Professional Documents
Culture Documents
c
meningkatkan mutu kehidupan bangsa, keadaan gizi yang baik merupakan salah
satu unsur penting. Gizi kurang pada balita akan menimbulkan gangguan
dewasa. Keadaan tersebut terjadi karena pada usia tersebut kebutuhan gizi lebih
besar dan balita merupakan tahapan usia yang rawan gizi (1).
sekitar 5 juta anak menderita gizi kurang, 1,5 juta diantaranya menderita gizi
buruk. Dari anak yang menderita gizi buruk tersebut ada 150.000 menderita gizi
Selama tahun 2007, kasus gizi buruk di Kalsel tercatat 126 kasus. Di
kasus, Barito Kuala dan Hulu Sungai Tengah masing-masing 8 kasus, Hulu
Sungai Utara 5 kasus, Kotabaru 4 kasus, Hulu Sungai Selatan dan Tabalong
2007 menggambarkan bahwa prevalensi gizi buruk dan kurang masih mencapai
26,5%. Sebagian besar kabupaten/kota belum mencapai target nasional perbaikan
gizi tahun 2015 dari target Indonesia (18,5%). Walaupun demikian berdasarkan
Profil kesehatan kota Banjarmasin tahun 2006, jumlah balita yang ditimbang di
Provinsi Kalimantan Selatan hanya sebesar 45,13%, balita yang berat badannya
naik 68,4% dan Balita BGM (bawah garis merah) adalah 4,48%.
dalam deteksi dini gizi kurang pada balita. Semua kegiatan Posyandu sangat
gizi kurang pada anak balita yang berhubungan dengan tingginya bayi lahir
bagi Balita perempuan dan laki-laki, sebagai alat sederhana yang mudah
KMS sebagai alat untuk memantau tumbuh kembang anak telah digunakan
secara rutin dan teratur setiap bulan di Posyandu dapat mendeteksi lebih awal
memburuknya keadaan gizi anak balita tersebut. Anak dengan gangguan gizi
terhenti, sehingga dengan menimbang berat badan anak secara teratur setiap bulan
dan menuliskannya di dalam KMS merupakan salah satu langkah penting untuk
anak. Bahkan seringkali KMS tidak dibawa pulang ibu tetapi ditinggal/ disimpan
petugas sehingga fungsi KMS menjadi tidak optimal. Idealnya KMS selalu
dibawa dan disimpan oleh masing masing ibu, sehingga mereka bisa memantau
c
Anak balita dengan gizi kurang atau buruk akan mempengaruhi kualitas
generasi bangsa di masa depan, sehingga perlu dipikirkan bagaimana upaya yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan pendeteksian secara dini gangguan gizi pada
c c
dari makanan dalam jumlah tertentu pula, pada dasarnya adalah konsep abad
modern. Oleh karena itu gizi baru diakui sebagai ilmu pengetahuan (sain) pada
awal abad ke-20 setelah penemuan bidang ilmu lain khususnya di bidang ilmu
kimia, fisiologi (faal), dan penemuan vitamin, protein, dan zat gizi lain yang
masalah yang dihadapi manusia. Dari waktu ke waktu ilmu gizi menghadapi
tantangan untuk dapat menentukan jenis dan kecukupan gizi yang optimal untuk
Dengan tantangan tersebut dan adanya krisis ekonomi yang sampai saat ini masih
banyak dirasakan oleh penduduk miskin, maka perlu revitalisasi Posyandu sebagai
pemenuhan zat gizi, maka ilmu gizi semakin bersifat µinterdisiplin¶ sebagai sain
Kurang Vitamin A (KVA), Kurang Energi Protein (KEP) dan Gangguan akibat
akan berjalan lamban dan teratur sampai masa akil balik, pada masa akil balik usia
(3).
Bila jumlah asupan zat gizi sesuai dengan yang dibutuhkan, maka
disebut gizi seimbang atau gizi baik. Bila jumlah asupan zat gizi kurang dari yang
dibutuhkan disebut gizi kurang, sedangkan bila jumlah asupan zat gizi melebihi
dari yang dibutuhkan disebut gizi lebih. Dalam keadaan gizi yang baik dan sehat
atau bebas dari penyakit, pertumbuhan seorang anak akan normal, sebaliknya bila
dalam keadaan gizi tidak seimbang, pertumbuhan seorang anak akan terganggu,
kesehatan yang baik dan gizi seimbang/baik. Salah satu cara terbaik untuk
menimbang berat badan anak secara teratur dan membandingkannya dengan berat
badan standar sesuai umur. Berat badan merupakan salah satu ukuran yang paling
tubuh. Berat badan sangat mudah dipengaruhi oleh keadaan mendadak, seperti
terserang infeksi atau diare, konsumsi makanan yang menurun. Sebagai indikator
status gizi, barat badan dalam bentuk indeks berat menurut umur (BB/U) dan berat
!"!#$
yang paling mudah menderita kelainan gizi, bila suatu masyarakat terkena
Kebutuhan bayi akan zat-zat gizi adalah yang paling tinggi, bila
dinyatakan dalam satuan berat badan, karena bayi sedang adalam periode
pertumbuhan yang sangat pesat. Bayi sehat yang dilahirkan dengan berat badan
cukup sekitar 2,5 ± 3,5 kg, maka berat badannya akan naik 300-500 gram per
bulannya (5).
Makanan bayi yang alamiah adalah ASI yang dianjurkan diberikan kepada
bayi sampai sekitar 2 tahun. Pada umur 2 tahun ASI dihentikan dan makanan
anak diganti dengan jenis makanan orang dewasa yang dikonsumsi oleh
þ& !"!c
yang pesat, namun anak balita justru merupakan kelompok umur yang paling
sering menderita kekurangan gizi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
mengenai hal tersebut, dimana anak balita masih dalam periode transisi dari
lebih baik dari kelompok balita, walaupun demikian masih terdapat berbagai
kondisi gizi anak sekolah yang tidak memuaskan, misalnya berat badan yang
kurang. Keluhan yang banyak disuarakan oleh kaum ibu mengenai kelompok
umur ini yaitu bahwa mereka kurang nafsu makan, sehingga sulit sekali
dewasa. Anak membutuhkan lebih banyak makanan untuk tiap kilogram berat
mengandung cukup kalori, selain kalori dalam makanan harus cukup tersedia
protein, karbohidrat, mineral, air, vitamin dan beberapa asam lemak dalam
jumlah tertentu. Apabila jumlah minimal keperluan tersebut tidak dapat
dipenuhi dalam waktu lama akan timbul gejala gizi kurang (6).
pendek.
lebih rendah. Setiap anak yang berstatus gizi buruk mempunyai resiko
yang khas, misalnya bentuk kwashiorkor, bentuk marasmus atau bentuk campuran
dalam bentuk ringan. Gejala penyakit KEP ringan ini tidak jelas, hanya terlihat
bahwa berat badan anak lebih rendah jika dibandingkan dengan anak seumurnya.
Etiologi KEP dibedakan menjadi dua yaitu etiologi langsung dan etiologi
tidak langsung :
a. Penyebab langsung : masukan makanan yang kurang dan penyakit atau
kelainan yang diderita anak, misalnya penyakit infeksi, malabsorpsi dan lain-
lain. anak yang sakit, asupan zat gizi tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh
Penyebab tidak langsung : faktor ekonomi, faktor perumahan dan sanitasi,
lain-lain.
Faktor etiologi bervariasi sehingga derajat KEP pun bervariasi dari yang
KEP ringan dan sedang merupakan keadaan patologik akibat kekurangan energi
dalam waktu yang cukup lama, meskipun masukan protein dan zat gizi lainnya
mungkin cukup.
yang berlanjut dengan menyusutnya jaringan otot serta organ lain, baik morfologi
tubuhnya sendiri).
Kwashirkor dapat terjadi akibat tubuh selalu kekurangan protein dalam diit
dan lebih banyak mendapat diit kaya karbohidrat (energi relatif cukup).
'(
Salah satu akibat krisis ekonomi adalah penurunan daya beli masyarakat
Untuk mempertahankan status gizi yang baik perlu intervensi gizi melalui
1. Pola pemberian Air Susu Ibu (ASI) dan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
Masih rendahnya bayi yang mendapat ASI ekslusif sampai usia 6 bulan.
Berdasarkan SDKI 1995 sekitar 54% ibu yang memberikan ASI secara
ekslusif , dan hasil data dasar ASUH antara 7-13% (2002), beberapa alasan
sehingga tidak semua ibu memberikan ASI pada bayinya adalah jumlah ASI
faktor kesehatan ibu yang kurang memadai, misalnya ibu menderita suatu
kesehatan anaknya.
Setelah bayi lahir, tidak semua ibu memberikan ASI . Hanya sepertiga ibu
yang memberikan ASI pada hari pertama setelah melahirkan. ASI yang
Bayi sudah diperkenalkan dengan makanan lain selain ASI pada minggu
kelahiran.
þ
Interaksi ibu dan anak berdampak positif dengan keadaan gizi anak. Anak
yang mendapat perhatian lebih secara fisik maupun emosional, maka keadaan
)
)
"'
imunisasi campak
(
air bersih dan perilaku hidup bersih dan sehat, akan mengurangi resiko kejadian
penyakit infeksi.
Ä
"
keluarga dan jika tidak cukup dapat dipastikan konsumsi setiap anggota keluarga
dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari utriture dalam bentuk
variabel tertentu. Dalam pembahasan status gizi ada 3 konsep yang satu sama lain
1. Proses dari organisme dalam menggunakan bahan makanan melalui proses
2. Keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara pemasukan gizi disatu
variabel yang digunakan dalam penentuan, misalnya tinggi badan (TB) atau
dengan metode tidak langsung yaitu dengan melihat statistik vital, konsumsi
Perbedaan antara status gizi dan indikator status gizi yaitu bahwa indikator
status gizi memberikan refleksi tidak hanya status gizi tetapi refleksi dari
pengaruh-pengaruh faktor non gizi. Oleh karena itu indikator yang digunakan
walaupun sensitif tetapi tidak selalu spesifik untuk status gizi (7).
Klasifikasi status gizi harus ada ukuran baku. Baku antropometri yang
1. Gizi lebih untuk over weight, termasuk kegemukan dan obesitas.
3. Gizi kurang untuk under weight yang mencakup mild dan moderate PCM
dan kwashiorkor.
Klasifikasi Status Gizi Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat
#(c
baku.
!"!
dapat dilakukan oleh siapa saja yaitu dengan latihan yang cepat dan sederhana.
status gizi yang amat sensitif. Tingginya sensitivitas ini ditunjukkan dengan fakta
pertumbuhan tubuh serta penggunaan lemak dan otot. Akibat dari kekurangan gizi
terjadi pada tahap awal dan makin berat apabila kekurangan itu makin meningkat,
faktor genetik dan lingkungan seperti konsumsi makanan dan penyakit infeksi.
pertumbuhan misalnya berat badan dan tinggi badan. Hal ini dapat digunakan
untuk menilai gangguan pertumbuhan dan keadaan kurang gizi akibat defisiensi
energi atau protein. Dengan kata lain antropometri atau ukuran tubuh dapat
memberi gambaran status energi dan protein seseorang (status gizi) (6).
(BB), Panjang Badan (PB) atau Tinggi Badan (TB), Lingkaran Lengan Atas
(LLA), Lingkaran Kepala (LK), Lingkaran Lengan Dada (LD), dan lapisan Lemak
adalah BB dan TB, pada umumnya dilakukan pada anak-anak di bawah lima
disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variabel lain seperti : BB/U,
c
ada pada tubuh, antara lain tulang, otot, lemak, cairan tubuh dan lain-
lainnya. Berat badan dipakai sebagai indikator pada saat ini untuk
perubahan sedikit saja, pengukuran obyektif dan dapat diulangi dan dapat
ditimbang dengan alat relatif murah. Kerugian indikator berat badan ini
tidak sensitif terhadap proporsi tubuh misalnya pendek gemuk atau tinggi
kurus.
þ
,-
meningkat pesat pada masa bayi kemudian melambat dan menjadi pesat
bertambah panjang.
"
kepala akan kecil, sehingga lingkar kepala akan lebih kecil dari normal
(
otot yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh dibandingan
c" !
cc!
!
.
Stuart (1930-1939) pada sejumlah anak Kaukasia dengan gisi relatif baik di
c
Inggris. Baku Tanner ini dipakai sebagai baku pertumbuhan untuk Inggris
i
"
!
Jumadias tahun 1964 mengumpulkan data berat dan tinggi badan anak usia
NCHS.
Husaini YK, dkk, mengumpulkan data berat dan panjang badan bayi usia 0-
12 bulan serta berat dan tinggi badan anak usia 12-60 bulan di Klinik gizi
c*
Baku NCHS pertama tahun 1977 disusun berdasarkan data berat badan,
tinggi badan pada populasi di Amerika sejak tahun 1860 yang dikumpulkan
**þ
perbaikan/revisi dari Kurva yng dibuat olleh National Center for Health
Statistics (NCHS) pada tahun 1977 dan terdapat tambahan berupa Kurva
&
anak yang disebut ³ road to health chart´ pada tahun 1975 di desa Imesim Nigeria.
Kartu ini merupakan gambar kurva berat badan anak berusia 0-5 tahun. Kartu ini
juga dilengkapi dengan beberapa atribut penyuluhan dan catatan yang penting
untuk diingat dan diperhatikan oleh ibu/ petugas kesehatan, antara lain riwayat
kelahiran, imunisasi, pemberian ASI, dll.7 Oleh UNICEF kartu ini diadopsi
Garis acuan yang digambarkan pada KMS Morley dipakai persentil sesuai
a. Garis atas adalah persentil ke-50 berat badan rata-rata untuk laki-laki
b. Garis bawah adalah persentil ke-3 berat badan anak wanita.
KMS yang ada di Indonesia pada saat ini berdasarkan perbaikan yang
dilakukan pada tahun 1995, dimana Standar Harvard diganti dengan standar
WHO-NCHS, Grafik pada KMS dimulai dari yang terkecil 70% (garis merah)
1) Definisi
KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana dan
murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak.
Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu
untuk memantau tumbuh kembang anak, agar tidak terjadi kesalahan atau
KMS juga dapat dipakai sebagai bahan penunjang bagi petugas kesehatan
untuk menentukan jenis tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan dan
nya.
KMS juga berisi pesan-pesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang
a) Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara
b) Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak
penimbangan dicatat di KMS, dan antara titik berat badan KMS dari hasil
penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan bulan ini dihubungkan dengan
pertumbuhan anak. Pada balita yang sehat, berat badannya akan selalu naik,
(1) Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna, atau
c) Berat badan balita dibawah garis merah artinya pertumbuhan balita mengalami
d) Berat badan balita tiga bulan berturut-turut tidak nail (3T), artinya balita
e) Balita tumbuh baik bila: Garis berat badan anak naik setiap bulannya.
f) Balita sehat, jika : Berat badannya selalu naik mengikuti salah satu pita warna
1) Gizi baik, jika BB menurut umur > 80% standart WHO ± NHCS.
2) Gizi kurang, jika berat badan menurut umur 61% sampai 80% standart WHO ±
NHCS.
3) Gizi buruk, jika berat badan menurut umur 60% standart WHO ± NHCS.
1) Berat badan
2) Tinggi badan
Pos pelayanan terpadu atau yang lebih dikenal dengan sebutan posyandu, yaitu
desa, yang melakukan kegiatan lima program prioritas yaitu: KB, Gizi, KIA,
adalah: ³forum yang menjembatani ahli teknologi dan ahli kelola untuk upaya-
1. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran.
kebutuhan.
kemampuan petugas dan keadaan setempat, geografis, jarak antara rumah, jumlah
dilaksanakan dipos pelayanan yang sudah ada, rumah penduduk, balai desa,
Meja 1: pendaftaran
diikuti dengan pemberian makanan tambahan, pralit dan vitamin A dosis tinggi.
- Terhadap ibu hamil yang resiko tinggi, diikuti dengan pemberian zat gizi.
#
anggotanya berasal dari masyarakat, dipilih oleh masyarakata itu sendiri dan
antara lain:
kesehata dinamakan juga promotor kesehtan desa (prokes) adalah tenaga sukarela
³Kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh
bukanlah sebagai objek akan tetapi merupakan subjek dari pembangunan itu
sendiri.
daya yang ada di masyarakat seoptimal mungkin. Pola pikir yang semacam ini
rata tingkat desa teryata mampu melaksanakan beberapa hal yang sederhana, akan
diare dan pemberian larutan gula garam, obat-obatan sederhan dan lain-lain.
menanamkan NKKBS.
menamakan NKKBS.
membawa hasil yang baik bila prosesnya melalui pendekatan dengan edukatif
ini dikerjakan oleh petugas kesehatan saja dapat dibantu oleh masyarakat. Dengan
kesehatan. Dalam hal ini perlu adanya pembatasan tugas yang diemban, baik
Adapun kegiatan pokok yang perlu diketahui oleh dokter kader dan semua
- Melaksanan pendaftaran.
- Merujuk.
1. Bersifat yang menunjang pelayanan KB, KIA, Imunisasi, Gizi dan penanggulan
diare.
- Penyehatan rumah.
- Pembuangan sampah.
- P3K
- Dana sehat.
! Membagi obat
! Imunisasi : jumlah imunisasi TT bagi ibu hamil dan jumlah bayi dan balita yang
diimunisasikan
! Gizi: jumlah bayi yang ada, mempunyai KMS, balita yang ditimbang dan yang
naik timbangan
! Diare: jumlah oralit yang dibagikan, penderita yang ditemukan dan dirujuk
yang akan dilatih perlu mendapat perhatian. Secara disadari bahwa memilih kader
yang merupakan pilihan masyarakat dan memdapat dukungan dari kepala desa
musyawarah dengan masyarakat, sudah barang tentu para pamong desa harus juga
- Masih cukup waktu bekerja untuk masyarakat disamping mencari nafkah lain.
memiliki jiwa pengabdian yang tinggi, mempunyai penghasilan tetap, pandai baca
kesehatan yang optimal. Selain itu peran kader ikut membina masyarakat dalam
4. Mengunjungi serta menggerakan ibu-ibu yang tidak membawa anaknya pada
b. Penyuluhan kelompok di Posyandu dengan materi GAKI, anemia, KEP, KVA,
PUGS, dll
d. Media yang digunakan antara lain: media simulasi UPGK, lembar balik MKS,
poster, bahan makanan sumber vitamin A dan besi, kapsul vitamin A, kapsul
minyak beryodium
f. Pencatatan dan pelaporan: menggunakan R1 Gizi, F1 gizi dan buku kegiatan
Posyandu
g. Tenaga penyuluh adalah kader atau tenaga kesehatan dan tenaga sektor lain
terkait.
masalah penting yang dapat merupakan faktor penentu gagalnya program PSG.
anaknya tidak secara rutin. Disamping itu ibu tidak mau menimbangkan anaknya
karena takut ketularan penyakit dari kantong yang digunakan untuk penimbangan
anak.
(3) Pada waktu penimbangan tidak dilakukan perintah agar anak mengenakan
pakaian seminim mungkin. Hal ini dilakukan agar anak tidak menangis.
(5) Pada pencatatan berat badan (BB) kadang-kadang diisi tidak sesuai dengan
kepada ibu.
seperti :
(1) KMS ditinggal di Posyandu atas permintaan ibu-ibu karena takut hilang.
(2) Tidak ada tindak lanjut bila ada pertumbuhan terhambat kecuali pada anak
(3) Sistem rujukan maupun PMT hanya untuk BGM dengan kelainan atau
komplikasi.
(4) Beberapa Posyandu pengobatan maupun imunisasi dilakukan di tempat bidan
desa.
digunakan ditempat.
Sampai saat ini pelaksanaan pemantauan status gizi dan kesehatan anak
mulai menurun seiring dengan kesibukan dan keterbatasan waktu para kadernya.
Akibatnya kegiatan Posyandu yang semula terdiri dari lima meja menjadi
digunakan untuk menyalurkan produk (dalam hal ini Growth Monitoring and
peraturan dan kebijakan, tapi juga membutuhkan upaya tenaga kesehatan (Nakes)
dan Kader; kerabat / keluarga dan tetangga pengguna produk µGMP¶. Selain
µTempat¶ yang berupa Puskesmas, Polindes, dan Posyandu, jalur yang digunakan
untuk menyalurkan produk (GMP) kepada masyarakat ini dapat berupa µOrang¶
seperti dukun bayi yang membagikan oralit; atau Guru SD yang memberikan
imunisasi.
pemantauan peningkatan berat badan anak. Jadi bukan untuk pelayanan kesehatan
ibu dan anak (KIA) yang banyak ragam atau jenis pelayanan yang semuanya akan
membuat kejenuhan dan kerepotan para kader Posyandu. Sebaliknya para kader
Posyandu dituntut untuk mampu menangani masalah kesakitan µakut¶ pada anak
yang sakit secara terpadu di Posyandu dan Polindes tempat Bidan Desa
namun mempunyai arti penting untuk mengetahui secara dini dan mencegah
posyandu untuk dapat melakukan deteksi dini gizi kurang pada balita.