You are on page 1of 20

c  


   c  ?ñ ñ
ñ

KATA PENGANTAR

Dalam rangka mewujudkan tata pemerintahan yang baik di daerah, transparansi,


partisipasi dan akuntabilitas merupakan dasar bagi perubahan yang lebih luas.
Transparansi dalam penyelenggaraan pemerintah merupakan prasyarat bagi tumbuhnya
partisipasi publik dalam berbagai proses pengambilan keputusan, yang pada akhirnya
menyebabkan terciptanya akuntabilitas pemerintahan. Partisipasi tidak akan berarti
banyak jika masyarakat tidak mendapat akses yang adil untuk memperoleh informasi
yang relevan yang seharusnya mendasari keputusan mereka. Sebaliknya, jika
masyarakat mendapatkan informasi dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan,
keputusan ini lebih dapat dipertanggungjawabkan, dan hak masyarakat atas tranparansi,
partisipasi dan akuntabilitas pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan dapat
terpenuhi.

Transparansi dan partisipasi berarti hanya dapat muncul apabila ada komitmen yang
kuat dari para penyelenggara pemerintahan. Keduanya transparansi dan partisipasi
memerlukan suatu proses pelembagaan sehingga praktik-praktik yang terkait
dengannya dapat terlaksana secara konsisten dan berkesinambungan. Salah satu
proses pelembagaan ini adalah melalui kerangka formal (peraturan dan ketentuan) yang
didukung dengan pelaksanaan inisiatif-inisiatif kongkrit yang terkait. Konsultan Individu
UIDP-USDRP Bidang TPA Kabupaten Barru menggunakan kedua pendekatan dalam
rangka mewujudkan hal tersebut yakni: (i) mendorong Pemda untuk melaksanakan
inisiatif kongkrit dalam pelaksanaan reformasi tata pemerintahan, sehingga
pemerintahan dan masyarakat mulai terbiasa, dan (ii) mendukung terbitnya dasar
peraturan untuk melaksanakan inisiatif tersebut.

Dalam rangka mewujudkan transparansi, partisipasi dan akuntabilitas pelaksanaan


pembangunan tentunya tidak semudah membalik telapak tangan. Implementasi ketiga
pendekatan tersebut membutuhkan waktu, proses/tahapan dan kerja serius yang tak
kenal lelah. Tahapan/proses dan capaian pelaksanaan kegiatan oleh Konsultan
Individual TPA-UIDP/USDRP Kabupaten Barru, tersaji dalam laporan dua mingguan ini.
Kami menyadari bahwa penyajian laporan ini kemungkinan banyak dijumpai
ketidaksempurnaan, sehingga kami berharap adanya saran dan kritik yang membangun
demi kesempurnaan laporan selanjutnya.

? ?
c   
   c  ?ñ ñ
ñ

? ?
c   
   c  ?ñ ñ
ñ

DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar 1

Daftar Isi 2

BAB I. PENDAHULUAN 3
1.1. Latar Belakang 3
1.2. Tujuan dan Sasaran 3
1.3. Lingkup Pekerjaan 4
1.4. Struktur Pelaporan 4

BAB II. PELAKSANAAN KEGIATAN 6


2.1. Hasil Kemajuan Kegiatan 6
2.2. Permasalahan dan Rencana Tindak Lanjut 7
2.3. Laporan Kegiatan Dwi Mingguan 8
2.4. Lembar Waktu Kerja dan Prestasi 11

BAB III. KAJIAN TPA 13

BAB IV. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 16

LAMPIRAN-LAMPIRAN 17

? ?
c   
   c  ?ñ ñ
ñ

BAB I. PENDAHULUAN

1.1.? Latar Belakang


Beberapa studi tentang reformasi di negara-negara berkembang menjelaskan
bahwa kepemimpinan, persepsi dan perilaku dari pengambil keputusan merupakan
salah satu faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu
prakarsa reformasi. Salah satu syarat yang diperlukan untuk mendorong partisipasi
adalah adanya perhatian dan keinginan yang cukup dari sisi pengambil keputusan
(Eksekutif maupun legislatif) untuk melibatkan warganya dalam urusan publik. studi
menyangkut situasi di beberapa daerah menunjukkan bahwa keterlibatan aktif warga
semakin terjamin manakala staf birokrasi di level menengah juga mendukungnya.
Resistensi dari staf birokrasi di level menengah ke atas bisa menghambat suatu
prakarsa atau bisa mengurangi efek dan daya ubah suatu prakarsa. Illustrasinya,
adalah misalnya suatu peraturan daerah yang cukup reformis sudah diterbitkan,
peraturan pelaksanaan atau petunjuk teknis kepala daerah yang disusun oleh staf
birokrat level menengah bisa jadi isinya tidak selaras dengan Perda dan bahkan
sebaliknya, justru bisa menjadi alat dari mereka yang resisten untuk memblokir upaya
perubahan. Demikian pula ketika suatu aktivitas yang partisipatif dilaksanakan oleh
tenaga ahli yang tidak pro-partisipatif, bisa menyebabkan implementasi suatu
peraturan menyimpang dari tujuannya.

1.2.? Tujuan dan Sasaran

Tujuan Konsultan Individual Bidang Transparansi, Partisipasi dan Akuntabilitas


adalah :
a. Membantu Pemerintah Daerah dalam mengimplementasikan agenda reformasi
yang disetujui, terutama di bidang Transparansi, Partisipasi dan Akuntabilitas.
b. Bekerjasama dengan konsultan lainnya membantu Pemerintah Daerah dalam
pelaksanaan reformasi pengadaan barang dan jasa, reformasi pengelolaan
keuangan daerah serta pengelolaan asset dan pendapatan.
Sasaran Konsultan Individual adalah Pemerintah Daerah dapat
mengimplementasikan agenda reformasi sesuai dengan tujuan dan indikator kinerja
yang telah ditentukan pada awal kegiatan.

? ?
c   
   c  ?ñ ñ
ñ

1.3.? Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan Konsultan Individual di bidang Transparansi, Partisipasi dan
Akuntabilitas adalah:
a.? Mengkoordinasikan dan Membantu Pemkab/Pemkot Peserta USDRP,
Khususnya Gugus Tugas, dalam Melakukan Review dan Pemutakhiran Masing-
masing Rencana Agenda Reformasi TPA.
b.? Membantu Pemkab/Pemkot Peserta USDRP, Khususnya Gugus Tugas, dalam
Menyiapkan atau Menetapkan Peraturan Daerah Mengenai Transparansi dan
Partisipasi
c.? Membantu Pemkab/Pemkot Peserta USDRP, Khususnya Gugus Tugas, dalam
Meningkatkan Transparansi Melalui Perbaikan Sosialisasi Informasi dan
Dokumen Publik
d.? Membantu Pemkab/Pemkot Peserta USDRP, Khususnya Gugus Tugas, dalam
Memperkuat Perencanaan dan Anggaran Pembangunan Daerah
e.? Mengembangkan sebuah Mekanisme Penanganan Keluhan dan Pangkalan Data
f.? Membantu Pemkab/Pemkot Peserta USDRP, Khususnya Gugus Tugas, dalam
Peningkatan Layanan Publik
g.? Penguatan Peran Forum Stakeholders

1.4.? Struktur Laporan

Struktur laporan Dwi-Mingguan bidang TPA terdiri dari:

Bab I. Pendahuluan; yang memuat tentang latar belakang proyek USDRP


dan pentingnya keberadaan konsultan individu untuk mendampingi pemda dalam
mempercepat implementasi agenda reformasi Transparansi, Partisipasi dan
Akuntabilitas; Tujuan dan sasaran konsultan individu mendampingi Pemda,
lingkup pekerjaan konsultan individu bidang Transparansi, Partisipasi dan
Akuntabilitas; stakeholder yang terlibat dalam kegiatan konsultan individu di
daerah.

? ?
c   
   c  ?ñ ñ
ñ

Bab II. Laporan Pelaksanaan Kegiatan. Bab ini melaporkan mengenai


proses kegiatan, menampilkan Rencana Kerja Tahunan dan Triwulanan Konsultan
TPA. Bab ini juga membahas tentang Hasil Kemajuan Kegiatan dalam bentuk
matrik serta memaparkan mengenai Permasalahan dan Rencana TIndak Lanjut
pelaksanaan kegiatan.

Bab III. Kajian yang berkaitan dengan Transparansi, Partisipasi dan


Akuntabilitas. Bab ini memuat kajian teoritis mengenai transparansi, partisipasi
dan akuntabilitas yang dihubungkan dengan perspektif penerapan TPA di
kabupaten Baru.

Bab IV. Kesimpulan dan Rekomendasi. Bab ini memaparkan kesimpulan


dari hasil pelaksanaan kegiatan pendampingan konsultan individu bidang
Transparansi, Partisipasi dan Akuntabilitas, serta Rekomendasi sebagai solusi
alternative dengan harapan permasalahan yang ada dapat terjawab demi
keberlanjutan agenda reformasi USDRP di kabupaten Barru. Bab ini juga
melampirkan bukti-bukti pendukung berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan.

? ?
c   
   c  ?ñ ñ
ñ

BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1. HASIL KEMAJUAN KEGIATAN

2.1.1? Aktifitas dan Koordinasi yang dilakukan

Aktifitas Konsultan Individu TPA pada Dua Minggu pertama bulan Pebruari tahun
2010 ini secara garis besar sebagai berikut :
a? Bersama Sekretaris PMU, mengkoordinir pelaksanaan distribusi SK Tim PMU
dan SK Tim PIU. Pada kesempatan yang sama konsultan TPA juga melakukan
upaya membangun pemahaman personil PMU Kab. Barru mengenai target out
put yang harus dicapai khususnya kepada personil bidang TPA. Target out
dimaksud didasarkan pada Project Management Manual (PMM) USDRP dan SK
Bupati Barru No. 312 tahun 2009 tentang rencana tindak agenda reformasi
USDRP Kabupaten Barru
a? Konsultan TPA juga melakukan koordinasi dengan PMU dan Pihak Pengelola
Website Resmi Pemkab Barru membahas mengenai kemungkinan pelaksanaan
pelatihan Pengelolaan dan Maintenance Website kepada staf pengelola website
resmi pemkab Barru, namun sampai saat ini belum mendapat jawaban dan
masih dalam pertimbangan pihak terkait.
a? Konsultan TPA juga menghadiri dan memantau Pelaksanaan Acara Musrenbang
Kecamatan Partisipatif di Kecamatan Barru Kab. Barru yang melibatkan
masyarakat dari semua unsur secara terwakili.
a? Konsultan TPA juga melakukan serangkaian koordinasi dengan berbagai pihak
dalam rangka desiminasi informasi dan sejumlah dokumen publik melalui
website resmi pemkab barru. Pihak yang terkait dengan hal tersebut antara lain
Badan Pengelola Keuangan Daerah, Bagian Penyusunan Program Setda Kab.
Barru, Bagian Humas Setda Kab. Barru, Staf Pengelola Website Resmi Pemkab
Barru pada Dinas Kominfo dan Budpar Kab. Barru.

2.1.2.? Hasil dan Kesepakatan Kordinasi

Serangkaian kordinasi yang dilakukan dengan berbagai pihak terkait di lingkup


pemkab Barru menghasilkan beberapa hal yakni :

? ?
c   
   c  ?ñ ñ
ñ

1.? Terdistribusikannya SK Bupati Barru No. 115 tahun 2010 tentang Pembentukan
Tim PMU dan SK Bupati Barru No. 116 tahun 2010 tentang Pembentukan Tim PIU
kepada semua personil Tim.
2.? Terbangunnya pemahaman personil PMU Kab. Barru bidang TPA mengenai
target out put yang harus dicapai berdasarkan PMM dan SK Bupati Barru No. 312
tahun 2009 tentang Rencana Tindak Agenda Reformasi USDRP Kab. Barru.
3.? Terbangunnya komitmen mengenai desiminasi informasi dan sejumlah dokumen
publik melalui website resmi pemkab barru. Hal ini terlihat dengan di
desiminasikannya Ringkasan APBD Kab. Barru Tahun 2008 dan Ringkasan
APBD Kab. Barru Tahun 2009 pada Website Resmi Pemkab Barru
(www.barru.go.id).
4.? Pengelola website juga berkomitmen untuk mendesiminasikan informasi
menyangkut pengadaan barang dan jasa serta dokumen ± dokumen
perencanaan diantaranya adalah dokumen RPJMD.

2.2. PERMASALAHAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT


1. Permasalahan

1.? Belum ada jawaban dari pihak Dinas Kominfo dan Budpar mengenai rencana
Pelatihan Pengelolaan dan Maintenance Website kepada staf pengelola website
resmi pemkab Barru.
2.? Pengelola website resmi pemkab Barru telah memperoleh dokumen RPJMD
tahun 2006 ± 2010 namun belum ditampilkan lewat website.

2. Tindak lanjut
Konsultan individual akan memaksimalkan kegiatan koordinasi baik kepada Project
Management Unit (PMU), maupun pimpinan SKPD lainnya yang terkait secara
langsung dengan agenda reformasi TPA untuk peningkatan progress capaian
program sesuai dengan agenda dua mingguan, triwulanan, dan tahunan yang akan
disepakati bersama.

? ?
c   
   c  ?ñ ñ
ñ

LAPORAN KEGIATAN DWI-MINGGUAN


BIDANG : Transparansi, Partisipasi dan Akuntabilitas (TPA)
KABUPATEN : Barru
PERIODE PELAPORAN : 1 s/d 15 Pebruari 2010

NO KEGIATAN KONSLTAN MENURUT PROSES KEGIATAN OUTPUT KEGIATAN KET.


. JENIS RENCANA TINDAK PEMBARUAN RENCANA PENCAPAIAN TARGET PENCAPAIAN
A. Penyebarluasan Dokumen Dan Mengawal tindak lanjut Rapat Koordinasi Dokumen dan Pemkab Barru telah
Informasi Publik pelaksanaan dengan Tim Teknis informasi public menetapkan SK Bupati
kesepakatan yang USDRP membahas telah Nomor 115 Tahun 2010
tertuang dalam SK progress kemajuan tersebarluaskan tentang Pembentukan Tim
Bupati No. 312 terkait melalui media cetak PMU dimana didalam Tim
khususnya penyebarluasan dan media tersebut terdapat bidang
menyangkut informasi public. elektronik. Serta TPA yang nantinya
peningkatan kinerja melalui diharapkan dapat
penyebarluasan penyelenggaraan mengkoordinir pencapaian
dokumen dan even/kegiatan.
target out put bidang TPA,
informasi public
termasuk didalamnya
penyebarluasan dokumen
dan informasi publik.
B. Penanganan Keluhan Mengawal tindak lanjut Koordinasi intens Keluhan warga Telah ada komitmen pemkab
pelaksanaan dengan Pemkab ditangani secara untuk memaksimalkan
kesepakatan yang dalam rangka maksimal oleh suatu penanganan keluhan warga.
tertuang dalam SK penerapan lembaga yang Tugas tersebut selama ini
Bupati No. 312 penanganan keluhan. ditugasi khusus melekat pada tupoksi
khususnya untuk hal tersebut Inspektorat Daerah

? ?
c   
   c  ?ñ ñ
ñ

NO KEGIATAN KONSLTAN MENURUT PROSES KEGIATAN OUTPUT KEGIATAN KET.


. JENIS RENCANA TINDAK PEMBARUAN RENCANA PENCAPAIAN TARGET PENCAPAIAN
menyangkut
penanganan keluhan
C. Partisipasi publik dalam Mengawal tindak lanjut -? Telah dilakukan masyarakat terlibat Berdasarkan hasil
penyusunan peraturan daerah pelaksanaan interview dengan dalam setiap koordinasi, Pemkab telah
dan perencanaan pembangunan kesepakatan yang beberapa orang tahapan menyatakan komitmen dan
tertuang dalam SK mengenai kondisi perencanaan mengimplementasikan
Bupati No. 312 pertisipasi masyarakat pembangunan partisipasi masyarakat
khususnya dalam perencanaan. dalam perumusan
menyangkut -? Telah dilaksanakan perencanaan
peningkatan partisipasi serangkaian rapat pembangunan
public dalam koordinasi yang
penyusunan perda dan mengahasilkan
perencanaan
komitmen/kesepakata
pembangunan
n menyangkut
pengembangan
partisipasi publik
D. Peningkatan Pelayanan Terpadu/ Peningkatan efektifitas Koordinasi intens Kantor Pelayanan Telah dilakukan
Peningkatan Kinerja Unit Kantor Pelayanan Satu dengan Pemkab Terpadu Satu Pintu serangkaian koordinasi
Pelayanan Terpadu (OSS) Pintu Kabupaten Barru, dalam rangka berjalan secara dengan mitra kerja
yang telah terbentuk efiktifitas organisasi efektif dengan pemkab, dalam rangka
berdasarkan Peraturan dan kegiatan Kantor memberikan efektifitas pelaksanaan
Daerah Kabupaten Pelayanan Satu Pintu . pelayanan secara Sistem Pelayanan Satu
Barru Nomor 19 Tahun maksimal kepada Pintu
2007 masyarakat

? ?
c   
   c  ?ñ ñ
ñ

NO KEGIATAN KONSLTAN MENURUT PROSES KEGIATAN OUTPUT KEGIATAN KET.


. JENIS RENCANA TINDAK PEMBARUAN RENCANA PENCAPAIAN TARGET PENCAPAIAN
E. Penguatan Peran Forum Mengidentifikasi Diskusi dengan Peran forum Telah dilaksanakan
Stakeholder beberapa orang actor beberapa actor local stakeholder koordinasi dengan pemkab
local yang punya mengenai fungsi dan semakin jelas dan pihak terkait dalam
potensi membangun peran forum sebagai mitra rangka penguatan peran
sebuah organisasi stakeholder dalam pemerintah dalam forum stakeholder
sebagai cikal bakal mengawal mengawal proses
Forum Stakeholder pembangunan di pembangunan
kabupaten Barru.
F. perumusan perda transparansi
dan partisipasi
Perda Transparansi Menindak lanjuti Koordinasi secara Ditetapkannya perda Dari serangkaian kegiatan
kesepakatan intens dengan PMU dan transparansi di koordinasi, Pemkab/Tim
menyangkut Bagian Hukum kabupaten Barru Teknis USDRP Kab. Barru
perumusan dan SETDAKAB Barru telah menyatakan
penetapan perda mengenai perumusan komitmennya untuk
transparansi dan penetapan perda mengupayakan lahirnya
transparansi serta perda transparansi
perencanaan alokasi
anggarannya.
Perda Partisipasi Menindak lanjuti Koordinasi secara Ditetapkannya perda Dari serangkaian kegiatan
kesepakatan intens dengan PMU dan partisipasi di koordinasi, Pemkab/Tim
menyangkut Bagian Hukum kabupaten Barru Teknis USDRP Kab. Barru
perumusan dan SETDAKAB Barru telah menyatakan
penetapan perda mengenai perumusan komitmennya untuk
partisipasi dan penetapan perda mengupayakan lahirnya

? ?
c   
   c  ?ñ ñ
ñ

NO KEGIATAN KONSLTAN MENURUT PROSES KEGIATAN OUTPUT KEGIATAN KET.


. JENIS RENCANA TINDAK PEMBARUAN RENCANA PENCAPAIAN TARGET PENCAPAIAN
partisipasi serta perda partisipasi.
perencanaan alokasi
anggarannya.

? ?
c   
   c  ?ñ ñ
ñ

LEMBAR WAKTU KERJA DAN PRESTASI

NAMA KONSULTAN : NASRI


WILAYAH KERJA : Kabupaten Barru
PERIODE PELAPORAN : Dua Mingguan XVI (1 ± 15 Pebruari 2010)

NO. TGL. PUKUL KEGIATAN


1 1 Pebruari 09.00 ± 10.30 Koordinasi dengan Bpk. A. Muhammad (Sek. PMU)
membahas mengenai Pendistribusian SK Bupati Barru No.
115 tahun 2010 tentang Pembentukan Tim PMU dan SK
Bupati Barru No. 116 tahun 2010 tentang Pembentukan Tim
PIU kepada seluruh personil Tim.
2 2 Pebruari 11.00 ±.12.30 Koordinasi dengan Bpk. Kaharuddin (staf Bappeda)
sehubungan Implementasi Mekanisme Perencanaan
Pembangunan Partisipatif di Kabupaten Barru.
3 3 Pebruari 09.30 ±.10.00 Koordinasi dengan Bpk. Nasaruddin (Kabag Penyusunan
Program Setda) sehubungan publikasi/desiminasi Dokumen
Publik melalui website resmi pemkab Kab. Barru.
4 4 Pebruari 09.00 ±.12.30 Menghadiri dan memantau Pelaksanaan Acara Musrenbang
Kecamatan Partisipatif di Kecamatan Barru Kab. Barru
5 5 Pebruari 09.30 ± 13.30 Koordinasi dengan Bpk. H. Jamaluddin (staf Dinas Kominfo
& Budpar/ Pengelola website Barru) membahas mengenai
kemungkinan pelaksanaan pelatihan Pengelolaan dan
Maintenance Website kepada staf pengelola website resmi
pemkab Barru, serta publikasi/desiminasi informasi dan
dokumen public melalui website resmi pemkab barru.
6 6 Pebruari Libur Sabtu
7 7 Pebruari Libur Minggu
8 8 Pebruari 08.00 ± 10.30 Koordinasi dengan Bpk. H. Ahmad Abdillah (staf BPKD)
mengenai desiminasi dokumen APBD dan dokumen
keuangan lainnya melalui website resmi pemkab barru
9 9 Pebruari 11.00 ± 11.30 Koordinasi dengan Bpk. H. Ahmad Abdillah (staf BPKD)
mengenai desiminasi dokumen APBD dan dokumen
keuangan lainnya melalui website resmi pemkab barru
10 10 Pebruari 09.00 ± 10.30 Koordinasi dengan Bpk. H. Jamaluddin (staf Dinas Kominfo
& Budpar/ Pengelola website Barru), mengenai desiminasi
informasi dan sejumlah dokumen publik melalui website
resmi pemkab barru.
11 11 Pebruari 11.00 ± 12.00 Koordinasi dengan Bapak Ir. Mursalim Abdullah (Inspektorat
Daerah/Koordinator Bidang TPA-PMU Kab. Barru) terkait SK
Tim PMU, target out put yang harus dicapai bidang TPA
berdasarkan SK Bupati Barru No. 312 tahun 2009 tentang
rencana tindak agenda reformasi USDRP Kabupaten Barru.
12 12 Pebruari 10.30 ± 12.00 Koordinasi dengan Bapak Ir. Mursalim Abdullah (Inspektorat
Daerah/Koordinator Bidang TPA-PMU Kab. Barru) terkait
mekanisme penanganan keluhan di Kabupaten Barru.
13 13 Pebruari Libur Sabtu
? ?
c   
   c  ?ñ ñ
ñ

14 14 Pebruari Libur Minggu


15 15 Pebruari 08.00 ± 14.00 Penyusunan dan Finalisasi laporan
Deskripsi mengenai Prestasi Kerja

Disampaikan oleh : Diketahui dan Disetujui oleh, tanggal: 15 Pebruari 2010


Project Management Unit (PMU)
Kabupaten Barru

( NASRI ) ( Drs. H.A. MALLINGKAAN P )


Konsultan Individual TPA-USDRP NIP. 19520811 1974 1 005
Kab. Barru

? ?
c   
   c  ?ñ ñ
ñ

BAB III. KAJIAN TPA


PARTISIPASI DAN TRANSPARANSI SEBAGAI NILAI UNIVERSAL

Kecenderungan praktik pemerintahan diakhir millennium kedua menunjukkan kuatnya semangat


untuk menjalankan kepemerintahan yang baik. Karena semakin derasnya dorongan nilai
universal yang menyangkut demokrasi, transparansi, dan penghormatan terhadap hak azasi
manusia termasuk hak memperoleh informasi yang benar. Praktik kepemerintahan yang baik
mensyaratkan behwa pengelolaan dan keputusan manajemen publik harus dilakukan secara
terbuka dengan ruang perstisipasi sebesar-besarnya bagi masyarakat yang terkena dampaknya.
Konsekuensi dari transparasi pemerintahan adalah terjaminnya akses masyarakat dalam
berpartisipasi, utamanya dalam proses pengambilan keputusan.

Pada zaman orde baru partisipasi politik lebih diartikan sebagai kerelaan masyarakat
mengorbankan harta benda, waktu dan tenaga untuk program pemerintah. Partisipasi dalam
semangat demokrasi bukan lagi semata-mata pengorbanan, tetapi harus dilihat dalam sudut
pandang yang luas. Partisipasi seharusnya dipahami sebagai keikutsertaan masyarakat dalam
proses manajemen publik yang mencakup : perencanaan, pengmbilan keputusan, pelaksanaan,
pemantauan, dan evaluasi.

Transparansi adalah suatu proses keterbukaan dari para pengelola manajemen, utamanya
manajemen publik, untuk membangun akses dalam proses pengelolaannya sehingga arus
informasi keluar dan masuk secara berimbang. Hal yang utama dalam azas transparasi adalah
keputusan yang mengikat publik harus dapat diterima oleh nalar publik dan tidak ada alasan
yang tertutup untuk diperdebatkan.

Partisipasi dan Transparansi dalam Pembangunan berbasis sosial


Ada beberapa hal yang perlu dicermati dalam kaitannya dengan konsekuensi politik dari
ketiadaan partisipasi dan transparasi. Dalam praktik manajemen publik sejumlah faktor sosial
dan politik memiliki keterkaitan dengan keduanya, yaitu : tingkat kepercayaan masyarakat,
legitimasi, tanggung gugat (akuntabilitas), kualitas layanan, dan mencegah pembangkangan
publik.

Partisipasi dan transparasi akan menjadi perangkat untuk mengembalikan kepercayaan


masyarakat pada pemerintah. Kepercayaan merupakan syarat mutlak bagi legitimasi
pemerintahan diseluruh dunia. Ketidakpercayaan menimbulkan antipatu terhadap kepemimpinan
dalam pemerintahan dan berakibat tidak adanya kepatuhan masyarakat untuk menjalankan

? ?
c   
   c  ?ñ ñ
ñ

peraturan yang telah diputuskan pemerintah. Hilangnya kepercayaan terhadap suatu otoritas
pemerintahan akan berakibat rusaknya tatanan hukum dan aturan yang menjadi prasyarat bagi
suatu kedaulatan negara.

Legitimasi sendiri harus dipahami sebagai pengakuan dan dukungan dari rakyat kepada para
pemimpin politik dan pejabat publik yang telah dipilihnya . Legitimasi atau keabsahan menjadi
indikator utama kuat atau melemahnya posisi kepemimpinan politik. Apatis atau keragu-raguan
rakyat dalam melaksanakan hasil keputusan politik merupakan salah satu manifestasi dari
lemahnya keabsahan suatu pemerintahan. Transparasi pengelolaan manajemen publik akan
menjadi salah satu batu ujian sehari-hari bagi kelangsungan pemerintahannya.

Akuntabilitas dapat pula menjadi indikator penting kemampuan suatu pemerintahan memperoleh
kepercayaan dari masyarakatnya. Akuntabilitas menjadi satu parameter yang tidak dapat
dipisahkan dari kuatnya atau lemahnya partisipasi masyarakat. Akuntabilitas menjadi semacam
kewajiban moral dari para pemimpin yang dipilih secara absah oleh pendukungnya atau
rakyatnya.
Meningkatnya kualitas layanan kepada masyarakat akan sangat diragukan bila ruang partisipasi
sempit dan proses pengambilan keputusan tidak trasparan dan mekanisme keluhan masyarakat
tidak tersedia. Layanan publik adalah tugas utama dari setiap pemerintahan. Gagasan dasar
dilaksanakannya desentralisasi kecuali bagian dari proses demokratisasi adalah untuk
meningkatkan layanan kepada masyarakat agar lebih baik bila diserahkan kepada pemerintahan
didaerah yang kenal betul dengan kehendak rakyatnya.

Kecenderungan semakin kuatnya posisi tawar masyarakat sipil terhadap otoritas pemerintahan
nampak dalam beberapa kasus luasnya tantangan rakyat terhadap keputusan atau kebijakan
yang tidak popular. Tantangan rakyat yang besar akan berkulminasi pada pembangkangan sipil.
Ada tiga kondisi yang dapat mencegah terjadinya pembangkangan sipil.
‡ Mekanisme keluhan publik yang tidak terakomodasi
‡ Fungsi kontrol sosial yang tidak efektif.
‡ Respon yang lambat dari pemerintah dalam menangani keluhan dari masyarakat yang sangat
menderita.

Ruang Partisipasi masyarakat dalam Perencanaan Pembangunan.


Perencanaan anggaran dan tata ruang, merupakan dua titik kritis yang menjadi wilayah strategis
untuk dicermati oleh masyarakat. Prioritas pembangunan yang tidak efektif akan berdampak
pada tidak efisiennya anggaran public yang dibelanjakan. Demikian pula dengan perencanaan

? ?
c   
   c  ?ñ ñ
ñ

tata guna lahan merupakan bagian penting dari perjuangan untuk mencari keadilan bagi rakyat
kecil.

Lemahnya manajemen anggaran publik sering dituding sebagai penyebab terjadinya kegagalan
proyek dan kebocoran dana masyarakat. Munculnya perubahan system pencatatan akuntansi
publik dari akuntansi berbasis tunai, menjadi akuntansi berbasis aktual merupakan salah satu
upaya perbaikan evaluasi terhadap anggaran publik.

Beberapa hal yang perlu dipertibangkan masyarakat dalam rangka partisipasi dalam kebijakan
berbasis sosial yaitu :

‡ Skala ekonomi dari alokasi anggaran, urusan atau program yang dianggarkan harus memiliki
cukup pengaruhnya terhadap seluruh kegiatan ekonomi masyarakat, program penyediaan
lapangan kerja, misalnya harus dilihat dari konteks seberapa besar pelaku ekonomi diwilayah
yuridikis pemerintah dapat berperan.
‡ Ruang lingkup ekonomi dari kegiatan yang dibiayai oleh anggaran publik. Seberapa besar
dampak dari belanja sektor tertentu terhadap kegiatan-kegiatan lain yang terkait langsung
maupun tidak langsung. Investasi dibidang pendidikan merupakan contoh klasik bagaimana
sektor sosial ini mampu menunjang program perbaikan mutu kecerdasan atau keterampilan
para calon tenaga kerja.
‡ Untung rugi secara sosial mempertimbangkan dampak jangka panjang. Perhitungan tentang
siapa yang diuntungkan dan siapa yang dirugikan dalam setiap keputusan dalam kebijakan
publik harus dicermati. Dalam hal kebijakan fiskal harus jelas bagi pembayar pajak atau
retribusi bagaimana manfaat yang dapat diterima.
‡ Keuntungan harus berpihak pada bagian terbesar masyarakat yang terpinggirkan atau yang
tidak berdaya dalam persaingan pasar bebas. Intervensi anggaran belanja pemerintah baik
secara nasional maupun regional harus memiliki daya dongkrak terhadap kelompok
masyarakat yang tidak mampu bersaing dalam pasar bebas.
‡ Acuan konsumen merupakan dasar pertimbangan dalam menyusun belanja bagi kegiatan
pemerintah. Layanan masyarakat yang dibiayai oleh publik harus dikontrol, diakses oleh dan
tanggung jawab pada masyarakat pada umumnya dan para pembayar pajak atau retribusi
pada khususnya. Pemerintah tidak boleh menutupi informasi yang jelas tentang bagaimana
anggaran belanja dialokasikan setingkat dan apa layanan publik yang diberikan.

? ?
c   
   c  ?ñ ñ
ñ

d d???
?
?  
?
?
A.? Kesimpulan
Dengan ditetapkannya SK Bupati Barru No. 115 Tahun 2010 tentang Pembentukan
Tim Project Management Unit (PMU) untuk Pelaksanaan USDRP Kabupaten Barru,
dimana salah satu bidang didalamnya bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
dan pencapaian target out put bidang Transparansi, Partisipasi dan Akuntabilitas
(TPA), maka dampaknya sangat terasa dalam hal mempermudah akses koordinasi
demi pencapaian target kegiatan dan out put yang hendak dihasilkan.

B.? Rekomendasi
Tim PMU yang telah terbentuk berdasarkan SK Bupati Barru No. 115 Tahun 2010
diharapkan dapat bekerja dalam rangka mewujudkan pencapaian target out put
Agenda Reformasi USDRP sesuai bidang masing-masing. Untuk mengoptimalkan
kinerja, maka sebaiknya PMU melaksanakan pertemuan secara berkala guna
efektifitas koordinasi antar sesama Tim sekaligus sebagai monitoring pelaksanaan
tugas anggota Tim berdasarkan bidang masing-masing.

?
?
?
?
?
?
?
?
?
?
?
?
?
?
?
?
?
?
?

? ?
c   
   c  ?ñ ñ
ñ


?

FOTO DOKUMENTASI KEGIATAN


URBAN SECTOR DEVELOPMENT REFORM PROJECT
TRANSPARANSI, PARTISIPASI DAN AKUNTABILITAS (TPA)
KABUPATEN BARRU

Tanggal
4 Pebruari 2010

Lokasi
Aula Kantor Kec.
Barru Kab. Barru

Kegiatan
Musrenbang
Kecamatan
partisipatif

Partisipan
Bappeda, SKPD
lainnya, Anggota
DPRD Dapil setempat,
Pemdes/kel, warga
masyarakat desa dari
semua unsur secara
terwakili.

Tanggal
4 Pebruari 2010

Lokasi
Aula Kantor Kec.
Barru Kab. Barru

Kegiatan
Musrenbang
Kecamatan
partisipatif

Partisipan
Bappeda, SKPD
lainnya, Anggota
DPRD Dapil setempat,
Pemdes/kel, warga
masyarakat desa dari
semua unsur secara
terwakili.

?
?
?
?

? ?
c   
   c  ?ñ ñ
ñ

FOTO DOKUMENTASI KEGIATAN


URBAN SECTOR DEVELOPMENT REFORM PROJECT
TRANSPARANSI, PARTISIPASI DAN AKUNTABILITAS (TPA)
KABUPATEN BARRU

Tanggal
4 Pebruari 2010

Lokasi
Aula Kantor Kec.
Barru Kab. Barru

Kegiatan
Musrenbang
Kecamatan
partisipatif

Partisipan
Bappeda, SKPD
lainnya, Anggota
DPRD Dapil setempat,
Pemdes/kel, warga
masyarakat desa dari
semua unsur secara
terwakili.

Tanggal
4 Pebruari 2010

Lokasi
Aula Kantor Kec.
Barru Kab. Barru

Kegiatan
Musrenbang
Kecamatan
partisipatif

Partisipan
Bappeda, SKPD
lainnya, Anggota
DPRD Dapil setempat,
Pemdes/kel, warga
masyarakat desa dari
semua unsur secara
terwakili.

?
?
?
?

?  ?

You might also like