirasakan seperti rasa yang berat pada yang redup pada torak kanan dan kiri, batas jantung dan
kelopak mata. Bengkak pada kedua kelopak mata ini paru yang sulit dievaluasi. Auskultasi jantung ditemu-
dirasakan sejak dua minggu sebelum masuk rumah sakit, kan suara jantung satu dan suara jantung dua tunggal
timbul perlahan-lahan dan dirasakan terus semakin reguler, murmur sulit didengar karena lapangan paru
bronkovesikuler dan terdapat ronki basah kasar pada Penderita dirawat di high care unit dengan
kedua lapangan paru yang terdengar saat inspirasi atau pemberian oksigen sungkup 4 liter per menit, IVFD NaCl
ekspirasi. Pada pemeriksaan fisik abdomen ditemukan 0,9% sebagai IV line, diet 2100 kalori, 40 gram protein,
nyeri tekan ringan dan difus, adanya distensi ringan, rendah garam, furosemid 3 kali 40 mg, natrium bikar-
suara peristaltik empat sampai enam kali permenit. bonat bolus 25 mg dilanjutkan drip 50 mg, kaptopril 2
Terdapat pembesaran hati dengan ukuran tiga jari kali 25 mg, irbesartan 1 kali 150 mg, metilprednisolon
dibawah arcus costae dan tiga jari dibawah processus 2 kali 125 mg, levofloksasin 1 kali 500 mg dan
asites dengan shiftingdullness positif. Pada pemeriksaan Selama perawatan di HCU keluhan penderita
ekstremitas ditemukan nyeri sendi pada kedua lutut berkurang, hal ini dapat dilihat dari kesadaran (GCS)
disertai warna kemerahan, teraba hangat, tanpa adanya E4V5M6, tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 86 kali
0
krepitasi. Warna keempat ekstremitas pucat dan terdapat menit, respirasi 28 kali/ menit dan temperatur 37,2 C.
Pemeriksaan laboratorium saat penderita masuk konjungtiva mata, JVP PR + 2 cmH O, didapatkan ronki
2
rumah sakit didapatkan, darah lengkap: WBC: 5,41 k/ basah kasar pada basal lapangan paru dan masih dit-
uL, Hb: 7,9 g/dL, Hct: 25,3% , MCV: 103,3 fL, MCHC: emukan edema pada keempat ekstremitas dan
31,2g/dL, PLT: 155 k/uL. Kimia klinik: BUN: 37 mg/ keseimbangan cairan yang negatif. Selama perawatan
dL, SC: 1.4 mg/dL, AST: 93 IU/L, ALT: 74 IU/L, albu- dilakukan pemeriksaan penunjang lain seperti: analisa
min: 2,3 g/dL, kholesterol: 322 mg/dL. Urine lengkap cairan pleura dengan hasil pemeriksaan: hitung jenis
didapatkan PH: 6,0, leukosit: 20 leu/uL, protein: 500 (4 cairan pleura, mononuklear: 74 sel/ml, PMN: 26 sel/mL,
+) mg/dL, eritrosit: 8-10 ery/uL, hialin: positif, bakteri: Jumlah sel: 198 sel/mL, dan Rivalta: negatif,
positif. Pada pemeriksaan analisa gas darah didapatkan pemeriksaan ekokardiografi dengan hasil mitral
PH: 7,18, PCO2: 52 mmHg, PO2: 55 mmHg, HCO3-: insufisiensi moderat, efusi perikardial minimal, fungsi
19,4 mmol/L, BE: - 9,0 mmol/L, natrium: 142 mmol/L, ventrikel kiri menurun, pulmonal hipertensi (PHT)
Pemeriksaan foto thorak saat masuk rumah sakit Perkembangan selanjutnya menunjukkan kondisi
ditemukan jantung membesar dengan batas jantung dan penderita yang terus membaik, keluhan sesak dan batuk
paru yang sulit dievaluasi, pinggang jantung menghilang, penderita mulai berkurang, kesadaran (GCS) E4V5M6,
aorta knob tidak menonjol, ditemukan gambaran edema tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 96 kali/menit,
pulmonal pada lapangan paru kanan dan kiri serta dit- respirasi 27 kali/menit. Pada pemeriksaan fisik ditemu-
emukan diapragma letak tinggi. Pada pemeriksaan EKG kan JVP PR +2 cm H O, suara nafas bronkovesikuler
2
didapatkan sinus takikardi 150 kali/menit, aksis nor- dan ronki basah kasar pada kedua basal lapangan paru.
mal dan tidak ditemukan atrial fibrilasi. Hepar ditemukan membesar 2 jari dibawah arcus costae
Penderita saat masuk rumah sakit didiagnosis dan 2 jari bawah prosesus xipoideus dan edema tungkai
dengan edema paru akut et causa suspek acut respiratory sudah berkurang, keseimbangan cairan negatif dengan
distress syndrome, asidosis metabolik, suspek LES produksi urine 1000-2000 cc/hr. Pemeriksaan analisa gas
(suspek sindroma nefrotik, hipertensi grade II, efusi darah dengan hasil PH: 7,4, PO2: 85 mmHg, PCO2: 55
perikardial, anemia sedang makrositer et causa suspek mmHg, HCO3: 21,1 mmol/L, BE: -3,4 mmol/L, saturasi
negatif, pemeriksaan tes ANA didapat hasil positif dan dan hipersensitivitas limposit T dan B. Hiperaktifitas
pemeriksaan coomb test didapatkan hasil negatif. Dari ini ditandai dengan peningkatan HLA-D dan CD40L.
tambahan hasil pemeriksaan laboratorium maka Produk akhir dari abnornalitas ini adalah terbentuknya
penderita didiagnosis dengan lupus eritematosus siste- autoantibodi patogen dan pembentukan komplek imun.
mik dengan manifestasi insufisiensi katup mitral, edema Komplek imun akan menyebabkan kerusakan Ig-coated
paru akut dan sindrom nefrotik, efusi perikardial dan circulating cell, fiksasi komplemen protein, pengeluaran
efusi pleura bilateral. Terapi masih dilanjutkan sama kemotaksin, vasoaktif peptida dan enzim yang dapat
Setelah dua belas hari perawatan penderita menyebabkan keradangan pada dinding dalam jantung
mengeluh sesak berkurang, batuk minimal dengan dahak sehingga sering menimbulkan endokarditis yang
warna putih. Kesadaran (GCS) E4V5M6, tekanan 120/ mengakibatkan kerusakan pada katup jantung.
3-7
80 mmHg, nadi 92 kali/menit, respirasi menjadi 24 kali/ Insufisiensi mitral akut akan menyebabkan gejala
menit, temperatur 37,0 derajat C. Pada pemeriksaan fisik dan tanda gagal jantung kongestif dekompensata (sesak
ditemukan JVP PR + 2 cmH O, suara nafas bronkove- nafas, edema paru, orthopneu, paroxysmal noctural
2
sikuler dan ronki minimal di basal kedua lapangan paru. dyspnea). Gejala yang timbul disebabkan oleh penu-
Hepar ditemukan membesar 2 jari bawah arcus costae runan cardiac output.Kolap kardiovaskular yang disertai
dan 2 jari bawah prosesus xipoideus. Edema tungkai syok (syok kardiogenik) sering terjadi pada pasien den-
sudah berkurang serta keseimbangan cairan yang tetap gan insufisiensi mitral akut oleh karena ruptur m.
Diagnosis LES ditegakkan berdasarkan Kriteria pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya peningkatan
ARA (American Rheumatism association). Diagnosis denyut vena jugular, distensi vena leher, perkusi redup
LES ditegakkan apabila terdapat 4 atau lebih dari 11 pada thorak kanan dan kiri, adanya ronki basah kasar
kriteria tersebut yang terjadi secara bersamaan atau diseluruh lapangan paru, hepar yang membesar disertai
3-6
dengan tenggang waktu. Pada penderita ini diagnosis nyeri tekan dan edema pada keempat tungkai. Pada
LES ditegakkan berdasarkan atas adanya bukti gejala pasien ini mempunyai tanda-tanda kegagalan nafas akut
pada ginjal berupa proteinuria, adanya manifestasi pada gangguan fungsi jantung dan paru. Tanda adanya edema
paru-paru berupa efusi pleura bilateral dan edema paru, paru sangat mungkin terjadi jika dilihat dari segi adanya
manifestasi pada jantung berupa efusi perikardial serta insufisiensi katup mitral.
adanya tes ANA yang positif. Lupus eritematosus Ada beberapa tes diagnostik yang bisa
sistemik merupakan penyakit keradangan autoimun menunjukkan hasil abnormal pada insufisiensi mitral.
dengan manifestasi multi organ. Manifestasi klinik Elektrokardiogram akan menunjukkan adanya
merupakan akibat adanya komplek antigen-antibodi pembesaran atrium kiri dan hipertropi ventrikel kiri.
pada pembuluh darah kapiler atau struktur viseral. Pada Atrial fibrilasi sering terjadi pada insufisiensi mitral
lupus eritematosus sistemik akan timbul respon imun kronik, tetapi elektrokardiogram tidak menunjukkan
Chest X ray pada seseorang dengan insufisiensi mitral akut, stroke volume ventrikel kiri meningkat (ejeksi
kronik ditandai dengan pembesaran atrium kiri dan ven- fraksi meningkat) tetapi cardiac output menurun.
trikel kiri. Tanda pembuluh darah paru sering terlihat Volume regurgitasi akan menimbulkan overload volume
normal bila tekanan vena pulmonal tidak meningkat dan overload tekanan pada atrium kiri dan peningkatan
7-11
signifikan. tekanan di atrium kiri akan menghambat aliran darah
menunjukkan adanya perubahan pada pleura, parenkim Pada fase kronik terkompensasi, insufisiensi
paru dan jantung. Perubahan dapat berupa kelainan mitral terjadi secara perlahan-lahan dari beberapa bulan
campuran pada jantung dan lesi parenkim. Pleura dapat sampai beberapa tahun atau jika pada fase akut diobati
menunjukkan shaggy thickening pada permukaannya. dengan medikamentosa maka pasien akan memasuki
Perubahan pada parenkim dapat berupa focal patches, fase terkompensasi. Pada fase ini ventrikel kiri menjadi
linier bands, infiltrat small nodul. Kelainan pada jan- hipertropi dan terjadi peningkatan volume diastolik yang
tung dapat berupa kardiomegali minimal sampai sedang. bertujuan untuk meningkatkan stroke volume agar
Diapragma letak tinggi dapat ditemukan pada sekitar 5 mendekati nilai normal. Pada atrium kiri, akan terjadi
7-11
sampai 18% pasien. kelebihan volume yang menyebabkan pelebaran atrium
Pemeriksaan radiologi pada saat pasien masuk kiri dan tekanan pada atrium akan berkurang. Hal ini
rumah sakit menunjukkan batas jantung dan paru yang akan memperbaiki drainase dari vena pulmonalis
sulit dievaluasi. Dan pemeriksaan foto thorak ulangan sehingga gejala dan tanda kongesti pulmonal akan
pinggang jantung menghilang. Adanya efusi pleura bi- Pada fase kronik dekompensasi akan terjadi
lateral disertai tanda edema parenkim paru yang berat. kontraksi miokardium ventrikel kiri yang inadekuat
Ekokardiografi dapat digunakan sebagai konfirmasi untuk mengkompensasi kelebihan volume dan stroke
diagnosis. Warna doppler aliran darah pada transthoracic volume ventrikel kiri akan menurun. Penurunan stroke
echocardiogram (TTE) akan menunjukkan aliran darah volume menyebabkan penurunan cardiac output dan
yang cepat dari ventrikel kiri ke atrium kiri selama sist- peningkatan end-systolic volume. Peningkatan end-
olik ventrikel. Ekokardiografi penderita ini menunjukkan systolic volume akan meningkatkan tekanan pada ven-
adanya mitral insufisiensi moderat, adanya ganguan trikel dan kongesti vena pulmonalis sehingga akan
fungsi ventrikel kiri, efusi perikardial dan hipertensi timbul gejala gagal jantung kongestif. Pada fase lebih
8-12
pulmonal. lanjut akan terjadi cairan ekstravaskular pulmonal
Patofisiologi mitral insufisiensi dapat dibagi keda- (pulmonary ekstravaskular fluid). Ketika regurgitasi
lam fase akut, fase kronik yang terkompensasi dan fase meningkat secara tiba-tiba, akan mengakibatkan
kronik dekompensasi. Pada fase akut sering disebabkan peningkatan tekanan atrium kiri dan akan diarahkan balik
adanya kelebihan volume di atrium dan ventrikel kiri. ke sirkulasi pulmonal, yang dapat mengakibatkan edema
Ventrikel kiri menjadi overload oleh karena tiap pulmonal. Regurgitasi mitral juga akan menyebabkan
kontraksi tidak hanya memompa darah menuju aorta terjadinya edema paru pada pasien dengan mitral
(cardiac output atau stroke volume kedepan) tetapi juga r e g u rg i t a s i yang kronik, dimana daerah lubang
terjadi regurgitasi ke atrium kiri (regurgitasi volume). regurgitasi akan dapat berubah secara dinamis dan
Kombinasi stroke volume kedepan dan regurgitasi bertanggung jawab terhadap kondisi kapasitas,
13,14
serta akan menurunkan kekuatan menutup dari katup dari LES.
menghasilkan peningkatan tekanan pembuluh darah Telah dilaporkan sebuah kasus lupus eritematosus
11-14
pulmonal. sistemik dengan manifestasi insufisiensi katup mitral
Edema pulmonal akut merupakan proses yang yang menyebabkan komplikasi lainnya berupa edema
dramatis dan merupakan manifestasi dari gagal jantung. paru dan kegagalan sistem pernafasan. Manifestasi yang
Patogenesisnya belum diketahui sepenuhnya dan terjadi pada pasien ini berupa insufisiensi mitral yang
penyebabnya dapat berupa sindrom koroner akut, akan mengakibatkan resistensi pengosongan ventrikel
takiaritmia, lesi valvular, disfungsi diastolik dengan kiri menjadi menurun, sehingga terjadi peningkatan
eksaserbasi akut pada hipertensi. Edema pulmonal pada volume ventrikel kiri dan penurunan cardiac output.
insufisiensi mitral terjadi ketika cairan dari pembuluh Kontraktilitas ventrikel kiri pasien ini menurun yang
darah pulmonal ke interstitial meningkat. Hukum starling merupakan dasar terjadinya peningkatan tekanan pada
akan menentukan keseimbangan cairan antara alveoli vena pulmonal dan merupakan dasar dari edema paru
pulmonal dengan pembuluh darah. Edema pulmonal dan keluhan yang terjadi. Patofisiologi ini sangat penting
disebabkan karena peningkatan tekanan hidrostatik kapi- untuk diketahui sehingga akan sangat berguna bagi
ler paru yang menyebabkan transudasi cairan ke penanganan yang akan diberikan.
8-11
edema paru.
12-14
Martin JD, Kasper DL, editors. Harrison’
s
lama.
th
principles of internal medicine. 16 ed. New York:
Selain patofisiologi yang diterangkan diatas,
Mc Graw Hill;2005.p.1390-7.
hipertensi pulmonal yang berat merupakan manifestasi
jarang yang melibatkan paru-paru dan jantung. Dari 3. Systemic lupus erythematosus. In: Klippel J,
beberapa literatur dikatakan bahwa adanya bukti deposit Leslie J, John H, Cornelia M, editors. Primer on
th
imun pada pembuluh darah pulmonal. Hal ini tidak the rheumatic diseasse. 12 ed. Georgia: Arthri-
tor. Perspective on pathophysiology. Philadelphia: heart disease. In: Thomas EA, Claude B, Charles
WB Saunders company; 1998.p.1016-7. CJ, Fred P, Llyoid HS. Editors. Cecil Essentials
rd
5. Gerald R, Andrew F, Allen B, Renu F. Cardio- of medicine. 3 ed. Philadelphia: WB Saunders
matosus. In: Tatiana TA, editors. Pathology of 11. Fransisco P. Pulmonary manifestations. In: Daniel
systemic lupus erythematosus. Washington DC: J, Bevra HH, editor. Dubois’ lupus erythemato-
27. 1998.p.343-55.
6. Hildebrand J. Systemic lupus erythematosus. 12. Luc AP, Patricio L. The role of ischemic mitral
7. Ronald J, Pulmonary hipertensi primary. Avail- 13. Shivkumar J. Mitral regurgitasi. Available at:
8. Manurung D. Regurgitasi mitral. In: Aru W, www. emedicine. com/med/topic 1485. htm.
th
Bambang S, Idrus A, Marcellus S, Siti S, 2006; Accessed February 14 , 2006.
editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid III. 14. Amal M. Pulmonary edema. Available at: URL:
Edisi keempat. Jakarta: Departemen Ilmu http:// www. emedicine. com/med/topic 1955.htm.
th
cessed July 21 , 2006.