Professional Documents
Culture Documents
“Gerak” telah banyak diperbincangkan baik dalam fisika maupun metafisika, dari
pandangan fisika “gerak” adalah sebuah fenomena alami sedangkan dari pandangan para filosof
ilahi dan metafisika “gerak” adalah sebuah bentuk eksistensi, dari sini dapat dikatakan:
pembahasan gerak, pada era ini merupakan salah satu titik temu antara fisika dan filsafat.
Gerak adalah keluarnya sesuatu dari titik mungkin, menuju yang titik dimungkinkan
( dari titik potensial menuju titik aktus ). Perubahan dari hijau ke warna kuning adalah perubahan
subtansial sedangkan perubahan dari rasa asam ke rasa manis adalah perubahan potensial.
Perpindahan dari titik yang satu menuju titik yang kedua merupakan perpindahan secara fisiska
atau pergeseran yang diakibatkan oleh bantuan energi tertentu, gerak yang sebenarnya gerak
tidak mesti harus ada pada tempat yang dituju, tetapi ketika info yang kita dapat sudah sampai
dan sudah dapat kita kelolah merupakan satu bentuk gerak potensial yang kita lakukan.
Dalam falsafah gerak, gerakan memiliki/mempunyai potensial yang alami, pada teori
kemungkinan dia bias saja bersifat potensil dan bias saja dia aktus. Konsekuensi dari gerak itu
sediri adalah kehancuran. Contoh; biji jagung (aktus) aktualnya adalah perubahan menuju tunas,
maka konsekuensi dari biji jagung pada ujung-ujungnya adalah kehancuran. Jadi setiap gerak
yang kita lakukan haruslah menerima konsekuensi dari gerak yang kita lakuakan yaitu menuju
kehancuran. Kehancuran itu sendiri adalah menuju kesempurnaan, apakah dia menuju
kehancuran yang negative atau fositif sebagai bentuk aplikasi sifat potensialnya dia ” untuk
menjadi”.
Gerak biasa dikatakan gerak apabila dia berpindah dari titik satu ke titik yang lainnya
hingga mencapai titik kehancuran ( teori fisika ), tetapi garak pada tinjauan filsafat adalah
sesuatu yang keluar untuk menjadi yang dimungkinkan. Telur yang menjadi ayam akan hancur,
tetapi subtansinya adalah gerak, karena telur yang menjadi ayam itu hancur. Sedangkan ayam
yang menghasilkan telur itu tidak hancur karena ada hubungan sebab-akibat, karena untuk
menghasilkan telur harus ada ayam. Pada umumnya gerak selalu diidentikkan dengan perubahan,
jadi apapun yang berubah merupakan gerak.
Gerak yang dimaksud adalah ada titik awal yang kita lakuakan untuk menuju ke titik yang
kedua dan menuju ketitik kehancuran sebagai akibat dari gerakan. Ujung dari gerak atau
konsekuensi dari gerakan yang dilakukan adlah kehancuran.
Dalam epistemology dan pandangan dunia ( cara memandang dunia) merupakan satu
kesataun tetapi memiliki perbedaan dalam analisis filsafat social. Pandangan dunia (PD) adalah
satu kesatuan antara pengetahuan, sikap, dan tindakan (koknitif, apektif dan psikomotorik ),
sebagaimana tercantum dibawah ini.
TIK: