Professional Documents
Culture Documents
melapisi permukaan bola mata dan berakhir pada daerah transparan pada mata
yaitu kornea. Secara anatomi, konjungtiva dibagi atas 2 bagian yaitu konjungtiva
dibagi menjadi 6 area yaitu area marginal, tarsal, orbital, forniks, bulbar dan
dari epitel berlapis tanpa keratinisasi yang lebih tipis. Dibawah epitel tersebut
terdapat lapisan adenoid yang terdiri dari jaringan ikat longgar yang terdiri dari
bulbar bergerak secara bebas pada sklera kecuali yang dekat pada daerah kornea
(Sihota, 2007).
Aliran darah konjungtiva berasal dari arteri siliaris anterior dan arteri
1
palpebralis. Kedua arteri ini beranastomosis bebas dan – bersama dengan banyak
tersusun dalam lapisan superfisial dan lapisan profundus dan bersambung dengan
trigeminus. Saraf ini hanya relatif sedikit mempunyai serat nyeri. (Riordan-Eva,
2000).
kebutuhan oksigen ke kornea ketika mata sedang terbuka dan melindungi mata
lakrimasi, dan menyuplai darah. Selain itu, terdapat pertahanan spesifik berupa
Pada konjungtiva terdapat beberapa jenis kelenjar yang dibagi menjadi dua
1. Penghasil musin
a. Sel goblet; terletak dibawah epitel dan paling banyak ditemukan pada
daerah inferonasal.
2
c. Kelenjar Manz; mengelilingi daerah limbus.
dan kelenjar Wolfring. Kedua kelenjar ini terletak dalam dibawah substansi
propria.
karena suhunya yang cukup rendah, evaporasi dari cairan lakrimal dan suplai
darah yang rendah menyebabkan bakteri kurang mampu berkembang biak. Selain
itu, air mata bukan merupakan medium yang baik (Sihota, 2007).
I. ANATOMI KORNEA
2.4.2. Kornea
cahaya menuju retina. Kornea meliputi seperenam dari permukaan anterior bola
Perbatasan antara kornea dan sklera disebut sebagai limbus (ditandai dengan
adanya sulkus yang dangkal – sulkus sklera). Kornea terdiri dari 3 lapisan yaitu
epitel, substansi propria atau stroma dan endotel. Diantara epitel dan stroma
terdapat lapisan atau membran Bowman dan diantara stroma dan endotel terdapat
membran descemet.
Kornea yang sehat adalah avaskular dan tidak memiliki saluran limfatik.
3
Nutrisi sel kornea didapat melalui difusi dari cairan akueus, kapiler pada limbus,
dan oksigen yang terlarut dalam film prekorneal. Metabolisme kornea cenderung
aerobik dan mampu berfungsi baik secara anaerobik selama enam sampai tujuh
jam. Sel yang bermetabolisme secara aktif adalah endotel, epitel dan sel keratosit
stroma. Oksigen yang menyuplai kornea kebanyakan berasal dari film prekorneal
dengan kontribusi sedikit dari kapiler di limbus dan gradien oksigen. Suplai
glukosa pada kornea 90% berasal dari cairan akueus dan 10% dari kapiler limbus.
Percabangan nervus ini berasal dari ruang perikoroidal, menembus sklera dan
membentuk pleksus. Pleksus ini akan menyebar secara radier dan kemudian
masuk ke stroma kornea. Serat saraf ini akan kehilangan selaput mielin dan
bergabung membentuk pleksus subepitel kornea. Cabang terminal nervus ini akan
ujung bebas inilah yang responsif terhadap nyeri dan suhu. Akibat dari banyaknya
persarafan, hal ini menyebabkan kornea sangat sensitif terhadap berbagai stimuli.
Universitas Sumatera UtaraEpitel dan endotel kornea memiliki fungsi untuk menjaga agar cairan
pada
stroma kornea tetap dalam keadaan stabil. Sel- sel pada kedua lapisan ini kaya
akan lipid dan bersifat hidrofobik (sedangkan stroma bersifat hidrofilik) sehingga
solubilitas garam menjadi rendah. Sel epitel memiliki junction complexes yang
mencegah masuknya air mata kedalam kornea atau keluarnya cairan dalam kornea
4
ke film prekorneal. Sel endotel juga memiliki junction complexes namun influks
dari cairan akueus dapat terjadi dengan adanya mekanisme transpor aktif Na-K