Professional Documents
Culture Documents
Pengertian
Anak memiliki ciri khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak konsepsi sampai
berakhirnya masa remaja. Hal inilah yang membedakan anak dengan orang dewasa.
Anak bukan orang dewasa kecil. Anak menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan
perkembangan yang sesuai dengan usianya.
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler,
berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan,
sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan
kemandirian.
serabut saraf.
fungsi berdiri.
anak.
Perkembangan
selanjutnya
perkembangan seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan berlangsung dari
Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya, sesuai
Belajar merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui
belajar, anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan
Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang
merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak, baik faktor internal maupun eksternal.
FAKTOR INTERNAL:
FAKTOR EKSTERNAL:
Faktor prenatal
• Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trisemester akhir kehamilan akan mempengaruhi
pertumbuhan janin
• Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kongenital seperti club foot
• Toksi/zat kimia
Beberapa obat-obatan dapat menyebabkan kelainan kongenital.
• Radiasi
Paparan radium dan sinar rontgen dapat kelainan pada janin seperti deformitas anggota
gerak
• Infeksi
Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh virus TORCH dapat menyebabkan
kalainan pada janin, katarak, bisu tuli, retasdasi mental dam kelainan jantung.
• Kelainan imunologi
Adanya perbedaan golongan darah antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi
terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran
darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan kerusakan
jaringan otak
• Psikologi ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakukan salah/kekerasan mental pada ibu hamil dan
lain-lain
Faktor Intranatal
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan
keruskaan jaringan otak.
Faktor Postnatal
• Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.
• Penyakit kronis/kelainan kongenital
Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan
jasmani.
• Lingkukan fisis dan kimia
Lingkungan sebagai tempat anak hidup berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar
anak. Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnnya sinar matahari, paparan sinar
radioaktif, zat kimia tertentu mempunya dampak yang negatif terhadap pertumbuhan
anak.
• Endokrin
Gangguan hormon, misalnya hipotiroid akan menyebabkan anak mengalami hambatan
pertumbuhan.
• Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh
orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertetkan, akan mengalami hambatan di
dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
• Sosio-ekonomi
Kemisikinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang
jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan anak.
• Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang
anak.
• Stimulasi
Pertumbuhan memerlukan rangsang/stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya
penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain
terhadap kegiatan anak.
• Obat-obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghamba pertumbuhan, demikian halnya
dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan
terhambatnya produksi hormon pertumbuhan.
Masa prenatal atau masa intra uterin (masa janin dalam kandungan).
Periode yang paling penting dalam masa prenatal adalah trimester pertama kehamilan.
Pada periode ini pertumbuhan otak janin sangat peka terhadap pengaruh lingkungan janin.
Gizi kurang pada ibu hamil, infeksi, merokok dan asap rokok, minuman beralkohol, obat-obat,
bahan-bahan toksik, pola asuh, depresi berat, faktor psikologis seperti kekerasan terhadap
ibu hamil, dapat menimbulkan pengaruh buruk bagi pertumbuhan janin dan kehamilan. Pada
setiap ibu hamil, dianjurkan untuk selalu memperhatikan gerakan janin setelah kehamilan 5
bulan.
Agar janin dalam kandungan tumbuh dan berkembang menjadi anak sehat, maka selama
masa intra uterin, seorang ibu diharapkan:
o Menjaga kesehatannya dengan baik.
o Selalu berada dalam lingkungan yang menyenangkan.
o Mendapat nutrisi yang sehat untuk janin yang dikandungnya.
o Memeriksa kesehatannya secara teratur ke sarana kesehatan.
o Memberi stimulasi dini terhadap janin.
o Tidak mengalami kekurangan kasih sayang dari suami dan keluarganya.
o Menghindari stres baik fisik maupun psikis.
o Tidak bekerja berat yang dapat membahayakan kondisi kehamilannya.
Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan
berlangsung secara terus menerus terutama meningkatnya fungsi sistem saraf.
Seorang bayi sangat bergantung pada orang tua dan keluarga sebagai unit pertama yang
dikenalnya. Beruntunglah bayi yang mempunyai orang tua yang hidup rukun, bahagia dan
memberikan yang terbaik untuk anak. Pada masa ini, kebutuhan akan pemeliharaan
kesehatan bayi, mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan penuh, diperkenalkan kepada
makanan pendamping ASI sesuai umurnya, diberikan imunisasi sesuai jadwal, mendapat
pola asuh yang sesuai.
Masa bayi adalah masa dimana kontak erat antara ibu dan anak terjalin, sehingga dalam
masa ini, pengaruh ibu dalam mendidik anak sangat besar.
Masa anak dibawah lima tahun (anak balita, umur 12-59 bulan).
Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam
perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi ekskresi.
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah pada masa balita. Pertumbuhan dasar
yang berlangsung pada masa balita akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan
anak selanjutnya.
Setelah lahir terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan
sel-sel otak masih berlangsung; dan terjadi pertumbuhan serabut serabut saraf dan cabang-
cabangnya, sehingga terbentuk jaringan saraf dan otak yang kompleks. Jumlah dan
pengaturan hubungan-hubungan antar sel saraf ini akan sangat mempengaruhi segala
kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf, hingga bersosialisasi.
Pada masa balita, perkembangan kemampuan bicara dan bahasa, kreativitas,
kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan
landasan perkembangan berikutnya.
Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian anak juga dibentuk pada masa ini,
sehingga setiap
kelainan/penyimpangan sekecil apapun apabila tidak dideteksi apalagi tidak ditangani dengan
baik, akan mengurangi kualitas sumber daya manusia dikemudian hari.
Umur 60 bulan
o Berdiri 1 kaki 6 detik.
o Melompat-lompat 1 kaki.
o Menari.
o Menggambar silang.
o Menggambar lingkaran.
o Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh.
oMengancing baju atau pakaian boneka.
o Menyebut nama lengkap tanpa dibantu
o Senang menyebut baru.
o Senang bertanya tentang sesuatu
o Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar.
o Bicaranya mudah dimengerti
o Bisa membandingkan/membedakan sesuatu dari ukuran dan bentuknya
o Menyebut angka, menghitung jari
o Menyebut nama-nama hari
o Berpakaian sendiri tanpa dibantu.
o Menggosok gigi tanpa dibantu.
o Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal ibu.
- Cerebral palsy.
Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif, yang disebabkan
oleh karena suatu kerusakan/gangguan pada sel-sel motorik pada susunan saraf pusat yang
sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.
- Sindrom Down.
Anak dengan Sindrom Down adalah individu yang dapat dikenal dari fenotipnya dan
mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21 yang
berlebih. Perkembangannya lebih lambat dari anak yang normal. Beberapa faktor seperti
kelainan jantung kongenital, hipotonia yang berat, masalah biologis atau lingkungan lainnya
dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik dan keterampilan untuk menolong
diri sendiri.
- Perawakan Pendek.
Short stature atau Perawakan Pendek merupakan suatu terminologi mengenai tinggi badan
yang berada di bawah persentil 3 atau -2 SD pada kurva pertumbuhan yang berlaku pada
populasi tersebut. Penyebabnya dapat karena varisasi normal, gangguan gizi, kelainan
kromosom, penyakit sistemik atau karena kelainan endokrin.
- Gangguan Autisme.
Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejalanya muncul sebelum
anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga
gangguan tersebut sangat luas dan berat, yang mempengaruhi anak secara mendalam.
Gangguan perkembangan yang ditemukan pada autisme mencakup bidang ninteraksi sosial,
komunikasi dan perilaku.
- Retardasi Mental.
Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah (IQ < 70) yang
menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan
masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.
- Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian yang
seringkali disertai dengan
hiperaktivitas.
Milestone” Perkembangan Balita dan Anak Sekolah
Ventilasi Tekanan Positif
1. Indikasi
Setelah dilakukan langkah awal resusitasi, ventilasi tekanan positif
harus dimulai bila bayi tetap apnea setelah stimulasi atau
pernafasan tidak adekuat, dan/atau frekuensi jantung kurang dari
100 tahun kali/menit. Bila bayi bernafas adekuat dan frekuensi
memadai tetapi sianosis sentral, bayi diberi oksigen aliran bebas.
Bila setelah ini bayi tetap sianosis, dapat dicoba melakukan ventilasi
tekanan positif.
KORTEX SEREBRI
-Lesi area 4B
Terjadi kelumpuhan/paralise kontralateral, ditandai dengan :
• Hipertoni
• Hiperefleksi
• Klonus
• Refleks patologis
• Tidak ada atrofi
BATANG OTAK
Ganglia Basalis
Penyakit ganglia basalis :
- hiperkinetik korea, atetosis, balismus
- hipokinesia akinesia, bradikinesia
Korea : gerakan menari involunter dan cepat
Atetosis : gerakan menggeliat terus menerus yang lambat
Balismus : gerakan involunter yang menyentak, lambat, kasar
Akinesia : kesulitan dalam memulai gerakan dan pemurunan gerakan spontan
Bradikinesia : lambatnya gerakan
Ganglia basalis terdapat tiga jalur :
- sistem dopaminergik negostriatum
- sistem kolinergik intrastriatum
- sistem GABA ergik : stritum --- globus palidus dan substansia nigra
Penyakit Huntington : kehilangan GABA ergik dan kolinergik intrastriatum
Penyakit Parkinson : degenerasi sistem dopaminergik nigrostriatum
Pons
- Lesi fascialis (N.VII)
- Lesi traktus piramidalis
Medulla Oblongata
- Lesi hipoglossus (N.XII)
- Lesi traktus piramidalis
Diencephalon
● Lesi thalamus
Sindroma thalamik :
- emosi abnormal (berlebihan)
- sisi homolateral: stimuli ringan sudah sebabkan R/ sangat berlebihan
- sisi kontralateral: sensoris umum berkurang,ambang rangsang nyeri dan suhu
meninggi
Lesi hypothalamus
- Bisa hipothermia/hiperthermia
- Nucl supraopticus sangat sensitif thd tek osmotik darah. Bila tek >> ADH
akan dikeluarkan
- Bl nucl ini rusak akan terjadi Polyuria,polydipsia(Diabetes Insipidus)
- Pubertas precox & hipergonadisme
- Gangguan sistim otonom
- Sham rage (marah hebat)
- Gangguan ritme circadian (sleep-wake)
- Hyperphagia/hipophagiaobesitas/kurus
Lesi subthalamus
Gangguan motorik pd daerah kontralateral yang bersifat involunter, tiba-tiba,
sangat kuat, cepat seperti melempar lengan (hemiballismus)
2.1 Konsep Dasar Imunisasi
Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak karena sistem kekebalan
tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentan terhadap serangan
penyakit berbahaya. Imunisasi tidak cukup hanya dilakukan satu kali, tetapi harus
dilakukan secara bertahap dan lengkap terhadap berbagai penyakit yang sangat
membahayakan kesehatan dan hidup anak.
Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi adalah untuk mengurangi
angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa
menyebabkan kematian pada penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat dihindari
dengan imunisasi yaitu seperti hepatitis B, campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan,
gondongan, cacar air, tbc, dan lain sebagainya.
® Imunitas Aktif : Didapat secara alami : Tubuh anak akan membuat sendiri anti
bodi setelah diberi suntikan antigen, kekebalan yang didapat akan bertahan selama
bertahun- tahun.
® Imunitas Pasif :Tubuh tidak membuat sendiri anti boodi tetapi mendapatkannya
dengan cara penyuntikan serum yang telah mengandung anti bodi, kekebalan yang
diperoleh biasanya akan berlangsung selama 1-2 bulan
Efek samping
- Reaksi atopik : terjadi beberapa menit- beberapa jam (Shock, gatal diseluruh
tubuh, pucat, sianosis, kejang- kejang, kematian ).
Vaksin BCG tidak dapat mencegah seseorang terhindar dari infeksi M. tuberculosa
100%, tapi dapat mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut, Berasal dari bakteri
hidup yang dilemahkan ( Pasteur Paris 1173 P2), Ditemukan oleh Calmette dan
Guerin.
Diberikan sebelum usia 2 bulan Disuntikkan intra kutan di daerah insertio m. deltoid
dengan dosis 0,05 ml, sebelah kanan
Imunisasi ulang tidak perlu, keberhasilan diragukan
Vaksin BCG berbentuk bubuk kering harus dilarutkan dengan 4 cc NaCl 0,9%.
Setelah dilarutkan harus segera dipakai dalam waktu 3 jam, sisanya dibuang.
Penyimpanan pada suhu < 5°C terhindar dari sinar matahari (indoor day-light).
2. Imunisasi Hepatitis B
Vaksin berisi HBsAg murni
Diberikan sedini mungkin setelah lahir
Suntikan secara Intra Muskular di daerah deltoid, dosis 0,5 ml.
Penyimpanan vaksin pada suhu 2-8°C
Bayi lahir dari ibu HBsAg (+) diberikan imunoglobulin hepatitis B 12 jam
setelah lahir + imunisasi Hepatitis B
Dosis kedua 1 bulan berikutnya
Dosis ketiga 5 bulan berikutnya (usia 6 bulan)
Imunisasi ulangan 5 tahun kemudian
Kadar pencegahan anti HBsAg > 10mg/ml
3. Imunisasi Polio
Vaksin dari virus polio (tipe 1,2 dan 3) yang dilemahkan, dibuat dlm biakan
sel-vero : asam amino, antibiotik, calf serum dalam magnesium klorida dan
fenol merah
Vaksin berbentuk cairan dengan kemasan 1 cc atau 2 cc dalam flacon, pipet.
Pemberian secara oral sebanyak 2 tetes (0,1 ml)
Vaksin polio diberikan 4 kali, interval 4 minggu
Imunisasi ulangan, 1 tahun berikutnya, SD kelas I, VI
Anak diare akibat gangguan penyerapan vaksin.
Ada 2 jenis vaksin
IPV salk
OPV sabin IgA lokal
Penyimpanan pada suhu 2-8°C
Virus vaksin bertendensi mutasi di kultur jaringan maupun tubuh penerima
vaksin
Beberap virus diekskresi mengalami mutasi balik menjadi virus polio ganas
yang neurovirulen
4. Imunisasi DPT
Terdiri dari
toxoid difteri yaitu racun yang dilemahkan
Bordittela pertusis yaitu bakteri yang dilemahkan
toxoid tetanus yaitu racun yang dilemahkan (+) aluminium fosfat dan
mertiolat
Merupakan vaksin cair. Jika didiamkan sedikit berkabut, endapan putih
didasarnya
Diberikan pada bayi > 2 bulan oleh karena reaktogenitas pertusis pada bayi
kecil.
Dosis 0,5 ml secara intra muskular di bagian luar paha.
Imunisasi dasar 3x, dengan interval 4 minggu.
Vaksin mengandung Aluminium fosfat, jika diberikan sub kutan menyebabkan
iritasi lokal, peradangan dan nekrosis setempat.
5. Imunisasi Campak
Vaksin dari virus hidup (CAM 70- chick chorioallantonik membrane) yang
dilemahkan + kanamisin sulfat dan eritromisin Berbentuk beku kering,
dilarutkan dalam 5 cc pelarut aquades.
Diberikan pada bayi umur 9 bulan oleh karena masih ada antibodi yang
diperoleh dari ibu.
Dosis 0,5 ml diberikan sub kutan di lengan kiri.
Disimpan pada suhu 2-8°C, bisa sampai – 20 derajat celsius
Vaksin yang telah dilarutkan hanya tahan 8 jam pada suhu 2-8°C
Jika ada wabah, imunisasi bisa diberikan pada usia 6 bulan, diulang 6 bulan
kemudian
6. Imunisasi HIB
Untuk mencegah infeksi SSP oleh karena Haemofilus influenza tipe B
Diberikan MULAI umur 2-4 bulan, pada anak > 1 tahun diberikan 1 kali
Vaksin dalam bentuk beku kering dan 0,5 ml pelarut dalam semprit.
Dosis 0,5 ml diberikan IM
Disimpan pada suhu 2-8°C
7. Imunisasi MMR
Merupakan vaksin hidup yang dilemahkan terdiri dari:
Measles strain moraten (campak)
Mumps strain Jeryl lynn (parotitis)
Rubela strain RA (campak jerman)
Diberikan pada umur 15 bulan. Ulangan umur 12 tahun
Dosis 0,5 ml secara sub kutan, diberikan minimal 1 bulan setelah suntikan
imunisasi lain.
8. Imunisasi Typhus
ü Imunitas terjadi dalam waktu 15 hari sampai 3 minggu setelah imunisasi oral
(vivotif) ® > 6 tahun, 3 dosis
9. Imunisasi Varicella
Vaksin varicella (vaRiLrix) berisi virus hidup strain OKA yang dilemahkan. Bisa
diberikan pada umur 1 tahun, ulangan umur 12 tahun. Vaksin diberikan secara sub
kutan Penyimpanan pada suhu 2-8°C.
Imunisasi diberikan pada daerah kurang terpajan, pada anak umur > 2 tahun.
Imunisasi dasar 3x pada bulan ke 0, 1, dan 6 bulan kemudian. Dosis vaksin (Harvix-
inactivated virus strain HM 175) 0,5 ml secara IM di daerah deltoid. Reaksi yag
terjadi minimal kadang demam, lesu, lelah, mual-muntah dan hialng nafsu makan.
Gabungan beberapa antigen tunggal menjadi satu jenis produk antigen untuk
mencegah penyakit yang berbeda, misal DPT + hepatitis B +HiB atau Gabungan
beberapa antigen dari galur multipel yg berasal dari organisme penyakit yang sama,
misal: OPV
Tujuan pemberian
Jumlah suntikan kurang
Jumlah kunjungan kurang
Lebih praktis, compliance dan cakupan naik
Penambahan program imunisasi baru mudah
Imunisasi terlambat mudah dikejar
Biaya lebih murah
Selama ini masih banyak petugas kesehatan yang beranggapan bahwa bila ada
pendingin maka vaksin sudah aman, malahan ada yang berfikir kalau makin dingin
maka vaksin makin baik. Pendapat itu perlu diluruskan! Semua vaksin akan rusak bila
terpapar panas atau terkena sinar matahari langsung. Tetapi beberapa vaksin juga
tidak tahan terhadap pembekuan, bahkan dapat rusak secara permanen dalam waktu
yang lebih singkat dibandingkan bila vaksin terpapar panas.
Pemantauan suhu vaksin sangat penting dalam menetapkan secara cepat apakah
vaksin masih layak digunakan atau tidak. Untuk membantu petugas dalam memantau
suhu penyimpanan dan pengiriman vaksin ini, ada berbagai alat dengan indikator
yang sangat peka seperti Vaccine Vial Monitor (VVM), Freeze watch atau Freezetag
serta Time Temperatur Monitor (TTM).
Dengan menggunakan alat pantau ini, dalam berbagai studi diketahui bahwa telah
terjadi berbagai kasus paparan terhadap suhu beku pada vaksin yang peka terhadap
pembekuan seperti Hepatitis B, DPT dan TT. Dengan adanya temuan ini maka telah
dilakukan penyesuaian pengelolaan vaksin untuk mencegah pembekuan vaksin.
Suhu tempat penyimpanan yang tidak tepat akan menimbulkan kerusakan vaksin. Hal
ini dapat dilihat dari keterangan seperti pada tabel di bawah ini:
Pada vaksin Hepatitis B, DPT-HB di suhu – 0,5 ºC dapat bertahan selama maksimum
½ jam dan DPT, DT, TT pada suhu – 5 ºC S/D -10 ºC dapat bertahan selama
maksimum 1,5 – 2 jam.
Sedangkan vaksin DPT, DPT-HB, DT pada suhu beberapa ºC diatas suhu udara luar
(ambient temperature < 34 ºC) dapat bertahan 14 hari sedangkan Hepatitis B dan TT
dapat bertahan 30 hari.
Sementara Poliobeberapa ºC diatas suhu udara luar (ambient temperature < 34 ºC)
dapat bertahan selama 2 hari sedangkan Campak dan BCG beberapa ºC diatas suhu
udara luar dapat bertahan 7 hari.
Terlihat bahwa rusaknya vaksin sensitif beku akibat terpapar suhu terlalu dingin, jauh
lebih cepat daripada rusaknya vaksin sensitif panas akibat terpapar suhu terlalu panas.
Oleh karena itu tidak mengherankan bila lebih banyak vaksin yang rusak akibat
terpapar suhu terlalu dingin dibandingkan terpapar suhu terlalu panas.
Paparan panas secara kumulatif akan mengurangi umur dan potensi semua jenis
vaksin. Untuk memantau hal tersebut dipergunakan alat pemantau suhu panas
Vaccine Vial Monitor (VVM) dimana untuk vaksin dari Departeman Kesehatan RI
sudah ditempelkan pada semua kemasan vaksin kecuali BCG. Alat ini berupa gambar
lingkaran berwarna ungu dengan segi empat didalamnya yang berwarna putih pada
VVM A.
Dengan pengaruh panas akan berubah menjadi VVM B dimana segi empat sudah
berwarna ungu muda, VVM C dimana segi empat sudah berwarna ungu sama seperti
lingkaran diluarnya dan VVM D dimana segi empat sudah berwarna lebih ungu dari
pada lingkaran diluarnya. Vaksin dengan VVM C dan D pertanda sudah terpapar
panas dan tidak boleh digunakan lagi.
Vaksin DPT, TT, DT, HB dan DPT-HB akan rusak bila terpapar suhu beku. Masing-
masing vaksin tersebut memiliki titik beku tersediri, yaitu vaksin Hepatitis B beku
pada suhu -0,5 ºC, sedang vaksin DPT, DT Dan TT akan beku pada suhu -5 ºC.
Vaksin yang tidak rusak oleh paparan suhu beku adalah Polio, Campak dan BCG.
Untuk memantau suhu beku dapat dilakukan dengan menggunakan Freeze Watch dan
Freeze tag yaitu alat yang sensitif terhadap suhu beku dimana bila alat ini terpapar
suhu dibawah -0 ºC akan terlihat pada monitor berupa warna biru untuk Freeze Watch
atau tanda silang untuk Freeze tag.
Ditingkat puskesmas semua vaksin disimpan pada suhu +2 s/d +8 ºC sedang freezer
yang ada hanya diperuntukkan bagi pembuatan cold pack (es batu).Untuk
pendistribusian vaksin ke lapangan seperti posyandu sebaiknya menggunakan air
dingin (cool pack) dan bila situasinya mengharuskan menggunakan cold pack, karena
tempat yang panas atau jauh, sebaiknya vaksin diatur berdasarkan sensitifitasnya
terhadap suhu dan diberi pelapis untuk jenis vaksin yang berbeda.
Untuk menjaga kestabilan organisme yang hidup di dalam vaksin, temperatur tempat
penyimpanan vaksin perlu dijaga. Masalahnya, untuk negara sedang berkembang dan
miskin seperti di Afrika dan juga pelosok Indonesia, yang penyediaan listriknya
kurang memadai, kestabilan vaksin kurang bisa dipertanggungjawabkan.
Para ilmuwan dari Universitas Oxford, Inggris, baru-baru ini memublikasikan cara
penyimpanan vaksin agar tetap hidup tanpa harus disimpan di lemari es. Hasil riset ini
diharapkan bisa meningkatkan luas cakupan imunisasi di daerah terpencil.
Para peneliti menggabungkan vaksin dengan dua tipe gula sebelum perlahan-lahan
dikeringkan dalam kertas filter. Hal ini akan mengawetkan vaksin sehingga bila
sewaktu-waktu dibutuhkan dapat langsung diaktifkan. Gula yang dipakai adalah jenis
sukrosa dan trehalose yang biasa digunakan dalam bahan pengawet.
Bila kita bisa mengubah standar penyimpanan vaksin menjadi cara ini, berarti kita
bisa menghemat biaya pengiriman karena vaksin bisa tahan dalam suhu ruangan.
Jumlah anak yang bisa mendapat imunisasi pun lebih banyak. Teknologinya
sederhana dan murah,” kata Profesor Adrian Hill, ketua peneliti.
Dia menambahkan, hasil riset yang dilakukan timnya cukup meyakinkan karena ia
menggunakan virus hidup. “Karena kami menggunakan vaksin yang butuh perhatian
ekstra, maka metode ini seharusnya juga bisa dipakai untuk vaksin yang mengandung
protein mati,” katanya.
Khusus untuk kegiatan keterpaduan ini, menggunakan laporan seperti contoh format
terlampir. Hasil cakupan imunisasi dan vitamin A selanjutnya direkap di Puskesmas
dan dilaporkan melalui SP2TP.
A. Pengertian
Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang secara
kuantitatif dapat diukur. Seangkan perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh
yang dapat dicapai melalui tumbuh, kematangan dan belajar.
Pertumbuhan dan perkembangan berjalan menurut norma-norma tertentu. Walaupun demikian
seorang anak dalam banyak hal tergantung kepada orang dewasa, misalnya mengkunsumsi makanan,
perawatan, bimbingan, perasaana aman, pencegahan penyakit dan sebaginya. Oleh karena itu semua
orang-orang yang mendapat tugas mengawasi anak harus mengerti persoalan anak yang sedang
tumbuh dan berkembang.
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, diantaranya adlah faktor
lingkungan. Bila lingkungan karena suatu hal menjadi buruk, maka keadaan tersebut hendaknya
diubah (dimodifikasi) sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berjalan dengan sebaik-
baiknya.
B. Mengapa Tumbuh Kembang Anak Harus Dipelajari?.
1. Sebagai alat ukur dalam asuhan keperawatan
2. diperlukan untuk mengetahui yang normal dalam rangka mendeteksi defiasi dari normal
3. memepelajari tumbuh krmbang memberikan guide line untuk menilai rata-rata atau perubahan fisik,
intelektual, soaial dan emosional yang normal
4. mengetuhi perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional merupakan penuntun bagi perawat
dalam mengkaji tingkat fungsional anak dan penyesuaiannya terhadap penyakit dan dirawat di rumah
sakit.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
Proses pertumbuhan dan perkembangan anak, tidak selamanya berjalan sesuai yang diharapkan. Hal
ini disebabkan karena banyak faktor yang mempengaruhinya, baik faktor yang dapat
diubah/dimodifikasi yaitu faktor keturunan, maupun faktor yang tidak dapat diubah/dimodifikasi yaitu
faktor lingkungan. Apabila ada faktor lingkungan yang menyebabkan gangguan terhadap proses
tumbuh kembang anak, maka faktor tersebut perlu diubah (dimodifikasi).
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut adalah
sebagai berikut:
faktor keturunan (herediter)
a. seks
kecepatan pertumbuhan dan perkembangan pada seorang anak wanita berbeda dengan anak laki-laki
b. ras
anak keturunan bangsa Eropa lebih tinggi dan besar dibandingkan dengan anak keturunan bangsa
Asia.
faktor lingkungan
a. lingkungan eksternal
1. kebudayaan
kebudayaan suatu daerah akan mempengaruhi kepercayaan adat kebiasaan dan tingkah laku dalam
merawat dan mendidik anak.
2. status sosial ekonomi keluarga
keadaan sosial ekonomi keluarga dapat mempengaruhi pola asuhan terhadap anak. Misalnya orang tua
yang mempunyai pendidikan cukup mudah menerima dan menerapkan ide-ide utuk pemberian asuhan
terhadap anak
3. nutrisi
untuk tumbuh kembang, anak memerlukan nutrisi yang adekuat yang didapat dari makan yang bergizi.
Kekurangan nutrisi dapat diakibatkan karena pemasukan nutrisi yang kurang baik kualitas maupun
kuantitas, aktivitas fisik yang terlalu aktif, penyakit-penyakit fisik yang menyebabkan nafsu makan
berkurang, gangguan absorpsi usus serata keadaan emosi yang menyebabkan berkurangnya nafsu
makan.
4. penyimpangan dari keadaan normal
disebabkan karena adanya penyakit atau kecelakaan yang dapat menggangu proses pertumbuhan dan
perkembangan anak.
5. olahraga
olahraga dapat meningkatkan sirkulasi, aktivitas fisiologi, dan menstimulasi terhadap perkembangan
otot-otot.
6. urutan anak dalam keluarganya
kelahiran anak pertama menjadi pusat perhatian keluarga, sehingga semua kebutuhan terpenuhi baik
fisik, ekonomi, maupun sosial.
b. lingkungan internal
1. intelegensi
pada umumnya anak yang mempunyai intelegensi tinggi, perkembangannya akan lebih baik jika
dibandingkan dengan yang mempunyai intelegensi kurang.
2. hormon
ada tiga hormon yang mempengaruhi pertumbuhan anak yaitu:
somatotropin, hormon yang mempengaruhi jumlah sel untuk merangsang sel otak pada masa
pertumbuhan, berkuragnya hormon ini dapat menyebabkan gigantisme; hormon tiroid, mempengaruhi
pertumbuhan, kurangnya hormon ini apat menyebabkan kreatinisme; hormon gonadotropin,
merangsang testosteron dan merangsang perkembangan seks laki-laki dan memproduksi spermatozoa.
Sedangkan estrogen merangsang perkembangan seks sekunder wanitadan produksi sel
telur.kekurangan hormon gonadotropin ini dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan seks.
3. emosi
hubungan yang hangat dengan ornag lain seperti ayah, ibu, saudara, teman sebaya serta guru akan
memberi pengaruh pada perkembangan emosi, sosial dan intelektual anak. Pada saat anakberinteraksi
dengan keluarga maka kan mempengaruhi interaksi anak di luar rumah. Apabila kebutuhan emosi anak
tidak dapat terpenuhi
3. Pelayanan Kesehatan Yang ada di sekitar Lingkungan
Dengan adanya pelayanan kesehatan disekitar lingkungan anak dapat mempengaruhi tunbuh kembang
anak, karena dengan anak diharapkan dapat terkontrol perkembangannya dan jika ada masalah dapat
segera diketahui sedini mungkin serta dapat dipecahkan / dicari jalan keluarnya dengan cepat.
D. Pola Pertumbuhan dan Perkembangan
Pola pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara terus menerus. Pola ini dapat merupakan dasar
bagi semua kehidupan manusia, petunjuk urutan dan langkah dalam perkembangan anak ini sudah
ditetapkan tetapi setiap orang mempunyai keunikan secara individu.
Pertumbuhan fisik dapat dilihat secara lebih nyata, namun sebenarnya disertai pula dengan
pertumbuhan psikososial anak dan diikuti dengan hal-hal dibawah ini:
1. directional trends
pertumbuhan dan perkembangan berjalan secara teratur, berhubungan dengan petunjuk atau gradien
atau reflek dari perkembangan fisik dan maturasi dari fungsi neuromuscular. Prinsip-prinsip ini meliputi:
a. cephalocandal atau Head to tail direction (dari arah kepala ke kaki)
misalnya: mengangkat kepala, duduk kemudian mengangkat dada dan menggerakkan ekstremitas
bagian bawah.
b. proximadistal atau near to far direction
(menggerakkan anggota gerak yang paling dekat dengan pusat dan pada anggota gerak yang lebih
jauh dari pusat
misalnya: bahu dulu baru jari-jari
c. mass to specific atau simple to complex
(menggerakkan daerah yang lebih sederhana dulu baru kemudian yang lebih komplex)
misalnya: mengangkat nahu dulu baru kemudian menggerakkan jari – jari yang lebih sulit atau
melambaikan tangan baru bisa memainkan jari.
2. sequential trends
semua dimensi tumbuh kembang dapat diketahui maka sequence dari tumbuh kembang tersebut dapat
diprediksi, dimana hal ini berjalan secara teratur dan kontinyu. Semua anak yang normal melalui setiap
tahap ini. Setiap fase dipengaruhi oleh fase sebelumnya.
Misal: tengkurap – merangkak – berdiri – berjalan.
3. masa sensitif
pada waktu-waktu yang terbatas selama proses tumbuh kembang dimana anak berinteraksi terutama
dengan lingkungan yang ada, kejadian yang spesifik.
Masa-masa tersebut adalah sebagai berikut:
a. masa kritis
yaitu masa yang apabila tidak dirangsang/berkembang maka hal ini tidak akan dapat digantikan pada
masa berikutnya.
b. masa sensitif
mengarah pada perkembangan dan mikroorganisme. Misalnya pada saat perkembangan otak, ibunya
menderita flu maka kemungkinan anak tersebut akan hydrocepallus/encepalitis.
c. masa optimal
yaitu suatu masa diberikan rangsangan optimal maka akan mencapai puncaknya. Misalnya: anak usia 3
tahun/saat perkembangan otak dirangsang dengan bacaan-bacaan/gizi yang tinggi, maka anak tersebut
dapat mencapai tahap perkembangan yang optimal. Perkembangan ini berjalan secara pasti dan tepat,
tetapi tidak sama untuk setiap anak. Misalnya:
· ada yang lebih dulu bicar baru jalan atau sebaliknya
· ada yang badannya lebih dulu berkembang kemudian subsistemnya dan sebaliknya
· dan sebagainya.
Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah bertambah besarnya ukuran sel, mereka membagi dan menyatu dengan protein,
bertambahnya ukuran dan berat badan secara keseluruhan atau sebagian ( Donna L. Wong, 1999)
Berat Tubuh
Usia 4 bulan : 2 x BBL
Usia 1 tahun : 3 x BBL
Usia 2 – 3 tahun bertambah 2,5 kg setiap tahunnya (Perkembangan Anak : Elizabeth Hurlock)
Usia 5 tahun : 5 x BBL
Usia remaja 40 – 45 kg
Antara usia 10 – 12 tahun mendekati tahap remaja periode lemak berlangsung selama 2 tahun tapi
tidak merata terutama wanita.
Gigi
Mulai erupsi usia 6 – 8 bulan
Usia 9 bulan baru 3 buah gigi
Usia 2 - 2,5 tahun : 20 gigi susu
Urutan Erupsi : gigi depan bawah
Usia 6 tahun : 1 – 2 gigi tetap
Usia 10 tahun : 14 – 16 gigi tetap
Usia 13 tahun 27 – 28 gigi tetap
Usia 17 – 25 tahun : bertambah 4 buah gigi bungsu
Makna gigi
Pengaruhnya terhadap emosi, usia 1 – 3 tahun secar emosional terganggu
Gangguan terhadap keseimbangan tubuh, akibat rasa nyeri dan tidak nyaman
Isyarat kedewasaan, munculnya gigi tetap pertanda masa kanak berganti menuju tahap dewasa
Penampilan : mencabut gigi susu yang goyang lebih cepat kan membuat gigi baru tonggos
Pengucapan kata- kata
Perkembangan susunan saraf
Masa kandungan – 4 tahun sangat pesat (jumlah dan ukuran), setelah itu pengembangan sel saraf
dalam fungsi.
Perubahan pada masa remaja
Periode pubertas : usia kedewasaan berlangsung 3 – 4 tahun
Gadis berusi 12 – 14 tahun
Laki-laki berusia 13 – 15 tahun
Ada perubahan hormonal (gonadotropin dan pertumbuhan) dan organ reproduksi
Perubahan tubuh masa pubertas
1. Ukuran tubuh, pertumbuhan cepat 2 tahun sebelum kematangan organ reproduksi, penambahan
tinggi 10 – 15 cm dan berat 5 – 10 kg , wanita mencapai tubuh dewasa usia 18 tahun sementara pria
usia 19 – 20 tahun
2. Perubahan proporsi tubuh.
Ada yang proporsional ada yang tidak
3. Ciri kelamin utama dan sekunder
Prilaku masa puber : cenderung sulit diduga dan agak melawan norma (tahap negatif), mudah
tersinggung, tidak dapat diikuti jalan fikirannya, sangat kritis, ingin mandiri, cenderung menyendiri.
Perasaan tidak nyaman, sangat memperhatikan pandangan orang lain sehingga berpengaruh terhadap
jangka panjangnya dalam sikap, prilaku sosial, minat dan kepribadian.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dari kemajuan yang sederhana ke keterampilan yang lebih kompleks melalui proses belajar
Prinsip – prinsip pertumbuhan dan perkembangan :
1. Tumbang manusia akna berjalan sesuai dengan yang diprediksikan, berkelanjutan dan berurutan.
2. Tumbang neuromuskular mengikuti / sesuai dengan pola cephalo-caudal atau proximodistal
3. Setiap perkembangan terkini adalah diyakini sebagai tanda telah selesainya tugas perkembangan
yang sebelumnya, dan sebagai dasar untuk mengembangankan keahlian baru.
4. Tumbang mungkin untuk sementara akan gagal atau menurun selama periode kritis
5. Pola tumbang setiap individu berbeda tergantung genetik. Lingkungan yang mempengaruhi selama
masa kritis
TEORI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN :
Teori perkembangan ini dikemukakan oleh Sigmund Freud. Beliau mengemukakan bahwa :
Di dalam jiwa individu terdapat tiga komponen yaitu :
Id : nangis, minta minum,makan, dll.
Ego : lebih rasional, tetapi masa bodoh terhadap lingkungan.
Super Ego : lebih memikirkan lingkungan.
Perkembangan berhubungan dengan bagian-bagian fungsi tubuh dan dipandang sebagai aktifitas yang
menyenangkan.
Insting seksual memainkan peranan penting dalam perkemabngan kepribadian.
Menurut Freud perkembangan manusia terjadi dalam beberapa fase dimana setiap fasenya mempunyai
waktu dan ciri-ciri tertentu dan fase ini berjalan secara kontinyu.
Reflek primitif adalah aksi reflek yang berasal dari dalam pusat sistem saraf yang ditunjukkan
oleh bayi baru lahir normal namun secara neurologis tidak lengkap seperti pada orang dewasa
dalam menanggapi rangsang tertentu. Reflek ini tidak menetap hingga dewasa, namun lama-
kelamaan akan menghilang karena dihambat oleh lobus frontal sesuai dengan tahap
perkembangan anak normal. Reflek primitif ini sering juga disebut infantile atau reflek bayi baru
lahir.
Anak-anak dan dewasa yang mengalami kelainan atau gangguan saraf (sebagai contoh,
penderita cerebral palsy) akan tetap mempunyai reflek primitif ini dan akan timbul kembali
hingga masa dewasa mengacu pada keadaan saraf tertentu termasuk demensia, lesi trauma
dan stroke. Seseorang dengan gangguan cerebral palsy dan keterbatasan mental kecerdasan
dapat belajar untuk lebih menekan reflek ini agar tidak muncul pada kondisi tertentu seperti
selama memulai reaksi yang ekstrim. Reflek dapat dibatasi pada area tubuh tertentu saja yang
dipengaruhi oleh gangguan saraf seperti reflek Babinsky pada kaki untuk penderita cerebral
palsy. Atau juga dapat terjadi pada orang normal dengan hemiplegia, reflek dapat dilihat pada
Reflek primitif juga diperiksa pada seseorang yang diduga mengalami luka di otaknya untuk
menguji fungsi dari lobus frontal. Jika tidak ada penekanan secara tepat maka terjadi tanda-
tanda penurunan fungsi tulang depan kepala (frontal). Selain itu gangguan reflek primitif juga
proses menyusui nantinya. Bayi hanya akan menunjukkan reflek ini pada saat kelaparan dan
disentuh sekitar bibirnya oleh orang lain, tapi bukan termasuk bayi itu sendiri. Ada beberapa
reflek yang kemungkinan akan membantu bayi bertahan selama masa adaptasi lingkungan
kehidupan barunya seperi reflek moro. Reflek yang lain seperti reflek menelan dan
memegang sesuatu akan membantu menjalin interaksi positif antara orang tua dan bayi baru
lahir. Reflek tersebut dapat memacu orang tua untuk memberikan respon dengan penuh cinta
dan kasih sayang serta lebih memotivasi ibu untuk menyusui. Reflek primitif ini juga membantu
orang tua merasa nyaman dengan bayinya karena reflek primitif tersebut akan mendorong bayi
untuk mengontrol dirinya serta menerima dan menanggapi stimulasi atau rangsangan dari
orang tuanya. (Berk, Laura E.. Child Development. 8th. USA: Pearson, 2009.)
1. Reflek Ketuk Glabella : Reflek ini diperiksa dengan mengetuk secara berulang pada dahi.
Ketukan akan diterjemahkan sebagai sinyal yang diterima oleh saraf sensori aferen yang akan
dipindahkan oleh nervus trigeminal dan sinyal saraf eferen akan kembali ke otot orbicularis oculi
melalui saraf facial yang akan menggerakkan reflek pada mata yaitu berkedip. Kedipan mata
akan mucul sebagai reaksi terhadap ketukan tersebut namun hanya timbul sekali yaitu pada
ketukan pertama. Jika kedipan mata terus berlangsung pada ketukan-ketukan selanjutnya,
maka disebut tanda-tanda Myerson, yang merupakan gejala awal penyakit Parkinson, dan hal
2. Reflek Mata Boneka : Reflek ini diperiksa sebagai salah satu cara untuk menentukan mati
batang otak. Jika kepala diputar-putar (ditolehkan ke samping kanan dan kiri) maka bola mata
akan bergerak. Namun jika pada pemeriksaan ini bola mata tetap berhenti atau tidak bergerak
3. Reflek Rooting : Reflek ini ditunjukkan pada saat kelahiran dan akan membantu proses
menyusui. Reflek ini akan mulai terhambat pada usia sekitar empat bulan dan berangsur-angsur
akan terbawa di bawah sadar. Seorang bayi baru lahir akan menggerakkan kepalanya menuju
sesuatu yang menyentuh pipi atau mulutnya, dan mencari obyek tersebut dengan
Setelah merespon rangsang ini (jika menyusui, kira-kira selama tiga minggu setelah kelahiran)
bayi akan langsung menggerakkan kepalanya lebih cepat dan tepat untuk menemukan obyek
4. Reflek Sucking : Reflek ini secara umum ada pada semua jenis mamalia dan dimulai sejak
lahir. Reflek ini berhubungan dengan rreflek rooting dan menyusui, dan menyebabkan bayi
untuk secara langsung mengisap apapun yang disentuhkan di mulutnya. Ada dua tahapan dari
Tahap expression : dilakukan pada saat puting susu diletakkan diantara bibir bayi dan
puting dengan menggunakan lidah dan langit-langitnya untuk mengeluarkan air susunya.
Tahap milking : saat lidah bergerak dari areola menuju puting, mendorong air susu dari
5. Reflek tonick neck dan asymmetric tonick neck ini disebut juga posisi menengadah, muncul
pada usia satu bulan dan akan menghilang pada sekitar usia lima bulan. Saat kepala bayi
digerakkan ke samping, lengan pada sisi tersebut akan lurus dan lengan yang berlawanan akan
menekuk (kadang-kadang pergerakan akan sangat halus atau lemah). Jika bayi baru lahir tidak
mampu untuk melakukan posisi ini atau jika reflek ini terus menetap hingga lewat usia 6 bulan,
bayi dimungkinkan mengalami gangguan pada neuron motorik atas. Berdasarkan penelitian,
reflek tonick neck merupakan suatu tanda awal koordinasi mata dan kepala bayi yang akan
6. Reflek Palmar Grasping : Reflek ini muncul pada saat kelahiran dan akan menetap hingga
usia 5 sampai 6 bulan. Saat sebuah benda diletakkan di tangan bayi dan menyentuh telapak
tangannya, maka jari-jari tangan akan menutup dan menggenggam benda tersebut.
Genggaman yang ditimbulkan sangat kuat namun tidak dapat diperkirakan, walaupun juga
dimungkinkan akan mendorong berat badan bayi, bayi mungkin juga akan menggenggam tiba-
tiba dan tanpa rangsangan. Genggaman bayi dapat dikurangi kekuatannya dengan menggosok
7. Reflek Plantar : Reflek ini juga disebut reflek plantar grasp, muncul sejak lahir dan
berlangsung hingga sekitar satu tahun kelahiran. Reflek plantar ini dapat diperiksa dengan
menggosokkan sesuatu di telapan kakinya, maka jari-jari kakinya akan melekuk secara erat.
8. Reflek Babinsky : Reflek babinsky muncul sejak lahir dan berlangsung hingga kira-kira satu
tahun. Reflek ini ditunjukkan pada saat bagian samping telapak kaki digosok, dan menyebabkan
jari-jari kaki menyebar dan jempol kaki ekstensi. Reflek disebabkan oleh kurangnya myelinasi
traktus corticospinal pada bayi. Reflek babinsky juga merupakan tanda abnormalitas saraf
9. Reflek Galant : Reflek ini juga dikenal sebagai reflek Galant’s infantile, ditemukan oleh
seorang neurolog dari Rusia, Johann Susman Galant. Reflek ini muncul sejak lahir dan
berlangsung sampai pada usia empat hingga enam bulan. Pada saat kulit di sepanjang sisi
punggung bayi diigosok, maka bayi akan berayun menuju sisi yang digosok. Jika reflek ini
ia akan mulai mengayuh dan menendang seperti gerakan berenang. Reflek ini akan menghilang
pada usia empat sampai enam bulan. Reflek ini berfungsi untuk membantu bayi bertahan jika ia
tenggelam. Meskipun bayi akan mulai mengayuh dan menendang seperti berenang, namun
meletakkan bayi di air sangat berisiko. Bayi akan menelan banyak air pada saat itu. Disarankan
11. Reflek Moro : Reflek ini ditemukan oleh seorang pediatri bernama Ernst Moro. Reflek ini
muncul sejak lahir, paling kuat pada usia satu bulan dan akan mulai mengjilang pada usia dua
bulan. Reflek ini terjadi jika kepala bayi tiba-tiba terangkat, suhu tubuh bayi berubah secara
drastis atau pada saat bayi dikagetkan oleh suara yang keras. Kaki dan tangan akan melakukan
gerakan ekstensi dan lengan akan tersentak ke atas dengan telapak tangan ke atas dan ibu
jarinya bergerak fleksi. Siingkatnya, kedua lengan akan terangkat dan tangan seperti ingin
mencengkeram atau memeluk tubuh dan bayi menangis sangat keras. Reflek ini normalnya
akan menghilang pada usia tiga sampai empat bulan, meskipun terkadang akan menetap
hingga usia enam bulan. Tidak adanya reflek ini pada kedua sisi tubuh atau bilateral (kanan dan
kiri) menandakan adanya kerusakan pada sistem saraf pusat bayi, sementara tidak adanya
reflek moro unilateral (pada satu sisi saja) dapat menandakan adanya trauma persalinan seperti
fraktur klavikula atau perlukaan pada pleksus brakhialis. Erb’s palsy atau beberapa jenis
paralysis kadang juga timbul pada beberapa kasus. Sebuah cara untuk memeriksa keadaan
reflek adalah dengan melatakkan bayi secara horizontal dan meluruskan punggungnya dan
biarkan kepala bayi turun secara pelan-pelan atau kagetkan bayi dengan suara yang keras dan
tiba-tiba. Reflek moro ini akan membantu bayi untuk memeluk ibunya saat ibu menggendong
bayinya sepanjang hari. Jika bayi kehilangan keseimbangan, reflek ini akan menyebabkan bayi
12. Reflek Walking / Stepping : Reflek ini muncul sejak lahir, walaupun bayi tidak dapat
menahan berat tubuhnya, namun saat tumit kakinya disentuhkan pada suatu permukaan yang
rata, bayi akan terdorong untuk berjalan dengan menempatkan satu kakinya di depan kaki yang
lain. Reflek ini akan menghilang sebagai sebuah respon otomatis dan muncul kembali sebagai
kebiasaan secara sadar pada sekitar usia delapan bulan hingga satu tahun untuk persiapan
kemampuan berjalan.