You are on page 1of 25

BAB I PENDAHULUAN

1.1.METABOLISME Metabolisme merupakan aktivitas hidup yang selalu terjadi pada setiap sel hidup, pada metabolisme sel bahan dan energi diperoleh dari lingkungan sel yang berupa cairan. Cairan yang mengelilingi sel disebut cairan ekstra sel.cairan ini terdiri dari ion dan gas berikut: 1. Gas (terutama O2 dn CO2) 2. Ion aorganik (terutama Na+, Cl-, K, Ca2+, HCO3, PO4) 3. Zat organik (makanan dan vitamin) 4. Hormon Mekanisme pertukaran zat dalam sel dengan cairan eksternal melalui lima cara, yaitu difusi, osmosis, transpor aktif, endositosis, dan eksositosis. Bahan yang terdapat dalam cairan sel dapat digunakan sebagai bahan baku gula, asam lemak, gliserol, dan asam amino yang kemudian disusun menjadi makromolekul sel seperti polisakarida, lipid, dan protein asam nukleat. Metabolisme dapat digolongkan menjadi dua, yaitu anabolisme dan katabolisme. 1.2.RESPIRASI SEL Di dalam setiap sel hidup terjadi proses metabolisme. Salah satu proses tersebut adalah katabolisme. Katabolisme disebut pula disimilasi, karena dalam proses ini energi yang tersimpan ditimbulkan kembali atau dibongkar untuk menyelenggarakan proses-proses kehidupan. Respirasi sel berlangsung di dalam mitokondria melalui proses glikolisis, yaitu proses penubahan atom C6 menjadi C3. Dilanjutkan proses dekarboksilasi oksidatif yang menubah senyawa C3 menjadi senyawa C2 dan C1 (CO2). Kemudian daur krebs mengubah senyawa C2 menjadi senyawa C1 (CO2-).

Pada setiap tingkatan ini dihasilkan energi berupa ATP dan hidrogen. Hidrogen yang berenergi bergabung dengan akseptor hidrogen untuk dibawa ke transfer elektron ; energinya dilepaskan dan hidrogen diterima oleh O2 menjadi H2O. Di dalam proses respirasi dihasilkan senyawa antara CO2 yang merupakan bahan dasar proses anabolisme. Di dalam respirasi sel bahan dasarnya adalah gula heksosa. Pembakaran tersebut memerlukan oksigen bebas, sehingga reaksi keseluruhan dapat ditulis sebagai berikut. C6H12O6 + 6CO2 6CO2 + 6H2O + 675 kal

Dalam respirasi aerob, gula heksosa mengalami pembongkaran dengan proses yang sangat panjang. Pertama kali glukosa sebagai bahan dasar mengalami fosforilasi, yaitu proses penambahan fosfat kepada molekul-molekul glukosa hingga menjadi fruktosa-1,6-difosfat. Pada fosforilasi, ATP dan ADP memegang peranan penting sebagai pengisi fosfat. Adapun pengubahan fruktosa-1,6-difosfat hingga akhirnya menjadi CO2 dan H2O dapat dibagi menjadi empat tahap, yaitu glikolisis, reaksi antara (dekarboksilasi oksidatif), siklus krebs, dan transfer elektron. 1. Glikolisis Glikolisis adalah reaksi pengubahan molekul glukosa menjadi asam piruvat dengan menghasilkan NADH dan ATP. Sifat-sifat glikolisis adalah: a. dapat berlangsung secara aerob maupun anaerob. b. dalam glikolisis terdapat reaksi enzimatis dan ATP serta ADP. c. ATP dan ADP berperan dalam pemindahan fosfat dari molekul satu ke molekul lainnya.

Glukosa sebagai substrat dalam respirasi aerob (maupun anaerob) dieroleh dari hasil fotosintesis. Diawali dengan penambahan satu fosfat oleh ATPO terhadap glukosa, sehingga terbentuk glukosa-6 fosfat dan ATP menyusut menjadi ADP. Peristiwa ini disebut fosforilasi yang berlangsung dengan bantuan enzim heksokinase dan ion Mg2+.

Hasil akhir dari fosforilasi berupa fruktosa-1,6-difosfat yang memiliki 6 buah atom C diubah menjadi 3-difosfogliseraldehida (dengan tiga buah atom C) dan dihidroksi aseton fosfat. Pembongkaran ini dibantu enzim aldolase. Dihidroksi aseton fosfat kemudian menjadi 3-fosfogliseraldehida juga dengan bantuan enzim fosfitriosaisomerase. Selanjutnya fosfogliserida bersenyawa dengan suatu asam fosfat (H3PO4) dan berubah menjadi 1,3 difosfogliseraldehida. 1,3 difosfogliseraldehida berubah menjadi asam 1,3-difosfogliserat dengan bantuan enzim dehidrogenase. Peristiwa ini terjadi karena adanya penambahan H2. Dengan bantuan enzim transfosforilase fosfogliserat serta ion ion Mg2+ , asam 1,3 difosfogliserat kehilangan satu fosfat sehingga berubah menjadi asam 3fosfogliserat yang kemudian berubah menjadi asam 2-fosfogliserat karena pengaruh enzim fosfogliseromutase. Dengan pertolongan enzim enolase dan ion-ion Mg2+, maka asam 2fosfogliserat melepaskan H2O dan menjadi asam 2-fosfoenolpiruvat. Perubahan terakhir dalam glikolisis adalah pelepasan satu fosfat dari asam 2-fosfoenolpiruvat menjadi asam piruvat. Enzim transfosforilase fosfopiruvat dan ion-ion Mg2+ membantu proses ini sedang ADP meningkat menjadi ATP. 2. Dekarboksilasi Oksidatif Setelah proses glikolisis tejadi reaksi antara (dekarboksilasi oksidatif), yaitu pengubahan asam piruvat menjadi 2 asetil koA sambil mengahsilkan CO2 dan 2 NADH2. Perubahan asam piruvat menjadi 2 asetil koA merupakan persimpangan jalan untuk menuju berbagai biosintesis yang lain . aesetil koA yang terbentuk kemudian memasuki siklus Krebs.

3. Siklus Krebs (siklus asam sitrat) Pada siklus Krebs ini (terjadi di dalam mitokondria) asetil koA diubah menjadi koA. Asetil ko A bergabung dengan asam oksaloasetat membentuk asam

sitrat. koA dilepaskan sehingga memungkinkan untuk mengambil fragmen 2 C lain dari asam piruvat. Pembentukan asam sitrat terjadi di awal siklus Krebs, sememntara itu sisa dua C dari glukosa dilepaskan sebagai CO2. selama terjadi pembentukanpembentukan, energi yang dibutuhkan dilepaskan untuk memnggabungkan fosfat dengan ADP membentuk ATP. Pada siklus krebs, pemecahan rantai karbon pada glukosa selesai. Jadi, sebagai hasil dari glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, dan siklus krebs adalah pemecahan satu molekul glukosa 6 karbon menjadi 6 molekul 1 karbon, selain itu juga dihasilkan 2 molekul ATP dari glukolisis dan 2 ATP lagi dari siklus krebs. Perlu diingat bahwa tiap-tiap proses melepaskan atom hidrogen yang ditranspor ke sistem transpor elektron oleh molekul pembawa.

4. sistem Transpor elektron Pada sistem transpor elektron terjadi pengepakan ebergi menjadi ATP. Reaksi ini terjadi di dalam membran dalam mitokondria, hidrogen dari siklus

krebs yang tergabung delam FADH2 dan NADH diubah menjadi elektron dan proton. Pada sistem ini, oksigen adalah reseptor elektron terakhir. Setelah menerima elektron, O2 akan bereaksi dengan H+ membentuk H2O. Pada sistem ini dihasilkan 34 ATP. Jadi total energi yang dihasilkan dari respirasi seluler adalah sebagai berikut: Glikolisis Reaksi antara Siklus Krebs 2NADH2 = 6 ATP 2NADH2 = 6 ATP 6NADH2 = 18 ATP 2 FADH2 = 4 ATP -----------------------34 ATP -------4 ATP 2 ATP 2 ATP

5. Respirasi aerob dan anaerob Respirasi aerob adalah suatu pernapasan yang membutuhkan oksigen dari udara. Respirasi anaerob dapat pula disebut fermentasi atau respirasi intramolekul. Tujuan fermentasi sama dengan respirasi aerob, yaitu mendapatkan energi. Hanya saja energi yang dihasilkan jauh lebih sedikit dari respirasi aerob. Respirasi aerob: C6H12O6 Respirasi anaerob: C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 + 21 kal + 2 ATP 6CO2 + 6 H2O + 675 kal + 38 ATP

Pada respirasi aerob maupun anaerob, asam piruvat hasil glikolisis merupakan substrat. a) asam piruvat dalam respirasi anaerob

Pengubahan asam piruvat menjadi etanol: Karboksilase piruvat CH3-CO-COOH CH3-CHO + CO2(asam piruvat) (asetaldehida) Alkohol dehidrogenase + NADH2 CH3-CH2-OH + NAD + energi (etanol) Pengubahan asam piruvat menjadi asam susu ( asam laktat) CH3-CO-COOH + NADH2 (asam piruvat) CH3-CHOHCOOH + NAD + energi (asam laktat)

b) asam piruvat dalam respirasi aerob pembongkaran sempurna terjadi pada oksidasi asam piruvatdalam respirasi aerob. Dari proses ini dihasilkan CO2 dan H2O serta energi yang lebih banyak, yaitu 38 ATP.

Energi anerobik versus energi aerobik Energi anaerobik berati energi yang dapat dihasilkan dari makanan tanpa disertai pemakaian oksigen; energi aerobik berarti energi yang dapat dihasilkan dari makanan hanya dengan metabolisme oksidatif. Karbohidart, leak, dan protein semuanya dapat dioksidasi untuk meneyebabkan sintesis ATP. Akan tetapi karbohidar merupakan satu-satunya amakan bermakna yang dapat dipakai untuk menghasilkan energi tanpa pemakaian oksigen; pelepasan energi ini tejadi selama pemecahan glikolitik glukosa atau glikogen membentuk asam piruvat. Untuk tiap mol yang dirubah menjadi asam piruvat, terbentuk 2 mol ATP. Penyebab perbedaan ini adalah bahwa glukosa bebas yang memasuki sel harus difosforilasi dengan menggunakan 1 mol ATP sebelum glukosa tersebut mulai dipecahkan; hal ini tidak berlaku bagi glukosa yang berasal dari glikogen, sebab glukosa tersebut

berasal dari glikogen yang sudah berada dalam keadaan fosforilasi tanpa penambahan pemakaian ATP. Dengan demikian sumber yang paling baik dalam keadaan anaerobik adalah glikogen ynag disimpan sel.

Penggunaan energi anerobik selama kerja berat yang tiba-tiba terutama didapat dari glikolisis. Otot rangka dapat melakkan kerja yang sangat kuat selama beberap detik tetapi kurang mampu melakukan kerja yang lama. Sebagian besar energi ekstra yang dibutuhkan selama kerja yang kuat tidak didapatkan dari proses oksidatif biasa karena proses tersebut terlalu lambat untuk memberikan respons. Sebaliknya, energi ekstra berasal dari sumber anaerobik: (1) ATP yang telah tersedia di dalam sel otot, (2) fosfokreatin di dalam sel, (3) energi anaerobik yang dilepaskan oleh pemecahan glikolitik dari glikogen menjadi asam laktat. Jumlah ATP maksimum dalam otot hanya kira-kira 5 mmol/L cairan intrasel, dan jumlah ini dapat mempertahankan kontraksi otot maksimum selama tidak lebih dari satu detik. Jumlah fosfokraetin di dalam sel adalah tiga sampai delapan kali jumlah ATP ini, tetapi bahkan dengan menggunakan semua foafokreatin, kontraksi maksimum masih dapat dipertahankan hanya selama 5 sampai 10 detik.

Pelepasan energi oleh glikolisis dapat terjadi lebih cepat daripada pelepasan energi oksidatif. Akibatnya, sebagian energi ekstra yang dibutuhkan selama kerja yang hebat selama lebih dari 5 sampai 10 detik etrtapi kurang dari 1 sampai 2 menit didapatkan dari glikolisis anaerob. Akibatnya kandungan glikogen otot selama kerja yang hebat akan berkurang, sedangkan konsentrasi asam laktat dalam darah meningkat. Setelah kerja selesai, metabolisme oksidatif dipakai untuk mengubah kembali kira-kira 4/5 asam laktat menjadi glukosa, sedangkan sisanya menjadi asam piruvat dan dipecah serta dioksidasi dalam siklus asam sitrat. Pengubahan kembali menjadi glukosa teutama tejadi di sel hati, dan glukosa kemudian ditranspor ke dalam darah kembali ke otot, tempat glukosa tersebut disimpan sekali lagi dalam bentuk glikogen. Aliran Darah Otot Rangka dan pengaturannya selama kerja fisik a) Kecepatan aliran darah yang melalui otot Selama istirahat, rata-rata aliran darah yang melalui otot rangka antara 3 sampai 4 ml/menit/100 gram otot. Aliran darah meningkat dan menurun setiap kali otot berkontraksi. Pada akhir kontraksi, aliran darah tetap tinggi selama beberapa detik tapi kemudian kembali normal setelah beberapa menit berikutnya. Penyebab berkurangnya aliran darah selama fase kontraksi otot saat kerja fisik adalah tertekannya pembuluh darah oleh otot yang berkontraksi. Selama kontraksi tetanik yang kuat, yang menyebabkan penekanan menetap pada pembulu darah, aliran darah dapat hampir berhenti, tetapi hal ini juga menyebabkan melemahnya kontraksi dengan cepat. Selama istirahat, aliran darah di beberapa kapiler otot hanya sedikit atau tidak ada sama sekali. Namun selama kerja fisik yang berat, seluruh kapiler terbuka. Terbukanya kapiler yang dorman ini mengurangi jarak difusi oksigen dan zat makanan lainnya dari kapiler ke serabut-serabut otot yang berkontraksi dan kadang-kadang menyebabkan perluasan daerah permukaan kapiler, tempat oksigen dan zat makanan berdifusi dai darah, sebesar dua samapai tiga kali lipat. b) Pengaturan aliran darah yang melewati otot rangka

Peningkatan hebat aliran darah di otot yang terjadi selama aktivitas otot rangka terutama disebabkan oleh pengaruh kimiawi yang bekerja secara langsung pada arteriol otot untuk menyebabkan dilatasi. Salah satu faktor kimia yang paling penting adalah berkurangnya oksigen di jaringan otot. Jadi, selama aktivitasnya, otot menggunakan oksigen dengan cepat sehingga menurunkan konsentrasi oksigen dalam cairan jaringan. Hal ini selanjutnya menyebabkan vasodilatasi arteriol lokal karena dinding arteriol tidak dapat mempertahankan konsentrasinya pada keadaan tidak ada oksigen dan karena kekurangan oksigen menyebabkan pelepasan berbagai zat vasodilator. Zat vasodilator yang paling penting adalah adenosin, namun penelitian telah menunjukkan bahwa bahkan bila sejumlah besar adenosin diinfus secara langsung ke dalam arteri otot, tidak dapat menyebabkan dilatasi yang bertahan lama dalam otot rangka selama lebih dari sekitar 2 jam. Untungnya, bahkan sesudah pembuluh darah otot menjadi tidak peka lagi terhadap pengaruh vasodilator dari adenosin, faktor vasodilator lainnya tetap terus mempertahankan peningkatan aliran darah kapiler slelama kerja fisik masih berlangsung. Faktor-faktor ini adalah ion kalium, Adenosin Trifosfat (ATP), asam laktat, dan karbondioksida.

BAB II
10

ISI
PRAKTIKUM FISIOLOGI KELELAHAN OTOT SYARAF PADA MANUSIA Tujuan. 1. Mengamati gambaran otot yang memperlihatkan kerja steady dan kerja dengan kelelahan 2. Mendemonstrasikan pengaruh gangguan peredaraan darah terhadap keja otototot jari Alat: Handgrip dynamometer Metronom Sfigmomanometer Sebelum melakukan praktikum,peserta harus menjawab pertanyaan berikut: 1. Sebutkan otot-otot (nama latin) yang berperan dalam gerak fleksi jari-jari tangan! Otot-otot yang berperan dalam gerak fleksi jari-jari tangan. a. m. flexor carpii radialis et ulnaris b. m. flexor digitorum superficialis et profundus c. m. flexor pollicis longus et brevis d. m. flexor digiti minimi brevis e. m. palmaris longus f. m. adductor pollicis g. m. adductor digiti minimi h. Mm. lumbricales I-IV i. Mm. interossei palmares I-III j. Mm. interossei dorsales I-IV

11

2. Dimana lokasi meraba A. Radialis? Lokasi meraba A. Radialis. Di lateral tendo musculi flexor carpii radialis

3. Terangkan dengan singkat mekanisme terjadinya kontraksi! Mekanisme timbul dan berakhirnya kontraksi otot. a. Suatu potensial aksi berjalan di sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujungnya pada serat otot. b. Pada setiap ujung, saraf menyekresi substansi neurotransmiter, yaitu asetilkolin, dalam jumlah sedikit.

12

c. Asetilkolin bekerja pada area setempat pada membran serat otot untuk membuka banyak saluran bergerbang asetilkolin melalui molekulmolekul protein dalam membran serat otot. d. Terbukanya saluran asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion Natrium untuk mengalir ke bagian dalam membran serat otot pada titik terminal saraf. Peristiwa ini akan menimbulkan suatu potensial aksi dalam serat otot. e. Potensial aksi akan berjalan di sepanjang membran serat otot, dan juga berjalan secara dalam di dalam serat otot, pada tempat di mana potensial aksi menyababkan retikulum sarkoplasma melepaskan sejumlah ion kalsium, yang telah disempan di dalam retikulum, ke dalam miofibril. f. Ion-ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filamen aktin dan miosin, yang menyebabkannya bergerak bersama-sama, dan menghasilkan proses kontraksi. g. Setelah kurang dari satu detik, ion kalsium dipompa kembali ke dalam retikulum sarkoplasma, tempat ion-ion ini disimpan sebagai potensial aksi otot yang baru datang lagi; pengeluaran ion kalsium dari miofibril akan menyebabkan kontraksi otot terhenti.

4. Sebutkan dan terangkan dengan singkat 3 mekanisme pembentukan ATP! 3 Mekanisme pembentukan ATP. 1. Fosfokreatinin Kreatin + PO3 ATP Energi Untuk Kontraksi otot

2. Glikogen Asam laktat

ATP

ATP 3. Glukosa FA AA + O2 C02 + H2O + Ureum

5. Apa yang dimaksud dengan iskemik? Iskemik adalah defisiensi darah pada suatu bagian, akibat kontriksi fungsional atau obstruksi aktual pembuluh darah. 6. Apa yang terjadi bila jaringan mengalami iskemik? Mengapa demikian?

13

Bila jaringan mengalami iskemik, maka jaringan akan mengakami hipoksia karena suplai oksigen yang dibawa oleh darah tidak adekuat. Karena jaringan secara kontinu membutuhkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah, bila iskemik berlangsung dalam durasi lama, maka jaringan tersebut akan mengalami penurunan produksi ATP dan kerusakan mitokondria yang dapat mengakibatkan kematian sel (nekrosis). Metode A. KONDISI STEADY STATE / PEMULIHAN SEGERA PADA KERJA OTOT FREKUENSI RENDAH Cara kerja : 1. Naracoba meletakan lengan bawah di atas meja dengan siku fleksi, tangan memegang bola karet 2. Metronom dipasang dengan ketukan 60x /rmenit 3. Pada ketukan keempat tangan meremas bola karet. Perhatikan angka pada Dynamometer dan catat kemudian kembalikan angka Dynamometer ke angka 0. Lakukan meremas bola karet setiap ketukan ke 4 sebanyak 15x. 4. Catat setiap angka pada Dynamometer pada tabel dibawah ini. Kemudian buat grafiknya.

Hasil Percobaan : Nama Probandus Fahrizal Angka pada Dynamometer Kanan 0,6 0,5 0,5 0,6 0,6 0,5 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,8 0,8 0,9 0,85

Remasan ke1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Kiri 0,5 0,8 0,7 0,8 0,8 0,8 0,8 0,9 0,8 0,85 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9

14

1 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Tangan kanan Tangan kiri

Nama Probandus

Remasan ke1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Rahman

Angka pada Dynamometer Kanan 0,6 0,55 0,65 0,75 0,7 0,6 0,7 0,55 0,65 0,55 0,5 0,7 0,65 0,6 0,65

Kiri 0,85 0,75 0,95 0,85 0,9 0,85 0,7 0,7 0,9 0,8 0,8 0,9 0,75 0,9 0,8

1 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Tangan kanan Tangan kiri

Nama Probandus

Remasan ke-

Angka pada Dynamometer Kanan Kiri

15

Ibrahim

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

0,55 0,5 0,55 0,55 0,5 0,55 0,5 0,5 0,5 0,7 0,6 0,7 0,6 0,8 0,8

0,5 0,5 0,6 0,5 0,45 0,45 0,5 0,45 0,45 0,6 0,5 0,5 0,45 0,45 0,45

1 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Tangan kanan Tangan kiri

Nama

Remasan ke1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Rian

Angka pada Dynamometer Kanan 0,9 0,95 0,9 0,9 0,9 0,85 0,9 0,9 0,85 0,9 0,8 0,8 0,85 0,85

Kiri 0,8 0,9 0,9 0,95 0,95 0,95 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9

16

15
1 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 1 2 3 4 5 6

0,85

0,85

Tangan kanan Tangan kiri

10

11

12

13

14

15

Nama Probandus

Remasan ke1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Bram

Angka pada Dynamometer Kanan 0,6 0,55 0,6 0,6 0,7 0,6 0,65 0,7 0,4 0,6 0,6 0,7 0,7 0,65 0,7

Kiri 0,65 0,6 0,55 0,55 0,6 0,6 0,7 0,7 0,7 0,7 0,6 0,7 0,7 0,65 0,6

1 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Tangan kanan Tangan kiri

Nama Rizki

Remasan ke1

Angka pada Dynamometer Kanan Kiri 0,45 0,5

17

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

0,55 0,5 0,5 0,5 0,55 0,55 0,55 0,55 0,65 0,55 0,6 0,6 0,55 0,5

0,5 0,4 0,5 0,45 0,4 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,4 0,5 0,5 0,5

1 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Tangan kanan Tangan kiri

Nama

Remasan ke1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Sardimon

Angka pada Dynamometer Kanan 0,65 0,6 0,55 0,7 0,65 0,55 0,65 0,65 0,6 0,6 0,55 0,5 0,4 0,5 0,55

Kiri 0,6 0,6 0,5 0,5 0,45 0,5 0,55 0,5 0,5 0,5 0,45 0,4 0,4 0,45 0,5

18

1 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Tangan kanan Tangan kiri

B. PENGARUH GANGGUAN PEREDARAN DARAH TERHADAP KERJA OTOT-OTOT JARI Cara kerja :

1. Pasang manset pada lengan kanan naracoba dan letakkan lengan dalam
keadaan fleksi di atas meja, tangan meremas bola karet handgrip dynamometer. 2. Pasang metronom dengan ketukan 60x/menit. 3. Lakukan sama seperti percobaan A sampai 15x tarikan. 4. Pada tarikan ke 13, lakukan oklusi arteri dengan memompakan manset sampai arteri radialis tidak teraba lagi. Kemudian kunci klep karet manset.

5. Terus lakukan tarikan dalam keadaan oklusi setiap 4 detik sampai


naracoba merasa tidak sanggup lagi (kelelahan total). Catat setiap angka pada dynamometer setiap kali remasan 6. Setelah tercapai kelelahan total, buka klep karet manset. Dan teruskan remasan bola karet handgrip dynamometer setiap 4 detik sampai kakuatan naracoba kembali normal, catat setiap angka pada dynamometer setiap kali remasan. 7. Buat grafik angka-angka tersebut.

19

Hasil Percobaan : Nama Remasan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Preoklusi 0,7 0,7 0,7 0,65 0,7 0,7 0,65 0,65 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,55 Oklusi 0,55 0,55 0,5 0,5 0,55 0,6 0,55 0,55 0,55 0,4 0,5 0,5 0,4 0,5 0,5 0,5 0,5 Postoklusi 0,5 0,55 0,55 0,5 0,55 0,55 0,5 0,55 0,6 0,5

Fahrizal

0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

Preoklusi O klusi Postoklusi

Nama

Remasan

Preoklusi

Oklusi

Postoklusi

20

Rahman

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,75 0,8 0,8 0,75 0,7

0,75 0,75 0,75 0,75 0,7 0,75 0,75 0,7 0,7 0,6 0,6 0,6 0,55 0,5 0,6 0,5 0,6

0,6 0,65 0,65 0,65 0,65 0,65 0,6 0,6 0,55 0,6

1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Preoklusi O klusi Postoklusi

Nama Ibrahim

Remasan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Preoklusi 0,65 0,7 0,75 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,68 0,7 0,7

Oklusi 0,55 0,55 0,6 0,6 0,55 0,55 0,35 0,45 0,5 0,45 0,5 0,5

Postoklusi 0,5 0,5 0,45 0,4 0,33 0,45 0,35 0,4 0,45 0,45

21

13 14 15 16 17 18 19 20
0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 1 2 3 4 5 6 7 8

0,6 0,65 0,6

0,5 0,5 0,45 0,45

Preoklusi O klusi Postoklusi

10

11

12

13

14

15

16

Nama

Rian

Remasan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

Preoklusi 0,8 0,9 0,85 0,75 0,85 0,85 0,85 0,8 0,85 0,8 0,85 0,85 0,85 0,7 0,8

Oklusi 0,8 0,8 0,8 0,8 0,7 0,75 0,8 0,75 0,75 0,75 0,7 0,75 0,6 0,6 0,7 0,8 0,7

Postoklusi 0,65 0,65 0,7 0,7 0,65 0,75 0,75 0,75 0,7 0,75

22

1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Preoklusi O klusi Postoklusi

Nama

Bram

Remasan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Preoklusi 0,6 0,5 0,5 0,6 0,6 0,5 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,8 0,8 0,9 0,85

Oklusi 0,6 0,6 0,5 0,55 0,45 0,5 0,4 0,4 0,4 0,35 0,4 0,5 0,4 0,35 0,35 0,4 0,4 0,3

Postoklusi 0,5 0,5 0,55 0,45 0,55 0,6 0,7 0,7 0,65 0,7

1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Preoklusi O klusi Postoklusi

23

Nama

Rizki

Remasan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Preoklusi 0,6 0,55 0,5 0,5 0,55 0,55 0,55 0,5 0,5 0,5 0,45 0,5 0,5 0,55 0,55

Oklusi 0,55 0,55 0,5 0,4 0,5 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,4 0,4 0,4 0,35 0,35 0,35 0,35

Postoklusi 0,3 0,3 0,4 0,4 0,3 0,3 0,3 0,35 0,35 0,35

0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Preoklusi O klusi Postoklusi

Nama Sardimon

Remasan 1 2 3 4 5 6

Preoklusi 0,65 0,6 0,55 0,7 0,65 0,55

Oklusi 0,55 0,5 0,5 0,6 0,5 0,4

Postoklusi 0,4 0,4 0,45 0,5 0,6 0,55

24

7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 27 18 19 20
0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 1 2 3 4 5 6 7 8

0,65 0,65 0,6 0,6 0,55 0,5 0,4 0,5 0,55

0,45 0,4 0,5 0,4 0,45 0,45 0,45 0,45 0,3

0,6 0,5 0,45 0,5

Preoklusi O klusi Postoklusi

10

11

12

13

14

15

DAFTAR PUSTAKA

Poedjiadi, Anna. 2007. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press Slide dr. Liniyanti D. Oswari, IT Biological Oxydation, Blok VI FK Universitas Sriwijaya Sobotta. 2006. Atlas Anatomi Manusia, Edisi 21 Jilid I, disunting oleh R. Putz dan R. Pabst. Jakarta: EGC

25

You might also like