Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
2.1 Identifikasi
Seorang laki-laki, usia 45 tahun, berkebangsaan Indonesia, beragama
Islam, bertempat tinggal di Desa Pelabuhan Dalam dirawat inap di Ruang
Infeksi laki-laki di RS BARI sejak 12 Mei 2010.
2.2 Anamnesis
Keluhan Utama
Batuk yang bertambah sering sejak ± 2 minggu yang lalu SMRS
Riwayat Kebiasaan
o Riwayat merokok ada, 35 tahun yang lalu, 2 bungkus perhari, berhenti 1
tahun yang lalu.
Pemeriksaan Organ
Kepala
Bentuk oval simetris, ekspresi biasa, rambut tidak mudah dicabut, alopesia
(-), malar rash (-), deformitas (-), muka sembab (-).
Mata
Eksoftalmus dan endoftalmus (-), edema palpebra (-), konjungtiva palpebra
pucat (+), sklera ikterik (-), pupil isokor, reflek cahaya normal, pergerakan
bola mata ke segala arah baik, lapangan penglihatan luas.
Hidung
Bagian luar tidak ada kelainan, septum dan tulang-tulang dalam perabaan
baik. Selaput lendir dalam batas normal. Tidak ditemukan penyumbatan
maupun perdarahan. Pernafasan cuping hidung tidak ada.
Telinga
Tophi (-), nyeri tekan processus mastoideus (-), selaput pendengaran tidak
ada kelainan, pendengaran baik.
Mulut
Tonsil tidak ada pembesaran, pucat pada lidah(-), atropi papil (-), gusi
berdarah (-), stomatitis (-), rhagaden (-), bau pernafasan khas (-).
Leher
Pembesaran kelenjar getah bening tidak ada, pembesaran kelenjar tiroid
tidak ada, tekanan vena jugularis (5-2) cmH2O, kaku kuduk tidak ada.
edema (-).
Dada
Paru-paru
Inspeksi : Bentuk dada statis, dinamis dan simetris
Palpasi : Stremfemitus meningkat kanan > kiri
Perkusi : redup kiri < kanan
Auskultasi : Vesikuler (+) melemah kiri < kanan, ronki (+),
wheezing (-).
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba, thrill (-)
Perkusi : Batas jantung
Auskultasi : HR 84x/menit, murmur (-), gallop(-)
Abdomen
Inspeksi : datar, umbilicus tidak menonjol, venektasi (-)
Palpasi : lemas, NT (-), nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak
teraba.
Perkusi : tympani
Auskultasi : BU (+) normal
Alat Kelamin
Tidak diperiksa.
Ekstremitas atas
Eutoni, eutrofi, gerakan ke segala arah, kekuatan +5, nyeri sendi (-), pitting
edema (-), jaringan parut (-). Telapak tangan pucat (+), ujung jari dingin (-),
palmar eritem (-), jari tabuh (-), varices (-), refleks fisiologis normal, turgor
normal.
Ekstremitas Bawah
Eutoni, eutrofi, gerakan terbatas, kekuatan +5, nyeri sendi (-), pitting edema
(-), jaringan parut (-). Telapak kaki pucat (+), ujung jari dingin (-), jari tabuh
(-), varices (-), refleks fisiologis normal, turgor normal.
Eosinofil 1% 1-3%
Batang 3% 2-6%
Segmen 83 % 50-70%
Limfosit 9% 20-40%
Monosit 4% 2-8%
Urinalisa Hasil
Warna Kuning
Kejernihan Jernih
PH 6
Glukosa Negative
Bilirubin Negative
Keton Negative
Darah/ Hb Negative
Protein Negative
Urobilinogen 1+
Nitrit Negative
Leukosit Negative
Sedimen
Silinder - LPK
Kristal -
Bakteri - Negative
Pemeriksaan radiologi
Foto thorax PA
Kesan :
TB Paru aktif
Kesan:
2.5 Resume
Seorang laki-laki berinisial Tn. R, berumur 45 tahun, MRS tanggal 12
Mei 2010 dengan keluhan utama batuk yang bertambah hebat sejak ± 2
minggu SMRS.
± 1 bulan SMRS, os mengeluh batuk kering ada, darah tidak ada,
batuk disertai sesak, sesak tidak dipengaruhi aktivitas, cuaca dan emosi.
Sesak dengan suara mengi tidak ada. Nyeri dada ada saat batuk, demam ada,
hilang timbul, tidak terlalu tinggi terutama pada malam hari, menggigil
tidak ada, berkeringat banyak di malam hari ada. Os mengeluh nafsu makan
menurun, berat badan menurun ada, badan terasa lemas, nyeri ulu hati tidak
ada, mual tidak ada, muntah tidak ada. BAB biasa dan BAK
± 2 minggu yang lalu, os mengeluh batuk kering ada, batuk disertai
sesak nafas ada, sesak tidak dipengaruhi aktifitas, cuaca dan emosi. Sesak
dengan suara mengi tidak ada. Nyeri dada saat batuk, demam ada, hilang
timbul, tidak terlalu tinggi terutama pada malam hari, menggigil ada,
berkeringat banyak di malam hari ada. Nafsu makannya menurun. Berat
badan menurun ada, badan lemas ada, nyeri ulu hati tidak, mual tidak ada,
muntah tidak ada. BAB biasa dan BAK warna kuning agak merah.
Riwayat batuk berdarah ada 1 tahun yll di bawa ke dukun dan riwayat
merokok ada, 35 tahun yang lalu, 2 bungkus perhari, berhenti 1 tahun yang
lalu saat batuk berdarah. Riwayat penyakit dengan keluarga yang sama tidak
ada.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit sedang,
kesadaran compos mentis, tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 84x/m,
pernapasan 28x/m, suhu 38,5˚C, RBW %. Pada pemeriksaan toraks,
bentuk dada cekung. Pada pemeriksaan paru didapatkan stemfemitus kanan
> kiri, redup paru kiri<kanan, vesikuler (+) melemah kiri<kanan, dan
ronkhi basah kasar (+). Jantung sulit dinilai.
Pada pemeriksaan laboratorium (14 Mei 2010) didapatkan Hb: 8,9
g/dl, Ht: 28, leukosit: 13000/mm3, LED: 118 mm/jam, hitung jenis:
0/1/3/83/9/4%, BSS: 86 mg/dl, TG 123 mg/dl, kolestrol total 200 mg/dl uric
acid: 4,3 mg/dl, ureum: 35 mg/dl, creatinin: 1,1 mg/dl, SGOT: 33 U/I,
SGPT: 20.3 U/I. Berat jenis 1.010, PH 6, glukosa negatif, bilirubin negatif,
keton negatif, darah/ Hb negatif, protein negatif, urobilinogen 1+, nitrit
negatif, leukosit negatif,pemeriksaan sedimen dalam batas normal.
2.8 Penatalaksanaan
o Istirahat
o Diet BBTP
o O2 3 liter
o IVFD RL gtt XX/m
o OAT kategori I:
- Rifampisin : 1x 450mg
- Isoniazid : 1x 300mg
- Pirazinamid : 3x 500mg
- Ethambutol : 3x 250mg
o Ambroxal 3x1
o Inj. Cefotaxim 2x1 gr
o PCT 3x500
o Vit. B kompleks 3x1
2.8 Rencana Pemeriksaan
a. Rontgen thorax PA
b. BTA I,II,III
c. ECG
d. Darah rutin
e. Kimia klinik
2.9 Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad malam
FOLLOW UP
Tanggal 13 Mei 2010 14 Mei 2010 15 Mei 2010 17 Mei 2010 18 Mei 2010
S: Sesak kering Batuk kering Batuk kering Nyeri ulu hati,
disertai sesak, mual, hati,
keringat malam, muntah nafsu
demam naik makan
turun, nafsu menurun,
makna menurun batuk kering,
panas,
menggigil.
O: keadaan umum
- Sensorium - cm - cm - cm - Cm
- TD (mmHg) -120/80 - 80/60 -100/60 - 90/60
- Nadi (x/mnt) -90x/mnt -118x/mnt -100x/mnt - 104x/mnt
- RR (x/mnt) -24x/mnt -28x/mnt -28x/mnt - 28x/mnt
- Suhu (°C) -37°C -38.3°C -37,5°C - 37.1
Keadaan spesifik
Kepala
- conj. Palpebra -pucat (+) - pucat (+) -pucat (-) Pucat (-)
- Sklera -ikterik (-) - ikterik (-) -ikterik (-) -ikterik (-)
Leher
- JVP (5- - (5-2)cmH2O -(5-2) cmH2O -(5-2) cmH2O -(5-2) cmH2O
2)cmH2O
- >> KGB ->>KGB (-) ->>KGB (-) ->>KGB (-) ->>KGB (-)
Thoraks
Cor:
HR: (x/mnt), - HR: 90 -HR:118 x/mnt, -R:100 x/mnt, -R:104 x/mnt,
regular, murmur, x/mnt, reg, reg, murmur (-), reg, murmur reg, murmur
gallop murmur (-), gallop (-) (-), gallop (-) (-), gallop (-)
gallop (-)
Pulmo:
I Bentuk dada Bentuk dada Bentuk dada Bentuk dada
statis, dinamis statis, dinamis statis, dinamis statis, dinamis
dan simetris dan simetris dan simetris dan simetris
P Stemfremitus Stemfremitus Stemfremitus Stemfremitus
meningkat meningkat meningkat meningkat
kanan> kiri kanan> kiri kanan> kiri kanan> kiri
P Redup kiri< Redup kiri< Redup kiri< Redup kiri<
kanan kanan kanan kanan
A Ves (+) Ves (+) Ves (+) Ves (+)
melemah kiri< melemah kiri< melemah kiri< melemah kiri<
kanan, ronki kanan, ronki kanan, ronki kanan, ronki
(+), wheezing (+), wheezing (+), wheezing (+), wheezing
(-) (-) (-) (-)
ANALISIS KASUS
Etiologi
Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap
asam pada pewarnaan (Basil Tahan Asam). Kuman TB cepat mati dengan sinar
matahari langsung tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan
lembek. Dalam jaringan tubuh, kuman ini dapat dorman selama beberapa tahun.
Kuman dapat disebarkan dari penderita TB BTA positif kepada orang yang berada
disekitarnya, terutama yang kontak erat.
TBC merupakan penyakit yang sangat infeksius. Seorang penderita TBC dapat
menularkan penyakit kepada 10 orang di sekitarnya. Menurut perkiraan WHO, 1/3
penduduk dunia saat ini telah terinfeksi M. tuberculosis. Kabar baiknya adalah orang
yang terinfeksi M. tuberculosis tidak selalu menderita penyakit TBC. Dalam hal ini,
imunitas tubuh sangat berperan untuk membatasi infeksi sehingga tidak
bermanifestasi menjadi penyakit TBC.
Manifestasi Klinis
Gejala-gejala tersebut diatas dijumpai pula pada penyakit paru selain TBC.
Oleh sebab itu orang yang datang dengan gejala diatas harus dianggap sebagai
seorang “suspek tuberkulosis” atau tersangka penderita TB, dan perlu dilakukan
pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung. Selain itu, semua kontak penderita
TB Paru BTA positif dengan gejala sama, harus diperiksa dahaknya.
Pemeriksaan Klinis
Tempat kelainan lesi TB yang perlu dicurigai adalah bagian apeks paru (pada lobus
atas dan lobus bawah dengan berbagai suara napas pokok yang dapat ditemui pada
auskultasi). Bila dicurigai infiltrat yang agak luas, maka akan didapatkan perkusi
yang redup dan auskultasi nafas bronkial. Akan didapatkan juga suara nafas
tambahan berupa ronkhi basah, kasar, dan nyaring. Tetapi bila infiltrat ini diliputi
oleh penebalan pleura, suara nafasnya menjadi vesikular melemah. Pada leuritis TB
tergantung pada jumlah cairan di rongga pleura, pada perkusi pekak, auskultasi suara
napas melemah sampai hilang. Pada limfadenitis TB, pembesaran KGB leher dan
ketiak dapat menjadi “cold abcess”.
Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan radiologis
a) Nekrosis
d) Bronchopneumonia
e) Infiltrate interstitial
f) Pola milier
4. Aktivitas dari kuman TB tidak bisa hanya ditegakkan hanya dengan 1 kali
pemeriksaan rontgen dada, tapi harus dilakukan serial rontgen dada. Tidak
hanya melihat apakah penyakit tersebut dalam proses progesi atau regresi.
Pemeriksaan darah
Pemeriksaan sputum
Ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan definisi kasus-yaitu
2. Hasil pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung : BTA positif atau BTA
negative
A. Tuberculosis Paru
1. Kasus baru
Adalah penderita yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah
menelan OAT kurang dari satu bulan (30 dosis harian)
2. Kambuh (relaps)
5. Gagal
· Adalah penderita BTA positif yang masih tetap positif atau kembali menjadi
positif pada akhir bulan ke-5 atau lebih.
· Adalah penderita BTA negative, rontgen positif yang menjadi BTA positif
pada akhir bulan ke-2 pengobatan.
6. Lain-lain
Pengobatan tuberkulosis
Saat ini telah dapat dilakukan pengobatan TBC secara efektif dan dalam waktu yang
relatif singkat. Program pengobatan tersebut dikenal dengan nama DOTS (Direct
Observed Treatment Shortcourse). Obat yang digunakan adalah kombinasi dari
Rifampicin, Isoniazid, Pyrazinamid, Ethambutol, dan Streptomycin. Pengobatan
dilakukan dalam waktu 6-8 bulan secara intensif dengan diawasi seorang PMO
(Pengawas Menelan Obat) untuk meningkatkan ketaatan penderita dalam minum
obat.
Prinsip pengobatan
Pengobatan tuberkulosis dilakukan dengan prinsip - prinsip sebagai berikut:
• OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam jumlah
cukup
dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Jangan gunakan OAT tunggal
(monoterapi) . Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis Tetap (OAT – KDT) lebih
menguntungkan dan sangat dianjurkan.
• Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan pengawasan langsung
(DOT
= Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas Menelan Obat (PMO).
• Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan.
Tahap Lanjutan
- Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka
waktu yang lebih lama
- Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister sehingga
mencegahterjadinya kekambuhan
Zulkifli Amin, Asril Bahar, 2006. Tuberkulosis Paru, Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam, Jakarta: UI