You are on page 1of 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semua cabang dari ilmu pengetahuan alam saling memiliki keterkaitan satu
sama lain, seperti misalnya dalam hal ini keterkaitan antara biologi dan fisika.
Banyak fenomena yang dipelajari dalam biologi memerlukan konsep-konsep fisiska
untuk mendapatkan penjelasan yang lebih terinci.

Ilmu tentang fluida merupakan interdisiplin bidang ilmu dalam bidang fisika
yang luas yang menyangkut hampir seluruh aspek kehidupan kita dan terjadi di
semua rentang alam. Fluida ada dalam biologi, kedokteran, transportasi,
rekreasi/olahraga, manufakturing, hankam, energi, lingkungan dan kosmologi.
Prediksi aliran darah dan pernafasan dalam tubuh manusia, kinerja aerodinamika
motor, mobil dan pesawat udara, kinerja baju renang, helmet sepeda balap dan
Formula 1 dan masih banyak lagi hal-hal yang memerlukan pemahaman rinci
mengenai fluida.

Fenomena di biologi yang seringkali memerlukan konsep-konsep fisika untuk


menjelaskannya diantaranya adalah fenomena-fenomena yang berkaitan dengan
fluida, seperti misalnya fenomena-fenomena yang terjadi pada sirkulasi darah,
sistem ekskresi di ginjal, cara hewan-hewan bawah laut bertahan dari besarnya
tekanan air, dan proses transportasi air pada tumbuhan.

Di sekitar kita, banyak sekali tumbuhan yang mampu tumbuh hingga


mencapai ukuran dan ketinggian yang luar biasa. Banyak tumbuhan yang mampu
tumbuh hingga ketinggian puluhan meter atau bahkan lebih dari 100 meter. Lalu
bagaimanakah air yang ada di dalam tanah bisa disalurkan ke setiap daun untuk
proses fotosistesis?

Transpor air dan zat yang terlarut di dalamnya dari tanah ke sel-sel akar
pada tumbuhan dapat dijelaskan secara sederhana dengan teori difusi, transpor

1
aktif, dan osmosis. Namun transport jarak-jauh, yaitu aliran air dan zat-zat yang
terlarut di dalamnya yang mengalir di dalam xilem sangat dipengaruhi oleh
tekanan, dan tentu saja memerlukan kajian dari sudut pandang fisika, khususnya
tentang fluida.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diangkat dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:

1.2.1 Apakah itu xilem pada tumbuhan?

1.2.2 Bagaimanakah mekanisme pengankutan air dalam xilem pada tumbuhan


dikaji dengan konsep fluida pada fisika?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1.3.1 Untuk meningakatkan pengetahuan dan pemahman tentang xilem pada


tumbuhan.

1.3.2 Untuk mengetahui dan memahami lebih dalam mengenai mekanisme


pengangkutan air dalam xilem pada tumbuhan dikaji dengan konsep
fisika, khususnya fluida.

1.4 Manfaat

Dari penulisan makalah ini, ada beberapa manfaat yang diharapkan, diantaranya:

1.4.1 Dapat meningakatkan pengetahuan dan pemahaman tentang xilem pada


tumbuhan.

2
1.4.2 Dapat mengetahui dan memahami lebih dalam mengenai mekanisme
pengangkutan air dalam xilem pada tumbuhan dikaji dengan konsep
fisika, khususnya fluida.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Xilem

Xilem merupakan salah satu bagian terpenting dari sistem pengangkutan pada
tumbuhan. Peranan dari xilem dalam sistem pengangkutan tumbuhan adalah untuk
mengangkut air dan zat-zat yang terlarut di dalamnya (unsur hara) yang diserap akar
dari tanah dan mengedarkannya ke seluruh bagian tumbuhan yang memerlukan,
utamanya daun, karena pada daun air dan zat-zat yang terlarut di dalamnya akan
digunakan dalam proses fotosintesis.

Pembuluh xilem terdiri atas tabung-tabung berdinding yang meluas secara


vertikal. Pada berberapa jenis tumbuhan kayu, kumpulan xilem-xilem yang meluas
secara vertikal ini membentuk jaringan xilem yang dapat mencapai lebar hingga
beberapa meter. Jika dibandingkan, xilem identik dengan pembuluh darah pada
manusia, walaupun diameter xilem jauh lebih kecil daripada diameter pembuluh darah
pada manusia. Jumlah xilem juga jauh lebih banyak dari pembuluh darah manusia.

Diameter xilem berkisar antara 20 um sampai 700 um (0,7 mm) bergantung pada
species atau jenis tumbuhannya dan lokasi dari tumbuhan bersangkutan hidup. Dinding
pembuluh xilem tersusun atas pembuluh selulosa sekunder.

3
Xilem merupakan jaringan pembuluh yang berpangkal di akar. Xilem berakhir
di ujung-ujung setiap bagian tumbuhan. Dari batang, xilem akan meluas dan menyusun
tangkai daun, yang kemudian berujung pada daun. Pada daun, ujung-ujung dari xilem
sangat kelihatan, yaitu sebagai tulang daun yang menyerupai pembuluh kapiler pada
sistem peredaran darah manusia. Ujung-ujung xilem ini akan terus mengecil hingga
mencapai ukuran yang sangat kecil tan tidak bisa diamati dengan mata telanjang, dan
akhirnya menyatu dengan jaringan-jaringan pada daun dan sel-sel stomata, tempat
dimana air dan zat-zat yang terlarut di dalamnya akan digunakan dalam proses
fotosintesis.

2.2 Mekanisme Pengangkutan Air Dalam Xilem Pada Tumbuhan

Air dan zat-zat yang terlarut di dalamnya berpindah dari tanah ke akar dengan
melewati membran biologis yang melapisi jaringan terluar rambut-rambut akar.
Masukknya air dan zat-zat yang terlarut di dalamnya penyebab utamanya adalah adanya
proses difusi, osmosis, dan transpor aktif. Transpor aktif adalah pemompaan zat terlarut
melewati membrane melawan gradient elektrokimia zat tersebut, pengaruh gabungan
akibat perbedaan konsentrasi zat terlarut di dalamnnya dan tegangan (selisih muatan)
pada membrane tersebut. Disebut aktif karena sel harus mengeluarkan energi metabolis,
umumnya dalam bentuk ATP, untuk mengangkut zat terlarut melawan arah difusinya.
Dalam penyerapan air dan zat-zat lainnya dari dalam tanah, sebagian besar tumbuhan
juga dibantu oleh mikorhiza, yaitu suatu simbiosis antara akar tumbuhan dengan
filamen-filamen tau hifa dari jamur yang melilitnya. Semua ini tentu saja lebih
cenderung kepada pembahasan biologis daripada konsep-konsep fisis dari fluida itu
sendiri.

Air yang telah ditranspor dari akar dan berada dalam pembuluh xilem telah siap
diedarkan ke bagian tubuh tumbuhan lainnya utamanya daun, untuk digunakan dalam
proses fotosintesis. Air dan zat-zat yang terlarut di dalam xilem akan digerakkan
menuju daun melalui suatu mekanisme aliran massal (bulk flow), yaitu pergerakan
cairan yang dipengaruhi oleh tekanan.

Air dan zat terlarut di xilem mengalir ke atas sepanjang pembuluh tersebut
dengan kecepatan kira-kira 75 cm per menit, atau bahkan lebih cepat lagi (Campbell et

4
al, 2003). Pembuluh yang bercabang yang bercabang di setiap bagian daun
menempatkan pembuluh xilem di dekat setiap sel-sel pada daun, utamanya stomata atau
mulut daun, tempat dimana proses fotosintesis akan berlangsung.

Mekanisme Pengangkutan Oleh Karena Transpirasi, Kohesi, Adhesi dan Tekanan.

Tumbuhan kehilangan air dalam jumlah yang sangat besar melalui proses
transpirasi, yaitu proses penguapan air melalui daun atau bagian-bagian lain dari
tumbuhan itu yang berada dia atas permukaan tanah. Transpirasi utamanya terjadi pada
stomata atau mulut daun. Suatu pohon mapel yang cukup besar di hutan tropis dapat
kehilangan lebih dari 200 L air per jam selama musim panas (Campbell et al, 2003).
Kondisi ini tentunya harus diimbangi dengan suplai air secara cepat dari akar yang
diangkut melalui pembuluh xilem ke daun, jika tidak daun akan layu dan mati.

Teori apapun yang digunakan untuk menjelaskan gerak ke atas air dalam xilem
harus memperhatikan volume dan kecepatannya. Tumbuhan herba dapat menyerap
suatu volume air setiap hari yang besarnya sama dengan beberapa kali volume tanaman
itu sendiri (Kimball, 1999). Hanya 1-2% dari seluruh air yang diserap oleh tumbuhan
digunakan untuk proses fotosintesis dan proses metabolik lainnya.

Air dan zat terlarut di dalamnya akan naik melalui pembuluh xilem melawan
gaya gravitasi bumi. Proses ini tidak memerlukan bantuan pompa mekanis apapun, tidak
seperti adanya jantung yang berperan sebagi pompa pada sistem peredaran darah
manusia. Air dan zat yang terlarut di dalamnya ini dapat naik dari akar hingga
ketinggian 100 meter pada pohon-pohon yang paling tinggi.

Fenomena diatas dapat dijelaskan dengan konsep fluida yang sederhana. Ketika
transpirasi terjadi, air yang terdapat pada sel-sel daun, yang berhubungan langsung
dengan pembuluh-pembuluh xilem keluar atau menguap dengan cepat, lebih cepat dari
aliran air pada pembuluh xilem lainnya di bagian lain tumbuhan. Sesuai dengan prinsip
Bernoulli, dimana kecepatan fuida tinggi, tekanan rendah, dan dimana kecepatan
rendah, tekanan tinggi. Kecepatan penguapan atau aliran air di daun lebih besar, maka
tekanan fluida di daun (khususnya di bagian permukaan) menjadi lebih rendah. Sesuai

5
dengan konsep pada fluida, semakin tinggi kecepatan fluida, maka tekanannya akan
menjadi semakin rendah. Hal ini menyebabkan cairan yang ada di bagian lain pembuluh
xilem yang memiliki tekanan lebih tinggi, mengalir ke daun. Karena fluida mengalir
dari tekanan yang lebih tinggi ke tekanan yang lebih rendah. Beginilah proses
pengangkutan air pada tumbuhan terjadi secara berulang-ulang pada kondisi transpirasi
dapat terjadi.

Gambar 2.1 Aliran Air Pada Tumbuhan

Aliran air ini menjadi tidak terputus-putus, dalam artian tidak terpisah karena
adanya sifat kohesi dan adhesi molekul air, seperti pada konsep pipa kapiler dalam ilmu
fisika. Molekul air yang keluar atau menguap dari ujung terkecil xilem pada daun akan
menarik molekul air di sebelahnya, dan tarikan ini akan diteruskan, molekul-demi
molekul, menuju ke bawah sampai keseluruhan kolom air pada xilem. Adhesi molekul
air yang kuat terhadap dinding sel-sel pembuluh xilem membantu aliran melawan
gravitasi bumi. Diameter yang sangat kecil dari pembuluh ini memberi kontribusi
terhadap peran penting yang dimainkan oleh adhesi dalam mengatasi gaya tarik ke
bawah akibat dari gravitasi bumi.

6
Tarikan transpirasi dapat diteruskan hingga ke akar hanya melalui rantai
molekul yang tidak terputus. Kavitasi, yaitu pembentukan suatu kantung uap air dalam
pembuluh xylem dapat memutuskan rantai molekul air, seperti ketika cairan dalam
xilem membeku selama musim dingin. Tumbuhan kecil atau rendah dapat
menggunakan tekanan akar untuk mengisi ulang pembuluh xilem ketika musim semi
tiba, akan tetapi pada pohon, tekanan akar tidak dapat mendorong air hingga pada
bagian yang tinggi sehingga suatu pembuluh dengan suatu kantung uap air tidak akan
bisa berfungsi sebagai pembuluh air lagi. Namun demikian, aliran transpirasi dapat
beralih meneglilingi kantung uap air melalui saluran-saluran di antara pembuluh-
pembuluh xilem yang bersebelahan, dan pertumbuhan sekunder akan menambahkan
satu lapis pembuluh xilem baru setiap tahun.

Hal yang mepengaruhi kecepatan aliran air dan zat terlarut lainnya di dalam
xilem dapat disimpulkan dalah satu penyebabnya adalah laju transpirasi. Laju
transpirasi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:

1. Cahaya. Tumbuhan jauh lebih cepat bertranspirasi bilamana berada di


tempat yang mendapat cukup sinar matahari daripada di tempat gelap.
Cahaya meningkatkan transpirasi dengan menghangatkan daun. Hal ini
juga disebabkan karena cahaya merangsang tumbuhnya stomata, dengan
demikian sangat meningkatkan pemindahan udara berisikan uap air dari
ruang-ruang udara jaringan bungan karang ke luar.

2. Suhu. Tumbuhan bertranspirasi lebih cepat pada suhu lebih tinggi. Pada
suhu 30o C daun dapat bertranspirasi tiga kali lipat lebih cepat
dibandingkan dengan pada suhu 20o C. Hal ini tentunya disebabkan
karena air lebih cepat menguap pada suhu yang lebih tinggi, dan dalam
hal ini juga meningkatkan kelembaban udara dalam ruang udara di
jaringan-jaringan daun daripada udara di luar.

3. Kelembaban. Laju transpirasi juga dipengaruhi oleh kelembaban nisbi


udara di sekitar tumbuhan. Laju difusi setiap substansi menurun karena
perbedaan konsentrasi substansi dalam kedua daerah tersebut menurun.
Kebalikannya pun benar. Karena itu, difusi air dari ruang udara pada

7
daun yang berisikan uap keluar agak perlahan-lahan apabila udara di
sekitarnya agak lembab. Bila udara di sekitarnya kering, maka difusi
akan berlangsung jauh lebih cepat.

4. Angin. Adanya angin lembut juga meningkatkan laju transpirasi. Jika


tidak ada angin, udara dekat dengan daun yang sedang bertranspirasi
akan jadi makin lembab.

5. Air Tanah. Tumbuhan tidak dapat terus bertranspirasi dengan cepat


apabila kelembaban yang hilang tidak digantikan oleh air segar dari
tanah. Bila penyerapan air oleh akar tidak dapat menngimbangi laju
transpirasi, makan akan terjadi kekurangn turgor. Turgor adalah tekanan
yang diberikan zat cair pada tumbuhan, yang membuat sel-sel tumbugan
tersebut menjadi mengembang. Jika kekurangan turgor, yang berarti
kekurangan cairan (air) tumbuhan akan menjadi layu dan stomata yang
menjadi tempat utama berlangsungnya transpirasi akan menutup.

Mekanisme pengangkutan air pada xilem seperti yang disebutkan di atas


utamanya memang disebabkan oleh transpirasi. Namun pengangkutan air tetap dapat
berlangsung pada malam hari ketika suhu dingin, tidak ada cahaya, dan kelembaban
udara di luar cukup tinggi, walaupun dengan laju yang jauh lebih lambat. Pengangkutan
air pada kondisi ini terjadi karena adanya tekanan akar. Tekanan akar ini menggunakan
energi untuk memompa ion-ion mineral dari dalam tanah ke sel-sel akar dan pembuluh
xilem. Air akan mengalir masuk melalui lapisan korteks akar dan meberikan suatu
tekanan yang memaksa cairan naik ke xilem. Dorongan inilah yang disebut tekanan
akar (root pressure). Air yang terdorong dalam xilem ini akan menyebabkan kelebihan
air di daun, dan kelebihan ini akan dikeluarkan dalam bentuk tetes-tetes air melalui
stomata di malam hari, yang dimana proses ini disebut gutasi.

Tekanan akar sangatlah kecil, oleh karena itu dorongannya tidak bisa mencapai
ketinggian yang cukup tinggi. Maka dari itu pada umumnya kita hanya bisa menjumpai
gutasi pada tumbuhan-tumbuhan herba yang rendah seperti misalnya tumbuhan
strawberry.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.1.1 Xilem merupakan pembuluh yang berfungsi untuk mengangkut air dan zat
terlarut lainnya yang diserap akar untuk diedarkan ke bagian tumbuhan
lainnya, utamanya daun. Jika dianalogikan, xilem identik dengan arteri pada
manusia.

3.1.2 Dalam mekanisme pengangkutan air pada xilem pada tumbuhan, hal yang
menjadi penyebab utama adalah proses transpirasi. Ketika terjadi
transpirasi, keluarnya air (uap air) melalui stomata menyebabkan tekanan
pada xilem di sekitar sel-sel tersebut menjadi rendah, akibatnya fluida dari
bagian lain xilem yang memiliki tekanan yang lebih tinggi akan mengalir ke
tempat tersebut.

3.1.3 Ketika kondisi lingkungan tidak memungkinkan untuk terjadinya transpirasi,


pengangkutan air pada xilem tetap terjadi dengan adanya tekanan akar.

9
3.2 Saran

Kajian mengenai mekanisme pengangkutan air pada xilem ini masih


merupakan kajian yang sederhana. Oleh karena itu diperlukan kajian yang lebih
mendalam demi tersedianya informasi yang lebih terinci dan akurat mengenai
pengangkutan air pada xilem pada tumbuhan.

10

You might also like