Professional Documents
Culture Documents
SISTEM SYARAF
Penerbit:
yudaherdantoproduction
Dapat di-download di www.yudaherdanto.com
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
1
Tentang Penulis…..
“Alhamdulillah… segala puji bagi Allah SWT… semoga catatan singkat ini bisa bermanfaat bagi kemajuan ilmu
kedokteran dan ilmu anatomi, serta dapat membantu kita semua insyaAllah dalam berjihad di jalan Allah SWT
sebagai seorang dokter masa depan…amin”
Nama: Dwi Yuda Herdanto
Nickname: Yuda – Danto
NIM: 06/195395/KU/11829
Agama: Islam
Jenis Kelamin: Laki-Laki
Golongan Darah: B
Tempat Tanggal Lahir: Yogyakarta, 27 Januari 1990
Alamat: Jalan Prof. Dr. Soepomo 131 RT 35 RW 09 Warungboto Umbulharjo Yogyakarta
Indonesia
E-Mail: yuda27011990@yahoo.co.id
Website: www.yudaherdanto.com
Nomor HP: + 62 8586 8 2727 87
Riwayat Pendidikan:
• TK PEMBINA Yogyakarta (1993-1994)
• TK TUNAS HARAPAN Sub Unit Dharma Wanita Pertamina Pangkalan Susu, Sumatera Utara
(1994-1995)
• SD 2 Dharma Patra YKPP Pangkalan Susu, Sumatera Utara (1995-1997)
• SD Dharma Patra 1 YKPP Rantau, Aceh Timur (1997-1998)
• SD GLAGAH 1 Yogyakarta (1998-2001)
• SMP N 4 Yogyakarta (2001-2004)
• SMAN 3 Yogyakarta (2004-2006)
• Fakultas Kedokteran UGM Pendidikan Dokter 2006 (2006-……)
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
2
DAFTAR ISI
• Cranium………………..………………..………………..………………..… 4
• Scalp………………..………………..………………..………………..…….. 5
• Meninges………………..………………..………………..………………… 5
o Spasium meninges………………..………………..………………. 8
o Sinus venosus duralis………………………………..…………….. 9
• Sistem aliran CSF………………..………………..………………..……… 10
• Otak……………...………..………………..………………..……………….. 12
• Cerebrum………………………..………………..………………..………… 14
• Ganglia basal……………..………………………………………………….. 16
• Diencephalon…………………………………………..…………………….. 17
• Mesencephalon………………………………………………………………. 18
• Pons………….………………………………………………………………… 19
• Cerebellum…………………………………………………………………… 19
• Medulla oblongata……………….………………………………………….. 20
• Medulla spinalis……………………………………………………………... 21
• Nervus craniales…………………………………………………………….. 23
• Integrated nerve system…………..………………..…………..…………. 27
o Sistem sensoris…………………………………………………….... 27
o Sistem motoris…………..…………..…………..…………..……… 29
o Sistem limbic…………..…………..…………..……...………..…… 31
• Embriologi sistem syaraf………………………………………………….. 32
• Overview embriologi sistem syaraf…………..…………..………..…….. 37
• Gangguan klinis sistem syaraf…………..………….……..…………….. 39
REFERENSI
• PUTZ & PABST – SOBOTTA ATLAS ANATOMI MANUSIA
• KEITH L MOORE - CLINICALLY ORIENTED ANATOMY
• MOORE & PERSAUD – THE DEVELOPING HUMAN CLINICALLY ORIENTED
EMBRIOLOGY
• The International Dyslexia Association (IDA) 2000
http://www.knowledgenetwork.ca/literacy/resources/literature/dysgraphia.pdf
• Glummarra, Melita J.; Gibson, Stephen J.; Georgiou-Karistianis, Nellie; Bradshaw, John L.
(April 2007), "Central Mechanisms in Phantom Limb Perception: The Past, Present, and
Future", Brain Research Reviews 54 (1): 219–232
• Kaye WH, Frank GK, Bailer UF, Henry SE, Meltzer CC, Price JC, Mathis CA, Wagner A.
(2005) Serotonin alterations in anorexia and bulimia nervosa: new insights from imaging
studies. Physiol Behav, 85 (1), 73-81.
• Leckman JF, Bloch MH, King RA, Scahill L. "Phenomenology of tics and natural history of
tic disorders". Adv Neurol. 2006;99:1–16.
• Leckman JF, Vaccarino FM, Kalanithi PS, Rothenberger A. Annotation: Tourette syndrome:
a relentless drumbeat--driven by misguided brain oscillations. J Child Psychol Psychiatry
2006;47(6):537-50.
• Harris K, Singer HS. Tic Disorders: Neural Circuits, Neurochemistry, and
Neuroimmunology. J Child Neurology 2006;21:678-689.
• PRACTICAL SESSION OF ANATOMY DEPARTMENT UGM
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
3
CRANIUM
Cranium dibagi menjadi 2 bagian, yaitu NEUROCRANIUM & VISCEROCRANIUM,
• Neurocranium: struktur tulang yang menutupi bagian otak, meninges, dan nervus cranial. Pada
orang dewasa, neurocranium disusun oleh 8 tulang, yaitu Os Frontal, Os Ethmoidal, Os
Sphenoidal & Os Occipital, serta sepasang Os Temporal & Os Parietal. Secara umum,
neurocranium dibagi menjadi:
o Calvaria
o Bassi cranii
• Viscerocranium: Struktur tulang yang terdiri atas tulang facial (yang terbentuk dari mesenkim
arcus pharyngeal embryonic). Pada orang dewasa, viscerocranium dibagi menjadi 15 tulang
ireguler, yaitu Os Mandibula, Os Ethmoidale, Os Vomer, serta sepasang Os Maxilla, Concha
Nasalis Inferior, Os Zygomatica, Os palatine, Os nasal, Os Lacrimale.
“Secara anatomis, cranium di orientasikan dengan suatu bidang yang dikenal sebagai ORBITOMEATAL
PLANE / FRANKFORT HORIZONTAL PLANE, yang terletak pada margo infraorbital dan margo superior
dari porus acusticus externus”
FORAMINA PADA CRANIUM & ISINYA
FOSSA CRANII ANTERIOR
Foramen caecum Vena Emissaria Nasalis
Foramina cribiformis (Lamina cribiformis) Axons sel olfaktorius N.Olfactorius (I)
Foramina ethmoidalis anterior et posterior N.Ethmoidalis & A.V.Ethmoidalis anterior – posterior
A.Meningea anterior
FOSSA CRANII MEDIA
Canalis opticus N.Opticus (II)
A.Ophthalmica
Fissura orbitalis superior Bagian Lateral, dengan susunan dari lateral ke medial:
• N.Lacrimalis (V1)
• V.Ophthalmica superior
• N.Frontalis (V1)
• N.Trochlearis (IV)
• A.Meningea media, Rr.Orbitalis
Bagian Medial, dengan susunan dari lateral ke medial:
• N.Abduscens (VI)
• N.Nasocilliaris (V1)
• N.Oculomotorius (III)
Canalis Caroticus A.Carotis interna, Pars petrosa
Plexus venosus carotis internus
Foramen rotundum N.Maxillaris (V2)
Foramen ovale N.Mandibularis (V3)
A.Meningeal Asesoria
Foramen spinosum N.Mandibularis, Rr.Meningeal
A.V.Meningeal media
Foramen lacerum A.Carotis interna
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
4
Sulcus Nervi petrosi majoris N.Petrosus major (VII)
A.Meningeal media, Rr.Petrosus
FOSSA CRANII POSTERIOR
Meatus accusticus internus A.V.Labyrinthi
N.Facialis (VII), N.Vestibulocochlearis (VIII)
Foramen jugulare Bagian anterior:
• N.Glossopharyngeus (IX)
• Sinus petrosus inferior
Bagian posterior:
• N.Vagus (X), N.Accesorius (XI)
• V.Jugular interna (Bulbus superior)
• Sinus sigmoidea
• A.Occipital & A. A.Meningeal Posterior
Foramen magnum Medulla oblongata & Meninges
N.Accesorius (XI)
A.Vertebralis, A.Spinalis anterior et posterior
Sinus marginalis
Canalis condylaris V.Emissaria Condylaris
Foramen mastoideum V.Emissaria Mastoideus
SCALP
SCALP (kulit kepala) terdiri atas jaringan kulit normal & jaringan sub‐kutan yang melapisi
neurocranium (antero‐posterior) dari linea nuchalis superior hingga margo supraorbital, dan juga
(lateral) fascia temporalis hingga arcus zygomaticus. SCALP tersusun atas 5 lapisan, yaitu:
• Skin (kulit)
• Connective tissue (Jaringan ikat)
• Aponeurosis (epicranial aponeurosis), merupakan tempat perlekatan otot dari:
o M.Occipitofrontalis
o M.Temporoparietalis & M.Auricularis superior
Penting dalam menjaga luka, agar tidak terlalu melebar saat terjadi cedera pada SCALP.
• Loose areolar tissue (Jaringan areolar longgar)
• Pericranium (merupakan jaringan ikat padat)
MENINGES
APA ITU CRANIAL MENINGES?
Cranial meninges adalah pelapis dari otak yang terletak didalam cranium. Fungsi cranial meninges:
• Melindungi otak
• Menyediakan penyokong dari arteri, vena & sinus venosus.
• Sebagai tempat CSF (Cerebrospinal Fluid).
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
5
PENYUSUN CRANIAL MENINGES!
Cranial meninges itu sendiri dibagi menjadi beberapa lapisan jaringan ikat membranosa, yaitu:
• Pachymeninx / Dura mater
o Lamina endosteal / periosteal
Lapisan luar dari dura mater
Melekat pada calvaria & hanya melapisi hingga batas foramen magnum
o Lamina meningeal
Lapisan dalam dari dura mater
Melapisi hingga medulla spinalis, dan membentuk spinal dural sac
Akan membentuk pelipatan duramater
• Leptomeninx
Pada masa embrional, Leptomeninx (arachnoid mater & pia mater) berasal dari satu lapisan
mesenkim otak. Dimana selanjutnya akan mengalami diferensiasi menjadi:
o Arachnoid mater
Merupakan jaringan ikat yang avaskular
TIDAK melekat dengan dura mater (lapisan meningeal), namun terfiksasi stabil
akibat adanya tekanan dari CSF.
Memiliki protrusi kedalam lapisan meningeal dura mater yang dikenal sebagai
“GRANULATION ARACHNOIDEA”.
o Pia mater
Merupakan jaringan ikat yang tervaskularisasi dengan baik
Melekat pada otak (hingga ke dalam gyrus & sulcus cerebri)
Ketika terdapat pembuluh darah yang masuk ke dalam otak, maka pia mater
juga akan melapisi sebagian pembuluh darah itu, lapisan ini dikenal sebagai
“PIAL COAT”
“arachnoid mater dan pia mater dipisahkan oleh spasium sub‐arachnoid / spasium leptomeningeal
yang mengandung CSF”
GRANULATION ARACHNOIDEA!
Granulation arachnoidea (kumpulan villi arachnoid), merupakan protrusi dari arachnoid mater menuju
lapisan meningeal dura mater pada sinus sagittalis superior (khususnya pada Lacunae venosus lateralis).
• Fungsi granulation arachnoidea adalah sebagai tempat transportasi CSF dari spasium sub‐
arachnoid menuju sistem vena.
• Pembesaran granulation arachnoidea disebut “pacchionian bodies” dapat menekan tulang,
sehingga membentuk cekungan‐cekungan pada calvaria yang dinamakan “foveola granulares”.
PELIPATAN DURA MATER!
Lapisan meningeal dura mater akan mengalami pelipatan kedalam otak, sehingga dapat membagi otak
dalam beberapa kompartemen. Pelipatan itu dikenal sebagai:
• Falx cerebri
o Merupakan pelipatan dura mater yang paling besar
o Falx cerebri melekat dari crista frontalis / crista galli hingga protuberantia occipitalis
interna, dan akan berlanjut menjadi tentorium cerebelli
o Pelipatan ini masuk ke dalam fissura longitudinalis cerebri, sehingga membagi otak
dalam hemisphere dexter & sinister.
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
6
• Tentorium cerebelli
o Merupakan pelipatan lanjutan dari falx cerebri
o Melekat pada:
Rostral: Processus clinoideus Os sphenoidale
Rostro‐lateral: Os temporal pars petrosa
Postero‐lateral: Os parietal & Os occipital
o Tentorium cerebelli memisahkan lobus occipitalis dengan cerebellum. Dan membagi
cavum cranii, menjadi:
Kompartemen supratentorial (diisi cerebrum)
Kompartemen infratentorial (diisi cerebellum)
o Terdapat incisura tentorii, tempat brainstem berada.
• Falx cerebelli
o Merupakan pelipatan yang terletak dibawah tentorium cerebelli (di bagian posterior dari
fossa cranii posterior) & falx cerebri
o Melekat pada crista occipitalis interna
o Falx cerebelli akan membagi cerebellum dalam hemisphere dexter & sinister
• Diafragma sellae
o Merupakan pelipatan dura mater yang paling kecil, dan akan menjadi atap dari fossa
hipofisialis
o Diafragma sellae juga akan melapisi kelenjar hipofisis.
INERVASI DURA MATER!
• Fossa cranii anterior
o N.Ethmoidale (V1), Rr.Meningeal anterior
o N.Maxillaris (V2), Rr.Meningeal
o N.Mandibularis (V3)
• Fossa cranii media
o N.Maxillaris (V2), Rr.Meningeal
o N.Mandibularis (V3)
• Atap fossa cranii posterior
o N.Tentorial (cabang dari N.Ophthalmica V1)
• Lantai dari fossa crania posterior
o Serabut sensoris ganglia spinalis C2‐3
o Serabut sensoris ganglia spinalis C2‐3, yang didistribusikan oleh N.Vagus (X)
o Serabut sensoris ganglia spinalis C2‐3, yang didistribusikan oleh N.Hypoglossus (XII)
• Falx cerebri (aspek anterior)
N.Ophthalmica (V1), melalui cabang:
o N.Ethmoidale, Rr.Meningeal anterior
o N.Tentorial
• Tentorium cerebelli / Falx cerebri (aspek posterior)
o N.Tentorial (cabang dari N.Ophthalmica V1)
• Plexus periarterial pada A.Meningeal media
o N.Maxillaris (V2), Rr.Meningeal
o N.Mandibularis (V3)
“secara mudah, fossa cranii anterior, media & atap fossa cranii posterior di inervasi oleh N.Trigeminus,
Rr.Meningeal”
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
7
VASKULARISASI DURA MATER!
• A.Meningeal Media (cabang A.Maxillaris) Æ masuk kedalam cavum crania melalui foramen
spinosum.
o R.Anterior
o R.Posterior
• A.Ophthalmica, R.Meningeal
• Cabang dari A.Occipital
• Cabang dari A.Vertebralis
• V.Meningeal media
o Meninggalkan cavum crania melalui foramen spinosum & foramen ovale
o Bermuara pada plexus venosus pterygoideus
SPASIUM MENINGEAL
Terdapat 3 spasium meningeal yang sering dibahas, namun hanya 1 dari 3 spasium meningeal
yang merupakan spasium fisiologis. Apa saja itu?
SPASIUM EPIDURAL / EXTRA‐DURAL / DURAL‐CRANIAL INTERFACE!
• Ruangan yang terletak diantara dura mater (lapisan periosteal) dengan calvaria
• PATOLOGIS! Terjadi ruangan akibat darah (dari robekan pembuluh darah meningeal) yang
masuk diatas dura mater (lapisan periosteal).
SPASIUM SUB‐DURAL / DURAL‐ARACHNOID JUNCTION!
• Ruangan yang terletak diantara dura mater (lapisan meningeal) dengan arachnoid mater
• PATOLOGIS! Terjadi ruangan akibat darah akibat trauma pada kepala
SPASIUM SUB‐ARACHNOID / LEPTOMENINGEAL!
• Ruangan yang terletak diantara arachnoid mater dengan pia mater
• FISIOLOGIS! Merupakan ruangan yang terisi CSF, sel trabekula & pembuluh darah
• Spasium sub‐arachnoid yang terdapat pada spinal dural sac (caudal dari conus medullaris), akan
membentuk cysterna lumbalis (L2 – S2)
“selain itu, juga terdapat spasium epidural spinalis, ruangan ini FISIOLOGIS terisi oleh lemak epidural &
plexus venosus vertebralis interna”
Banyak pernyataan yang menyatakan bahwa otak mengapung didalam CSF pada spasium sub‐arachnoid.
Namun, otak sebenarnya terfiksasi dengan trabekula arachnoidea yang terletak didalam spasium
subarachnoid.
Namun pada kondisi berdiri, gyrus cerebri pada bagian basal otak akan bersinggungan dengan fossa
cranial. Berkaitan dengan impressio gyrorum.
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
8
SINUS VENOSUS DURALIS
Merupakan suatu ruangan berisikan darah vena, terletak diantara tunica periosteal & tunica
meningeal dura mater. Dibagi menjadi:
Sinus Sagittalis Superior • Terletak pada aspek superior falx cerebri
• Berjalan dari crista galli hingga protuberantia occipitalis interna
• Menerima darah dari V.Superior cerebri & Lacunae venosus lateralis
• Darah bermuara pada confluens sinuum.
Sinus Sagittalis Inferior • Terletak pada aspek inferior falx cerebri
• Akan bermuara pada sinus rectus
Sinus Rectus • Menerima darah dari V.Magna Cerebri & V.Sagittalis inferior
• Akan bermuara pada confluens sinuum
Sinus Occipitalis • Melekat pada falx cerebelli
• Memiliki hubungan dengan plexus venosus vertebralis interna
• Akan bermuara pada confluens sinuum
CONFLUENS SINUUM Tempat bermuaranya sinus Sagittalis superior, sinus rectus & sinus occipitalis
Sinus Transversus • Berjalan pada Os Occipital & Sudut postero‐inferior Os Parietal, dan
melekat pada tentrorium cerebelli
• Menerima darah dari confluens sinuum, dimana alirannya tidak sama
antara sinus transversus dexter dengan sinister (Sinister > Dexter)
Sinus Sigmoidea • Berjalan kearah anterior pada fossa crania posterior, kemudian akan
berjalan kearah inferior melalui foramen jugularis
• Merupakan lanjutan dari sinus transversus, dimana akan bermuara pada
Vena Jugularis Interna.
Sinus Cavernosus • Terletak disisi lateral sella turcica.
• Menerima darah dari:
o V.Ophthalmica Superior et Inferior
o V.Cerebri Media Superficialis
o Sinus Sphenoparietalis
• Bermuara menuju sinus petrosus superior et inferior & plexus venosus
pterygoideus
• N.III, IV, VI, V2
Sinus Intercavernosus Terletak diantara 2 sinus cavernosus, dan berguna untuk menghubungkan
kedua sinus cavernosus.
Sinus Petrosus Superior Menerima darah dari sinus cavernosus, & bermuara pada sinus transversus
Sinus Petrosus Inferior Menerima darah dari sinus cavernosus, & bermuara pada V.Jugular Interna
Sinus Petrosus Interna Menghubungkan sinus petrosus inferior ‐ plexus venosus vertebralis interna
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
9
Vena Emissaria
Vena emissaria adalah pembuluh darah vena yang menghubungkan sinus venosus duralis dengan vena
diluar cranium. Macam‐macam V.Emissaria adalah:
• V.Emissaria Frontalis
o Berjalan melalui foramen caecum
o Menghubungkan sinus sagittalis superior dengan vena sinus frontalis & cavum nasi
• V.Emissaria Parietalis
o Berjalan melalui foramen parietale
o Menghubungkan sinus sagittalis superior denan vena pada kulit kepala (scalp)
• V.Emissaria Mastoidea
o Berjalan melalui foramen mastoidea
o Menghubungkan sinus sigmoidea dengan V.Occipitalis & V.Auricular posterior
• V.Emissaria Condylaris Posterior
o Berjalan melalui canalis condylaris
o Menghubungkan sinus sigmoidea dengan plexus venosus sub‐occipital
SISTEM ALIRAN CSF
Untuk memahani aliran CSF, maka kita perlu memahami:
• Sistem ventricular otak, sebagai penghasil CSF
• Sistem cysterna sub‐arachnoidea, sebagai tempat CSF mengalir
FUNGSI CSF!
• Melindungi otak
• Mencegah berat dari otak menekan serabut nervus craniales & pembuluh darah
“Monro‐Kellie doctrine, menyatakan bahwa cavum cranii diperumpamakan sebagai kotak yang padat,
sehingga perubahan pada kuantitas darah intracranial hanya terjadi apabila terdapat gangguan CSF”
SISTEM VENTRICULAR OTAK!
Sistem ventricular otak terdiri atas:
• Ventrikulus lateralis (2 buah)
o Merupakan sistem ventrikel yang paling besar
o Ventrikulus lateralis akan berhubungan dengan ventrikulus tertius melalui foramen
interventrikular (Monroe)
• Ventrikulus tertius
o Ventrikulus tertius akan berhubungan dengan ventrikulus quartus melalui aqueductus
cerebri (Sylvius)
• Ventrikulus quartus
o Tempat penyaluran cairan produksi CSF dari sistem ventrikel menuju spasium sub‐
arachnoidea melalui appertura mediana (Magendi) & appertura lateralis (Luschka),
juga canalis centralis.
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
10
CYSTERNA SUB‐ARACHNOIDEA!
• Cysterna cerebellomedullary
o Cysterna sub‐arachnoidea yang paling besar, terletak diantara cerebellum & medulla
oblongata
o Klasifikasi:
Cysterna cerebellomedullary posterior / cysterna magna
Cysterna cerebellomedullary lateral
• Cysterna pontocerebellar (terletak didepan pons)
• Cysterna interpeduncular (terletak pada fossa interpeduncular, diantara pedunculus cerebri)
• Cysterna chiasmatica (terletak di aspek antero‐inferior dari chiasma opticus)
• Cysterna pericallosa (terletak di sekitar corpus callosum)
• Cysterna quadrigerminal
o Terletak diantara bagian posterior corpus callosum dan bagian superior dari cerebellum
o Terdapat bagian dari V.Magna Cerebri
• Cysterna ambiens
o Terletak pada aspek lateral dari mid‐brain, dan pada sisi posterior berhubungan dengan
cysterna quadrigerminal
• Cysterna lumbalis
o Terletak pada spinal dural sac (caudal dari conus medullaris), setinggi L2 – S2
“aliran CSF kebanyakan menuju cysterna quadrigerminal & interpeduncular”
MEKANISME ALIRAN CSF!
1. CSF di produksi oleh sel epitel choroid PLEXUS CHOROIDEUS pada ventrikulus lateralis, tertius
& quartus sebesar 400‐500 ml/hari
2. CSF mengalir melalui ventrikulus lateralis, melalui foramen interventrikulare dan mencapai
ventrikulus tertius, dan turun melalui aqueductus cerebri hingga mencapai ventrikulus quartus.
3. Melalui ventrikulus quartus, CSF akan berpindah menuju spasium sub‐arachnoidea melalui
appertura mediana & appertura lateralis.
4. Didalam spasium sub‐arachnoidea, CSF akan mengisi semua cysterna sub‐arachnoidea.
5. Pada akhirnya CSF akan di‐absorbsi pada granulation arachnoidea menuju sistem vena,
biasanya pada sinus sagittalis superior & lacuna lateral‐nya.
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
11
OTAK
BAGIAN OTAK!
Otak terdiri atas 3 penyusun utama, yaitu:
• Cerebrum
• Cerebellum
• Brain stem
o Mid‐brain
o Pons
o Medulla oblongata
VASKULARISASI OTAK!
Walaupun berat otak hanya 2,5% dari berat badan manusia, namun 1/6 cardiac output & 1/5
oksigen tubuh digunakan oleh otak. Otak membutuhkan aliran darah sekitar 50ml/100gr/menit. Dengan
600‐700 ml berasal dari carotis interna, sedangkan 100‐200ml berasal dari vertebrobasiler. Tekanan
aliran darah normal adalah 65‐140mmHg, apabila tekanan darah menurun maka aliran darah turun,
apabila tekanan darah terlalu tinggi menyebabkan aliran darah meningkat.
Aliran darah di otak di atur oleh sistem syaraf simpatis extracerebral (spasium sub‐arachnoid)
dan faktor CO2 & O2, serta tekanan intracranial.
• A.Carotis Interna
o Merupakan cabang dari A.Carotis communis
o Masuk ke dalam cranium melalui canalis caroticus
o Membentuk cabang pars cortical:
A.Cerebri anterior
A.Cerebri media
A.Ophthalmica
A.Choroideus anterior (menuju ke plexus choroideus, ganglia basalis &
mesencephalon)
A.Communican posterior
o Membentuk cabang pars cavernosa
Cavernosus
Hipofisial
Meningeal
“A.Cerebri anterior akan dihubungkan oleh A.Communicans anterior”
• A.Vertebralis
o Merupakan cabang dari A.Subclavian
o Memiliki 3 bagian, yaitu pars cervicalis, pars atlantic & pars intracranial.
o Berjalan pada foramen transversarium vertebralis
o Memvaskularisasi cranial meninges & cerebellum
o Membentuk cabang:
Pada batas bawah pons, akan terbentuk A.Basillaris (vaskularisasi brainstem,
cerebellum & cerebrum). Memiliki cabang:
- A.Cerebellaris superior
- A.Cerebellaris anterior inferior et posterior inferior
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
12
- A.Pontine
A.Cerebri posterior
A.Spinalis posterior & anterior (memvaskularisasi medulla spinalis)
o Mensuplai menuju:
Cranial pons, Mid pons, Caudal pons (Nukleus N.VI & VII, Tractus
spinothalamicus)
Medulla oblongata
“Pada fossa interpeduncular, terdapat arteri yang menghubungkan antara A.Carotis interna dengan
A.Cerebri posterior yaitu A.Communicans posterior (vaskularisasi tractus opticus, pedunculus cerebri,
capsula interna & thalamus)”
ARTERI CEREBRAL!
• A.Cerebri anterior Æ vaskularisasi aspek medial & superior hemisphere cerebri (kecuali lobus
occipitalis), polus frontalis. Secara spesifik memvaskularisasi:
o Area septal (didekat lamina terminalis bagian dinding anterior ventrikel tertius)
o Cortex motor primer (kaki & vesica urinaria)
o Corpus callosum (kecuali pars inferior)
• A.Cerebri media Æ vaskularisasi aspek lateral hemisphere cerebri & ganglia basalis, polus
temporalis. Memvaskularisasi:
o Memiliki cabang:
A.Lenticulostriata (melalui substansia perforate, menuju nucleus lentiformis,
nukles caudatus & capsula interna)
A.Lenticularis (vaskularisasi globus pallidus)
A.Lenticulo‐optica (vaskularisasi thalamus)
o Memiliki cabang superior (area motor wajah, lengan, area broca, somatosensoris)
o Memiliki cabang inferior (area wernicke, radiatio optica)
• A.Cerebri posterior Æ vaskularisasi aspek inferior hemisphere cerebri & lobus occipitalis, Polus
occipitalis. Memvaskularisasi:
o Diencephalon
o Cortex visual primer
o Splenium corpus callosum
o Formation hippocampus
CIRCULLUS ARTERIOSUS WILLIS!
Merupakan lingkaran A.Cerebri yang tersusun oleh:
• A.Communican anterior
• A.Cerebri anterior
• A.Carotis interna
• A.Communican posterior
• A.Cerebri posterior
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
13
VENA OTAK!
Semua aliran vena di otak akan bermuara pada Vena Jugular Interna,
• V.Cerebri superior (bermuara pada sinus sagittalis superior) Æ menerima darah dari otak
aspek superolateral
• V.Cerebri inferior & medial superficial (bermuara pada sinus rectus, transversus, petrosus
superior) Æ menerima darah dari otak aspek inferior, posteroinferior & profundal
• V.Magna Cerebri (bermuara pada sinus rectus) Æ menerima darah dari otak aspek interna
• V.Cerebellaris superior et inferior (bermuara pada sinus transversus & sigmoideus) Æ
menerima darah dari cerebellum.
BLOOD BRAIN BARRIER
• Disusun oleh endotel kapiler dengan tight junction dan tidak terdapat sistem transport.
• Fungsi:
o Proteksi otak
o Transportasi substansi khusus (glukosa)
o Enzim‐enzim metabolisme (mencegah adanya radikal bebas)
CEREBRUM
BANGUNAN PENTING CEREBRUM!
• Fissura longitudinalis cerebri
o Batas yang membagi cerebrum dalam 2 hemisphere
o Dilalui oleh falx cerebri
• Lobus cerebrum
o Lobus frontalis
o Lobus parietalis
o Lobus temporalis
o Lobus occipitalis
o Lobus limbicus
o Lobus insularis
• Sulcus centralis / Fissura Rolando
o Sulcus yang membagi cerebrum dalam 2 kompartemen, yaitu kompartemen anterior
(lobus frontalis) & kompartemen posterior (lobus parietalis)
• Sulcus transversus lateralis / Fissura Sylvius
o Sulcus yang membatasi lobus temporal dibawahnya
• Sulcus parieto‐occipitalis
o Sulcus yang membatasi lobus occipital dengan lobus parietal & temporal.
o Terdapat suatu garis imajiner yang dinamakan “Linea Parieto‐Occipitalis” yang terletak
diantara sulcus parieto‐occipitalis dengan incisura pre‐occipitalis
• Polus frontalis
• Polus temporalis
• Polus occipitalis
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
14
LOBUS FRONTALIS LOBUS PARIETALIS LOBUS TEMPORALIS
• Gyrus pre‐centralis • Gyrus post‐centralis • Gyrus temporalis
• Gyrus frontalis superior • Lobulus parietalis superior transversus anterior
• Gyrus frontalis medius • Lobulus parietalis inferior • Gyrus temporalis superior
• Gyrus frontalis inferior • Lobulus paracentralis • Gyrus temporalis medius
o Pars opercularis (pada potongan medial) • Gyrus temporalis inferior
o Pars triangularis • Pre‐cuneus • Gyrus occipito‐temporalis
o Pars orbitalis • Gyrus supramarginalis (medialis et lateralis)
• Operculum frontale • Gyrus angularis • Sulcus temporalis superior
• Gyrus orbitalis • Operculum parietale • Sulcus temporalis inferior
• Gyrus rectus • Sulcus post‐centralis • Sulcus collateralis
• Sulcus pre‐centralis • Sulcus intra‐parietalis
• Sulcus frontalis superior
• Sulcus frontalis inferior
• Sulcus orbitalis
• Sulcus olfactorius
LOBUS OCCIPITALIS LOBUS INSULAE / CENTRALIS LOBUS LIMBICUS
• Cuneus • Limen insulae • Gyrus sub‐callosus / para‐
• Gyrus lingualis (dibelakang • Gyrus breves insulae terminalis
gyrus cinguli) • Gyrus longus insulae • Gyrus cinguli
• Incisura pre‐occipitalis • Sulcus centralis insulae • Isthmus gyrus cinguli
• Sulcus occipitotemporalis • Sulcus circularis insulae • Gyrus parahippocampalis
• Sulcus parieto‐occipitalis • Uncus
• Sulcus calcarinus • Hippocampus
• Sulcus lunatus o Gyrus dentate
o Gyrus fasciolaris
• Sulcus cinguli (dilalui oleh
A.Callosomarginalis)
• Sulcus hippocampalis
“Indusium Griseum merupakan hippocampus rudimenter”
PEMBAGIAN AREA SITOARSITEKTONIK CORTEX CEREBRI MENURUT BRODMANN!
NAMA AREA LOKASI & (AREA BRODMANN) FUNGSI
Area sensorik primer Gyrus Post‐Centralis (3,1,2) Sensoris cutaneus & viscera
Area sensorik asosiasi Lobulus parietalis superior (5,7) Stereognosis, Meraba benda tanpa melihat
Area motorik primer Gyrus Pre‐Centralis (4) Pusat motorik (asal tractus corticospinal &
tractus corticobulbar)
Area motorik asosiasi Gyrus frontalis superior (6) Gerakan motorik yang dipelajari
Area visual primer Polus Occipitalis / disekitar Pusat penglihatan (ujung dari Radiatio
sulcus calcarina (17) Optica dari Corpus Geniculatum Laterale)
Area visual asosiasi Gerakan mengamati bola mata tanpa
• Sekunder Rostral dari area 17 (18) mendefinisikan sesuatu yang dilihat
• Tersier Rostral dari area 18 (19)
• Tinggi Gyrus angularis (39)
Area lapang pandang Gyrus frontalis superior (8) Gerakan mengamati bola mata secara
mata (Otot Mata) volunteer
Area auditorius primer Gyrus temporalis transversus Pusat pendengaran (ujung dari Radiatio
& sekunder anterior (41,42) Auditiva dari Corpus Geniculatum Mediale)
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
15
Area auditorius Gyrus temporalis superior (22)
asosiasi (WERNICKE)
Area Bahasa (BROCA) Gyrus frontalis inferior pars Pusat dari mekanisme berbicara
opercularis (44) & pars
triangularis (45)
Area gustatoria Operculum (43) Pusat pengecapan
Area olfaksi Uncus (34) Pusat penciuman
Area asosiasi Gyrus angularis (39), Gyrus Tempat pemrosesan input dari area
supramarginalis (40) asosiasi sensoris
Cortex pre‐frontalis Gyrus frontalis superior Pusat perasaan (berkaitan dengan sistem
(9,10,11) & Gyrus orbitalis (12) limbic)
Cortex psychical Polus temporalis (38) Memori & pengalaman (ingatan benda
yang pernah dilihat & musik yang pernah
didengar)
Lobulus paracentral ‐ Pusat menahan buang air besar dan buang
air kecil
GANGLIA BASALIS
PEMBAGIAN GANGLIA BASALIS SECARA FILOGENETIK!
• Neostriatum: Nukleus Caudatus & Putamen
• Paleostriatum: Globus Pallidus
• Achistriatum: Amygdala & Claustrum
STRUKTUR GANGLIA BASALIS!
• Capsula extrema (disisi luar dari claustrum)
• Claustrum
• Capsula externa (diantara claustrum & putamen)
• Nucleus lenticularis
o Putamen
o Globus pallidus lateralis
o Globus pallidus medialis
• Nukleus caudatus
o Caput
o Corpus
o Cauda
• Lamina medularis lateralis (diantara putamen & globus pallidus lateralis)
• Lamina medularis medialis (diantara putamen & globus pallidus medialis)
• Capsula interna
o Crus anterius
o Genu
o Crus posterius
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
16
DIENCEPHALON
DIENCEPHALON!
Diencephalon terdiri atas:
• Epithalamus
• Dorsal thalamus
• Hypothalamus
STRUKTUR DIENCEPHALON!
• Corpus callosum (merupakan commisura cerebri paling besar)
o Genu (paling depan)
o Rostrum
o Truncus
o Splenium (paling belakang)
o Sulcus corporis callosi (dilalui oleh A.Pericallosa)
• Fornix (Dinding yang membatasi antara ventriculus lateralis & tertius, merupakan serabut
asosiasi)
• Septum pellucidum (merupakan dinding dari ventriculus lateralis)
• Foramen interventriculare (menghubungkan ventriculus lateralis & tertius)
• Plexus choroideus
• Commisura anterior (menghubungkan bulbus olfaktorius dan hemisphere cerebri dengan
hemisphere kontralateral)
• Commisura hippocampus (menghubungkan didalam formation hippocampus)
• Thalamus
o Pulvinar thalami
o Metathalamus
Corpus geniculatum laterale
Corpus geniculatum mediale
o Trigonum habenulare (disebelah ventrikulus tertius, didekat gl.pinealis)
o Adhesion interthalamica
NUKLEUS PADA THALAMUS!
• Nucleus Ventroposterolateral Æ memberikan input pada bagian batang tubuh
• Nucleus Ventroposteromedial Æ memberikan input sensoris pada wajah
• Corpus geniculatum lateral Æ berperan dalam penglihatan
• Corpus geniculatum medial Æ berperan dalam pendengaran
• Nukleus anterior Æ komponen sistem limbic
• Hypothalamus
o Terdapat sulcus hypothalamus
NUKLEUS PADA HYPOTHALAMUS!
• Nucleus supraopticus Æ menghasilkan ADH
• Nucleus paraventricularis Æ menghasilkan oksitosin
• Nucleus suprachiasmaticus Æ mengatur ritme circadian
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
17
• Epithalamus (Gl.Pinealis) Æ berperan mensekresikan hormone melatonin
• Tractus opticus
• Chiasma opticum
• Substantia perforata anterior (disamping chiasma opticum)
• Infundibulum hypophysis
• Hipophysis
• Tuber cinerum
• Corpus mamillare
• Fossa interpeduncularis
• Substantia perforata posterior (pada fossa interpeduncularis)
MESENCEPHALON
MESENCEPHALON / MID‐BRAIN!
• Bagian paling rostral dari brain stem, terletak diantara perbatasan fossa crania media & fossa
crania posterior
• Berhubungan dengan Nervus Craniales III & IV
STRUKTUR MESENCEPHALON!
• Pedunculus cerebri
o Crus cerebri (terdapat berkas syaraf jaras descenden)
o Tegmentum mesencephaly
• Tectum mesencephaly / corpora quadrigerminal
o Colliculus superior (berperan dalam proses penglihatan)
o Brachium colliculus superior
o Colliculus inferior (berperan dalam proses pendengaran)
o Brachium colliculus inferior
• Substansia Nigra Æ terdapat sel penghasil dopamine, apabila terjadi gangguan maka
menyebabkan Parkinson Disease.
o Pars reticularis
o Pars compacta
• Nukleus ruber
• Formatio reticularis
• Aqueductus mesencephaly / Aqueductus cerebri
BERKAS SYARAF PADA CRUS CEREBRI!
Semua berkas syaraf yang melalui crus cerebri adalah jaras descenden (motorik), yaitu:
• Tractus corticospinal
• Tractus corticobulbar
• Tractus corticopontin
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
18
PONS
PONS!
• Bagian diantara mid‐brain & medulla oblongata, terletak pada tepi anterior fossa crania
posterior
• Berhubungan dengan Nervus Craniales V
STRUKTUR PONS!
• Sulcus basillaris (suatu alur yang terdapat di sisi anterior pons, yang dilalui oleh A.Basillaris)
• Brachium pontis (bagian yang menghubungkan pons – cerebellum)
• Nucleus pontis
• Foramen caecum (suatu lubang pada sisi anterior, yang terletak diantara pons & medulla
oblongata)
• Fossa Rhomboidea (tampak posterior)
o Velum medullare superius
o Sulcus medianus
o Sulcus limitans
o Locus caeruleus
o Eminentia medialis
o Colliculus facialis
Terletak diatas dari striae medullaris ventriculus quartus
Terdapat nucleus Nervus Craniales VI
o Fovea superior
o Area vestibularis
o Appertura laterale ventriculus quartus
Terdapat 2 buah pada kedua sisi lateral fossa rhomboidea
Merupakan tempat aliran CSF menuju spasium sub‐arachnoidea
o Striae medullaris ventriculus quartus (merupakan kumpulan serabut syaraf)
o Trigonum Nervi Hypoglossi (terdapat nukleus nervus craniales XII)
o Trigonum Nervi Vagi (terdapat nucleus nervus dorsalis vagi)
o Obex
o Appertura mediana ventriculus quartus
Terdapat 1 buah dan terletak pada bagian inferior fossa rhomboidea (dekat
obex)
Merupakan tempat aliran CSF menuju spasium sub‐arachnoidea
• Fastigium
CEREBELLUM
CEREBELLUM!
Merupakan otak kecil, yang terletak dibelakang pons & medulla oblongata
• Terletak pada fossa crania posterior dibawah tentorium cerebellar
• Memiliki 2 hemisphere, yang dihubungkan oleh vermis.
• Memberikan gambaran “arbor vitae” pada penampakan medial (potongan sagittal).
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
19
PEMBAGIAN CEREBELLUM SECARA FILOGENETIK!
• Archicerebellum / vestibulocerebellar (perkembangan awal cerebellum)
o Memelihara tonus otot truncus, keseimbangan & postur
o Komponen: Nukleus fastigii & Lobus flocculonodularis
• Paleocerebellum / spinocerebellar (lanjutan dari perkembangan archicerebellum)
o Regulasi tonus otot ekstremitas proximal, proprioseptif & ekstroseptif
o Komponen: Nukleus interpositus anterior et posterior & Lobus anterior
• Neocerebellum / cerebrocerebellar (perkembangan paling baru dari cerebellum)
o Hanya terdapat pada manusia
o Koordinasi otot ekstremitas distal (otot‐otot kecil), guna memperhalus gerakan
o Komponen: Nukleus dentatus & Lobus posterior
STRUKTUR CEREBELLUM!
• Pedunculus cerebellaris superior (menyambungkan cerebellum dengan mesencephalon)
• Pedunculus cerebellaris media / brachium pontis (menyambungkan cerebellum dengan pons)
• Pedunculus cerebellaris inferior (menyambungkan cerebellum dengan medulla oblongata)
• Lobus Cerebelli anterior (I – V)
• Lobus Cerebelli posterior (VI – IX)
• Lobus Flocculo‐nodularis (X)
NO VERMIS CEREBELLI HEMISPHERIUM CEREBELLI
I Lingula cerebella ‐
II & III Lobulus centralis Ala lobuli centralis
IV & V Culmen Lobus quadrangularis anterior
VI Declive Lobus quadrangularis posterior
VII Folium & Tuber vermis Lobus semilunaris superior et inferior, Lobulus gracilis
VIII Pyramis vermis Lobulus biventer
IX Uvula vermis Tonsilla cerebellaris
X Nodulus Flocculus (terletak dibawah brachium pontis)
• Fissura prima (Terletak diantara V & VI)
• Fissura horizontalis (Terletak diantara lobus semilunaris superior & inferior)
• Fissura secunda (Terletak diantara VIII & IX)
• Fissura flocculonodularis (Terletak diantara IX & X)
NUKLEUS CEREBELLI!
• Nucleus fastigii
• Nucleus interpositus posterior / globosus
• Nucleus interpositus anterior / emboliformis
• Nucleus dentatus (paling terlihat)
MEDULLA OBLONGATA
MEDULLA OBLONGATA!
• Bagian paling caudal dari brain stem, terletak pada fossa crania posterior
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
20
• Berhubungan dengan nervus craniales IX, X, XII
• Diantara medulla oblongata dan pons, terdapat nervus craniales VI, VII, VIII
STRUKTUR MEDULLA OBLONGATA!
• Tuberculum gracile (terdapat nucleus gracile) & fasciculus gracilis (merupakan axon yang
menuju nucleus gracile)
• Tuberculum cuneatum (terdapat nucleus cuneatus) & fasciculus cuneatus (merupakan axon
yang menuju nucleus cuneatus)
• Funniculus lateralis medulla oblongata
• Oliva
o Terletak di sisi lateral medulla oblongata
o Terdapat nucleus olivarius inferior
• Angulus pontocerebellaris (merupakan daerah cekungan diatas oliva)
• Pyramis medulla oblongata
o Terletak di sisi anterior medulla oblongata
o Terdapat jaras descenden (motorik) dari tractus corticospinal
• Decussatio pyramidum
o Terletak dibawah pyramis medulla oblongata
o Membatasi medulla oblongata dengan medulla spinalis
• Sulcus medianus (terletak diantara fasciculus gracilis dexter ‐ sinister)
• Sulcus intermedius posterior (terletak diantara fasciculus gracilis & fasciculus cuneatus)
• Sulcus postero‐lateralis (terletak diantara fasciculus cuneatus & funniculus lateralis)
• Sulcus post‐olivarius (terletak dibagian posterior dari oliva)
• Sulcus pre‐olivarius (terletak dibagian anterior dari oliva)
FUNGSI TUBERCULUM GRACILE & CUNEATUS!
• Berperan dalam penyaluran impuls proprioseptik sadar
• Apabila terjadi gangguan, menyebabkan ataxia sensoris
MEDULLA SPINALIS
Medulla spinalis berawal dari foramen magnum hingga vertebra setinggi L1‐2, dan dilanjutkan
hingga conus medullaris & fillum terminale. Dimana terdapat 2 buah pembesaran, yaitu:
• Pembesaran cervical (pada MS segmen C4 – T1)
• Pembesaran lumbosacral (pada MS segmen T11 – S1)
“dimana pada pembesaran cervical akan keluar plexus brachialis guna menginervasi ekstremitas atas,
sedangkan pada pembesaran lumbosacral akan menginervasi ekstremitas bawah”
STRUKTUR MEDULLA SPINALIS!
• Substansia Grisea
o Cornu anterior (columna anterior)
o Cornu posterior (columna posterior)
Apex
Caput
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
21
Cervix
Basis
o Cornu laterale (columna intermedia)
Hanya terdapat pada Segmen C8 hingga L2 (thoraco‐lumbar)
o Canalis centralis
o Substansia gelatinosa centralis
• Substansia Alba
o Funniculus anterior
o Funniculus lateralis
o Funniculus posterior
Fasciculus gracilis
Fasciculus cuneatus (menerima serabut sensoris mulai setinggi T6)
Fasciculus interfascicularis (SCHULTZ) Æ terletak pada perbatasan medial
fasciculus gracilis & fasciculus cuneatus (MS Cervical)
Fasciculus septomarginalis (FLECHSIG) Æ Terletak pada perbatasan medial
antara fasciculus gracilis dexter & sinister (MS Thoracalis)
Trigonum PHILIPPE GOMBAULT Æ Terletak pada perbatasan fasciculus gracilis
dexter & sinister, tepat pada sulcus medianus posterior (MS Lumbalis & Sacralis)
• Commisura Alba
• Fissura mediana anterior
• Sulcus antero‐lateralis & postero‐lateralis
• Sulcus intermedius posterior
• Sulcus medianus posterior
SERABUT JALUR AFFERENT PADA SUBSTANSIA ALBA MEDULLA SPINALIS!
• Funniculus anterior
o Tractus spinothalamicus anterior
o Tractus spinoolivaris
• Funniculus lateralis
o Tractus spinothalamicus laterale
o Tractus cerebellaris posterior (berkas FLECHSIG)
o Tractus cerebellaris anterior (berkas GOWERS)
• Funniculus posterior
o Fasciculus gracilis (terdapat berkas GOLLS)
o Fasciculus cuneatus (terdapat berkas BURDAUCH)
SERABUT JALUR EFFERENT PADA SUBSTANSIA ALBA MEDULLA SPINALIS!
• Funniculus anterior
o Tractus reticulospinal
o Tractus corticospinal anterior
o Tractus vestibulospinal medial
• Funniculus lateralis
o Tractus rubrospinal
o Tractus reticulospinal
o Tractus corticospinal lateral
• Funniculus posterior: ‐
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
22
VASKULARISASI MEDULLA SPINALIS!
Arteri pada medulla spinalis berjalan dari brainstem hingga conus medullaris.
• A.Spinalis anterior (penyatuan cabang dari A.Vertebralis)
• Sepasang A.Spinalis posterior (cabang dari A.Vertebralis atau A.Cerebellaris posteroinferior)
• A.Medullaris segmental anterior et posterior (memberikan suplai darah pada daerah yang
paling banyak membutuhkan darah, yaitu pada pembesaran cervical & lumbosacral)
• A.Medullaris segmental anterior magna / Adamkiewicz (65% terletak pada sisi kiri medulla
spinalis, memvaskularisasi pembesaran lumbosacral & 2/3 bagian medulla spinalis)
• A.Radicularis anterior et posterior (memvaskularisasi radix anterior et posterior nervus spinalis)
Vena medulla spinalis,
• 3 buah V.Spinalis anterior
• 3 buah V.Spinalis posterior
• V.Medullaris anterior et posterior & V.Radicularis
• Semua vena akan bermuara pada plexus venosus vertebra interna (pada spasium spinal
epidural), kemudian mengalir hingga sinus venosus duralis. Selain itu plexus venosus vertebra
interna juga memiliki hubungan dengan plexus venosus vertebra externa.
NERVUS CRANIALES
Nervus craniales memiliki fungsi utama:
• Serabut motorik untuk otot volunteer
1. Special Visceral Efferent (SVE)
a. Berasal dari arcus pharyngeus (wajah, palatum, pharynx, larynx)
b. Contoh: Otot mastikasi
2. General Somatic Efferent (GSE)
a. Berasal dari lokasi selain arcus pharyngeus embrional
b. Contoh: otot mata, lidah, M.Sternocleidomastoideus & M.Trapezius
• Serabut motorik untuk kelenjar dan otot involunteer
3. General Visceral Efferent (GVE)
a. Memiliki serabut presinaps & post‐sinaps.
b. Contoh: Sphincter pupil & kelenjar lacrimale
• Serabut sensoris umum
4. General Somatic Afferent (GSA)
a. Berperan terhadap sensasi sentuhan, tekanan, dingin & panas.
b. Biasanya dibawa oleh CN V, VII, IX & X.
• Serabut sensoris viscera
5. General Visceral Afferent (GVA)
a. Berperan dalam menerima informasi dari sinus caroticus, pharynx, larynx,
bronchus, pulmo, cordis, GIT.
• Serabut sensoris khusus
6. Special Somatic Afferent (SSA)
a. Berperan dalam penglihatan, pendengaran dan keseimbangan.
7. Special Visceral Afferent (SVA)
a. Berperan dalam penciuman dan perasa.
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
23
LOKASI ANATOMIS NERVUS CRANIALES!
NERVUS ASAL OTAK CRANIAL EXIT LOKASI NUKLEUS
N.Olfaktorius (I) Telencephalon Foramina cribiformis SVA: Epitel olfaktorius
N.Opticus (II) Diencephalon Canalis opticus SSA: Sel retina
N.Oculomotorius (III) Lateral dari fossa Fissura orbitalis superior GSE: Mid‐brain
interpeduncularis GVE: Mid‐brain (pre‐
sinaps) & Ganglion
cilliar (post‐sinaps)
N.Throclearis (IV) Dibawah colliculus Fissura orbitalis superior GSE: Mid‐brain
inferior (pons)
N.Trigeminus (V) Terletak di
N.Ophthalmicus (V1) samping pons Fissura orbitalis superior GSA: Ganglion
trigeminal
N.Maxillaris (V2) Foramen rotundum GSA: Ganglion
trigeminal
N.Mandibularis (V3) Foramen ovale GSA: Ganglion
trigeminal
SVE: Pons
N.Abduscent (VI) Terletak lateral dari Fissura orbitalis superior GSE: Pons
foramen caecum
N.Facialis (VII) Angulus ponto‐ Meatus accusticus SVE: Pons
cerebellaris internus & Foramen SVA: Ganglion
Stylomastoideum geniculata
GVE: Pons (pre‐sinaps)
& Ganglion
pterigopalatina (post‐
sinaps)
N.Vestibulocochlearis (VIII) Angulus ponto‐ Meatus accusticus
N.Vestibularis cerebellaris internus SSA: Ganglion
vestibularis
N.Cochlearis SSA: Ganglion spiralis
N.Glossopharyngeus (IX) Medulla oblongata Foramen jugulare SVE: Medulla
(sulcus post‐ GVE: Medulla (pre‐
olivarius) sinaps) & Ganglion otic
(post‐sinaps)
GVA: Ganglion superior
GSA & SVA: Ganglion
inferior
N.Vagus (X) Medulla oblongata Foramen jugulare SVE: Medulla
(sulcus post‐ GVE: Medulla (pre‐
olivarius) sinaps) & neuron
viscera (post‐sinaps)
GVA: Ganglion superior
GSA: Ganglion superior
SVA: Ganglion inferior
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
24
N.Accesorius (XI) Medulla spinalis Foramen jugulare GSE: Medulla spinalis
(Sulcus post‐
olivarius)
N.Hypoglossus (XII) Medulla oblongata Canalis nervi hypoglossus GSE: Medulla
(sulcus pre‐
olivarius)
FUNGSI NERVUS CRANIALES!
NERVUS FISIOLOGIS
N.Olfaktorius (I) SVA: Penciuman
N.Opticus (II) SSA: Penglihatan
N.Oculomotorius (III) GSE: M.Rectus superior‐medial‐inferior, M.Obliquus inferior, M.Levator
palpebra superior
GVE: Konstriksi pupil (M.Sphincter pupil) & akomodasi lensa (M.Cilliaris)
N.Throclearis (IV) GSE: M.Obliquus superior (memutar bola infero‐lateral)
N.Trigeminus (V)
N.Ophthalmicus (V1) GSA: Sensasi scalp, kulit dahi, kornea, cavum nasi, sinus paranasal
N.Maxillaris (V2) GSA: Sensasi kulit wajah disekitar maxilla, bibir atas, gigi maxilla, sinus
maxillaris, palatum
N.Mandibularis (V3) GSA: Sensasi kulit wajah disekitar mandibula, bibir bawah, gigi mendibula,
TMJ, mukosa mulut
SVE: Otot mastkasi, M.Mylohyoid, Tensor veli palatini & tensor tympani
N.Abduscent (VI) GSE: M.Rectus lateralis (memutar bola mata kearah lateral)
N.Facialis (VII) SVE: Ekspresi wajah, Stapedius, M.Stylohyoid
SVA: Perasa 2/3 anterior lidah
GVE: Kelenjar hidung, Gl.Lacrimale, Gl.Submandibular & Gl.Sub‐lingual
N.Vestibulocochlearis
(VIII)
N.Vestibularis SSA: Keseimbangan pergerakan & posisi kepala dari koordinasi ductus
semicircularis‐utriculus‐sacculus.
N.Cochlearis SSA: Pendengaran dari organ spiral
N.Glossopharyngeus (IX) SVE: M.Stylopharyngeus (mastikasi)
GVE: Gl.Parotis
GVA: Sensasi dari gl.parotis, sinus carotis, pharynx & telinga tengah
SVA: Perasa 1/3 posterior lidah
GSA: Sensasi dari telinga luar
N.Vagus (X) SVE: M.Constrictor‐pharyngeus (kecuali M.Stylopharyngeus), otot intrinsic
larynx, otot palatum(kecuali M.Tensor veli palatini) & 2/3 superior
oesophagus.
GVE: Otot polos cardio‐pulmoner & GIT
GVA: Sensasi lidah, cardio‐pulmoner, GIT
SVA: Perasa dari epiglottis & palatum
GSA: Sensasi dari auricula, meatus accusticus externus & dura mater
posterior
N.Accesorius (XI) GSE: M.Sternocleidomastoideus & M.Trapezius
N.Hypoglossus (XII) GSE: Otot intrinsic & ekstrinsik lidah (kecuali M.Palatoglossus)
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
25
NUKLEUS NERVUS CRANIALES!
• Badan sel N.I Æ terletak pada atap cavum nasi, septum nasi & dinding medial concha nasalis
superior.
• Badan sel N.II
• N.Craniales III
o GSE Æ Nukleus N.III
o GVE Æ Nukleus oculomotorius accesorius (pada ganglion ciliare)
• N.Craniales IV
o GSE Æ Nukleus N.IV
• N.Craniales V
o GSA Æ Nukleus mesenphalicus N.V & Nukleus spinalis N.V
o SVE Æ Nukleus motorius N.V
• N.Craniales VI
o GSE Æ Nukleus N.VI
• N.Craniales VII
o SVE Æ Nukleus N.VII
o SVA Æ Nukleus solitarius
o GVE Æ Nukleus salivatorius superior
• N.Craniales VIII
o SSA Æ Nukleus vestibularis & Nukleus cochlearis
• N.Craniales IX
o SVE Æ Nukleus ambiguus
o SVA Æ Nukleus solitarius
o GVE Æ Nukleus salivatorius inferior
o GVA Æ Nukleus spinalis N.V
• N.Craniales X
o SVE Æ Nukleus ambiguus
o SVA Æ Nukleus solitarius
o GVE Æ Nukleus dorsalis N.X
o GVA Æ Nukleus spinalis N.V
• N.Craniales XI
o SVE Æ Nukleus ambiguus & Nukleus N.XI
• N.Craniales XII
o GSE Æ Nukleus N.XII
AFFERENT SOMATIC (otot GENERAL V (kulit wajah)
volunteer / skelet) SPECIAL II & VIII (penglihatan & pendengaran)
VISCERAL (otot GENERAL IX & X (motilitas atau regangan organ visceral)
involunteer polos) SPECIAL I, VII, IX, X (penciuman dan perasa)
EFFERENT SOMATIC (otot GENERAL III, IV, VI, XII (otot mata & otot lidah)
volunteer / skelet) SPECIAL ‐
VISCERAL (otot GENERAL Serabut parasimpatis Æ III, VII, IX,X (otot sphincter
involunteer / polos) pupil, lacrimale, parotis)
SPECIAL V3, VII, IX, X, XI (otot mastikasi, facial, larynx & pharyx,
M.Sternocleidomastoideus)
*khusus SVE, sesuai nomenklaturnya otot SVE adalah otot polos / otot involunteer. Namun pada
kenyataannya otot SVE adalah otot skelet / otot branchiogenic.
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
26
INTEGRATED NERVE SYSTEM
SERABUT NERVUS SPINALES!
Serabut nervus spinales dibagi menjadi 6 plexus, yaitu:
• Plexus cervicalis (C1‐5)
• Plexus brachialis (C5‐T1)
• Plexus thoracalis (T1‐T12)
• Plexus lumbalis (L1‐4)
• Plexus sacralis (L4‐S4)
• Plexus coccygea (S4‐Co)
KLASIFIKASI SERABUT SYARAF!
• Serabut asosiasi (serabut yang menghubungkan antar area pada cortex cerebri dalam 1
hemisphere)
o Cingulum
o Fasciculus uncinatus
o Fasciculus arcuatus (menghubungkan area Broca dengan Wernicke)
• Serabut proyeksi (serabut yang menghubungkan area cortex cerebri dengan nucleus sub‐
kortikal)
• Serabut komisural (menghubungkan antar area cortex cerebri yang sama antara kedua
hemisphere)
o Corpus callosum
o Commisura anterior
o Commisura posterior
SISTEM SENSORIS
Merupakan sistem yang menerima respon sensoris dari “nyeri suhu”, “taktil kasar”,
“diskriminasi 2 titik” dan “proprioseptif”. Bagian truncus dinyatakan sebagai semua bagian tubuh,
kecuali bagian wajah yang dibatasi pada telinga, sehingga struktur didepan telinga (pelipis) termasuk
sistem sensoris wajah, sedangkan struktur dibelakang telinga (leher, pars occipital) termasuk dalam
sistem sensoris truncus.
Sebelum memahami jalur sistem sensoris, sebelumnya kita perlu mengetahui apakah ordo
neuron (neuron order) itu. Jadi ordo neuron itu terdiri atas nucleus ordo & axon ordo. Dimana terdapat
3 buah neuron ordo didalam 1 sistem sensoris, yaitu:
• Neuron ordo I: neuron yang terbentang dari reseptor tubuh manusia hingga medulla spinalis
(cornu posterior) atau truncus cerebri (nucleus gracilis, nucleus cuneatus, nucleus N.Craniales)
• Neuron ordo II: neuron yang terbentang dari nucleus pada medulla spinalis atau truncus
cerebri, hingga thalamus (nucleus VPM atau VPL)
• Neuron ordo III: neuron yang terbentang dari thalamus hingga cortex cerebri (area sensorik)
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
27
SISTEM SENSORIS TRUNCUS
NUKLEUS AXON NUKLEUS AXON ORDO 2 NUKLEUS AXON
ORDO 1 ORDO 1 ORDO 2 ORDO 3 ORDO 3
NYERI SUHU Ganglion Tidak Substansia Tractus Nucleus Crus
(sistem antero‐ spinale spesifik gelatinosa spinothalamicus ventro‐ cerebri
lateral) (cornu lateral postero‐ posterior
TAKTIL KASAR posterior) Tractus lateral Æ
(sistem antero‐ spinothalamicus (thalamus) Capsula
lateral) anterior Interna Æ
DISKRIMINASI & Fasciculus Tuberculum Lemniscus medial Corona
PROPRIOSEPTIF gracilis gracilis Radiata
(sistem Columna (serabut dari (nucleus Sebelumnya akan Æ Gyrus
Posterior ekstremitas gracilis) mengalami post‐
Lemnicus inferior) persilangan pada centralis
Medialis / CPLM) Tuberculum decussatio
Fasciculus cuneatus lemnisulorum
cuneatus (nucleus
(serabut dari cuneatus)
ekstremitas
superior)
Batas
serabut
ekstremitas
superior dan
inferior
pada VT6
*Selain itu juga ada Tractus spinocerebellar anterior & posterior (yang berjalan pada columna lateral),
membawa sistem propriosetif otot.
SISTEM SENSORIS WAJAH
Sistem sensoris wajah dibawa oleh N.V, VII, IX, X. Dimana N.V merupakan nervus satu‐satunya yang
membawa sensoris proprioseptik.
SISTEM TRIGEMINOTHALAMIC!
NUKLEUS AXON NUKLEUS AXON ORDO 2 NUKLEUS AXON
ORDO 1 ORDO 1 ORDO 2 ORDO 3 ORDO 3
NYERI SUHU Ganglion Tractus Nucleus Lemniscus Nucleus Crus
semilunaris / spinalis spinalis N.V trigeminalis ventral cerebri
TAKTIL KASAR & trigeminal N.V Nukleus postero‐ posterior
DISKRIMINASI Principalis medial Æ
PROPRIOSEPTIF Nucleus Interneuron Capsula
mesencephaly yang tidak Interna
trigeminal spesifik Æ
Corona
Radiata
Æ Gyrus
post‐
centralis
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
28
*Lemniscus trigeminalis merupakan serabut projeksi gabungan dari tractus trigeminalis anterior
(membawa sensasi taktil) dan tractus trigeminalis posterior (membawa sistem proprioseptif).
SISTEM SENSORIS WAJAH OLEH N.VII, N.IX & N.X!
Untuk sistem sensoris wajah yang dibawa oleh N.VII, IX & X, memiliki jalur yang sama seperti sistem
trigeminothalamic, hanya nukleus ordo 1 saja yang berbeda.
• Neuron ordo 1 untuk N.VII Æ Ganglion geniculata
• Neuron ordo 1 untuk N.IX Æ Ganglion superior
• Neuron ordo 1 untuk N.X Æ Ganglion superior
“Ingat!!! N.VII, IX & X tidak membawa jalur proprioseptif”
SISTEM MOTORIS
“Sistem motoris dibagi menjadi sistem pyramidal dan sistem extrapyramidal”
SISTEM PIRAMIDAL
Sistem pyramidal dibagi menjadi:
• Tractus corticospinal
• Tractus corticobulbar
JALUR UMN LMN
TRACTUS CORTICOSPINALIS Cortex motoris primer Æ Corona Dari cornu anterior MS Æ otot
LATERALE radiata Æ Capsula interna Æ ekstrafusal atau intrafusal
Pedunculus cerebri Æ Ventral pons
Æ Pyramis Æ Decussatio
pyramidalis (menyilang) Æ Menuju
cornu anterior segmen MS tertentu
TRACTUS CORTICO SPINALIS Cortex motoris primer Æ Corona Dari cornu anterior MS Æ otot
ANTERIOR radiata Æ Capsula interna Æ ekstrafusal atau intrafusal
Pedunculus cerebri Æ Ventral pons
Æ Pyramis Æ Decussatio
pyramidalis Æ Menuju cornu
anterior segmen MS tertentu
(mengalami persilangan)
TRACTUS CORTICOBULBAR
N. III, IV, V3, VI,IX, X, XI, XII (kecuali Cortex motor Æ nucleus motor Nucleus motor Æ organ efektor
inervasi M.Genioglossus) (setiap nucleus motor,
mendapatkan inervasi bilateral dari
hemisphere cerebri)
N.VII • Cortex motor Æ Serabut • Nukles dorsal N.VII Æ inervasi
ipsilateral Æ Nukleus N.VII otot wajah superior
dorsal (ipsilateral) • Nucleus ventral N.VII Æ
• Cortex motor Æ Serabut inervasi otot wajah inferior
kontralateral Æ Nukleus N.VII
dorsal (kontralateral) Otot wajah superior dan inferior
• Cortex motor Æ Serabut dibatasi oleh bagian pertengahan
kontralateral Æ Nukleus N.VII mata, bagian diatas mata termasuk
ventral (kontralateral) otot wajah superior, bagian
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
29
dibawah mata termasuk otot wajah
Pada intinya, nucleus dorsal N.VII inferior.
mendapat serabut bilateral,
sedangkan nucleus ventral N.VII
mendapat serabut kontralateral
N.XII (M.Genioglossus) Cortex motor Æ serabut Nucleus N.XII Æ M.Genioglossus
kontralateral Æ Nukleus N.XII
MESENCEPHALON‐MEDULLA SPINALIS!
• Tractus rubrospinalis: menghubungkan nucleus ruber dengan medulla spinalis
• Tractus tectospinalis (penting dalam pengaturan refleks kepala pada cahaya & suara):
menghubungkan nucleus tectalis dengan medulla spinalis
• Tractus interstitiospinalis: menghubungkan nucleus interstitial dengan medulla spinalis
TRUNCUS CEREBRI – MEDULLA SPINALIS!
• Tractus reticulospinalis: menghubungkan nucleus reticularis dengan medulla spinalis
• Tractus vestibulospinalis: menghubungkan nucleus vestibularis dengan medulla spinalis
“tractus reticulospinal & vestibulospinal penting dalam pengaturan keseimbangan & postur”
SISTEM EXTRAPIRAMIDAL
Sistem extrapiramidal terbagi atas 4 buah sirkuit yang penting
SIRKUIT JALUR
I Cortex extrapiramidal Æ Substansia Nigra Æ Globus Pallidus Æ Thalamus (nucleus
ventral anterior & ventral lateral) Æ melalui thalamus jalur dapat kembali menuju cortex
extrapiramidal atau menuju cortex pyramidal.
II Cortex extrapiramidal Æ Nukleus caudatus Æ Globus Pallidus Æ Thalamus (nucleus
ventral anterior & ventral lateral) Æ melalui thalamus jalur dapat kembali menuju cortex
extrapiramidal atau menuju cortex pyramidal.
III Sirkuit III pada sistem extrapiramidal merupakan jalur alternative dari sirkuit II, yaitu setelah
globus pallidus, impuls akan dilanjutkan menuju nucleus sub‐thalamicus, kemudian
menuju cortex pyramidal.
IV Dari neocerebellum menuju nukleus dentatus, melalui nucleus dentatus terdapat 2 jalur,
yaitu:
• Thalamus (melalui tractus dentatothalamicus)
• Nucleus ruber (melalui tractus dentatorubralis), dan dilanjutkan menuju thalamus
Melalui thalamus akan menuju cortex motoris. Melalui cortex motoris akan dilanjutkan
menuju pons (melalui tractus corticopontin), dan sirkuit kembali menuju neocerebellum
(melalui tractus pontocerebellar)
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
30
SISTEM LIMBICUM / SIRKUIT PAPEZ
Diawali dari hippocampus, kemudian menuju corpus mammilare melalui serabut asosiasi pada
fornix. Dari corpus mammilare akan disambungkan menuju thalamus (nucleus anterior) oleh tractus
mammilothalamicus. Dari thalamus akan disambungkan kembali menuju hipoocampus melalui gyrus
cinguli, gyrus parahipocampalis & uncus.
Dari sirkuit papez ini sehingga diketahui keterkaitan fungsi sistem limbic sesuai struktur anatominya:
• Hippocampus Æ ingatan short‐term
• Amygdala Æ respon otonomik & pola makan
• Gyrus uncus Æ olfaksi
• Akan berkolaborasi dengan hipotalamus, dalam mempengaruhi perilaku seksual, emosi &
motivasi.
TRACTUS CEREBELLUM
JALUR AFEREN!
• Tractus pontocerebellaris
• Tractus olivocerebellaris
• Tractus vestibulocerebellaris
• Tractus spinocerebellaris
JALUR EFEREN!
• Tractus dentatorubralis
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
31
EMBRIOLOGI SISTEM SYARAF
Sistem syaraf berasal dari penebalan ectoderm embrional pada hari ke‐18 yang akan
berkembang menjadi neural plate. Selanjutnya, neural plate akan membentuk plica neuralis dan crista
neuralis. Plica neuralis akan mengalami neurulasi pada somit ke 4‐6 sehingga akan mengalami fusi
kearah cranial dan caudal, dan membentuk tuba neuralis yang tersusun atas dinding tuba neuralis dan
canalis neuralis (bagian lumen).
PROSES NEURULASI!
• Shaping & Folding
• Elevation
• Konvergen
• Closure
Pada awalnya, bagian paling cranial dan caudal dari tuba neuralis belum mengalami penutupan,
sehingga dikenal sebagal neuroporus cranial dan neuroporus caudal, dimana selanjutnya neuroporus
cranial akan mengalami penutupan pada hari 25 & neuroporus caudal akan mengalami penutupan pada
hari 27. Selain itu lumen tuba neuralis juga akan membentuk hubungan dengan cavitas amnion.
• Dinding tuba neuralis akan menjadi CNS, dimana dilapisi oleh epitel pseudostratificatum
columnare (sebagai penyusun ventricular zone / sel ependymal)
o Fusi kearah cranial dari sommit 4 (2/3 superior) akan menjadi otak
o Fusi kearah caudal dari sommit 4 (1/3 inferior) akan menjadi medulla spinalis
• Lumen tuba neuralis / canalis neuralis
o Lumen akibat fusi pada bagian otak, akan menjadi sistem ventricular otak
o Lumen akibat fusi pada bagian medulla spinalis, akan menjadi canalis centralis medulla
spinalis.
• Crista neuralis akan menjadi PNS
o Nervus craniales (V, VII, VIII, IX, X)
o Nervus spinalis
Serabut motoris (akan terbentuk pada akhir minggu ke‐4)
o Ganglion spinale (merupakan Krista neuralis yang mengalami migrasi menuju
dorsolateral)
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
32
o Nervus otonomik
Simpatis, pada minggu ke‐5 sel Krista neuralis mengalami migrasi dari bagian
thorax menuju sisi lateral Medulla Spinalis.
o Sel kromafin
o Melanoblast
o Medulla suprarenal
• Pembentukan vaskularisasi CNS terjadi bersamaan dengan penutupan neuroporus.
“Perkembangan sistem syaraf tidak luput dari proses myelinisasi. Proses myelinisasi diawali pada mid‐
fetal life (Kuliah anatomi, 2009), di lain sumber dikatakan proses myelinisasi diawali pada late‐fetal life
(Moore dan Persaud, 2003), dan berakhir pada usia 1 tahun post‐natal”
MEDULLA SPINALIS
Medulla spinalis terbentuk diawali dengan penebalan dinding lateral tuba neuralis (1/3
inferior), penebalan ini akan mengecilkan lumen tuba neuralis sehingga akan membentuk canalis
centralis. Perkembangan yang lebih spesifik dari medulla spinalis akan dibagi menjadi 3 lokasi, yaitu:
• Neuroepitel (epitel yang melapisi lumen tuba neuralis 1/3 inferior)
Neuroepitel akan membentuk “ventricular zone”, dimana akan mengalami diferensiasi:
o Neuroblast / neuron primordial
Akan membentuk axon
Akan menyusun “zona intermediate / zona mantel” yang terbentuk diantara
zona ventricular & zona marginal.
o Glioblast / spongioblast
Akan membentuk makroglia, yaitu astroblast (menjadi astrosit), oligo‐
dendroblast (menjadi oligodendrosit), ependyma (menjadi sel ependymal).
Akan mengalami migrasi dari “zona ventricular” menuju “zona marginal” &
“zona intermediate”
• Bagian luar neuroepitel
o Akan membentuk menjadi “zona marginal”, dan selanjutnya menjadi substansia alba.
• Daerah mesenkim tuba neuralis 1/3 inferior
o Membentuk primordial meninges, dan menjadi spinal meninges. Terdiri atas:
Dura mater
Leptomeninges (arachnoid mater & pia mater)
o Membentuk microglia, microglia selanjutnya akan bermigrasi menuju CNS pada saat
pembentukan vascular.
Selain 3 lokasi diatas, masih terdapat lagi lokasi perkembangan embriologis medulla spinalis, yaitu:
• Alar plate (lempeng yang terbentuk dibagian dorsal), akan menjadi cornu posterior
• Basal plate (lempeng yang terbentuk dibagian ventral), akan menjad cornu anterior
• Terbentuk sulcus limitans yang membatasi canalis centralis
“Alar & Basal plate juga ditemukan pada mesencephalon & rhombencephalon. Sedangkan sulcus
limitan akan ditemukan dari junction prosencephalon‐mesencephalon hingga medulla spinalis”
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
33
Setelah perkembangan medulla spinalis telah sempurna, selanjutnya medulla spinalis akan mengalami
pemendekan. Hal ini ditunjukkan dengan panjang medulla spinalis terhadap vertebra, yaitu:
• Pada usia kehamilan 6 bulan, ujung medulla spinalis terletak setinggi Vertebra S1
• Pada usia neonatus, ujung medulla spinalis terletak setinggi Vertebra L2‐3
• Pada usia dewasa, ujung medulla spinalis terletak setinggi Vertebra L1 (dengan rentang antara
T12 hingga L3)
OTAK
Otak terbentuk melalui fusi dari plica neuralis diatas somit 4 dan penutupan neuroporus
cranial. Perkembangan otak diawali dengan perkembangan vesikel otak primer & dilanjutkan pada
minggu ke‐5 yaitu perkembangan vesikel otak sekunder, yaitu:
• Prosencephalon
o Telencephalon
o Diencephalon
• Mesencephalon
• Rhombencephalon
o Metencephalon Æ Pons & Cerebellum
o Myelencephalon Æ Medulla oblongata
Jadi pada dasarnya, yang dimaksud vesikel otak primer adalah Prosencephalon, Mesencephalon &
Rhombencephalon. Sedangkan yang dimaksud vesikel otak sekunder adalah Telencephalon,
Diencephalon, Metencephalon & Myelencephalon.
FLEXURA CEREBRI!
Apa itu? Flexura cerebri adalah suatu pembengkokan dari tuba neuralis (bagian superior) biasanya
didaerah brainstem, akibat pertumbuhan bagian otak yang sangat cepat. Arah pembengkokan ini
kearah ventral, dimana akan terbentuk:
• Mid‐brain flexura (terbentuk didaerah mid‐brain)
• Pontine flexura (bengkok kearah dorsal, terbentuk diantara flexura mid‐brain & cervical)
o Terbentuk pada region pontine
o Akan membagi struktur metencephalon & myelencephalon.
• Cervical flexura (terbentuk diantara rhombencephalon & medulla spinalis).
o Merupakan tempat berawalnya Medulla Spinalis Segmen C1 (Foramen magnum)
SISTEM VENTRIKULAR!
• Dinding ventrikulus quartus dilapisi oleh pia mater, dimana pia mater ini selanjutnya akan
bersama atap ependymal untuk membentuk tela choroidea.
• Tela choroidea selanjutnya akan berdiferensiasi menjadi plexus choroideus.
• Appertura mediana & laterale, dibentuk melalui evaginasi dan rupture pada dearah disekitar
ventriculus quartus.
TELENCEPHALON!
Diawali dengan pembentukan vesikel telencephalic, yang kemudian akan menjadi hemisphere
cerebri. Dan cavitas dari telencephalon akan membentuk ventrikel lateral. Selama perkembangan dari
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
34
hemisphere cerebri, akan terjadi penghimpitan mesenkim diantara 2 hemisphere cerebri (pada fissure
longitudinalis cerebri), selanjutnya mesenkim ini akan membentuk falx cerebri.
• Pada minggu ke‐6, terjadi perkembangan dari lantai hemisphere cerebri Æ membentuk corpus
striatum.
DIENCEPHALON!
• Terjadi pembengkakan pada dinding lateral ventriculus tertius, yang membentuk epithalamus,
thalamus & hypothalamus.
o Hypothalamus Æ terbentuk melalui proliferasi neuroblast dari zona intermediate
o Epithalamus Æ terbentuk melalui dinding lateral diencephalon.
• Adhesion inthalamica
o Merupakan fusi dari bagian tengah substansia grisea pada thalamus, akan
membentuk seperti jembatan.
o Terbentuk pada 70% populasi.
• Corpus mammilaris Æ terbentuk melalui pembengkakan dari permukaan ventral
hypothalamus.
• Hipofisis
o Adenohipofisis Æ terbentuk dari oral ectoderm
o Neurohipofisis Æ terbentuk dari neuro‐ectoderm
MESENCEPHALON!
• Canalis neuralis akan mengalami penyempitan, dan akan menjadi aqueductus cerebri.
• Neuroblast dari alar plate, bermigrasi menuju tectum mesencephaly dan membentuk colliculus
superior dan inferior.
• Neuroblast dari basal plate, akan menuju tegmentum mesencephaly dan membentuk nucleus
dari:
o Nucleus red
o Nucleus CN III & IV
o Nukleus reticular
• Neuroblast dari basal plate juga membentuk substansia nigra. Namun ada juga yang
mengatakan substansia nigra dibentuk oleh neuroblast dari alar plate yang bermigrasi kearah
ventral.
METENCEPHALON
Perkembangan dinding metencephalon akan membentuk pons dan cerebellum, sedangkan
cavitas metencephalon akan menjadi ventriculus quartus. Dimana:
• Neuroblast dari lempeng basal akan menjadi nucleus motorik
• Cerebellum terbentuk melalui penebalan dari dinding dorsal lempeng alar
o Neuroblast pada zona intermediate akan bermigrasi menuju zona marginal, untuk
berdiferensiasi menjadi cortex cerebellar.
o Neuroblast juga mengalami diferensiasi menjadi nucleus dentate, nucleus pontine,
nucleus koklear & vestibular & nucleus trigeminus.
• Pons terbentuk melalui adanya hubungan serabut syaraf di daerah ventral metencephalon,
dari cerebrum & cerebellum dengan medulla spinalis.
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
35
MYELENCEPHALON!
Perkembangan myelencephalon memiliki proses yang sama seperti perkembangan medulla spinalis,
yaitu:
• Alar plate (lempeng yang terbentuk dibagian dorsal)
o Terdapat neuroblast, yang akan membentuk “zona marginal”
o Neurooblast juga akan menyusun nucleus cuneatus & nucleus gracilis di bagian dorsal,
dan akan menyusun nucleus olivarius di bagian ventral
o Neuroblast dari alar plate akan bersifat GVA, SVA, GSA, SSA (sensorik)
• Basal plate (lempeng yang terbentuk dibagian ventral)
o Akan membentuk pyramid (mengandung tractus corticospinal)
o Neuroblast dari basal plate akan bersifat GSE, SVE, GVE (motorik)
NERVUS CRANIALES
Secara embriologi N.Craniales dibagi dalam 3 kelompok, yaitu:
• Collumna somatic efferent (derivate lempeng basal)
Homolog dengan N.Spinalis radix ventral
o N.III Æ 1st pre‐otic myotome
o N.IV Æ mid‐brain pars posterior
o N.VI Æ lempeng basal metencephalon
o N.XII Æ fusi radix ventralis 3 atau 4 N.Occipital
• Nervus arcus pharyngeus
o N.V Æ berasal dari arcus pharyngeus 1st
o N.VII Æ berasal dari arcus pharyngeus 2nd
o N.IX Æ berasal dari arcus pharyngeus 3rd
o N.X Æ berasal dari fusi arcus pharyngeus 4th (N.Laryngeus superior) & 6th (N.Laryngeus
rekuren)
o N.XI Æ berasal dari 2 lokasi, yaitu:
Cranial root Æ ekstensi N.X
Spinal root Æ Segmen MS 5 & 6
• Nervus sensoris special
o I Æ berasal dari sel epitel pelapis “primordial nasal sac”
o II Æ berasal dari neuroblast primordial retina & evaginasi dinding telencephalon
o VIII
N.Vestibularis Æ dari ductus semicircularis
N.Cochlearis Æ dari ductus cochlearis
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
36
OVERVIEW EMBRIOLOGI SISTEM SYARAF
SISTEM SYARAF Ectoderm Æ Neural plate Æ Crista neuralis &
Plica neuralis Æ Tuba neuralis.
OTAK Dinding tuba neuralis diatas somit 4
MEDULLA SPINALIS Penebalan dinding lateral tuba neuralis dibawah
somit 4
SISTEM VENTRIKULAR Lumen tuba neuralis diatas somit 4
CANALIS CENTRALIS MEDULLA SPINALIS Pengecilan lumen tuba neuralis dibawah somit 4
PNS (nervus craniales, nervus spinales, nervus Crista neuralis
otonomik, ganglion spinale, sel chromaffin,
medulla suprarenal, melanoblast)
MYELINISASI Terjadi pada mid‐fetal atau late‐fetal hingga usia 1
tahun post‐natal
NERVUS CRANIALES Collumna somatic efferent (derivate lempeng
basal) Æ N.III, IV, VI, XII.
Nervus arcus pharyngeus Æ N.V, VII, IX, X, XI
Nervus sensoris special Æ N.I, II, VIII
BAGIAN MEDULLA SPINALIS
ZONA VENTRICULAR Neuroepitel
• Neuroblast Æ Axon & Zona intermediate
• Glioblast Æ makroglia
ZONA INTERMEDIATE Neuroblast
ZONA MARGINALIS (substansia alba) Bagian luar neuroepitel
MENINGES PRIMORDIAL (spinal meninges) & MENINGES Mesenkim medulla spinalis
CORNU POSTERIOR Alar plate
CORNU ANTERIOR Basal plate
Pemendekan medulla spinalis Usia kehamilan 6 bulan, ujung MS pada VS1
Usia neonatus, ujung MS pada VL2‐3
Usia dewasa, ujung MS pada VL1
BAGIAN OTAK
VESIKEL OTAK PRIMER VESIKEL OTAK SEKUNDER LUMEN TUBA NEURALIS
Prosencephalon Telencephalon Ventriculus lateralis
(hemisphere cerebri)
Diencephalon (thalamus) Ventriculus tertius
Mesencephalon Mesencephalon Aqueductus cerebri
Rhombencephalon Metencephalon Ventriculus quartus pars
(pons & cerebellum) superior
Myelencephalon Ventriculus quartus pars
(medulla oblongata) inferior
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
37
HEMISPHERE CEREBRI Vesikel telencephalic
VENTRIKEL LATERAL Cavitas telencephalon (tuba neuralis bagian
telencephalon)
FALX CEREBRI Penghimpitan mesenkim diantara 2 hemisphere
cerebri
CORPUS STRIATUM Perkembangan dari lantai hemisphere cerebri
EPITHALAMUS Terbentuk melalui dinding lateral ventriculus tertius.
HYPOTHALAMUS Terbentuk melalui proliferasi neuroblast dari zona
intermediate
ADHESION INTERTHALAMICA Fusi pada bagian tengah substansia grisea dari
thalamus.
CORPUS MAMMILARIS Terbentuk melalui pembengkakan dari permukaan
ventral hypothalamus.
HIPOFISIS Adenohipofisis Æ terbentuk dari oral ectoderm
Neurohipofisis Æ terbentuk dari neuro‐ectoderm
AQUEDUCTUS CEREBRI Penyempitan canalis neuralis pada mesencephalon
COLLICULUS SUPERIOR & INFERIOR Neuroblast dari alar plate mesencephalon
NUKLEUS PADA MESENCEPHALON (N.III & IV) Neuroblast dari basal plate mesencephalon
SUBSTANSIA NIGRA Neuroblast dari alar plate & basal plate
mesencephalon.
PONS Terbentuk melalui hubungan serabut syaraf di daerah
ventral metencephalon
CEREBELLUM Perkembangan dinding metencephalon, pada
cerebellum dikhususkan pada lempeng alar
CORTEX CEREBELLAR Neuroblast yang bermigrasi menuju zona marginal
NUKLEUS DISEKITAR PONS & CEREBELLUM Neuroblast pada metencephalon
(nucleus dentate, nucleus pontine, nucleus
koklear & vestibular & nucleus trigeminus)
VENTRICULUS QUARTUS Tuba neuralis bagian rhombencephalon
PYRAMIS MEDULLA OBLONGATA Basal plate myelencephalon
NUKLEUS CUNEATUS, GRACILIS & OLIVARIUS Neuroblast dari alar plate myelencephalon
PLEXUS CHOROIDEUS Tela choroidea
APPERTURA MEDIANA & LATERAL Evaginasi dan rupture pada daerah disekitar
ventrikulus quartus
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
38
GANGGUAN KLINIS SISTEM SYARAF
FRAKTUR CRANIUM & BRAIN INJURY
FRAKTUR CALVARIA Diklasifikasikan menjadi:
• Depressed fracture (tulang calvaria mengalami depresi
kedalam, sehingga dapat mencederai otak)
• Linear fracture (tipe paling sering, biasanya terjadi pada satu
titik lokasi, namun garis fraktur menyebabkan kerusakan
dari 2 arah)
• Comminute fracture (fraktur dengan tulang yang hancur
menjadi beberapa bagian)
• Fraktur basilar (fraktur pada daerah dasar calvaria, ditandai
dengan wheel hematoma atau racoon eye)
FRAKTUR PTERION • Terjadi akibat hentakan pada sisi lateral kepala.
• Sangat berbahaya, dapat menyebabkan kematian! Hal ini
karena didaerah pterion dilalui oleh A.Meningeal
media,Rr.Anterior. Sehingga dapat menyebabkan rupture &
hematoma.
FRAKTUR BASSIS CRANII • Fraktur bassis crania dapat menyobek dura mater, sehingga
terjadi kebocoran CSF.
• Dapat mencederai A.Carotis interna Æ menyebabkan fistula
arterio‐venosus dengan sinus. Sehingga darah arteri akan
mengumpul dalam sinus cavernosus, menyebabkan
pelebaran sinus dan memicu aliran retrograde pada
V.Ophthalmica. Memberikan manifestasi sebagai
exophthalmus & chemosis (edema konjunctiva).
• Dapat terjadi fenomena “pulsating exophthalmus”, hal ini
karena denyut dari bola mata (exophthalmus) akan sinkron
terhadap denyut pada A.Radialis.
• Dapat mencederai CN III‐VI (kecuali V3), karena lokasinya
yang terletak dekat dengan sisi lateral sinus cavernosus.
• Dapat terdapat “battle‐sign”
• Meningkatkan resiko meningitis
FRAKTUR FOSSA CRANIA MEDIA • Menyebabkan kebocoran CSF melalui meatus accusticus
externus (CSF otorrhea)
FRAKTUR FOSSA CRANIA ANTERIOR • Dapat mengenai lamina cribriformis
• Menyebabkan kebocoran CSF melalui cavum nasi (CSF
rhinorrhea)
SCALP INJURY • Cedera SCALP dapat melebar apabila arah luka mengikuti
bidang koronal, hal ini karena epicranial aponeurosis yang
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
39
bertugas mencegah pelebaran luka terletak dalam arah
sesuai bidang sagittal.
CEPHALHEMATOMA • Etiologi: persalinan yang susah (trauma persalinan)
• Ditandai dengan rupture pembuluh darah periosteal dan
menyebabkan perdarahan diantara pericranium & calvaria,
biasanya pada satu tulang parietal.
KOMPRESI MEDULLA SPINALIS • Pada prinsipnya, terjadi pembesaran serabut syaraf dari
superior hingga inferior (bagian lumbal). Dan diikuti dengan
pengecilan diameter foramina intervertebral. Sehingga
daerah medulla spinalis segmen L5 merupakan segmen
paling besar & Foramina intervertebralis VL5 merupakan
foramina paling kecil sebagai tempat predileksi kompresi
paling sering.
• Kompresi terjadi akibat HNP (Hernia Nucleus Pulposus)
CEREBRAL CONCUSSION Kondisi cedera kepala yang menyebabkan kehilangan kesadaran
sejenak (8‐10 detik hingga jam)
• Apabila kesadaran kembali <6 jam Æ Prognosis jangka
panjang baik
• Apabila kesadaran kembali >6 jam Æ Prognosis jangka
panjang buruk.
PUNCH‐DRUNK SYNDROME / Kondisi cedera otak akibat gaya akselerasi dan deselerasi
CHRONIC‐TRAUMATIC kepala mendadak, sehingga menyebabkan robek‐nya axon.
ENCEPHALOPATHY Biasa dialami oleh petinju.
CEREBRAL CONTUSION Kondisi trauma dimana pia mater robek akibat cedera pada
otak, sehingga darah masuk ke dalam spasium sub‐arachnoid.
CEREBRAL LACERATION Kondisi sobeknya otak, biasanya akibat depressed fracture
cranium atau luka tembak. Dapat menyebabkan ekstravasasi
darah menuju spasium sub‐arachnoid dan menyebabkan
peningkatan tekanan intracranial & kompresi otak.
CEREBRAL COMPRESSION Kompresi pada otak yang biasanya disebabkan akibat,
• Akumulasi darah intracranial
• Obstruksi CSF
• Tumor intracranial / abscess
• Edema otak
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
40
GANGGUAN OTAK & SEKITAR
INFEKSI SCALP • Lokasi paling berbahaya pada infeksi SCALP adalah pada lapisan
jaringan areolar longgar (lapisan ke‐4) karena darah & pus dapat
menyebar dengan mudah pada bagian ini.
• Infeksi SCALP dapat menyebar ke meninges melalui V.Emissaria
Parietalis
CRANIUM BIFIDUM Anomaly congenital pada otak biasanya disebabkan akibat kegagalan
penutupan dari neuroporus craniales.
• Gangguan pada pembentukan cranium biasanya pada lempeng
media calvaria
• Biasa terjadi pada pars skuamosa os occipital & pars posterior
foramen magnum
CRANIAL MENINGOCELE Gangguan pembentukan cranium yang kecil, sehingga terjadi herniasi
(Cranium bifidum dengan meninges
meningocele)
MENINGOENCEPHALOCELE Gangguan pembentukan cranium yang besar, sehingga terjadi herniasi
otak dan meninges
MENINGO‐HYDRO‐ Gangguan pembentukan cranium, dimana terjadi herniasi otak,
ENCEPHALOCELE meninges dan sistem ventricular.
EXENCEPHALY • Kegagalan penutupan dari neuroporus craniales, ditandai dengan
otak yang terpapar dan keluar dari cranium.
• Akibat kerusakan struktur dan vaskularisasi, menyebabkan jaringan
syaraf mengalami degenerasi.
MEROANENCEPHALY • Kegagalan penutupan dari neuroporus craniales, dengan rudimenter
brainstem dan jaringan syaraf fungsional.
• Biasa terjadi pada perempuan dan lethal
• Berkaitan dengan “rachischisis” Æ kegagalan penutupan tuba
neuralis yang luas.
MICROCEPHALY • Pengecilan ukuran calvaria dan otak, namun ukuran wajah normal.
• Microcephaly terjadi akibat microencephaly, karena perkembangan
calvaria terjadi akibat adanya desakan dari otak.
AGENESIS CORPUS • Tidak terbentuknya corpus callosum secara sempurna atau partial
CALLOSUM • Ditandai dengan seizure & retardasi mental
HYDROCEPHALUS • Pembesaran kepala akibat ketidakseimbangan produksi dengan
absorbsi CSF
• Terdapat dua tipe hydrocephalus, yaitu:
o Communicating hydrocephalus Æ obliterasi cysterna sub‐
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
41
arachnoid atau gangguan dari villi arachnoid, sehingga
absorbsi CSF terganggu.
o Non‐communicating hydrocephalus Æ adanya obstruksi
dari sistem ventricular, menyebabkan pembesaran sistem
ventricular.
HOLOPROSENCEPHALY • Gangguan perkembangan telencephalon, ditandai dengan ukuran
cortex cerebrum yang kecil & fusi ventrikel lateral.
HYDRAENCEPHALY • Tidak terdapat hemisphere cerebri, atau terdapat kantong
membranosa dengan sisa dari cortex cerebri.
• Terjadi akumulasi CSF, menyebabkan kepala membesar post‐natal.
GLANDULA PINEALIS Pada orang tua, glandula pinealis akan mengalami kalsifikasi, dan
memberikan gambaran bintik putih di daerah epithalamus.
COMA Lesi formatio reticularis
ATAXIA SENSORIS • Akibat kerusakan dari tuberculum gracile & cuneatus (yang memiliki
peran dalam proprioseptik sadar).
• Romberg test: uji proprioseptik untuk mendiagnosis ataxia sensoris.
Pasien di‐instruksikan untuk berdiri dan memejamkan mata, apabila
pasien terjatuh maka Ataxia sensoris (+)
HERNIASI TENTORIAL • Disebabkan akibat tumor pada kompartemen supra‐tentorial,
sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intracranial dan
menyebabkan bagian dari lobus temporal mengalami herniasi ke
dalam incisura tentorial.
• Pada saat herniasi. Lobus temporal dapat mengalami laserasi oleh
tentorium cerebellar & N.Oculomotorius dapat meregang /
terkompresi, sehingga menyebabkan paralisis otot ekstrinsik mata.
LEPTOMENINGITIS • Inflamasi pada leptomeninges terjadi akibat infeksi bakteri yang
memasuki spasium sub‐arachnoid melalui septicemia atau
penyebaran dari jantung, paru, dll. Atau bisa juga melalui bagian dari
fraktur cranium atau fraktur sinus nasal.
GANGGUAN VASKULAR OTAK
THROMBOSIS SINUS CAVERNOSUS • Biasanya disebabkan oleh “The Danger Triangle” yaitu
infeksi orbital, sinus nasal & aspek superior wajah.
THROMBOPHLEBITIS SINUS • Dapat disebabkan akibat thrombophlebitis V.Facialis
CAVERNOSUS • Biasanya menyerang 1 sinus cavernosus, namun dapat
menyebar ke sinus cavernosus kontralateral melalui sinus
intercavernosus.
• Dapat mencederai N.Abducent.
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
42
EPIDURAL HAEMORRHAGE • Terjadi akibat rupture A.Meningeal medial
• Menyebabkan epidural hematoma
• Ditandai dengan unilateral mydriasis
SUB‐DURAL HAEMORRHAGE • Terjadi akibat hentakan pada kepala yang menyebabkan
cedera pada otak, dan biasanya menyebabkan rupture Sinus
Sagittalis Superior.
• Menyebabkan subdural hematoma
SUB‐ARACHNOID HAEMORRHAGE • Ekstravasasi darah arteri ke dalam spasium sub‐arachnoid
• Etiologi: rupture aneurysm A.Carotis interna, fraktur
cranium, laserasi cerebrum
• Dapat menyebabkan iritasi meningeal, pusing, leher kaku &
kehilangan kesadaran.
PERDARAHAN INTRAVENTRIKULAR • Perdarahan dimana terjadi akumulasi darah pada sistem
ventricular (biasanya pada ventrikulus lateralis)
• Ditandai dengan delirium
PLAK ATHEROMATOSA • Biasanya terjadi pada percabangan‐percabangan arteri,
daerah‐daerah yang melengkung,
• Biasanya pada sirkulasi carotis
o A.Carotis interna dengan asalnya
o A.Cerebri Anterior dengan corpus callosum
RUPTUR A.LENTICULOSTRIATAE • Pada hipertensi sering mengalami rupture
(Dipercabangkan oleh A.Cerebri • Apabila mengalami oklusi, menyebabkan lacunar infarct.
media) • Biasanya terlokalisasi pada putamen & nucleus caudatus,
fatal apabila terkena capsula interna
RUPTUR PEMBULUH DARAH PADA • Dapat merusak tractus corticospinal & formation reticularis
PONS (BRAINSTEM) • Dikenal sebagai pontine lacunar infarct
RUPTUR PEMBULUH DARAH • Perdarahan disekitar nucleus dentate, juga dapat merusak
CEREBELLUM ventrikulus quartus (brainstem)
• Menyebabkan ataxia
BERRY ANEURYSM • Bentuk saccular aneurysm paling sering akibat perlemahan
bagian dinding arteri, dan biasanya terjadi pada A.Cerebri
posterior dengan A.Basillaris.
• Dapat mengalami ruptur
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
43
GANGGUAN MEDULLA SPINALIS
ISKEMIK MEDULLA SPINALIS • Kondisi defisiensi suplai darah pada medulla spinalis, yang
dapat menyebabkan kehilangan sensasi, kelemahan otot,
paralisis & paraplegia.
• Biasanya akibat:
o Fraktur & dislokasi
o Obstruksi pada A.Medullaris segmentalis &
A.Medullaris segmentalis anterior magna
(Adamkiewicz).
TRANSEKSI MEDULLA SPINALIS • Cedera segmen C1‐3: pasien tidak memiliki fungsi tubuh pada
daerah dibawah kepala
• Cedera segmen C4‐5: pasien mengalami quadriplegia, namun
pasien dapat bernafas
• Cedera segmen C6‐8: pasien mengalami gangguan fungsi
ekstremitas superior
• Cedera segmen T1‐9: pasien mengalami paraplegia (paralisis
ekstremitas inferior)
• Cedera segmen T10 – L1: pasien memiliki sedikit fungsi otot
paha, sehingga masih dapat berjalan dengan “long leg
braces”
• Cedera segmen L2 – L3: pasien memiliki banyak fungsi otot
kaki, sehingga masih dapat berjalan dengan “short leg
braces”
SPINA BIFIDA Æ Kegagalan fusi dari arcus vertebrae dan kegagalan neuroporus caudalis untuk
menutup. Spina bifida merupakan salah satu manifestasi dari NTD (Neural Tube Defect), biasanya
disebabkan akibat defisiensi asam folat, konsumsi asam valproic, hipotermia, vitamin A. NTD didiagnosis
melalui AFP atau USG pada minggu ke‐2 hingga 12.
SPINA BIFIDA OCCULTA • Terjadi dengan gejala minor tanpa gejala klinik, kulit tampak
ditumbuhi oleh rambut lebat.
• Biasa terjadi pada vertebra lumbal 5 dan sacral 1.
SPINA BIFIDA CYSTICA • Klasifikasi:
o Protrusi medulla spinalis & meninges
(meningomyelocele)
o Protrusi meninges saja (meningocele)
• Manifestasi klinik:
o Kehilangan sensasi dermatome
o Paralisis sphincter (apabila terjadi myelomeningocele
pada region lumbosacral)
• Meningomyelocele lebih sering terjadi dibanding
meningocele
MYELOSCHISIS • Kondisi ketika medulla spinalis tidak terlapisi kulit, akibat
terjadi kegagalan fusi dari plica neuralis.
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
44
GANGGUAN CEREBELLUM
HERNIASI TONSILLA CEREBELLI • Pada kondisi peningkatan tekanan intracranial, akan
menyebabkan herniasi tonsilla menuju foramen magnum.
• Tonsilla dapat mendesak medulla oblongata (pusat cardio‐
respirasi), sehingga dapat menyebabkan depresi pernafasan
dan jantung.
ARNOLD‐CHIARI MALFORMATION • Kongenital anomali pada cerebellum, ditandai dengan
projeksi medulla dan herniasi keluar dari foramen magnum
dari vermis cerebellum menuju canalis vertebralis
• Dapat menyebabkan hydrocephalus tipe communicating
• Berkaitan dengan spina bifida dengan meningomyelocele,
myeloschisis dan hydrocephaly.
GANGGUAN NERVUS CRANIALES
N.Olfaktorius (I) Anosmia Æ Penurunan ketajaman penciuman
• Kehilangan serabut olfaktorius, biasanya akibat penuaan, fraktur
lamina cribriformis, tumor atau abses yang menekan N.I
• Uji anosmia: Dengan memberikan bau khas pada salah satu lubang
hidung (lubang hidung kontralateral dan mata ditutup).
Olfactory hallucination Æ Persepsi yang salah terhadap suatu bau
• Biasanya terdapat lesi lobus temporal, yang dapat mencederai aspek
lateral dari area olfactorius (pada uncus)
N.Opticus (II) Optic neuritis
• Lesi pada N.Opticus yang menyebabkan penurunan ketajaman
penglihatan.
• Biasanya diakibatkan oleh penyakit inflamasi, degenerative,
demyelinisasi, toxic.
Penyakit demyelinisasi CNS
• N.Opticus merupakan bagian dari CNS, sehingga myelin dari N.Opticus
diproduksi dari sel oligodendrosit.
• Pada penyakit multiple sclerosis (penyakit demyelinisasi CNS), dapat
merusak N.Opticus.
Defek lapang pandang visual / Anopsia
• Gangguan pada lapang pandang penglihatan. Manifestasi tergantung
dari lokasi lesi pada jalur penglihatan.
• Manifestasi:
o Nervus opticus Æ Kebutaan 1 mata (monocular blindness)
o Lesi sagittal chiasma opticus Æ Kebutaan lapang pandang
temporal bilateral (Bitemporal hemianopsia)
o Lesi coronal chiasma opticus Æ Buta total
o Tractus opticus Æ Kebutaan lapang pandang temporal
(kontralateral) & lapang pandang nasal (ipsilateral). Biasa disebut
sebagai “Kontralateral Homonymous Hemianopsia, dan biasanya
disebabkan oleh stroke.
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
45
N.Oculomotorius (III) Cedera N.Oculomotorius
• Menyebabkan ipsilateral oculomotor palsy (dilatasi pupil &
penurunan respon pupil terhadap cahaya)
• Biasanya akibat peningkatan tekanan intracranial (extradural
hematoma), sehingga menekan N.III terhadap Os temporal pars
petrosa.
• Bisa juga akibat aneurysm A.Cerebral posterior & A.Cerebellar superior,
atau infeksi pada sinus cavernosus.
N.Throclearis (IV) Cedera N.Trochlearis
• Menyebabkan paralisis M.Obliquus superior
• Ditandai dengan diplopia (double vision) akibat ketidakmampuan
mata untuk melihat infero‐medial.
N.Trigeminus (V) Neuralgia trigerminal (Tic Douloreux)
• Gangguan sensoris, wajah terasa mati rasa dan tebal. Terkadang
terasa nyeri yang terbatas pada area yang di‐inervasi oleh N.Maxillaris
& N.Mandibularis.
Lokasi anastesi dalam prosedur tindakan gigi Æ N.Alveolaris inferior (V3)
N.Abduscent (VI) Strabismus
Cedera N.Abduscent
• Menyebabkan paralisis M.Rectus Lateralis pada mata, sehingga
menyebabkan deviasi medial (adduksi) dari mata yang terkena dan
juga diplopia.
N.Facialis (VII) Bell’s palsy (Hemiparesis facialis ipsilateral)
• Gangguan LMN N.VII
Lesi N.VII didekat ganglion geniculata
• Ditandai dengan gangguan motorik superior & inferior ipsilateral
wajah
• Gangguan pengecapan
• Gangguan fungsi otonom
Lesi N.VII central (CNS) / Hemiparesis facialis kontralateral
• Gangguan UMN, biasanya pada pasien stroke
• Ditandai dengan paralisis otot inferior kontralateral.
N.Vestibulocochlearis Lesi central (CNS) dapat menyebabkan kerusakan N.Vestibularis dan
(VIII) N.Cochlearis, ditandai dengan tinnitus, vertigo dan tuli.
N.Vestibularis Vertigo
• Berkaitan dengan lesi N.Vestibularis perifer
• Halusinasi pergerakan berputar dari subjek ataupun dari lingkungan
disekitar subjek.
Accoustic Neuroma
• Tumor sel Schwann n.vestibularis didalam meatus accusticus interna.
• Ditandai dengan tuli, dysequillibrium dan tinnitus.
N.Cochlearis Tuli
• Tuli konduktif (akibat gangguan telinga luar atau tengah, contoh
pada otitis media)
• Tuli sensorineural (akibat kerusakan N.Cochlearis)
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
46
N.Glossopharyngeus (IX) Dysphagia Æ kesulitan dalam menelan
Glossopharyngeal neuralgia (glossopharyngeal tic)
• Terjadi sensasi nyeri terbakar ataupun tersayat yang paroxysmal.
• Biasanya terjadi pada saat berbicara, makan, menjulurkan lidah,
memegang tonsil palatine.
N.Vagus (X) Dysphagia Æ kesulitan dalam menelan
• Akibat kesi N.Laryngeal superior
Dysphonia Æ kesulitan dalam berbicara
• Akibat lesi N.Laryngeus rekuren unilateral, menyebabkan paralisis
plica vocalis.
Aphonia Æ kehilangan suara
• Akibat lesi N.Laryngeus rekuren bilateral, menyebabkan paralisis plica
vocalis.
Suara stridor inspirasi Æ suara respirasi high‐pitch
• Akibat lesi N.Laryngeus rekuren bilateral.
N.Accesorius (XI) Paralisis M.Sternocleidomastoideus
N.Hypoglossus (XII) Dysarthria Æ kesulitan dalam berbicara
Paralisis M.Genioglossus
• Ketika lidah di protrusikan, apex lingua akan mengalami deviasi searah
bagian lidah yang mengalami paralisis (paralisis ipsilateral).
Kerusakan N.VII, IX, X Ageusia ÆKehilangan sensasi indra pengecapan
Kerusakan N.IX, X, XI Foramen jugular syndrome (biasanya akibat tumor)
GANGGUAN TERKAIT
DEFINISI LOKASI LESI
AGNOSIA Ketidakmampuan seseorang dalam Trauma occipitotemporal
menginterpretasi sesuatu. (kerusakan sistem ventral /
• Suara (auditory) Æ Kesulitan dalam “what pathway”)
membedakan suara bicara & suara non‐
bicara
• Bentuk / visual (appercetive) Æ tidak
dapat meniru gambar
• Associative agnosia Æ pasien dapat
meniru gambar, tapi masih susah dalam
membedakan suatu objek.
ASTEREOGNOSIS Ketidakmampuan dalam mengidentifikasi Lesi lobus parietalis (kerusakan
benda melalui sentuhan sistem Columna Posterior
Lemniscus Medialis)
AUTOTOPAGNOSIA Kesulitan dalam orientasi bagian tubuh Lesi pada bagian parietal
radiation thalamic posterior
AGRAPHIA Tidak mampu menulis & gangguan motorik Trauma kepala (gangguan
halus interaksi 2 sistem, yaitu
menerjemahkan dan menulis)
AKINESIA Tidak mampu menginisiasi pergerakan Penurunan aktivitas sel
dopaminergic
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
47
BRADYKINESIA Gerakan lambat Kerusakan ganglia basal (sistem
extrapyramidal)
ALEXIA / VISUAL Tidak mampu membaca Kerusakan hemisphere cerebri
APHASIA sinistra, junction occipito‐
temporal, atau lobus frontalis
inferior.
ANESTHESIA Tidak mampu merasakan sensasi Lesi syaraf perifer atau syaraf
pusat
ANESTHESIA Sensasi nyeri yang terasa secara fisik bukan Avulsi syaraf atau cedera
DOLOROSA pada bagian tubuh (biasa pada amputasi) medulla spinalis
(phantom pain)
ANOREXIA Gangguan makan, menyebabkan pasien Gangguan sistem serotonin pada
sangat kurus amygdale
ANOSMIA Gangguan dalam penciuman Kerusakan N.Olfactorius
HYPOSMIA Penurunan kemampuan dalam penciuman
ANTEGRADE Gangguan memori setelah terjadinya trauma Trauma otak
AMNESIA
RETROGRADE Gangguan memori tentang ingatan sebelum
AMNESIA terjadinya trauma
APHASIA Gangguan bicara & pemahaman percakapan Lesi area Broca
APRAXIA Tidak mampu melakukan gerakan bertujuan
IDEOMOTOR Ketidakmampuan motorik melakukan suatu Lesi corpus callosum anterior
APRAXIA perintah
ASYNERGY Kegagalan koordinasi organ / bagian tubuh Gangguan cerebellum
(gerakan tidak harmoni), menyebabkan
gerakan kaku
ATAXIA CEREBELLAR Kehilangan koordinasi gerakan otot Gangguan pada archicerebellum
(lobus flocculonodularis &
nucleus fastigii)
ATHETOSIS Gerakan menggeliat yang lambat dari Nucleus caudatus (sirkuit
tangan atau kaki extrapiramidal II)
BALLISMUS Gerakan involunteer dari ekstremitas Nucleus sub‐thalamicus (sirkuit
proximal, seperti tersentak. extrapiramidal III)
HEMIBALLISMUS Gerakan involunteer UNILATERAL dari
ekstremitas proximal, seperti tersentak
CHOREA Gerakan involunteer yang cepat dari kaki & Nucleus caudatus (sirkuit
tangan seperti menari atau bermain piano extrapiramidal II)
CORTICAL DEMENTIA Gangguan kognisi (memori dan bahasa) Lesi cortex cerebri
MENTAL CONFUSION Kehilangan orientasi waktu, lokasi,
identitas, ingatan
DIABETES INSIPIDUS Kondisi polyuria dengan urin yang encer Defisiensi ADH akibat lesi
nucleus supraopticus
hypothalamus
DYSARTHRIA Gangguan dalam artikulasi Lesi Cerebellum
DYSDIADOKOKINESIS Tidak mampu melakukan gerakan cepat Lesi lobus posterior cerebellum
simultan
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
48
DYSMETRIA Kondisi pasien tidak dapat menyentuh Lesi cerebellum
hidung sendiri / organ spesifik lain yang
dapat ditunjuk
HEMIPARESIS Kelemahan tubuh unilateral Lesi tractus corticospinal
HEMIPLEGIA Paralisis tubuh unilateral Cedera hemisphere cerebri atau
medulla spinalis
HOMONYMOUS Kehilangan lapang pandang yang sama Kerusakan salah satu tractus
HEMIANOPSIA pada kedua mata opticus
BINASAL Kehilangan lapang pandang kedua mata Kerusakan serabut temporal
HEMIANOPSIA pada lapang pandang nasal retina bilateral.
BITEMPORAL Kehilangan lapang pandang kedua mata Robek dengan arah sagittal
HEMIANOPSIA pada lapang pandang temporal pada chiasma opticum
HYPOTONIA Penurunan tonus otot, menyebabkan Lesi cerebellum
CEREBELLAR penurunan kekuatan otot
PARKINSONISM Suatu kondisi penyakit yang ditandai Substansia nigra (sirkuit
dengan: extrapiramidal I)
• Tremor (resting)
• Rigidity
• Akinesia
• Postural instability
RIGIDITY Peningkatan tonus otot, yang menyebabkan
resistensi gerakan pasif
TREMOR Tremor yang terjadi saat terdapat aktivitas Lesi cerebellum
INTENSIONAL
DYSMETRIA Ketidakmampuan dalam mengatur Lesi cerebellum
kecepatan dan kekuatan fungsi otot
TIC Gerakan mendadak, repetitive, non‐ritmik, Lesi pada jalur cortical‐striatal‐
stereotipik atau vokalisasi pada sekelompok thalamo‐cortical
otot
TINDAKAN!
• Craniectomy Æ operasi pada fraktur, dengan pengambilan cranium
• Craniotomy Æ operasi pada fraktur, dengan pengambilan cranium dan kembali memasang.
• Ventriculo‐peritoneal shunt Æ penyambungan selang pada sistem ventricular otak menuju
peritoneum untuk mengurangi cairan serebrospinal akibat hydrocephalus.
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
49
yudaherdantoproduction
www.yudaherdanto.com
50