You are on page 1of 19

http://putraprabu.wordpress.

com/2008/12/27/dampak-pencemaran-udara-terhadap-

kesehatan/

Pencemaran udara merupakan masalah global. Sumber pencemaran udara adalah

terutama pembakaran bahan bakar fosil untuk mendapatkan energi untuk industri dan

transportasi.

Pencemaran udara pada dasarnya berbentuk partikel (debu, gas, timah hitam) dan gas

(Karbon Monoksida (CO), Nitrogen Oksida (NOx) , Sulfur Oksida (SOx), Hidrogen Sulfida (H2S),

hidrokarbon). Udara yang tercemar dengan partikel dan gas ini dapat menyebabkan gangguan

kesehatan yang berbeda tingkatan dan jenisnya tergantung dari macam, ukuran dan komposisi

kimiawinya.

Secara umum efek pencemaran udara terhadap saluran pernafasan dapat menyebabkan

terjadinya:

1. Iritasi pada saluran pernafasan. Hal ini dapat menyebabkan pergerakan silia menjadi lambat,

bahkan dapat terhenti sehingga tidak dapat membersihkan saluran pernafasan.

2. Peningkatan produksi lendir akibat iritasi oleh bahan pencemar.

3. Produksi lendir dapat menyebabkan penyempitan saluran pernafasan.

4. Rusaknya sel pembunuh bakteri di saluran pernafasan.

5. Pembengkakan saluran pernafasan dan merangsang pertumbuhan sel, sehingga saluran

pernafasan menjadi menyempit.


6. Lepasnya silia dan lapisan sel selaput lendir.

Akibat dari hal tersebut di atas, akan menyebabkan terjadinya kesulitan bernafas sehingga

benda asing termasuk bakteri/mikroorganisme lain tidak dapat dikeluarkan dari saluran

pernafasan dan hal ini akan memudahkan terjadinya infeksi saluran pernafasan.

http://buletinlitbang.dephan.go.id/index.asp?mnorutisi=8&vnomor=7

Udara dimana di dalamnya terkandung sejumlah oksigen, merupakan komponen


esensial bagi kehidupan, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya. Udara
merupakan campuran dari gas, yang terdiri dari sekitar 78 % Nitrogen, 20 % Oksigen;
0,93 % Argon; 0,03 % Karbon Dioksida (CO2) dan sisanya terdiri dari Neon (Ne),
Helium (He), Metan (CH4) dan Hidrogen (H2). Udara dikatakan "Normal" dan dapat
mendukung kehidupan manusia apabila komposisinya seperti tersebut diatas.
Sedangkan apabila terjadi penambahan gas-gas lain yang menimbulkan gangguan
serta perubahan komposisi tersebut, maka dikatakan udara sudah tercemar/terpolusi.
Akibat aktifitas perubahan manusia udara seringkali menurun kualitasnya. Perubahan
kualitas ini dapat berupa perubahan sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat kimiawi.
Perubahan kimiawi, dapat berupa pengurangan maupun penambahan salah satu
komponen kimia yang terkandung dalam udara, yang lazim dikenal sebagai
pencemaran udara. Kualitas udara yang dipergunakan untuk kehidupan tergantung dari
lingkungannya. Kemungkinan disuatu tempat dijumpai debu yang bertebaran dimana-
mana dan berbahaya bagi kesehatan. Demikian juga suatu kota yang terpolusi oleh
asap kendaraan bermotor atau angkutan yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan.
Penulisan ini kami susun sebagai berikut :
 Pencemaran udara
 Dampak pencemaran udara
 Penanggulangan pencemaran udara
PENCEMARAN UDARA
Pencemaran Udara adalah kondisi udara yang tercemar de-ngan adanya bahan, zat-zat
asing atau komponen lain di udara yang menyebabkan berubahnya tatanan udara oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas udara menjadi kurang atau
tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Pencemaran udara
mempengaruhi sistem kehidupan makhluk hidup seperti gangguan kesehatan,
ekosistem yang berkaitan dengan manusia
Jenis-jenis pencemaran udara
 Menurut bentuk : Gas, Pertikel
 Menurut tempat : Ruangan (indoor), udara bebas (outdoor)
 Gangguan kesehatan : Iritansia, asfiksia, anetesia, toksis
 Menurut asal : Primer, sekunder
Bahan atau Zat pencemaran udara dapat berbentuk gas dan partikel :
Pencemaran udara berbentuk gas dapat dibedakan menjadi :
 Golongan belerang terdiri dari Sulfur Dioksida (SO2), Hidrogen Sulfida (H2S) dan
Sulfat Aerosol.
 Golongan Nitrogen terdiri dari Nitrogen Oksida (N2O), Nitrogen Monoksida (NO),
Amoniak (NH3) dan Nitrogen Dioksida (NO2).
 Golongan Karbon terdiri dari Karbon Dioksida (CO2), Karbon Monoksida (CO),
Hidrokarbon .
 Golongan gas yang berbahaya terdiri dari Benzen, Vinyl Klorida, air raksa uap.
Pencemaran udara berbentuk partikel dibedakan menjadi :
 Mineral (anorganik) dapat berupa racun seperti air raksa dan timah.
 Bahan organik terdiri dari ikatan hidrokarbon, klorinasi alkan, Benzen.
 Makhluk hidup terdiri dari bakteri, virus, telur cacing.
Pencemaran udara menurut tempat dan sumbernya dibedakan menjadi dua :
Pencemaran udara bebas (Out door air pollution), Sumber Pen-cemaran udara bebas :
 Alamiah, berasal dari letusan gunung berapi, pembusukan, dll.
 Kegiatan manusia, misalnya berasal dari kegiatan industri, rumah tangga, asap
kendaraan, dll.
Pencemaran udara ruangan (In door air pollution), berupa pencemaran udara didalam
ru-a-ngan yang berasal dari pemukiman, perkantoran ataupun gedung tinggi.
Pencemaran udara berdasarkan pengaruhnya terhadap gangguan kesehatan
dibedakan menjadi 3 jenis :
Irintasia. Biasanya polutan ini bersifat korosif. Merangsang proses peradangan hanya
pada saluran pernapasan bagian atas, yaitu saluran pernapasan mulai
dari hidung hingga tenggorokkan. Misalnya Sulfur Dioksida, Sulfur Trioksida, Amoniak,
debu. Iritasi terjadi pada saluran pernapasan bagian atas dan juga dapat mengenai
paru-paru sendiri.
Asfiksia. Disebabkan oleh ber-kurangnya kemampuan tubuh dalam menangkap
oksigen atau mengakibatkan kadar O2 menjadi berkurang. Keracunan gas Karbon
Monoksida mengakibatkan CO akan mengikat hemoglobin sehingga kemampuan
hemoglobin mengikat O2 berkurang terjadilah Asfiksia. Yang termasuk golongan ini
adalah gas Nitrogen, Oksida, Metan, Gas Hidrogen dan Helium.
Anestesia. Bersifat menekan susunan syaraf pusat sehingga kehilangan kesadaran,
misalnya aeter, aetilene, propane dan alkohol alifatis.
Toksis. Titik tangkap terjadinya berbagai jenis, yaitu :
 Menimbulkan gangguan pada sistem pembuatan darah, mi-salnya benzene,
fenol, toluen dan xylene.
 Keracunan terhadap susunan syaraf, misalnya karbon disulfid, metil alkohol.
Pencemaran udara dapat pula dikelompokkan kedalam :
Pencemar primer. Polutan yang bentuk dan komposisinya sama dengan ketika
dipancarkan, lazim disebut sebagai pencemar primer, antara lain CO, CO 2, hidrokarbon,
SO, Nitrogen Oksida, Ozon serta berbagai partikel.
Pencemar Sekunder. Berbagai bahan pencemar kadangkala bereaksi satu sama lain
menghasilkan jenis pencemar baru, yang justru lebih membahayakan kehidupan.
Reaksi ini dapat terjadi secara otomatis ataupun dengan cara bantuan katalisator,
seperti sinar matahari. Pencemar hasil reaksi disebut sebagai pencemar sekunder.
Contoh pencemar sekunder adalah Ozon, formal dehida, dan Peroxy Acyl Nitrate
(PAN).
DAMPAK/PENGARUH PEN-CEMARAN UDARA
Dampak/pengaruh pencemaran udara bisa mempengaruhi terhadap makhluk hidup
baik secara langsung maupun tidak langsung
dapat di ihat Tabel 1 dan Tabel 2
Dampak pencemaran udara terhadap kesehatan secara tidak langsung.
Pencemaran udara disamping berdampak langsung bagi kesehatan manusia/individu,
juga berdampak tidak langsung bagi kesehatan. Efek SO 2 terhadap vegetasi dikenal
dapat menimbulkan pemucatan pada bagian antara tulang atau tepi daun. Emisi oleh
Fluor (F), Sulfur Dioksida (SO2) dan Ozon (O3) mengakibatkan gangguan proses
asimilasi pada tumbuhan. Pada tanaman sayuran yang terkena/mengandung pencemar
Pb yang pada akhirnya me-miliki potensi bahaya kesehatan masyarakat apabila
tanaman sa-yuran tersebut di konsumsi oleh manusia.
PENANGGULANGAN PEN-CEMARAN UDARA
Penanggulangan pencemaran udara dapat dilakukan dengan cara mengurangi polutan
dengan alat-alat, mengubah polutan, melarutkan polutan dan mendispersikan polutan,
Penang-gulangan pencemaran udara berbentuk gas di lihat pada tabel 3
Penanggulangan Polusi udara dari ruangan
Sumber dari pencemaran udara ruangan berasal dari asap rokok, pembakaran asap
dapur, bahan baku ruangan, kendaraan bermotor dan lain-lain yang dibatasi oleh
ruangan. Pencegahan pen-cemaran udara yang berasal dari ruangan bisa
dipergunakan :
Ventilasi yang sesuai, yaitu :
 Usahakan polutan yang masuk ruangan seminimum mungkin.
 Tempatkan alat pengeluaran udara dekat dengan sumber pencemaran.
 Usahakan menggantikan udara yang keluar dari ruangan sehingga udara yang
masuk ke-ruangan sesuai dengan kebutuhan.
Filtrasi. Memasang filter dipergunakan dalam ruangan dimaksudkan untuk menangkap
polutan dari sumbernya dan polutan dari udara luar ruangan.
Pembersihan udara secara elektronik. Udara yang mengan-dung polutan dilewatkan
melalui alat ini sehingga udara dalam ruangan sudah berkurang polutan-nya atau
disebut bebas polutan.
PENUTUP
Upaya penanggulangan terhadap pencemaran udara diberitahukan tentang berbagai
cara untuk penanggulangan dan pencegahan Pencemaraan udara yang tergantung
pada sifat dan sumber polutan udara, seperti mengurangi polutan, mengubah polutan,
melarutkan polutan dan mendisfersikan polutan. Diharapkan agar keadaan lingkungan
tetap sehat dan bersih dari pencemaran udara.
DAFTAR PUSTAKA
 Fuad Amsyari.
 Prinsip-prinsip Masalah Pencemaran Lingkungan.
 Fardiaz, S. 1992.
 Polusi Air & Udara. Yogyakarta : Kanisius.
 Ryadi, A.S.1982.
 Pencemaran Udara. Penerbit Usaha Nasional Surabaya Indonesia.

Tabel 1 Dampak pencemaran udara berupa gas

NO BAHAN SUMBER DAMPAK/AKIBAT PADA


PENCEMAR INDIVIDU/MASYARAKAT
1. Sulfur Dioksida Batu bara atau bahan Menimbulkan efek iritasi pada
(SO2) bakar minyak yang saluran nafas sehingga
  mengandung Sulfur. menimbulkan gejala batuk dan
  sesak nafas.
  Pembakaran limbah
  pertanah.   

Proses dalam industri.   


2. Hidrogen Sulfa Dari kawah gunung Menimbulkan bau yang tidak sedap,
(H2S) yang masih aktif. dapat merusak indera penciuman
(nervus olfactory)
3. Nitrogen Oksida Berbagai jenis Menggangu sistem pernapasan.
(N2O) pembakaran.
  Melemahkan sistem pernapasan
Nitrogen Gas buang kendaran paru dan saluran nafas sehingga
  Monoksida (NO) bermotor. paru mudah terserang infeksi.

Nitrogen Dioksida Peledak, pabrik


(NO2) pupuk.
4. Amoniak (NH3) Proses Industri Menimbulkan bau yang tidak
sedap/menyengat.
     
Menyebabkan sistem pernapasan,
Bronchitis, merusak indera
penciuman.
5. Karbon Dioksida Semua hasil Menimbulkan efek sistematik, karena
(CO2)Karbon pembakaran.Proses meracuni tubuh dengan cara
  Monoksida Industri pengikatan hemoglobin yang amat
(CO)Hidrokarbon vital bagi oksigenasi jaringan tubuh
. akaibatnya apabila otak kekurangan
  oksigen dapat menimbulkan
kematian.

Dalam jumlah kecil dapat


menimbulkan gangguan berfikir,
gerakan otot, gangguan jantung.

Tabel 2 Penanggulangan pencemaran udara benbentuk gas

NO BAHAN PENANGGULANGAN KETERANGAN


PENCEMAR
1. Sulfur Dioksida Absorbsi Dalam proses adsorbsi
(SO2) dipergunakan bahan padat yang
dapat menyerap polutan. Berbagai
Hidrogen Suldfida
tipe adsorben yang dipergunakan
(H2S)
antara lain karbon aktif dan silikat.
Nitrogen Oksida Adsorben mempunyai daya
(N2O) kejenuhan sehingga selalu
Nitrogen Monoksida diperlukan pergantian, bersifat
(NO) disposal (sekali pakai buang) atau
Nitrogen Dioksida dibersihkan kemudian dipakai
(NO2) kembali.
Amoniak (NH3)
Karbondioksidak
(CO2)Karbon
Monoksida
(CO)Hidrokarbon
    Pembakaran Mempergunakan proses oksidasi
panas untuk menghancurkan gas
hidrokarbon yang terdapat didalam
polutan. Hasil pembakaran berupa
(CO2) dan (H2O). Alat
pembakarannya adalah Burner
dengan berbagai tipe dan
temperaturnya adalah 1200o—1400o
F
    Reaksi Kimia Banyak dipergunakan pada emisi
golongan Nitrogen dan golongan
Be-lerang. Biasanya cara kerja ini
merupakan kombinasi dengan cara
- cara lain, hanya dalam
pembersihan polutan udara dengan
reaksi kimia yang dominan.
Membersihkan gas golongan
nitrogen , caranya dengan
diinjeksikan Amoniak (NH3) yang
akan bereaksi kimia dengan Nox
dan membentuk bahan padat yang
mengendap. Untuk menjernihkan
golongan belerang dipergunakan
Copper Oksid atau kapur dicampur
arang.

Tabel 3 Dampak Pencemaran udara berupa partikel

NO BAHAN SUMBER DAMPAK/AKIBAT PADA


PENCEMAR INDIVIDU/MASYARAKAT
1. Debu - partikel Debu domestik Menimbulkan iritasi mukosa, Bronchitis,
maupun dari menimbulkan fibrosis paru.
    industri
Dampak yang di timbulkan amat
    Gas buang membahayakan, karena dapat meracuni
kendaraan sistem pembentukan darah merah .
bermotor
Menimbulkan gangguan pembentukan
Peleburan timah sel darah merahPada anak kecil
hitamPabrik menimbulkan penurunan kemampuan
battere otakPada orang dewasa menimbulkan
anemia dan gangguan tekanan darah
tinggi.
2 Benzen Kendaraan Menimbulkan gangguan syaraf pusat.
bermotor.Daerah
industri.
3 Partikel polutan Daerah yang Pada pencemaran udara ruangan yang
bersifat biologis kurang bersih ber AC dijumpai beberapa jenis bakteri
berupa : Bakteri, lingkungannya yang mengakibatkan penyakit
jamur, virus, telur pernapasan.
cacing.

Tabel 4 Penanggulangan pencemaran udara berbentuk partikel

NO BAHAN PENANG-GULANGAN KETERANGAN


PENCEMAR
1. Debu - Membersihkan(Scrubbing)Menggunakan Mempergunakan
partikelTimah hitam filterMempergunakan Kolektor cairan untuk
(Pb)BenzenPartikel MekanisProgram langit memisahkan
polutan bersifat biruMenggalakkan penanaman polutan, dalam
biologis berupa Tumbuhan keadaan alamiah
:Bakteri, jamur, (turun hujan)
virus, telur cacing. maka polutan
partikel dapat
turut dibawa
bersama air
hujan. Alat
scrubbing ada
berbagai jenis,
yaitu berbentuk
plat, masif, fibrous
dan spray.

Dengan filtrasi
dimaksudkan
menangkap
polutan partikel
pada permukaan
flter. Filter yang
digunakan
berukuran sekecil
mungkin.

Dengan
menggunakan
tenaga gravitasi
dan tenaga kinetis
atau kombinasi
untuk
mengendapkan
polutan partikel.
Sebagai kolektor
dipergunakan
gaya sentripetal
yang memakai
silikon. Semakin
besar partikel
secepat mungkin
proses
pembersihan

Program langit
biru yang
dikumandangkan
oleh pemerintah
Indonesia adalah
mengurangi
pencemaran
udara, khususnya
dari akibat
transportasi. Ada
3 tindakan yang
dilakukan
terhadap
pencemaran
udara akibat
transportasi yaitu
mengganti bahan
bakar, mengubah
mesin kendaraan,
memasang alat-
alat pembersih
polutan pada
kendaraan.

Mempertahankan
“paru-paru” kota
dengan
memperluas
pertamanan dan
penanaman
berbagai jenis
tumbuh-tumbuhan
sebagai
penangkal
pencemaran udar

Pengertian Pencemaran Udara http://putracenter.net/2009/01/07/pencemaran-udara-


dampak-dan-solusinya/

Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di
atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan mahkluk hidup, mengganggu
estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.

Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam


atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan
manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.

Pencemaran Udara

Klasifikasi Pencemar Udara :

1. Pencemar primer : pencemar yang di timbulkan langsung dari sumber pencemaran udara.

2. Pencemar sekunder : pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di


atmosfer.
Contoh:  Sulfur dioksida, Sulfur monoksida dan uap air akan menghasilkan asam sulfurik.
Pencemaran Udara

Jenis-jenis Bahan Pencemar:

- Karbon monoksida (CO)


- Nitrogen dioksida (N02)
- Sulfur Dioksida (S02)
- CFC
- Karbon dioksida (CO2)
- Ozon (03 )
- Benda Partikulat (PM)
- Timah (Pb)
- HydroCarbon (HC)

Penyebab Utama Pencemaran Udara :

Di kota besar sangat sulit untuk mendapat udara yang segar, diperkirakan 70 % pencemaran yang
terjadi adalah akibat adanya kendaraan bermotor.
Contoh : di Jakarta antara tahun 1993-1997 terjadi peningkatan jumlah kendaraan berupa :
- Sepeda motor 207 %
- Mobil penumpang 177 %
- Mobil barang 176 %
- Bus 138 %
Pencemaran Udara akibat Kendaraan Bermotor

Dampak Pencemaran Udara :

- Penipisan Ozon
- Pemanasan Global ( Global Warming )
- Penyakit pernapasan, misalnya : jantung, paru-paru dan tenggorokan
- Terganggunya fungsi reproduksi
- Stres dan penurunan tingkat produktivitas
- Kesehatan dan penurunan kemampuan mental anak-anak
- Penurunan tingkat kecerdasan (IQ) anak-anak.
Sampah semakin memperparah Pencemaran Udara

Solusi :

+ Clean Air Act yang dibuat oleh pemerintah dan menambah pajak bagi industri yang melakukan
pencemaran udara.
+ Mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui diantaranya Fuel
Cell dan Solar Cell.
+ Menghemat Energi yang digunakan.
+ Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal.

Pendahuluan http://bio04.wordpress.com/2009/08/07/12/

Diera globalisasi saat ini, beberapa negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia, telah
mengalami isu kualitas lingkungan hidup yang sampai saat ini selalu menjadi suatu
permasalahan nasional yang perlu dicari jalan pemecahannya. Negara Indonesia telah mengalami
krisis udara bersih, yang mana banyak ditemukannya pencemaran udara di kota-kota besar yang
ada di Indonesia.
Dampak pencemaran udara terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia serta ekosistem telah
menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat besar. Berdasarkan studi Bank Dunia tahun 1994
dinyatakan bahwa kerugian ekonomi yang disebabkan polusi udara di Jakarta sebesar Rp500
milyar yang diperhitungkan dari 1.200 kematian prematur, 32 juta masalah pernapasan, dan 464
kasus asma. Selain itu, pencemaran udara berhubungan erat dengan penurunan kualitas produk
yaitu : produk pertanian, peternakan dan perikanan sehingga daya saing untuk keperluan ekspor
di pasar internasional menjadi menurun. Pencemaran udara juga mengakibatkan kualitas
kesehatan penduduk yang tinggal di daerah lingkungan yang tercemar akan menjadi buruk dan
berdampak pada menurunnya daya kreativitas penduduk.
Istilah polusi / pencemaran berasal dari negara Yunani yang berarti mengotorkan, merusakkan
atau mencemarkan. Pada tahun 1966 lembaga di Amerika Serikat yang mengenai “Waste
Management and Control” membuat bahasan tentang polusi / pencemaran. Menurut UU RI No.
23 Tahun 1997 Pasal 1 Ayat 3, polusi / pencemaran adalah masuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain kedalam lingkungan dan atau berubahnya
tatanan lingkungan dari kegiatan proses alam, sehingga kualitas turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi secara optimal.
Sedangkan pencemaran udara itu sendiri dapat didefinisikan dengan masuknya, atau
tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya
kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan
kualitas lingkungan.
Pencemaran udara dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu faktor alam dan perilaku manusia. Faktor
alam yang dapat menyebabkan pencemaran udara antara lain gunung meletus yang dapat
menyemburkan debu dan gas sejauh berkilo-kilo meter serta kebakaran hutan akibat dari
kemarau yang berkepanjangan. Faktor yang kedua adalah perbuatan manusia yang secara
langsung juga dapat meningkatkan pencemaran seperti peningkatan pertumbuhan penduduk dan
laju urbanisasi yang mendorong pertumbuhan kendaraan bermotor. Pendapat ahli menambahkan
bahwa pencemaran udara akan terus meningkat karena bertambahnya populasi manusia dan
meningkatnya permintaan bahan bakar. Faktor lain yang dapat menyebabkan meningkatnya
pencemaran udara adalah penurunan ruang terbuka untuk penghijauan, perubahan gaya hidup
yang mendorong pertumbuhan konsumsi energi, ketergantungan kepada minyak bumi sebagai
sumber energi, kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pencemaran udara dan
pengendaliannya serta kebakaran hutan dalam skala besar, yang secara langsung menyebabkan
degradasi hutan dan dapat memberikan efek pada ekosistem, keanekaragaman hayati,
peningkatan emisi karbon, dan kesehatan manusia. Laporan FWI pada tahun 2002 menyatakan
bahwa laju kerusakan hutan mencapai 1,7 juta hektar pertahun bahkan pada tahun 2003
Departemen Kehutanan mengatakan bahwa laju kerusakan hutan mencapai 3,4 juta hektar per
tahun yang diakibatkan oleh berbagai sebab (Minangsari, dkk., 2005).
Untuk mengatasi peningkatan pencemaran udara, pemerintah telah melakukan beberapa upaya
antara lain mencanangkan Program Langit Biru mulai tahun 1996. Program Langit Biru
bertujuan untuk menciptakan mekanisme kerja dalam pengendalian pencemaran udara yang
berdaya guna dan berhasil guna, mengendalikan pencemaran udara, mencapai kualitas udara
ambien yang memenuhi standar kesehatan manusia dan mahluk hidup lainnya, dan mewujudkan
perilaku manusia sadar lingkungan.

Faktor Pencemaran Udara


Pencemaran udara di kota-kota besar di Indonesia berdampak besar terhadap penurunan kualitas
udara secara nasional. Berdasarkan laporan Environmental Performance Index tahun 2006 yang
disusun oleh Universitas Yale menunjukkan kualitas udara Indonesia berada di posisi seratus dua
puluh empat (124) dengan skor 25,1 dari seratus tiga puluh tiga (133). Uganda adalah negara
yang memiliki kualitas udara paling bagus dengan skor 90,0, sedangkan Bangladesh adalah
negara yang memiliki kualitas udara paling buruk dengan skor 6,9. Berdasarkan hasil
pemantauan kualitas udara tahun 2004 yang dilakukan KNLH di sepuluh kota besar di Indonesia
menunjukkan kualitas udara berkisar antara tidak sehat sampai sehat, kecuali Palangkaraya yang
mengalami beberapa hari sangat tidak sehat (dua hari) dan berbahaya (lima hari). Pemantauan
kualitas udara secara nasional dilakukan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup dengan
menggunakan peralatan air quality monitoring station (AQMS) yang ditempatkan di sepuluh
kota besar di Indonesia yaitu: Jakarta, Semarang, Surabaya, Bandung, Medan, Denpasar,
Pontianak, Palangkaraya, Pekanbaru, dan Jambi. Sistem pemantauan tersebut memantau
konsentrasi CO, SO2, NOx, O3, dan PM10. Data yang diperoleh digunakan untuk menghitung
indeks standar pencemaran udara (ISPU) dan ditampilkan pada papan display ISPU yang
tersebar di beberapa lokasi di kota-kota tersebut di atas.

Sumber Pencemaran Udara


Sumber pencemaran udara dapat dikategorikan atas sumber bergerak dan sumber tidak bergerak,
yang meliputi sektor transportasi, industri, dan domestik. Sumber pencemaran udara yang utama
adalah berasal dari transortasi khususnya kendaraan bermotor, yang menggunakan bahan bakar
yang mengandung zat pencemar. Fardiaz (1992) mengungkapkan bahwa 60% dari pencemar
tersebut terdiri dari karbon monoksida dan 15 % dari hidrokarbon. Selain kendaraan bermotor,
kegiatan industri juga merupakan salah satu sumber pencemaran udara, dimana bahan bakar
yang digunakan industri dan kendaraan bermotor berupa bensin bertimbal dan solar dengan
kandungan belerang tinggi yang menyebabkan pembakaran dalam mesin tidak sempurna. Walhi
(2004) menjelaskan bahwa, kendaraan bermotor menyumbang hampir 100% timbal, 13%-44%
SPM, 71%-89% hidrokarbon, 34%-73% oksida nitrogen, dan hampir seluruh karbon monoksida
ke udara Jakarta. Hasil pembakaran tersebut berupa polutan yaitu CO, HC, SO2, NO2, dan
partikulat. Pendapat lain juga menambahkan bahwa bahan pencemar udara yang dikeluarkan
oleh industri maupun pembangkit listrik antara lain adalah partikel debu, gas SO2 (Sulfur
dioksida) gas NO2 (Nitrogen dioksida) gas CO (karbonmonoksida) gas He (helium). Perubahan
kualitas udara biasanya mencakup parameter-parameter gas NO2, SO2, CO, C3, NH3, H2S,
hidro karbon dan partikel debu. Kozak dan Sudarmo dalam Purnomohadi (1995) menjelaskan
bahwa, ada dua bentuk emisi dari dua unsur atau senyawa pencemar udara, yaitu :
1. Pencemar Udara Primer (Primary Air Pollution), yaitu emisi unsur-unsur pencemar udara
langsung ke atmosfer dari sumber-sumber diam maupun bergerak. Pencemar udara primer ini
mempunyai waktu paruh di atmosfer tinggi pula, misalnya : CO, CO2, SO2, NO2, CFC, Cl2, dan
partikel debu.
2. Pencemar Udara Sekunder (Secondary Air Pollution), yaitu emisi pencemar udara dari hasil
proses fisika-kimia di atmosfer dalam bentuk fotokimia (photochemistry) yang umumnya
bersifat reaktif dan mengalami transformasi fisika-kimia menjadi unsur dan senyawa. Bentuknya
berubah dari saat diemisikan hingga setelah ada di atmosfer, misalnya : ozon (O¬3), aldehida dan
hujan asam.
Sumber pencemaran lain berasal dari aktivitas domestik dan penggunaan bahan bakar untuk
keperluan rumah tangga, pembakaran sampah secara terbuka, saluran air buangan, dan
penguapan bahan bakar saat pengisian di stasiun pengisian bahan bakar. Semua sumber bahan
pencemar ini memberikan efek yang hampir sama terhadap lingkungan dan mahluk hidup yang
ada dimuka bumi, dan perbedaannya hanya terdapat pada rekasi zat-zat yang terkandung dalam
bahan pencemar tersebut.

Dampak Pencemaran Udara


Pencemaran udara berdampak pada kesehatan, tumbuhan, bangunan, ekonomi, dan pemanasan
global. Dampak pencemaran udara terhadap kesehatan. Rendahnya kualitas udara di dalam
maupun di luar rumah menyebabkan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dan
gangguan saluran pernafasan lainnya. Penyakit tersebut menduduki peringkat pertama yang
dilaporkan oleh pusat-pusat pelayanan kesehatan. Di samping itu, ada beberapa organ manusia
yang dapat diserang akibat pencemaran udara, yaitu :
1. Mata = Menyebabkan mata berair dan pedih Bila senyawa tersebut terdapat dalam jumlah
banyak, penglihatan menjadi kabur.
2. Otak = Fungsi dan koordinasi motorik menjadi lemah, karena kadar O2 di dalam otak
menurun pada saat CO tertutup.
3. Hidung, tenggorokan, dan paru-paru = Ozon ( O3 ) menyebabkan iritasi pada hidung dan
tenggorokan terasa terbakar. Ozon juga dapat memperkecil paru-paru.
4. Jantung = CO yang dihirup akan berikatan dengan sel darah merah dan menyebabkan sel
darah merah terhambat dan menyalurkan O2 ke
Seluruh tubuh . Sakit pada dada disebabkan oleh rendahnya kadar
O2.
5. Syaraf = Pb dapat menyerang sel sayraf, mengurangi intelegensia dan menganggu
pertumbuhan anak.

Pb (timbal) dapat terakumulasi dalam tubuh manusia, dan dapat meracuni atau merusak fungsi
mental, perilaku, anemia, serta dapat menyebabkan kerusakan-kerusakan sel syaraf dan sistem
otak. Kandungan timbal dalam bahan bakar minyak juga dapat meracuni sistem pembentukan sel
darah merah.
Selain manusia pencemaran udara juga dapat memberikan efek kepada tumbuhan. Kualitas udara
merupakan faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan vegetasi. Beberapa studi
menunjukkan tumbuhan yang ditanam sepanjang jalur jalan utama di kota, tingkat
pertumbuhannya lebih rendah dibandingkan di luar kota.
Dampak pencemaran udara terhadap bangunan. Kepadatan area perkotaan, asap, dan partikel
udara yang berasal dari kendaran bermesin diesel menyebabkan kotornya permukaan bangunan.
Gabungan hal tersebut mempercepat pengikikisan bangunan. Berdasarkan hasil percobaan bahwa
campuran pencemar-pencemar seperti ozon, nitrogen dioksida dan sulfur dapat merusak batu
lebih cepat dibandingkan dengan satu persatu pencemar tersebut.
Dampak pencemaran udara terhadap pemanasan global yang mengakibatkan terjadinya
perubahan iklim. Pemanasan global merupakan peningkatan secara gradual dari suhu permukaan
bumi yang sebagian disebabkan oleh emisi dari zat-zat pencemar seperti karbondioksida (CO2),
metan (H4) dan oksida nitrat (NO2). Zat-zat pencemar tersebut berkumpul di atmosfir
membentuk lapisan tebal yang menghalangi matahari dan menyebabkan pemanasan planet dan
efek rumah kaca. Pembangkit listrik, industri, dan kendaraan bermotor merupakan sumber utama
penghasil CO2. Pendapat ahli menambahkan bahwa pemanasan global bersumber dari emisi gas
rumah kaca (GRK) yang disebabkan kenaikan konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) karena
kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya
yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya. Selain gas
CO2, yang dapat menimbulkan emisi GRK adalah sulfur dioksida (SO2), nitrogen monoksida
(NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana (CH4)
dan chloro fluoro karbon (CFC).
Emisi GRK meningkatkan suhu bumi rata-rata 1-5°C. Bila kecenderungan peningkatan GRK
tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5°C sekitar
tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak
gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal tersebut akan
mengakibatkan suhu permukaan bumi meningkat dan menimbulkan perubahan iklim yang sangat
ekstrim di bumi. Dampak dari peningkatan suhu permukaan bumi adalah terganggunya hutan
dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap CO2 di atmosfer.
Kontribusi Indonesia bagi pemanasan global. Indonesia berada di peringkat tiga penyumbang
emisi gas buang CO2 setelah Amerika Serikat dan Republik Rakyat Cina (RRC). Penyumbang
terbesar emisi gas buang CO2 adalah kebakaran hutan. Peningkatan CO2 berdampak terhadap
pemanasan global. Sedangkan menipisnya lapisan ozon disebabkan oleh zat CFC, yang
bersumber dari AC, lemari es dan semprotan aerosol. Dan hujan asam diebabkan oleh SO2 dan
NO2 yang berasal dari asap knalpot dan pupuk yang digunakan dalam pertanian. Dampak
pencemaran-penecemaran ini secara berkelanjutan dapat mengakibatkan :
• Peningkatan permukaan laut yang disebabkan oleh mencairnya gunung es, dan akan
menimbulkan banjir di sekitar pantai.
• Naiknya temperatur permukaan air laut akan menjadi pemicu terjadinya badai terutama di
bagian tenggara atlantik.
• Rusaknya habitat seperti barisan batu karang dan pegunungan alpen sehingga menyebabkan
hilangnya berbagai hayati di wilayah tersebut.

Pencegahan dan Pengendalian Pencemaran Udara


Pencegahan pencemaran udara pada :
Sumber Bergerak
• Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap berfungsi baik
• Melakukan pengujian emisi dan KIR kendaraan secara berkala
• Memasang filter pada knalpot

Sumber Tidak Bergerak


• Memasang scruber pada cerobong asap.
• Merawat mesin industri agar tetap baik dan lakukan pengujian secara berkala.
• Menggunakan bahan bakar minyak atau batu bara dengan kadar Sulfur, CO rendah.
• Memodifikasi pada proses pembakaran.
• Pembersihan ruangan dengan sistem basah.

Manusia
Apabila kadar SO2, CO, NO2, kadar oksidan, khlorin, dan timah hitam dalam udara ambien
telah melebihi baku mutu (365mg/Nm3 , 10.000 ug/Nm3, 150 mg/Nm3, 235 mg/Nm3, 150
mg/Nm3, dan 2 ug/Nm3 dengan rata-rata waktu pengukuran 24 jam) maka untuk mencegah
dampak kesehatan, dilakukan upaya-upaya :
• Menggunakan alat pelindung diri (APD), seperti masker gas.
• Mengurangi aktifitas diluar rumah.
• Menutup / menghindari tempat-tempat yang diduga mengandung CO seperti sumur tua , Goa ,
dll.
Adapun upaya-upaya yang dilakukan oleh pemeritah pusat untuk mencegah dan mengendalikan
pencemaran udara antara lain:
1. Penetapan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pencemaran udara seperti
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
2. Penentuan pengelola pengawasan dan penanggungjawab pengendalian pencemaran udara serta
dampaknya, yaitu:
• Kementerian Negara Lingkungan Hidup bertanggungjawab terhadap regulasi emisi dan
pemantauan dampak lingkungan yang terjadi;
• Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral bertanggungjawab terhadap pengawasan dan
pengendali mutu bahan bakar;
• Departemen Perindustrian bertanggungjawab mengawasi produk komponen kendaraan yang
ramah lingkungan dan mengawasi dan sertifikasi bengkel dalam rangka meningkatkan kualitas
udara di perkotaan;
• Departemen Perhubungan bertanggungjawab pengujian tipe untuk kendaraan bermotor
produksi baru termasuk uji emisi gas buang dan pengadaan dan pemasangan converter kit;
• Pemerintah Daerah bertanggungjawab terhadap pengujian kendaraan bermotor yang sedang
berjalan.

3. Melaksanakan kegiatan pengendalian pencemaran udara antara lain dengan pencanangan


Program Langit Biru.yaitu : Menetapkan regulasi tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang
Kendaraan Bermotor baik yang sedang diproduksi maupun kendaraan lama. Regulasi ini
mengacu kepada standar emisi kendaraan EURO-II yang mensyaratkan bahwa kandungan timbal
dan sulfur dalam bahan bakar bensin adalah di bawah angka 500 ppm (parts per-million).

Kesimpulan

Permasalahan lingkungan yang kerap mengancam negara Indonesia khususnya kota-kota besar di
Indonesia saat ini adalah pencemaran udara terutama yang bersumber dari emisi kendaraan
bermotor dan emisi industri. Pencemaran udara yang terjadi di kota-kota besar Indonesia telah
menjadi masalah yang membutuhkan penanganan serius. Pencemaran udara terjadi karena emisi
yang masuk ke udara ambien melebihi daya dukung lingkungan. Lingkungan tidak mampu
menetralisir pencemaran yang terjadi. Pencemaran udara ini diakibatkan pencampuran gas-gas
dan senyawa berbahaya seperti senyawa karbon (CO, CO2), Sulfida (SO2, S03), Nitrogen (NO,
NO2, dan N2O), partikel logam (Pb, Cd, Fs, Ng) dan senyawa lainnya yang dapat merugikan
rakyat Indoensia diberbagai sektor diantaranya pertanian, pembangunan dan perkebunan selain
itu pencemaran udara juga dapat membahayakan ekosistem dan komunitas disekitarnya. Dan
dampak terbesar dari pencemaran udara adalah pada kesehatan masyarakat Indoensia.

Saran

Kerusakan lingkungan yang terbesar berasal dari manusia. Jadi kesadaran diri pribadi dalam
menyikapi dan merespon akan pentingnya kebersihan lingkungan dalam kehidupan kita di dunia
sangatlah diperlukan. Selain diri pribadi pemerintah juga turut andil dalam memperhatikan
lingkungan dengan cara menetapkan kebijakan pengendalian pencemaran udara, yang meliputi
kebijakan teknis dan operasional. Selain diri pribadi dan pemerintah, pemilik pabrik juga
semestinya dapat menjaga kelestarian lingkungan dan memperhatikan prosedur operasional
dengan mengupayakan pembuangan limbah tanpa mengakibatkan pencemaran, khususnya
pencemaran udara.

DAFTAR PUSTAKA
Fardiaz. 1992. Polusi Air dan Udara. Kanisius. Yogyakarta.

http://animevent.wordpress.com.

http://cyberbangkinangclubcentre.blogspot.com/2008/04/dampak-dari-pencemaran-udara.html.
Diakses bulan Juli tahun 2009.

http://downloads.ziddu.com/downloadfile/4316907/MAKALAHLINGKUNGANHIDUPDANPE
NCEMARAN.doc.html. Diakses bulan Juli tahun 2009.

http://hend-learning.blogspot.com/2009/04/pengaruh-pencemaran-udara-terhadap.html. Diakses
bulan Juli tahun 2009.

Mardi Minangsari, Ridzki Rinanto Sigit dan Rizman Azmi Aziz. 2005. Potret Keadaan Hutan
Indonesia.

Purnomohadi, S. 1995. Peran Ruang Terbuka Hijau Dalam Pengendalian Kualitas Udara di DKI
Jakarta. Disertasi. Program Pascasarjana, IPB. Bogor.

www.walhi.or.id 02 /04/2004. Diakses bulan Juli tahun 2009.

You might also like