You are on page 1of 9

APRON GATE SYSTEM

Apron adalah bagian dari bandar udara yang digunakan sebagai tempat parkir pesawat terbang. Selain untuk parkir, pelataran pesawat digunakan untuk mengisi bahan bakar, menurunkan penumpang, dan mengisi penumpang pesawat terbang. Pelataran pesawat berada pada sisi udara (air side) yang langsung bersinggungan dengan bangunan terminal, dan juga dihubungkan dengan jalan rayap (taxiway) yang menuju ke landas pacu. Apron terdiri dari area parkir pesawat (ramps) dan area sirkulasi pesawat dan taxiing untuk menuju ramp. Pesawat parkir di area yang disebut gate.

Apron

Ukuran dari apron gate area tergantung dari beberapa hal sebagai berikut :
1. Jumlah gates pesawat 2. Ukuran gates 3. Layout parkir pesawat di tiap gates 4. Luas areal yang diperlukan pesawat untuk manuver pesawat di gates 1. Jumlah Gates

Untuk menentukan jumlah gates pesawat ada beberapa hal-hal yang harus dilakukan, antaralain : Identifikasi jenis pesawat yang akan diakomodasi dan persentase tiap jenisnya.
Identifikasi gate occupancy time untuk tiap jenis.

Menghitung rata-rata gate occupancy time (weighted). Menentukan total hourly design volume dan persentase pesawat yang tiba dan

berangkat.
Menghitung hourly design volume untuk masing-masing kedatangan dan

keberangkatan (= % kedatangan atau keberangkatan x total hourly design volume).


Menghitung jumlah gates : G=V.TU

Keterangan :
G = Jumlah gates V = Volume design untuk kedatangan atau keberangkatan (pesawat/jam) T = Rata-rata gate occupancy time weighted (jam). U = Faktor utilisasi (0,5-0,8)

Perhitungan jumlah gates ini diperlukan untuk mengantisipasi bahwa tidak semua gates yang ada di terminal dapat digunakan dalam 100% waktu. Ada waktu-waktu terbuang akibat maneuver pesawat keluar/masuk yang menghalangi pesawat lain untuk menuju/keluar dari gate. Selain itu juga untuk mengantisipasi jadwal pesawat yang sering menghasilkan time gaps (waktu antara keberangkatan suatu pesawat dengan kedatangan pesawat lain yang menggunakan gate yang sama) yang terlalu kecil sehingga tidak memungkinkan gate digunakan oleh pesawat lain, sehingga gate menjadi idle. Gate occupancy time tergantung pada ukuran pesawat dan tipe operasi penerbangannya di bandar udara tersebut, apakah penerbangannya transit (trough flight) atau turn around flight. Pesawat besar dengan penumpang yang lebih banyak memerlukan waktu yang lebih lama untuk pelayanan pesawat udara seperti cabin service dan pelayanan rutin lainnya,preflight planning dan pengisian bahan bakar. Faktor utilisasi (U) untuk airport yang gates-nya digunakan bersama-sama untuk semua maskapai adalah 0,6 0,8, sedangkan untuk airport yang group of gates-nya digunakan secara eksklusif oleh maskapai tertentu nilai U adalah 0,5 0,6.
1. Ukuran Gate

Ukuran gate tergantung pada : Ukuran pesawat Jenis parkir pesawat


Layout apron

a. Ukuran pesawat Ukuran pesawat akan sangat berpengaruh pada ruang parkir yang dibutuhkan serta manuvernya dan ukuran peralatan yang digunakan untuk servis pesawat. b. Jenis parkir pesawat Jenis parkir mempengaruhi ukuran gate karena area yang diperlukan untuk manuver menuju/keluar gate bervariasi tergantung cara pesawat diparkir. Adapun jenis-jenis parkir pesawat adalah sebagai berikut.

Jenis parkir pesawat

1. Nose-In Parking

Pesawat parkir tegak lurus garis gedung terminal. Hidung pesawat sedekat mungkin dengan gedung terminal. Pesawat bermanuver menuju gate dengan power-nya sendiri, namun saat meninggalkan gate pesawat ditarik keluar terlebih dahulu sampai jarak tertentu baru menggunakan power-nya sendiri. Keuntungan : Membutuhkan gate area yang paling kecil. Tingkat kebisingan rendah karena tidak ada gerakan belok. Tidak ada jet blast terhadap gedung terminal (akibat manuver parkir). Loading dan unloading penumpang melalui jembatan yang pendek. Kerugian : 3

Membutuhkan peralatan untuk menarik pesawat. Pintu pesawat bagian belakang relatif tidak dapat digunakan karena terlalu jauh dari gedung terminal. Proses penarikan pesawat memakan waktu sampai 2 menit, dimana selama waktu tersebut gate tidak dapat digunakan untuk pesawat lain. 1. Angled Nose-In Konfigurasi ini sama dengan konfigurasi Nose-in, tetapi pesawat diparkir tidak tegak lurus gedung terminal. Keuntungan : Pesawat manuver masuk atau keluar gate dengan power-nya sendiri. Kerugian : Membutuhkan area gate yang lebih besar serta menyebabkan kebisingan. 2. Angled Nose-Out Konfigurasi ini ditandai dengan hidung pesawat mengarah ke arah luar dari gedung terminal. Keuntungan : Pesawat manuver masuk atau keluar gate dengan power-nya sendiri. Kerugian : Membutuhkan area gate yang lebih besar dibandingkan dengan Nose-in, tetapi masih lebih kecil dibandingkan dengan Angled Nose-in. Jetblast dan kebisingan jadi mengarah ke gedung. 1. Parallel Parking Parallel parking merupakan cara parkir termudah dari sisi manuver pesawat. Keuntungan : Pintu depan dan belakang pesawat dapat digunakan untuk loading atau unloading. Kebisingan dan jetblast minimal karena tidak perlu manuver atau gerak membelok yang tajam.

Jet blast

Kerugian : Area gate lebih besar.


a. Layout Apron

Layout apron berhubungan dengan cara apron diatur di sekeliling gedung terminal. Layout apron tergantung pada : Cara posisi gate pesawat dikelompokkan di sekeliling terminal. Pola sirkulasi dan taxiing yang diakibatkan oleh posisi terminal dan airfield system. Berdasarkan passenger processing concept yang digunakan dan merujuk pada sistem parkirnya, penempatan pesawat terhadap terminal dikelompokkan atas : 1. Frontal System Pesawat parkir pada Apron yang berada langsung disamping atau berdampingan dengan garis gedung terminal. Cocok untuk gate arrival processing concept.

Frontal system

1. Open Apron Pesawat parkir secara bebas di apron dekat gedung terminal tetapi tidak berdempetan secara langsung dengan terminal. Keuntungan : Adanya pemisahan pesawat dengan terminal. Kerugian : Membutuhkan bus atau mobile lounges untuk mengantar penumpang. Sirkulasi kendaraan-kendaraan tersebut perlu diatur dengan hati-hati supaya tidak mengganggu gerakan pesawat dan kendaraan service lainnya. 1. Finger System Berkaitan dengan konsep proses Pier Finger. Keuntungan : Efisien dalam hal ekspansi posisi gate dan ruang gedung terminal. Kerugian : Jarak berjalan (walking distance) penumpang menjadi panjang.

Finger system

2. Satellite System Pesawat diparkir secara berkelompok di sekitar unit gedung terminal yang lebih kecil (satellite). Pesawat bebas parkir di sekitar satellite, mudah manuver dan taxiing. Membutuhkan area apron yang paling besar.

Satellite system

Sirkulasi Apron Sirkulasi apron adalah pergerakan pesawat di dalam area apron-gate dan dari area tersebut ke taxiway. Apabila volume lalu lintas tinggi, diperlukan taxi lane di sekeliling apron. Selain itu, perlu juga dibuat ruang yang cukup untuk memungkinkan pesawat akses dengan mudah ke gate. Metode Passenger Conveyance Menuju Pesawat Pemilihan cara penanganan penumpang menuju/dari pesawat terbang tergantung pada sistem pemrosesan di terminal, tipe, dan sistem layout parkir pesawat. Terdapat beberapa cara yang memungkinkan untuk mengangkut penumpang dari/ke terminal menuju/dari pesawat terbang, yaitu : 1. Berjalan kaki di apron

Bisa digunakan untuk semua jenis passenger-processing dan jenis parkir. Ekonomis Apabila jumlah posisi parkir dan ukuran apron semakin besar, metode ini menjadi tidak praktis. Perlu pelindung penumpang dari bahaya. Dapat digunakan untuk semua jenis passenger-processing dan jenis parkir kecuali

1. Berjalan kaki melalui penghubung pesawat dan gedung terminal Open Apron System. Cara ini dapat dilakukan untuk sistem parkir linier, pier, dan satellite dengan menggunakan berbagai sistem bergerak (moveable) atau sistem tidak bergerak 7

(fixed), misalnya jetbridge,/jetway/passenger boarding bridge, baik yang dilengkapi dengan peralatan teleskopik untuk bergerak mendekati pintu berbagai tipe pesawat atau tidak.

Passenger boarding bridge

2. Mobile Conveyance menggunakan berbagai jenis kendaraan apron

Cocok untuk tipe Open Apron Parking. Conveyance dapat dilakukan oleh bus, mobile lounges. Dengan bus, penumpang harus menaiki tangga pesawat.

Mobile lounge

Fasilitas Pengisian Bahan Bakar Fasilitas pengisian bahan bakar pesawat dapat dilakukan menggunakan truk tangki atau dengan sistem hidran. Pemakaian truk tangki lebih fleksibel dan ekonomis tetapi cukup riskan terhadap bahaya kebakaran. Cara ini juga kurang efisien dalam melayani

pesawat-pesawat besar karena mungkin memerlukan beberapa truk tangki sehingga dapat menyebabkan masalah pada jam-jam puncak. Fasilitas pengisian bahan bakar di bandar udara yang besar biasanya menggunakan sistem hidran, yaitu bahan bakar dialirkan dari daerah penyimpanan bahan bakar (fuel farm) ke tiap gate di apron melalui pipa bawah tanah. Sebuah kendaraan khusus yang dilengkapi dengan hydrant dispenser dan peralatan lainnya digunakan untuk memompa bahan bakar tersebut ke pesawat terbang. Keuntungan sistem ini adalah terjaminnya ketersediaan bahan bakar dengan jumlah yang cukup di setiap gate, bahan bakar dialirkan di bawah permukaan apron sehingga menurunkan resiko kebakaran, dan berkurangnya lalulintas kendaraan berat di apron. Fasilitas Sumber Listrik Apron memerlukan suplai listrik secukupnya untuk pelayanan pesawat terbang selama mesin pesawat belum dihidupkan, misalnya untuk penyejuk ruangan kabin pesawat atau membantu menghidupkan mesin pesawat. Sumber listrik dapat disediakan menggunakan mobile unit atau instalasi yang dipasang tetap di apron atau di jetway. Fasilitas Penangkal Petir Fasilitas penangkal petir diperlukan untuk melindungi pesawat yang sedang parkir dan truk tangki bahan bakar pada saat cuaca buruk, terutama selama proses pengisisan bahan bakar. Persyaratan Geometrik Apron Kemiringan permukaan perkerasan apron harus direncanakan dengan baik untuk mencegah tergenangnya air di permukaan apron dengan juga mempertimbangkan kemudahan dan keselamatan saat pengisian bahan bakar, manuver pesawat saat masuk/keluar daerah apron, dan posisi parkir. Pada daerah pengisian bahan bakar kemiringan permukaan apron tidak boleh melebihi 0,5% untuk menjamin ketelitian pengukuran, sedangkan pada tempat parkir pesawat (aircraft stand) kemiringan maksimum adalah 1%. Kemiringan permukaan perkerasan apron dibuat menjauhi bangunan terminal, terutama pada daerah pengisian bahan bakar.

You might also like