You are on page 1of 3

FISIOLOGI HEPAR

fungsi hati :

Sekresi, hati memproduksi empedu yang berperan dalam emulsifikasi dan


absorpsi lemak

Metabolisme, hati memetabolisme protein, lemak, dan karbohidrat tercerna.

Penyimpanan, hati menyimpan mineral, seperti zat besi dan tembaga, serta
vitamin larut lemak (A,D,E dan K ) dan hati menyimpan toksin tertentu, serta
obat yang tak dapat diuraikan dan diekskresikan.

Detoksifikasi, hati melakukan inaktivasi hormone dan detoksifikasi toksin dan


obat. Hati memfagosit eritrosit dan zat asing yang terdisintegrasi dalam darah.

Produksi panas, berbagai aktivasi kimia dalam hati menjadikan hati sebagai
sumber utama panas tubuh.terutama saat tidur.

Penyimpanan darah, hati merupakan reservoir untuk sekitar 30% curah


jantung,dan bersama dengan limfa mengatur volume darah yang diperlukan
tubuh.

[ Ethel Sloane]

PEMERIKSAAN

Diagnosis laboratorium
Pemeriksaan darah yang digunakan secara luas untuk mengkonfirmasi diagnosis
HVA dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
• tes awal untuk mengkonfirmasi bahwa gejala klinis yang terjadi, adalah akibat
inflamasi sel hati yaitu dengan pemeriksaan fungsi hati.
• tes berikutnya untuk mencari penyebab inflamasi yaitu mendeteksi komponen
atau partikel virus hepatitis A atau antibodi spesifik.

Tes fungsi hati


Tes fungsi hati yang digunakan untuk membuat diagnosis hepatitis yaitu
pemeriksaan bilirubin direk dan bilirubin total, alanin aminotransferase
(ALT/SGPT), aspartat aminotransferase (AST/SGOT) dan alkali fosfatase.
Aminotranferase adalah petanda yang sensitif untuk kerusakan sel hati dan
biasanya mencapai nilai tertinggi pada saat penderita mencari pertolongan
dokter. Nilainya berkisar antara 50-2000 IU/ml dan pada beberapa kasus dapat >
20.000 IU/m1, tetapi tidak berkorelasi dengan prognosisnya. Alkali fosfatase
agak meningkat seperti juga pada hepatitis virus lainnya. Nilainya sangat
meningkat pada tipe kolestasis atau penyebab ikterus lain.

Tes diagnostik spesifik


Kategori tes ini dapat berupa mendeteksi virus/komponen virus (antigen spesifik
atau RNA-VHA) dan mendeteksi respons antibodi spesifik (peningkatan titer
antibodi atau adanya anti HAV IgM /anti HAV IgA).
Antigen VI-IA dalam tinja penderita dapat dideteksi dengan cara RIAs atau ELISA
sejak urin berwarna gelap sampai 16 hari sesudah timbulnya bilirubinuria dan
merupakan periode yang infeksius untuk komunitas di sekitarnya. RNA-VHA
dapat dideteksi dengan cara hibridisasi molekul pada tinja dan kadang-kadang
dalam darah penderita pada permulaan penyakit. Cara ini 4-10 kali lebih sensitif
dibandingkan ELISA/RIA.

MAO respons antibodi spesifik


Antibodi HAV dapat dideteksi dengan berbagai tes serologik di antaranya
immune electron microscopy (IEM, fiksasi komplemen imunofluorosensi, RIA,
ELISA. RIA dan ELISA adalah cara yang paling banyak dipakai. Imunoglobulin
yang terbentuk pada fase akut yaitu pada masa antara timbulnya gejala dan
puncak ikterus adalah IgM dan pada fase penyembuhan adalah IgG yang dapat
menetap sampai bertahun-tahun,8 dan merupakan petanda imunitas serta.
resisten terhadap reinfeksi.
Diagnosis infeksi virus hepatitis A dibuat berdasarkan adanya anti IgM HAV
dalam serum penderita, dan IgM ini menetap sampai 3-6 bulan sesudah
timbulnya gejala. Sesudah 4-5 bulan pada 50% penderita sudah tidak dapat
dideteksi lagi, dan 75% pada 6 bulan.
Diagnosis kadangkala dapat pula dibuat dengan memeriksa titer anti HAV total
(IgM+IgG) dengan cara complement fixation (CF) mikroskop elektron atau
radioimunoassay. Kedua cara terakhir lebih sensitif. Titer antibodi yang diperiksa
2-3 minggu sesudah infeksi akut nilainya 4 kali atau lebih dibandingkan dengan
pemeriksaan pada fase akut. Titer ini juga.dapat tinggi pada antiHAV yang
didapat secara pasif misalnya akibat transfusi darah atau sesudah pemberian
imunoglobulin tetapi tidak setinggi akibat infeksi hepatitis A. Yoshizawa,1980
(dikutip dari Robinson), membuat diagnosis hepatits A dengan memeriksa IgA
anti HAV pada tinja penderita yang bisa menetap sampai beberapa bulan.

Pemeriksaan diagnostik
- Tes fungsi hati: abnormal (4-10 kali dari normal). Catatan: merupakan batasan
nilai untuk membedakan hepatitis virus dari non-virus.
- AST (SGOT/ALT (SGPT): awalnya meningkat. dapat meningkat 1-2 minggu
sebelum ikterik kemudian tampak menurun.
- Darah lengkap: SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM
(gangguan enzim hati) atau mengakibatkan perdarahan.
- Leukopenia: trombositopenia, monositosis, limfosit atipikal, dan sel plasma.
- Alkali phosphatase: agak meningkat (kecuali ada kolestasis berat).
- Feses: warna tanah liat, steatore (penurunan fungsi hati).
- Albumin serum: menurun.
- Gula darah: hiperglikemia transien/hipoglikemia (gangguan fungsi hati).
- Anti-HAV IgM: positif pada tipe A.
- HbsAG: dapat positif (tipe B) atau negstif (tipe A). catatan: merupakan
diagnostik sebelum terjadi gejala klinik.
- Masa protrombin: mungkin memanjang (disfungsi hati).
- Bilirubin serum: di atas 2,5 mg/100 ml (bila di atas 200 mg/ml, prognosis buruk
mungkin berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler).
- Tes ekskresi BSP: Kadar darah meningkat.
- Biopsi hati: menunjukkan diagnosis dan luasnya nekrosis.
- Scan hati: membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkim.
- Urinalisa: peninggian kadar bilirubin: protein/hematuria dapat terjadi.

You might also like