Professional Documents
Culture Documents
BAB II
PENDAHULUAN
Pesatnya laju pembangunan dan teknologi yang semakin moderen sekarang ini
mendorong naiknya tingkat kebutuhan akan logam dengan berbagai macam
karakteristik yang sesuai dengan tujuan penggunaannya. Hal ini juga mendorong
berkembangnnya variasi metode-metode Heathreatment untuk menghasilkan sifat-
sifat dari logam yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri moderen saat ini.
Pengujian Heathreatment
1.2. Tujuan dan Manfaat Pengujian
A. Tujuan Pengujian
Setelah melakukan Heat Treatment praktikan dapat :
1. Menjelaskan tujuan Heat Treatment.
2. Menjelaskan prosedur proses Heat Treatment.
3. Menjelaskan bahan dan peralatan yang digunakan.
4. Menjelaskan jenis-jenis proses Heat Treatment.
5. Menjelaskan hubungan antara diagram fasa Fe-C dengan proses
Heat Treatment.
6. Menjelaskan hubungan antara media pendingin, laju pendinginan,
diagram TTT dengan proses Heat Treatment.
7. Mampu melakukan dengan baik proses Heat Treatment.
B. Manfaat Pengujian
1) Bagi Praktikan
Dapat memahami dan mengetahui proses-proses yang
dilakukan pada pengujian perlakuan panas.
Mampu melakukan proses pengujian perlakuan panas terhadap
material yang diberikan.
Praktikan dapat membedakan kecepatan pendinginan dari
setiap fluida pendinginan yang digunakan.
Dapat mengeahui fase-fase yang terbentuk pada logam
pengujian.
2) Bagi Industri
Sebagai penentu kebijakan dalam menentukan besar biaya yang
harus dikeluarkan untuk membeli material. Dalam arti, Industri
dapat memproduksi sendiri, menentukan standar kekuatan, dan
menentukan sifat-sifat bahan yang diinginkan
Memudahkan proses pengujian untuk mengetahui sifat-sifat
bahan yang akan digunakan pada suatu rancangan konstruksi.
BAB II
Pengujian Heathreatment
LANDASAN TEORI
2.1. Teori Dasar
Perlakuan panas merupakan suatu proses untuk merubah sifat-sifat dari logam
sampai suhu tertentu kemudian didinginkan dengan media pendingin tertentu
pula. Baja merupakan jenis logam yang banyak mendapatkan perlakuan panas
untuk megubah sifat mekanik sesuai dengan keinginan namun terlebih dahulu
diketahui instalasi dari baja tersebut.
Untuk mengetahui suhu yang digunakan dapat dilihatpada gambar Fe-C dan
aturan kerja perlakuan panas pada baja:
1. Setiap jenis baja mempunyai daerah suhu yang optimal untuk
pencelupanyang terbentang dari suhu awal yang tinggi ke suhu akhir yang
rendah
2. Bahan campuran baja dengan keadaan kadar karbon yang tinggi 0,3 %,
beroksidasi dengan intensif oleh karenanya harus dipanaskan sampai suhu
awal.
3. Baja karbon yang tinggi dan campuran merupakan penghantar panas yang
buruk sehingga haru dipanaskan secara prlahan-lahan dan menyeluruh
hingga di atas suhu klritis.
4. Jika pemanasan dilakukan melampaui batas suhu yang diperbolehkan akan
terjadi gosong pada baja dan setelah dingin akan mengalami kerapuhan.
b) Queenching (Pencelupan)
Queenching adalah pemanasan sampai kira-kira beberapa derajat di atas
temperature kritis. Apabila suhu merata kemudian didinginkan dengan
menggunakan media pendingin air atau air garam dengan tujuan pendinginan
Pengujian Heathreatment
dilakukan dengan cepat agar diperoleh austenit yang homogen atau martensit
yang halus. Tujuan dari Queenching adalah meningkatkan sifat kekerasan
material serta kegetasannya.
c) Normalizing
Yaitu suatu proses panas logam sampai mencapai fasa austenit yang
kemudian didinginkan secara perlahan-lahan dengan media pendingin udara.
Prinsip dari Normalizing adalah untuk menormalkan kembali kondisi logam
setelah mengalami perubahan struktur akibat fatik atau sejenisnya.
d) Tempering
Merupakan proses pemanasan logam di bawah temperature kritisnya
kemudian didinginkan. Bertujuan untuk mengurangi kekerasan baja yaitu
dengan mengurangi struktur martensit yang sangat kuat. Jika kekerasan turun
maka kekuatan tarik akan turun pula. Sedang keuletan dan ketangguhan akan
meningkat meskipun proses ini menghasilkan baja yang lebih lunak.
e) Case Hardening
Yaitu proses pengerasan terhadap permukaan.
2.1.2. Jenis-Jenis Pengerasan Permukaan (Case Hardening)
1) Karburasi
Dimaksudkan untuk mengeraskan permukaan dengan memanaskan bahan
dalam lingkungan karbon, lalu dibiarkan beberapa waktu pada suhu
tersebut dan kemudian didinginkan. Tujuan dari pengerjaan panas itu
adalah untuk memberi lapisan luar pada benda kerja yang akan disepuh
keras. Hal ini mungkin karena pada suhu tersebut karbon dapat meresap ke
dalam lapisan luar benda kerja. Lapisan luar benda kerja yang telah
mengambil karbon dinamakan lapisan karbonasi.
2) Karbonitriding
Karbonitriding (Sianida kering) adalah suatu proses pengerasan permukaan
di mana baja dipanaskan di atas suhu kritis dalam lingkungan gas dan
terjadi penyerapak karbon dan nitrogen.
3) Cyaniding
Pengujian Heathreatment
Cyaniding atau karbonitriding cair merupakan proses dimana terjadi
absorbsi karbon dan nitrogen untuk memperoleh permukaan yang keras
pada baja karbon rendah yang sulit dikeraskan. Proses ini dilakukan
dengan rendaman air garam yang terdiri dari Karbonat Natrium (Sodium)
dan Sianida Natrium yang dicampur dengan salah satu bahan klorid
natrium dan klorid barium, tebal lapisan sekitar 0,3 mm.
4) Nitriding
Menitrid adalah suatu proses pengerasan permukaan dalam hal ini baja
paduan special dipanaskan untuk waktu yang lama dalam suatu atmosfer
dari gas nitrogen. Baja dipanaskan samapi 510oC dalam lingkungan gas
ammonia. Nitride yang diserap oleh logam akan membentuk nitride yang
keras yang tersebar rata pada permukaan logam.
2.1.3.Media Pendingin
1) Air Garam ( ρ = 1025 kg/m3)
Laju pendinginan lebih sepat dari media pendinginan yang lain. Hal ini
disebabkan karena massa jenisnya yang lebih besar dari media pendingin lain.
Butiran kristal mampu menyerap menghasilkan martensit bersifat keras dan
getas
2) Air Biasa ( ρ = 998 kg/m3)
Massa jenis air lebih rendah dari pada air garam sehingga laju
pendinginannya lebih lambat dibandingkan dengan air garam. Hal ini
disebabkan karena jarak antara atom-atom di dalam air lebih rapat dan
menghasilkan struktur martensit yang buirannya lebih besar.
3) Oli ( ρ = 981 kg/m3)
Pendinginan lebih lambat karena karena massa jenisnya lebih kecil
dibandingkan dengan air dan air garam sehigga laju pendinginannya lebih
lambat dibanding keduanya. Menghasilan struktur ferit dan pearlit bahkan lebih
cepat dibandingkan solar.
4) Udara
Struktur yang dihasilkan lunak dan kuat di mana laju pendinginan sangat
lambat, karena udara memiliki massa jenis paling kecil.
1. Bentuk Kuebus
Mempunyai sisi yang sama, sudut yang sama, a = b = c,
Kristal kubus mempunyai tiga jenis sel satuan.
– Kubus sederhana (SC)
1. Tetragonal
– ST ( Simple Tetragonal)
– BCT (Body Centered Tetragonal)
a=b c
≠
Pengujian Heathreatment
1. Orthorombic
– SO (Simpel Orthorombic)
– FCO (Face Centerred Orthorombic)
– BCO (Body Centerred Orthorombik)
a b c
≠ ≠
1. Rhombohedral
a=b=c
Pengujian Heathreatment
2. Heksagonal
a=b c
≠
SH (Simple Heksagonal)
3. Monoklinik
– SM (Simple Monoklinik)
– BCM (Base Centerred Monoklinik)
a b c
≠ ≠
≠ ≠
Pengujian Heathreatment
1. Triklinik
a b c
≠ ≠
≠ ≠
Diagram TTT
Pengujian Heathreatment
3. austenit
merupakan larutan padat intertisi antara karbon dan besi yang mempunyai
sel satuan BCC yang stabil pada temperatur 912°C dengan sifat yang lunak
tapi ulet.
4. perlit (α+Fe3C)
merupakan elektroid yang terdiri dari 2 fasa yaitu terit dan sementit. Kedua
fasa ini tersusun dari bentuk yang halus. Perlit hanya dapat terjadi di
bawah 723 C. Sifatnya kuat dan tahan terhadap korosi serta kandungan
karbonnya 0,83%.
5. Ladeburit
Merupakan susunan elektrolit sengan kandungan karbonnya 4,3% yaitu
campuran perlit dan sementit. Sifatnya halus dan getas karena sementit
yang banyak.
6. besi delta (γ)
merupakan fasa yang berada antara temperatur 1400 °C – 1535°C dan
mempunyai sel satuan BCC ( sel satuan kubus ) karbon yang larut sampai
0,1%
Perbandingan yang dilakukan dengan menggunakan media pendingin
berbagai jenis seperti oli, air garam, air, solar dan udara tergantung pada
kecepatan pendinginan yang diinginkan. Kecepatan pendinginan adalah
turunnya pendinginan pada waktu dimasukkan dalam derajat/detik. Kecepatan
pendinginan mempengaruhi akan kekerasan bahan.
Laku panas adalah proses yang memanaskan bahan sampai suhu
tertentu dan kemudian didinginkan menurut cara tertentu. Tujuan pengerjaan
panas itu adalah untuk memberikan sifat yang lebih sempurna pada bahan.
2. 1. 6. Mekanisme Transformasi Setiap Media Pendingin
Secara garis besar ada dua jenis media pendingin yang digunakan , yaitu
media pendingin dengan tingkat kerapatan yang rendah dan media pendingin
dengan tingkat kerapatan yang tinggi. Apabila disusun dengan urutan yang
terperinci dari media pendingin yang memiliki densitas yang tinggi sampai yang
paling rendah, maka diperoleh, sbb : air garam, air, solar, oli dan udara. Untuk
Pengujian Heathreatment
lebih jelasnya maka dalam pembahasan ini hanya akan dijelaskan pengaruh media
pendingin secara garis besarnya saja, yaitu antara 2 tingkat kerapatan.
Untuk media pendingin dengan kerapatan yang tinggi, laju pendinginan akan
berlangsung secara cepat, karena proses transfer kalor lebih mudah terjadi apabila
jarak molekul lebih kecil. Dengan percepatan proses pendinginan ini, maka akan
terbentuk struktur martensit yang kasar, dimana memiliki sifat yang keras dan
getas. Sifat ini terjadi karena proses rekristalisasi yang cepat, sehingga aotm
karbon tidak sempat terredistribusi dalam mengikat atom penyusun logam, dan
atom-tom lain membesar, sehingga memenuhi ruang.
Untuk media pendingin yang memiliki tingkat kerapatan rendah, laju
pendinginan akan berlangsung secara lambat, karena proses transfer kalor tidak
dapat berlangsung dengan mudah pada molekul-molekul yang memiliki jarak
yang besar. Dengan proses yang lambat ini, akan membentuk struktur yang keras
dan ulet. Hal ini disebabkan karena ada 2 fasa yang terbentuk yaitu fasa ferit +
sementit. Ferit memiliki sifat yang lunak dan ulet dengan kadar karbon 0,008 %.
Sedangkan sementit memiliki kadar karbon 1 % untuk 3 atom Fe, sehingga
sifatnya keras. Pada media pendingin ini proses rekristalisasi berlangsung lambat,
sehingga ada sebagian atom karbon yang mampu terredistribusi kedalam
ikatannya kembali.
Pengujian Heathreatment
MATERIAL
FERROUS NON
FERROUS Bahan Alami Bahan
Sinteik
NIKEL
MAGNESIUM
BAB III
PENGUJIAN
18
190
B. Alat
1. Tungku
Data teknis
Suhu kerja maksimum : 1100˚C
Dimensi : 340 x 340 x 380 mm
Dimensi permukaan baja : 150 x 100 x 170 mm
Berat : 25 kg
Voltase : 220/240 V (110/120 V on special request)
2. Gergaji digunakan untuk memotong specimen sesuai dengan ukuran.
3. Kikir untuk meratakan sisi permukaan specimen
4. Catok untuk mencekam specimen ketika dipotong.
5. Mendia pendingin untuk mendinginkan Spesimen yang telah dipanaskan
didalam tungku.
Pengujian Heathreatment
6. Penjepit digunakan untuk mengangkat specimen dari dalam tungku.
BAB IV
HASIL PENGUIAN DAN PEMBAHASAN
4. 1. Kurva Laju Pemanasan dan Pendinginan dari Data yang Diperoleh
Data Hasil Pengujian
no waktu (menit) Suhu Tungku Pemanasan Suhu Tungku Pendinginan
1 0 24 820
2 6 250 800
3 12 300 760
4 15 350 730
5 17 400 705
6 20 450 690
7 23 500 670
8 27 550 640
9 31 600 600
10 33 620 580
11 34 650 565
12 41 700 530
13 44 720 505
14 47 750 485
15 50 770 465
16 55 800 440
17 59 820 405
18 64 850 390
suhu oli : °C
suhu air : °C
suhu udara : °C
suhu solar : °C
Pengujian Heathreatment
➢ Pemanasan
Pemanasan dilakukan sampai suhu 800 ºC dimana pada pengujian ini
bahan yang digunakan adalah baja karbon sedang yang memiliki temperature
kritis 723 ºC Pada proses pemanasan ini diperoleh fasa Austenit stabil yang
bersifat lunak dan ulet dan berstruktur FCC.
➢ Pendinginan
Pendinginan dilakukan dengan cara meletakkan specimen pada ruang
terbuka atau memakai media pendingin udara. Media pendingin udara ini
memiliki viskositas dan massa jenis yang sangat kecil bahkan dapat diabaikan.
Karena memiliki massa jenis yang kecil sehingga kerapatan antar partikelnya
jauh, ini mengakibatkan transfer panas menjadi lama.
Pengujian Heathreatment
Pendinginan ini menghasilka struktur perlit da austenit dimana sifat
logamnya lunak dan ulet. Perlit terjadi karena proses pendinginan yang lama
dimana atom-atom karbon sempat terdifusi degan baik dan atom-aom Fe
kembali ke posisi semula dan ukuan butir semula.
Keterangan :
1. Ferrit ( α ) adalah larutan intertisi dalam atom-atom karbon pada besi murni.
➢ Bersifat lunak dan liat.
➢ Strukturnya kubik pemusatan ruang ( BCC )
➢ Dalam keadaan murni kekuatan tariknya < 310 MPa
➢ Bersifat ferromagnetic di bawah 770 ºC
➢ Berat jenisnya 7, 88 gr/cm3
Pengujian Heathreatment
2. Sementit (Karbida Besi) yaitu paduan besi-karbon, karbon melebihi batas
daya larut membentuk fasa kedua.
➢ Bersifat keras disbanding austenit atau ferit, tidak ulet
➢ Berat jenisnya 7, 6 gr/cm3
1. Austenit (γ) adalah larutan intertisi antara karbon dan besi.
➢ Stabil pada suhu 912ºC dan 1394 ºC.
➢ Pada suhu stabil bersifat lunak dan ulet sehingga mudah dibentuk.
➢ Strukturnya Kubik Pemusatan Sisi.
1. Perlit adalah Austeroid ari dua fasa yaitu fasa ferit dan fasa sementit.
➢ Terbentuk pada temperature di bawah 723ºC.
➢ Sifatnya ulet.
➢ Kandungan karbonnya 0, 87%
1. Ladeburit adalah suatu autektik yang mempunyai kandungan karbon 4, 3%
dan merupakan campuran halus antara perlit dan sementit.
2. Besi adalah fasa yang hanya berada di antara temperature 1400 ºC sampai
1525 ºC
4.3. Analisa diagram fasa Time Temperatur Transformation ( TTT )
Dari diagram TTT di atas dapat dilihat pengaruh media pendingin pada struktur yang
dihasilkan pada specimen.
Pengujian Heathreatment
- Kurva II ( air )
Pendinginan ini menggunakan media pendingin air biasa, dengan waktu
pendinginan agak lebih lama dengan media pendingin air garam. Struktur yang
dihasilkan adalah baja mertensit yang berstruktur besar.
- Kurva IV ( oli )
Pendinginan ini menggunakan media pendingin oli dan struktur yang
dihasilkan adalah stuktur perit dengan waktu pendinginan lebih lama dari pendinginan
dengan solar.
- Kurva V ( udara )
Yaitu pendinginan dengan udara sebagai media pendingin struktur yang
dihasilkan adalah ferit dan perlit dengan waktu pendinginan yang lebih lama
daripoada media pendingin yan lain.
Pengujian Heathreatment
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Perlakuan Panas(Heat Treatment) merupakan proses pemanasan dan
pendinginan logam dalam keadaan padat atau mengubah sifat-sifat fisis dari
logam sampai suhu tertentu kemudian didinginkan dengan media tertentu pula.
2. Jenis-jenis proses Heat Treatment yaitu Hardening, Annlealing, Normalizing,
dan Tempering.
3. Diagram fasa Fe3C berguan dalam penentuan proses Heat Tretment, dimana
pada temperature berapa kita menginginkan suatu fasa material apabila kadar
karbonnya kita ketrahui.
4. Penggunaan media pendingin yang berbeda-beda dalam proses heat Treatment
berguna dalam penentuan sifat dari material yang diinginkan.
5. Dalam pengujian ini ada 6 fase yang terjadi yaitu ferit, sementit, austenit,
perlit, Lateburit dan besi delta.
6. Dengan perlakuan panas, benda kerja benda kerja dapat memperoleh martensit
yang halus, perlit, atau ferit, struktur martensit yang halus.
7. Semakin besar massa jenis dari media pendingin, maka laju pendinginan akan
semakin besar pula.
5.2 Saran
1. Harap untuk alat pengujinya dapat diperbarui atau diperbaiki.
Pengujian Heathreatment