You are on page 1of 4

Welcome To My Blog

Assalamualaikum Wr. Wb.


ANESTESI SPINAL
Rate This

Anestesi Spinal
Anestesi spinal (subaraknoid) adalah anestesi regional dengan tindakan penyuntikan obat
anestetik lokal ke dalam ruang subaraknoid. Anestesi spinal/subaraknoid disebut juga
sebagai analgesi/blok spinal intradural atau blok intratekal.
Hal-hal yang mempengaruhi anestesi spinal adalah jenis obat, dosis yang digunakan, efek
vasokonstriksi, berat jenis obat, posisi tubuh, tekanan intraabdomen, lengkung tulang
belakang, operasi tulang belakang, usia pasien, obesitas, kehamilan, dan penyebaran obat.

Indikasi
Anestesi spinal dapat diberikan pada tindakan yang melibatkan tungkai bawah, panggul,
dan perineum. Anestesi ini juga digunakan pada keadaan khusus seperti bedah endoskopi
urologi, bedah rektum, perbaikan fraktur tulang panggul, bedah obstetri, dan bedah anak.
Anestesi spinal pada bayi dan anak kecil dilakukan setelah bayi ditidurkan dengan
anestesi

Kontraindikasi
Kontraindikasi mutlak meliputi infeksi kulit pada tempat dilakukan pungsi lumbal,
bakteremia, hipovolemia berat (syok), koagulopati, dan peningkatan tekanan intrakranial.
Kontraindikasi relatif meliputi neuropati, prior spine surgery, nyeri punggung,
penggunaan obat-obatan praoperasi golongan AINS (antiinflamasi nonsteroid seperti
aspirin, novalgin, parasetamol), heparin subkutan dosis rendah, dan pasien yang tidak
stabil, dan a resistant surgeon.

Persiapan Pasien
Pasien sebelumnya diberi informasi tentang tindakan ini (informed concent) meliputi
pentingnya tindakan ini dan komplikasi yang mungkin terjadi.
Pemeriksaan fisis dilakukan meliputi daerah kulit tempat penyuntikan untuk
menyingkirkan adanya kontraindikasi seperti infeksi. Perhatikan juga adanya skoliosis
atau kifosis. Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan adalah penilaian hematokrit.
Masa protrombin (PT) dan masa tromboplastin parsial (PTT) dilakukan bila diduga
terdapat gangguan pembekuan darah.
Kunjungan praoperasi dapat menenangkan pasien. Dapat dipertimbangkan pemberian
obat premedikasi agar tindakan anestesi dan operasi lebih lancar. Namun, premedikasi
tidak berguna bila diberikan pada waktu yang tidak tepat.

Perlengkapan
Tindakan anestesi spinal harus diberikan dengan persiapan perlengkapan operasi yang
lengkap untuk monitor pasien, pemberian anestesi umum, dan tindakan resusitasi.
Jarum spinal dan obat anestetik spinal disiapkan. Jarum spinal memiliki permukaan yang
rata dengan stilet di dalam lumennya dan ukuran 16-G sampai dengan 30-G. Obat
anestetik lokal yang digunakan adalah prokain, tetrakain, lidokain, atau bupivakain. Berat
jenis obat anestetik lokal mempengaruhi aliran obat dan perluasan daerah yang
teranestesi. Pada anestesi spinal jika berat jenis obat lebih besar dari berat jenis cairan
serebrospinal (hiperbarik), akan terjadi perpindahan obat ke dasar akibat gaya gravitasi.
Jika lebih kecil (hipobarik), obat akan berpindah dari area penyuntikan ke atas. Bila sama
(isobarik), obat akan berada di tingkat yang sama di tempat penyuntikan. Pada suhu 37°C
cairan serebrospinal memiliki beratjenis 1,003-1,008.
Perlengkapan lain berupa kain kasa steril, povidon iodine, alkohol, dan duk.
Jarum Spinal
Dikenal 2 macam jarum spinal, yaitu jenis yang ujungnya runcing seperti ujung bambu
runcing (jenis Quinke-Babcock atau Greene) dan jenis yang ujungnya seperti ujung
pensil (Whitacre). Ujung pensil banyak digunakan karena jarang menyebabkan nyeri
kepala pascapenyuntikan spinal.
Teknik
1. Posisi pasien duduk atau dekubitus lateral. Posisi duduk merupakan posisi termudah
untuk tindakan punksi lumbal. Pasien duduk di tepi meja operasi dengan kaki pada kursi,
bersandar ke depan dengan tangan menyilang di depan. Pada posisi dekubitus lateral
pasien tidur berbaring dengan salah satu sisi tubuh berada di meja operasi. Panggul dan
lutut difleksikan maksimal. Dada dan leher didekatkan ke arah lutut.
2. Posisi penusukan jarum spinal ditentukan kembali, yaitu di daerah antara vertebra
lumbalis (interlumbal).
3. Lakukan tindakan asepsis dan antisepsis kulit daerah punggung pasien.
4. Lakukan penyuntikan jarum spinal di tempat penusukan pada bidang medial dengan
sudut 10-30° terhadap bidang horizontal ke arah kranial. Jarum lumbal akan menembus
ligamentum supraspinosum, ligamentum interspinosum, ligamentum flavum, lapisan
duramater dan lapisan subaraknoid.
5. Cabut stilet lalu cairan serebrospinal akan menetes keluar.
6. Suntikkan obat anestetik lokal yang telah dipersiapkan ke dalam ruang subaraknoid.
Kadang-kadang untuk memperlama kerja obat ditambahkan vasokonstriktor seperti
adrenalin.

Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah nyeri saat penyuntikan, nyeri punggung, sakit
kepala, retensio urin, meningitis, cedera pumbuluh darah dan saraf, serta anestesi spinal
total.

No Responses Yet to “ANESTESI SPINAL”

Loading...

Leave a Reply
Click here to cancel reply.

Name
E-mail
Website

Notify me of follow-up comments via email.

Subscribe by email to this site

Home
This entry was posted on March 15, 2010 at 1:04 am and is filed under ANESTESI. You
can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a
response, or trackback from your own site.
DELIRIUM »
« MENINGITIS
Blog at WordPress.com. Theme: Sunburn by Jim Whimpey.

You might also like