You are on page 1of 6

Pengujian Tarik

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebutuhan akan material yang memiliki kualitas tinggi semakin


meningkat seiring berkembangnya dunia industri. Dalam berbagai
penggunaan ,suatu logam memiliki sifat-sifat yang sesuai kebutuhan
dalam industri , apabila penggunaan logam tidak sesuai dengan sifat-
sifatnya maka logam tersebut akan rusak dan akan terjadi gagal produksi
yang merugikan. Oleh karena itu sifat-sifat logam harus diketahui
terlebih dahulu untuk penggunaan atau pengelolaan lebih lanjut. Salah
satu sifat logam yang harus diketahui adalah kekuatan tarik , dengan
mengetahui kekuatan tarik material maka kesalahan penggunaan bisa
diminimalisir dan cacat produksi bisa dihindari.
Pada pengujian tarik ini kita mengenal beberapa titik yang dialami
oleh material akibat perlakuan tarik yang diberikan , titik tersebut antara
lain :
- batas proporsional
- batas elastisitas
- batas yield
- batas ultimate
- batas break.
Pengujian Tarik

BAB III
PENGUJIAN

3.1. Bahan yang digunakan


Adapun bahan yang digunakan adalah baja karbon rendah ST60 plat
Panjang 190 mm, lebar 19 mm, tebal 2mm.

190 19
2

isometri

3.2. Alat yang digunakan


adapun alat yang digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai
berikut :
1. gergaji besi untuk memotong specimen.
2. jangka sorong untuk mengukur specimen.
3. ragum untuk mencekam specimen pada saat dipotong.
4. mesin uji tarik dengan spesifikasi sebagai berikut :
 tipe mesin universal (Testing Reactive dengan standar
DIN 5122)
 lift = 250 mm
 light with of tensile space = 480 mm
 light with in pressure space = 290 mm
 distance of dumping head = 0-600 mm
 vricktion velocity = 0-200 mm
 elektical connected valve = 1,5 Kw
 correction section = 2,5 Kw
Pengujian Tarik

3.3. Prosedur pengujian


1. mempersiapkan alat dan peralatan yang diperlukan.
2. memotong specimen denagn panjang yang telah
ditentukan.
3. memberi tanda pada specimen dengan jarak 50 mm
pada setiap ujungnya sebagai bagian yang akan dicekam.
4. mencekam specimen pada mesin uji tarik dengan posisi
vertical.
5. memposisikan jarum penunjuk beban keposisi nol
(kalibrasikan)
6. menjalankan mesin dan memutar tuas kecepatan mesin
sesuai yang diinstruksikan oleh asisten.
7. mengamati perpanjangan specimen setiap kenaikan
1mm sambil mencatat besar beban yang terjadi sampai
specimen patah.
8. mematikan mesin uji tarik.
9. mengeluarkan specimen yang telah patah.
10. mengukur kembali dimensi specimen setelah terjadi
perpatahan.
Pengujian Tarik

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Pembahasan Umum

Fatik dan perbandingannya dengan patah tumbukan.


Fatik atau patah lelah diartikan prilaku logam yang bila mana
dibebani tegangan variable siklus (berulang-ulang) yang cukup besar
akan mengalami perubahan yang terdeteksi pada sifat mekaniknya.
Kegagalan fatik terjadi karena adanya pembebanan atau tegangan
berulang-ulang sampai terjadi perpatahan , pada awal fatik terjadi slip
yang kemudian diikuti dengan retak pada permukaan mengikuti arah
tegangan , sedangkan perpatahan tunbukan patah terjadi karena
pembebanan nonsiklis dan tidak konstan. Perbandinagnnya dalam bentuk
perpatahan yaitu pada patah fatik perpatahan terjadi perlahan lahan dan
banyak terjadi deformasi plastis sebelum perpatahan sedangkan patah
tumbukan terjadi langsung secara keseluruhan karena retak struktur yang
menyeluruh. Perbandingannya dalam energi adalah pada patah fatik
energi yang digunakan sampai tercapai patah fatik lebih besar dibanding
patah tumbukan ini karena patah fatik mengalami pembebanan berulang-
ulang disbanding patah tumbukan. Perbandinagnnya dengan waktu patah
yaitu pada patah tumbukan waktu patahnya lebih singkat dibanding
waktu yang diperlukan sampai terjadi patah fatik.
Pengujian Tarik

4.2. Pembahasan Khusus

Garafik regangan vs tegangan (kg/mm2), dan reduksi penampang (%)


Pengujian Tarik

You might also like