You are on page 1of 7

Pendekatan Keilmuan Dalam Rangka Pengelolaan Lingkungan Hidup Secara terpadu dan Sinergis

PENDEKATAN KEILMUAN DALAM RANGKA PENGELOLAAN


LINGKUNGAN HIDUP SECARA TERPADU DAN SINERGIS
Herlambang, Y.A.

1. Pendahuluan bersinambungan yaitu aspek lingkungan


hidup (environmental aspect), aspek
Pertumbuhan di berbagai sektor di
pengelolaan lingkungan (environmental
Indonesia baik meliputi pertumbuhan
assessment), serta aspek keterpaduan dan
ekonomi serta bertambahnya jumlah
kesinergisan dari program pengelolaan
penduduk, secara tidak langsung
lingkungan hidup itu sendiri (integrated and
mempunyai korelasi positif terhadap
synergy).
peningkatan permintaan akan sumberdaya
alam. Dimana peningkatan permintaan Lingkungan hidup merupakan
tersebut bertujuan untuk mendukung kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
berbagai bentuk dari aktivitas yang ada keadaan, dan makhluk hidup, termasuk
dalam pertumbuhan di suatu negara manusia dan perilakunya, yang
(Herlambang, 2011). mempengaruhi alam itu sendiri,
kelangsungan perikehidupan, dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
Terpadu dan Sinergis, dapat dibagi menjadi
lain (UUPLH 32, 2009).
beberapa aspek yang saling

Gambar 1. Skema Pembangunan dan Ekosistem


(Diadopsi dan dimodifikasi dari Bohlen dan House, 2006)

1 | Pengelolaan Lingkungan - 2011


Pendekatan Keilmuan Dalam Rangka Pengelolaan Lingkungan Hidup Secara terpadu dan Sinergis

Pengelolaan lingkungan sendiri dapat pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan


didefinisikan sebagai upaya sistematis dan hukum (UUPLH 32, 2009). Sedangkan
terpadu yang dilakukan untuk melestarikan aspek keterpaduan dan kesinergisan
fungsi lingkungan hidup dan mencegah merupakan kondisi dari berjalannya dan
terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan berhasilnya berbagai program pengelolaan
lingkungan hidup yang meliputi lingkungan hidup yang telah direncanakan.
perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,

Gambar 2. Model Tekanan – Dampak – Respon


(Sumber : Kementrian Lingkungan Hidup, 2006)

Telah dipaparkan pada bagian atas, memadai, sehingga menyebabkan terjadinya


dimana pembangunan dalam berbagai masalah tersendiri pada waktu mendatang.
sektor kehidupan mengalami peningkatan
Fakta yang ke-2 bahwa peningkatan
yang cukup signifikan. Berdasarkan hal
aktivitas pembangunan yang terjadi di
tersebut, tentunya patut disadari bahwa
Indonesia tidak sejalan dengan
terdapat 3 fakta sebagai konsekuensi dari
pembangunan sumberdaya manusia yang
proses pembangunan.
merata, adil, dan terintegrasi secara optimal.
Fakta yang ke-1, bahwa peningkatan Kondisi tersebut tentunya akan
persentase permintaan akan sumberdaya menyebabkan konsekuensi lanjutan yang
alam tidak selaras dengan jumlah berupa permasalah sosial serta ekonomi.
ketersediaan sumberdaya alam yang

2 | Pengelolaan Lingkungan - 2011


Pendekatan Keilmuan Dalam Rangka Pengelolaan Lingkungan Hidup Secara terpadu dan Sinergis

Fakta yang ke-3 bahwa 2. Terapan Keilmuan dalam Pengelolaan


pembangunan ramah lingkungan harus Lingkungan Hidup
menjadi kebijaksanaan baik pusat maupun
Pengelolaan lingkungan hidup
daerah sehingga akan tercipta kondisi
merupakan kajian yang bersifat kompleks,
lingkungan yang serasi dan seimbang (KLH,
dimana didalamnya terdapat berbagai
2006). Berdasarkan pada fakta yang ke-3,
macam kepentingan, yang tentunya patut
dapat disimpulkan bahwa pembangunan
disadari bahwa kerap kali terjadi benturan
berkelanjutan yang telah dicanangkan oleh
berbagai kepentingan sehingga
Pemerintah (Pusat maupun Daerah) turut
mengakibatkan tidak optimalnya proses
mengimplementasikan aspek keberlanjutan
pengelolaan lingkungan hidup. Berdasarkan
lingkungan hidup/ekologis sebagai salah
hal tersebut tentunya diperlukan adanya
satu dasar dari rencana jangka panjang
kondisi yang kondusif, terintegrasi, dan
dalam pembangunan berkelanjutan.
sinergis dalam berbagai skala lingkup,
Berdasarkan ketiga fakta sebagai khususnya aspek keilmuan, peranan
konsekuensi lanjutan dari aktivitas stakeholder – developer, serta ketepatan
pembangunan, tentunya diperlukan adanya program pengelolaan lingkungan hidup
suatu program pengelolaan, pemantauan, (waktu, biaya, jenis program, pihak
serta perlindungan lingkungan hidup yang pelaksana (implementer), jangka waktu
sejalan dengan grand-design pembangunan pelaksanaan).
berkelanjutan yang telah direncanakan,
Sebelum lebih lanjut membahas
mencakup lingkup multi sektoral, multi
mengenai terapan aspek keilmuan dalam
spasial, multi temporal, dan multi skala
pengelolaan lingkungan hidup, tentunya
pembangunan. Oleh sebab itu, patut disadari
terdapat beberapa hal yang perlu
bahwa dalam pengelolaan lingkungan hidup
diperhitungkan yaitu aspek dampak, risiko,
merupakan suatu kegiatan yang bersifat
bencana, serta sumberdaya. Panniza (1996)
kompleks yang dapat ditunjang dari
memaparkan secara rinci mengenai
intergrasi dan konfigurasi dari berbagai
keterkaitan hubungan antara kondisi
aspek keilmuan.
lingkungan geomorfologi dengan manusia,
yang dapat dipakai sebagai pertimbangan
dalam proses pengelolaan lingkungan hidup.

3 | Pengelolaan Lingkungan - 2011


Pendekatan Keilmuan Dalam Rangka Pengelolaan Lingkungan Hidup Secara terpadu dan Sinergis

Gambar 3. Hubungan antara kondisi lingkungan geomorfologi dan manusia


(Sumber : Panniza, 1996)

Verstappen (1983) telah ilmu yang mendeskripsikan (secara genetis)


mendeskripsikan mengenai pengaplikasian bentuklahan dan proses-proses yang
ilmu geomorfologi dengan berbagai jenis mengakibatkan terbentuknya bentuklahan
keilmuan lainnya dalam memecahkan tersebut serta mencari hubungan antara
berbagai permasalahan maupun mengelola bentuklahan dan prosesproses dalam
berbagai bentuk potensi lingkungan hidup susunan keruangan. “
baik mencakup aspek abiotik maupun biotik.
“Hooke (1988) menyatakan bahwa
Sebelum membahas mengenai geomorfologi merupakan Kajian mengenai
terapan ilmu geomorfologi dengan jenis bentukan serta proses yang terdapat pada
keilmuan lainnya, hal pertama yang perlu permukaan bumi yang memodifikasi
dipahami terlebih dahulu adalah konsep bentukan lahan.”
dasar maupun definisi mengenai
“Dibyosaputro (1997) menyatakan
geomorfologi. Berikut ini merupakan
bahwa geomorfologi merupakan studi yang
beberapa definisi mengenai geomorfologi.
menitikberatkan pada bentuklahan penyusun
“Lobeck (1939) menyatakan bahwa konfigurasi permukaan bumi yang
geomorfologi merupakan ilmu yang merupakan pencerminan dari interaksi
mempelajari bentuklahan.” proses endogen dan proses eksogen.”

“Van Zuidam dan Cancelado (1979) Berdasarkan pemaparan mengenai


mendefinisikan geomorfologi sebagai suatu definisi geomorfologi maka dapat

4 | Pengelolaan Lingkungan - 2011


Pendekatan Keilmuan Dalam Rangka Pengelolaan Lingkungan Hidup Secara terpadu dan Sinergis

disimpulkan bahwa objek kajian yang dikaji Pendekatan sintesik atau holistic
adalah bentuklahan yang menyusun merupakan pendekatan yang melibatkan
konfigurasi permukaan bumi yang berbagai disiplin ilmu (Van Zuidam, 1983;
disebabkan genesis selama kurun waktu Dibyosaputro, 1997). Sedangkan
geologis tertentu, dimana masing-masing pendekatan pragmatik menekankan pada
bentuklahan dicirikan berdasarkan jenis aplikasi geomorfologi dengan berbagai
material batuan dan dikontrol oleh struktur disiplin ilmu. Perbedaan antara pendekatan
geologi serta proses perkembangan sintetik dan pragmatik adalah tujuan akhir
geomorfologi yang terjadi atau yang lebih yang ingin didapat, kompleksitas disiplin ilmu
dikenal dengan pendekatan analitik (analytic yang dipakai, serta biaya dan metode yang
approach). digunakan untuk mencapai tujuan akhir.

Secara umum pendekatan yang Patut dipahami bahwa setiap


dapat diaplikasi didalam kajian geomorfologi bentuklahan mempunyai karakteristik
dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu tersendiri yang nantinya akan mempunyai
pendekatan analitik, sintetis, dan pragmatik. konsekuensi tersendiri terhadap karakteristik
Pendekatan analitik merupakan pendekatan lingkungan hidup yang ada pada masing-
yang digunakan untuk menganalisa masing bentuklahan (synthetic and
bentuklahan dari 4 aspek yaitu morfologi, pragmatic approaches). Berikut ini disajikan
morfogenesis, morfokronologi, dan morfo- hubungan keterkaitan antara ilmu
asosiasi. Secara umum, pendekatan analitik geomorfologi dengan bidang keilmuan
mendeskripsikan mengenai kondisi lainnya yang tersaji pada Gambar 4.
morfologi, genesis, kronologi, serta litologi.

5 | Pengelolaan Lingkungan - 2011


Pendekatan Keilmuan Dalam Rangka Pengelolaan Lingkungan Hidup Secara terpadu dan Sinergis

Gambar 4. Keterkaitan Geomorfologi dengan Bidang Kajian Keilmuan Lainnya dalam Proses
Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup. (Sumber : Disarikan dari berbagai sumber (Conybeare ,
1976; Verstappen, 1983; Hooke, 1988; Panniza, 1996; Zekter, 2006)

Gambar diatas merupakan suatu Potensi lingkungan hidup merupakan aspek


diagram pemikiran yang menunjukkan penunjang dalam proses pengembangan
keterkaitan antara berbagai disiplin ilmu dan pengoptimalan pembangunan yang
dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup. tetap mempertimbangkan aspek
Dimana setiap disiplin ilmu tersebut keberlanjutan ekosistem yang ada.
mempunyai fokus tersendiri terhadap Sedangkan permasalahan merupakan aspek
variabilitas lingkungan hidup yang ada. penghambat dalam proses pembangunan.
Oleh sebab itu dibutuhkan proses
Penyusunan rencana pengelolaan
perencanaan mengenai pengelolaan
maupun perlindungan lingkungan hidup
maupun perlindungan lingkungan hidup,
mendasarkan pada metode berbagai disiplin
sehingga dapat diminimalisir risiko
ilmu dalam mendapatkan variabilitas
terjadinya bencana yang terjadi pada waktu
lingkungan hidup. Kemudian dianalisa dan
mendatang.
diklasifikasikan menjadi 2 yaitu potensi dan
permasalahan yang ada pada suatu daerah.

3. Daftar Pustaka Management: Integrating


Ecology,Economics, and Society.,
Bohlen, P.J., and House G., 2009,
New York: Taylor & Francis Group,
Sustainable Agroecosystem
LLC.
6 | Pengelolaan Lingkungan - 2011
Pendekatan Keilmuan Dalam Rangka Pengelolaan Lingkungan Hidup Secara terpadu dan Sinergis

Conybeare, C.E.B., 1979, Geomorphology Panizza, M., 1996, Environmental


of Oil and Gas Fields In Sandstone Geomorphology, Amsterdam:
Bodies, New York: Elvesier. Elsevier.

Dibyosaputro, S., 1997, Catatan Kuliah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor


Geomorfologi Dasar, Yogyakarta: 32 Tahun 2009, Pengelolaan dan
Fakultas Pasca Sarjana, Universitas Perlindungan Lingkungan Hidup.
Gadjah Mada.
Van Zuidam, R.A., and Cancelado, F.I.,
KLH, 2006, Pedoman Basis Data dan 1979, Terrain Analysis and
Pelaporan Status Lingkungan Classification Using Aerial
Hidup, Jakarta: Kementrian Photographs, Netherlands:
Lingkungan Hidup. International Institute for Aerospace
Survey and Earth.
Lobeck, A.K., 1939, Geomorphology An
Introduction to thr Study of Van Zuidam, R.A., 1983, Guide to
Landscapes, New York : McGraw- Geomorphologic Aerial
Hill Book Company Inc. Photographic Interptetation And
Mapping, Netherlands, ITC.
Herlambang, Y.A., 2011, Keefektifan
AMDAL/EIA (Environmental Impact Verstappen, H.Th., 1983, Applied
Assessment) Pada Aktivitas Geomorphology: Geomorphological
Pertambangan Ditinjau Dari Sisi Surveys for Environmental
Lingkungan., Artikel, Development, Amsterdam: Elsevier.
http://www.scribd.com.
Zekter, I.S., 2006, Geology and
Hooke, J.M., 1988, Geomorpholgy in Ecosystems, New York: Springerlink
Environmental Planning, London: Verlag.
John Wiley and Sons.

7 | Pengelolaan Lingkungan - 2011

You might also like