You are on page 1of 2

Buncis

Sebuah riset yang sekaligus sebagai disertasi doktor seorang mahasiswa pasca sarjana di
Institut Pertanian Bogor (IPB) menemukan bahwa buncis dapat menjadi alternatif baru bagi
penderita penyakit diabetes melitus.

Hal itu terungkap dalam ujian disertasi yang disampaikan Yayuk Andayani, mahasiswa
Program Studi Biologi Program Pasca Sarjana IPB untuk meraih gelar doktor, kata Kepala
Humas, Promosi dan Hubungan Alumni IPB, drh Agus Lelana di Bogor, Rabu.

Pada ujian pada hari Selasa (9/9) dengan Komisi Pembimbing Prof drh Reviany Widjadja
Kusuma Phd (Ketua) dengan anggota Prof dr Slamet Suyono, Sp.PD, KEMD, Dr Rimbawan
dan Dr drh Heru Setijanto, serta penguji Luar Komisi Prof Dr dr Mulyanto (Guru Besar
Universitas Mataram) dan Prof dr Ir Dedi Muchhtaddi (Fateta IPB), hasil riset tersebut
dipaparkan dengan gamlang.

Menurut Yayuk Andayani, diabetes, merupakan penyakit dengan kadar gula darah tinggi
yang menyebabkan penderitanya terpaksa harus hati-hati dalam menerapkan pola makan.

Selama ini para dokter seringkali menganjurkan agar penderita disiplin dalam
mengkonsumsi obat, berdiet dan melakukan olah raga serta menjauhi stres.

Diakui bahwa saat ini banyak obat yang beredar di pasaran untuk mengobati diabetes
tersebut, namun seringkali harganya mahal karena bahan-bahannya haruslah diimpor.

Namun kini kita penderita diabetes tak perlu khawatir karena ternyata sayur Buncis tebukti
mampu mengobati diabetes melitus.

Dalam disertasi penelitiannya bertajuk "Mekanisme Aktivitas Antihiperglikemik Ekstrak


Buncis Pada Tikus Diabetes Dan Identifikasi Komponen Aktif", Yayuk Andayani menjelaskan
dalam risetnya ia melakukan percobaan pada tikus jantan putih berumur 3 bulan dengan
perlakuan induksi diabetes.

Tikus tersebut sebelumnya telah diberi ekstrak buncis sehingga 30 menit setelah "dengan
sengaja" dibuat menderita diabetes, di mana akhirnya diketahui tekanan gula darah tikus-
tikus percobaan kembali normal tanpa mengalami penurunan pada tingkat
hipoglikemik(dibawah kadar gula normal).

Hal tersebut, katanya, bisa dipahami sebab dalam buncis mengandung "b-sitosterol" dan
"stigmasterol" yang bisa meningkatkan produksi insulin.
Selain itu, sayur berwarna hijau panjang ini dalam 100 gram-nya mempunyai komposisi
karbohidrat 7,81%, lemak 0,28%, protein 1,77%, serat kasar 2,07%, dan kadar abu
0,32%.

"Dengan begitu, konsumsi buncis tentunya akan mampu mengontrol kadar gula darah yang
tinggi. Sehingga penderita diabetes melitus bisa menjadikan ini sebagai alternatif baru
untuk mengobati penyakit yang seringkali banyak memakan korban," katanya.

Bagi dunia kedokteran, kata dia, riset itu bisa menjadi referensi untuk membuat obat
diabetes dengan mengekstrak buncis, sehingga obat diabetes akan lebih murah dan mudah
didapat dengan banyaknya bahan yang tersedia.

Setelah memaparkan hasil penelitiannya tersebut, Yayuk Andayani dinyatakan sebagai


doktor baru yang dilahirkan IPB.

Sumber : dari berbagai sumber

You might also like