Professional Documents
Culture Documents
IC0 IC
δ C Rp
IRp VC
(a) (b)
Gb.10.1. Diagram fasor dan rangkaian ekivalen kapasitor.
Nilai Rp untuk rangkaian ekivalen ini adalah
V VC 1
Rp = C = = (10.10)
I R p I C tan δ ωC tan δ
Daya ini adalah daya yang diserap oleh dielektrik dalam kapasitor. Persamaan
(10.11) dapat kita tulis
p C = ωC 0VC2 ε r tan δ (10.12)
Tanδ disebut faktor desipasi dan εrtanδ disebut faktor rugi-rugi dielektrik.
Tabel-10.2 memuat faktor desipasi beberapa dielektrik polimer. Seperti halnya
permitivitas relatif, faktor desipasi juga diberikan dalam dua nilai frekuesi.
Sesungguhnyalah bahwa kedua besaran ini, yaitu εr dan tanδ, tergantung dari
frekuensi. Selain frekuensi mereka juga tergantung dari temperatur. Kedua hal ini
akan kita bahas lebih lanjut.
Dielektrik yang memiliki εr besar biasanya memiliki faktor rugi-rugi besar pula.
Nylon dan acrylic yang memiliki εr tinggi, ternyata juga memiliki tanδ besar pula;
Material Kekuatan
Dielektrik volt/mil
Polypropylene 600
Nylon 6/6 600 (kering)
Polystyrene 500
Acrylic 500
Nylon 11 425 (kering)
Polysulfone 425
Polyethersulfone 400
Polycarbonate 380
(a) (b)
tanpa medan listrik dengan medan listrik
Gb.10.2. Polarisasi elektronik.
Polarisasi Ionik. Polarisasi jenis ini hanya teramati pada material dengan ikatan ion.
Polarisasi terjadi karena pergeseran ion-ion yang berlawanan tanda karena pengaruh
medan listrik. Gb 10.3. menggambarkan peristiwa ini. Sebagaimana halnya dengan
polarisasi elektronik, dipole yang terbentuk dalam polarisasi ionik juga merupakan
dipole tidak permanen. Namun polarisasi ionik terjadi lebih lambat dari polarisasi
elektronik. Apabila di berikan medan searah, diperlukan waktu lebih lama untuk
mencapai keadaan seimbang; demikian pula jika medan dihilangkan posisi ion akan
kembali pada posisi semula dalam waktu lebih lama dari polarisasi elektronik. Oleh
− + − − + −
+ − + + − +
(a) (b)
tanpa medan listrik dengan medan listrik
Gb.10.3. Polarisasi ionik.
Polarisasi Orientasi. Polarisasi ini terjadi pada material yang memiliki molekul
asimetris yang membentuk momen dipole permanen. Dipole-dipole permanen ini
akan cenderung mengarahkan diri sejajar dengan medan listrik; namun tidak semua
dipole akan sejajar dengan arah medan. Kebanyakan dipole permanen ini
membentuk sudut dengan arah medan. Lihat Gb.10.5. Waktu yang diperlukan untuk
mencapai keseimbangan juga cukup lama.
Seperti halnya polarisasi muatan ruang, terjadinya polarisasi orientasi juga dapat
dipermudah pada temperatur tinggi. Pembentukan elektret juga dapat terjadi jika
dengan tetap mempertahankan medan polarisasi, temperatur diturunkan sampai
A σ B σ
− − − − − − − − − − − − − −
P P
+ + + + + + + +
− − − − − − − −
+ + + + + + + + + + + + + +
(a) (b)
Gb.10.7. Dielektrik dalam medan listrik homogen.
Situasi di luar dielektrik tidak akan berubah jika dielektrik digantikan oleh suatu
ruang hampa yang mengandung muatan yang terdistribusi tepat sama seperti
distribusi muatan yang terjadi dalam dielektrik; hal ini diperlihatkan pada Gb.10.7.b.
Jika kerapatan muatan di permukaan elektroda adalah σ, maka menurut teorema
Gauss (misalnya dengan mengambil ruang tertutup B pada Gb10.7.b) kuat medan
homogen di dalam dielektrik adalah
σ−P
E= atau ε0 E + P = σ (10.19)
ε0
Jadi kuat medan dalam dielektrik terdiri dari dua komponen yaitu D/ε0 dan P/ε0.
Komponen pertama dapat kita telusuri melalui persamaan (10.18) dan pengertian
tentang displacement (10.21), yang akan memberikan
D = ε 0 E + P = σ = ε 0 E0
yang berarti bahwa D/ε0 hanya tergantung pada E0 atau hanya tergantung dari σ/ε0
yaitu muatan-bebas pada elektroda. Dengan kata lain komponen pertama dari kuat
medan dalam dielektrik hanya tergantung dari muatan-bebas pada elektroda.
vm = volume bola
Karena N adalah jumlah molekul per satuan volume, sedangkan vm adalah volume
bola maka kita akan melakukan pendekatan sekali lagi yaitu v m ≈ 1 / N . Dengan
pendekatan ini maka kita peroleh kuat medan lokal Elok yang merupakan superposisi
dari kuat medan makroskopis E dan kuat medan molekul −Emol
P
Elok ≈ E + (10.23)
3ε 0
ε 0 NαE
P= = ε0χe E (10.28)
(ε 0 − N α b )
Dielektrik yang memiliki momen dipole yang linier terhadap medan lokal seperti
pada persamaan (10.28) disebut dielektrik linier dan isotropis. Selain itu kebanyakan
dielektrik juga homogen (dibuat se-homogen mungkin untuk memenuhi berbagai
keperluan).