You are on page 1of 5

The Current Situation of Teaching EFL in Taiwanese Higher Education Institutions Today the English language has become

a major medium used in international communication for many purposes. English is also the world's most widely studied, read, and spoken foreign language (Kachru and Nelson 1996), as it has been the dominant language of education, commerce, communication, science, technology, and entertainment in the global village (Richards and Rodgers 2001; Warschauer 2000). The Communicative Language Teaching (CLT) Approach has been common in many English as a Foreign Language (EFL) programs at Taiwanese universities in recent years. Currently at most universities in Taiwan, EFL is usually taught by local instructors while at few universities (e.g. Tunghai University), native speakers of English play an important role in teaching Freshman English. All college freshmen in Taiwan are required to take 'Freshman English' or 'University English' focusing on reading and writing, as well as 'Lab English', focusing on listening and speaking. In Freshman English, Communicative Language Teaching (CLT) Approach has become well accepted among EFL instructors. In a CLT oriented classroom, students are given various opportunities to engage in communications in the target languagethe instructor works as a class facilitator/ coordinator (Richards and Rodgers 2001) to prepare students for active learningthrough interactive, communicative learning tasks (e.g. discussion, play). At the same time, traditional language-teaching methods are still being used by some instructors. In a traditional language classroom, the instructor stands in front of students in a classroom, using the Grammar-Translation Method to teach students directly from textbooks. The instructor uses Chinese (the official language) to explain the grammar and meaning of the EFL texts, and the students are asked to translate English sentences to Chinese, or vice versa. In Lab English, the instructor often uses the Audiolingual method to ask students to listen to audiotapes or watch videotapes to develop their listening and speaking skills. Students are also asked to practice dialogues from textbooks led by the instructor, and sometimes they are asked to practice speaking English in pairs or in small groups to develop their speaking fluency. According to a Taiwanese government-sponsored research report, 'Are Freshman English Programs for Non-English Majors at Universities in Taiwan Meeting the Expectation of Students and Teachers?' (Huang 1998), most non-English-major freshmen think English is important for them; however, they would prefer fewer class hours of 'University English' than they are required to take. In contrast, EFL instructors and university graduates prefer freshmen to take more class hours in order to help non-English-major freshmen improve their English ability for the sake of their overall academic performance. The result of this review suggests that 'University English' for non-Englishmajor freshmen offered at most universities in Taiwan 'might have not been successful enough to

LIU Teaching EFL at Taiwanese Universities

213

motivate students to want more of these courses' (Huang 1998: 209). There appears to be a need for EFL instructors and course designers to figure out a way to improve current TEFL teaching approaches in higher education institutions in Taiwan. The findings in Huang's (1998) report suggest that the alternative of more class hours of 'Lab English' can be offered to meet the needs of some students. The author suggested all college instructors should attend some workshops or study current language teaching methods to improve their English teaching. To draw a conclusion from this research, it appears that the majority of non-English-major freshmen in Taiwan prefer more class hours and opportunities for listening and speaking, but fewer class hours for reading and writing in their EFL classrooms (Huang 1998). Taiwanese EFL instructors need to positively address the finding by providing balanced, sound instruction to include Web-based instruction (WBI) for college students to develop their English in the Internet age. Meanwhile, the Republic of China (ROC) Government in Taiwan states that it has been trying to accomplish the three major goals: 'achieving excellence within higher education', 'promoting foreign language learning', and 'completing the subsidizing plan for a [computer-]networking environment for 100% of all schools' (Ministry of Education of the ROC 1999). The ROC Government is trying to combine foreign language learning and networked computer-mediated instruction to establish learning contexts for EFL and other foreign languages on the Internet as aids to classroom instruction in higher education institutions.

Situasi pembelajaran EFL (English as a Foreign Language) saat ini pada Institusi Pendidikan Tinggi di Taiwan

Saat ini Bahasa Inggris menjadi media utama dalam komunikasi internasional untuk berbagai tujuan. Bahasa Inggris juga merupakan kajian paling luas di bumi ini, membaca, dan berbicara bahasa asing (Kachru dan Nelson 1996), karena menjadi bahasa yang dominan dalam pendidikan, perdagangan, komunikasi, ilmu pengetahuan, teknologi, dan hiburan pada skala global (Richard dan Rodgers 2001; Warschauer 2000). Pendekatan Communicative Language Teaching (CLT) merupakan hal yang biasa dalam pembelajaran EFL (English as Foreign Language) pada universitas-universitas di Taiwan pada tahuntahun terakhir ini. Kini sebagian besar universitas di Taiwan, EFL juga diajarkan oleh instruktur local sedangkan dibeberapa universitas (misalnya Universitas Tunghai), native speaker (penutur asli) memainkan peranan penting dalam mengajar mahasiswa Bahasa Inggris. Semua mahasiswa diminta untuk mengikuti Kelas Bahasa Inggris yang memfokuskan pada membaca dan menulis, demikian juga halnya dengan Lab English, atau University English yang memfokuskan pada mendengar dan berbicara. Dalam Freshman English, pendekatan Communicative Language Teaching diterima dengan baik diantara instruktur EFL. Dalam sebuah kelas yang berorientasi CLT, mahasiswa diberikan berbagai kesempatan untuk terlibat dalam komunikasi di kelas dalam bahasa target instruktur berfungsi sebagai fasilitator/coordinator (Richard dan Rodgers 2001) untuk mempersiapkan siswa untuk belajar aktif tugas-tugas belajar yang interaktif dan komunikatif (misalnya diskusi, bermain). Pada saat yang sama, metode mengajar tradisional tetap digunakan oleh beberapa instruktur. Pada kelas tradisional, instruktur berdiri di depan kelas, menggunakan metode Grammar Translation untuk mengajar. Instruktur menggunakan Bahasa Cina (bahasa resmi di Cina) untuk menjelaskan mengenai Grammar dan arti dari teks EFL, mahasiswa diminta untuk menterjemahkan kalimat-kalimat ke dalam Bahasa Cina atau sebaliknya. Di dalam Laboratorium Bahasa, instruktur sering menggunakan metode Audiolingual untuk meminta siswa mendengar audiotape atau menonton video untuk meningkatkan kemampuan mendengar dan berbicara. Mahasiswa juga diminta untuk mempraktekkan dialog dari buku teks yang diberikan instruktur, dan kadang-kadang mereka diminta untuk praktek berbicara berpasangan atau dalam kelompok kecil untuk meningkatkan kelancaran berbicara.

Menurut laporan penelitian yang disponsori oleh Pemerintah Taiwan. Apakah program Freshman English sesuai dengan keinginan pengajar dan mahasiswa? (Huang 1998). Sebagian besar mahasiswa yang bukan jurusan Bahasa Inggris , menganggap bahwa Bahasa Inggris penting bagi mereka; akan tetapi, mereka mengikuti kelas lebih sedikit dari yang mereka butuhkan. Sebaliknya, instruktur EFL dan lulusan universitas memilih untuk mahasiswa mengikuti lebih banyak kelas Bahasa Inggris untuk membantu mahasisw a yang bukan jurusan Bahasa Inggris untuk meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris sehubungan dengan keseluruhan prestasi akademik. Hasil dari review menganjurkan bahwa University English untuk mahasiswa bukan jurusan Bahasa Inggris tidak terlalu sukses untuk memotivasi siswa mengikuti lebih banyak kelas Bahasa Inggris (Huang 1998:209). Nampaknya menjadi kebutuhan bagi instruktur EFL dan perencana kursus untuk mengerti cara meningkatkan pendekatan TEFL pada institusi pendidikan tinggi di Taiwan. Temuan-temuan pada laporan Huang (1998) kelas alternative untuk waktu yang lebih banyak pada Lab English bisa ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa. Penulis menganjurkan semua instruktur untuk mengikuti workshop atau kajian tentang metode pengajaran bahasa yang terbaru untuk meningkatkan kemampuan mengajar. Untuk menarik kesimpulan dari penelitian ini, menunjukkan bahwa mahasiwa yang bukan jurusan Bahasa Inggris lebih memilih jam yang lebih dan kesempatan untuk mendengar dan berbicara, tetapi jam yang sedikit untuk membaca dan menulis pada kelas EFL (Huang, 1998). Instruktur EFL Taiwan harus menempatkan temuan secara positif dengan memberikan keseimbangan, instruksi yang benar untuk memasukkan Web-based instruction (WBI) untuk mahasiswa meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris pada internet age.

You might also like