You are on page 1of 13

TUGAS PAPER USAHA BUDIDAYA KOMODITAS PERKEBUNAN UNGGULAN

Oleh : MOHAMAD IBRAHIM WIJAYA 091510501139 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2011

Tebu adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula dan vetsin. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk jenis rumput-rumputan. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun sehingga tergolong tanaman tahunan. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di pulau Jawa dan Sumatra. Budidaya tanaman tebu di Indonesia belum bekerja maksimal. Ini merupakan salah satu kendala kenapa Indonesia kurang begitu maju. Karena kebanyakan petani tebu di Indonesia kurang begitu npaham tentang budidaya tebu yang baik dan benar, karena tanaman tebu dapat tumbuh dan berkembangbiak dengan baik apabila : Syarat pertumbuhan Tanah yang cocok yaitu tanah kering-kering nasah dengan keinggian curah hujan 200mm per tahun dengan pH diatas 6,4 kurang dari 500 m dpl. Pembukaaan lahan Buatlah got yang standar saja dengan ukuran lebar 60 cm dan tinggi 70 cm. Juringan/cemplongan (lubang tanam) baru dapat dibuat setelah got got malang mencapai kedalaman 60 cm dan tanah galian got sudah diratakan. Ukuran standar juringan adalah lebar 50 cm dan dalam 30 cm untuk tanah basah, 25 cm untuk tanah kering. Pembuatan juringan harus dilakukan dua kali, yaitu stek pertama dan stek kedua serta rapi. Jalan kontrol dibuat sepanjang got mujur dengan lebar + 1 m. Setiap 5 bak dibuat jalan kontrol sepanjang got malang dengan lebar + 80 cm. Pada juring nomor 28, guludan diratakan untuk jalan kontrol (jalan tikus). Turun tanah Mengembalikan tanah stek kedua ke dalam juringan untuk membuat kasuran/bantalan/dasar tanah. Tebalnya tergantung keadaan, bila tanahnya masih basah + 10 cm. di musim kemarau terik tebal + 15 20 cm. Pesiapan tanam Bibit teb harus ditanaman berhimpitan, cara ini agar mendapatkan jumlah anakan yang maksimal.

Sebelum ditanam, permukaan potongan direndam dengan POC NASA dosis 2 tutup + Natural GLIO dosis 5 gr per 10 liter air. Sebelum masa tanam, juring harus diari.

Cara penanaman Dalam berbudidaya tanaman tebu ada beberapa teknik tanama yang banyak digunakan masyarakat, diantaranya sebagai berikut: Teknik bagal Tanah kasuran harus diratakan dahulu, kemudian tanah digaris dengan alat yang runcing dengan kedalaman + 5-10 cm. Bibit dimasukkan ke dalam bekas garisan dengan mata bibit menghadap ke samping. Selanjutnya bibit ditimbun dengan tanah. Teknik Rayungan Terpendam dan tunasnya menghadap ke samping dan sedikit miring, + 45 derajat. Jika bibit rayungan bermata dua; batang bibit terpendam dan tunas menghadap ke samping dengan kedalaman + 1 cm. Waktu tanam Berkaitan dengan masaknya tebu dengan rendemen tinggi tepat dengan timing masa giling di pabrik gula. Waktu yang tepat pada bulan Mei, Juni dan Juli. Penyiraman Penyiraman tidak boleh berlebihan, setelah satu hari tidak ada hujan, harus dilakukan penyiraman. Penyulaman Sulam sisipan, dikerjakan 5 7 hari setelah tanam, yaitu untuk tanaman rayungan bermata satu. Sulaman ke 1, dikerjakan pada umur 3 minggu dan berdaun 3 4 helai. Bibit dari rayungan bermata dua atau pembibitan. Penyulaman yang berasal dari ros/pucukan tebu dilakukan ketika tanaman berumur + 1 bulan. Penyulaman ke-2 harus selesai sebelum pembubunan, bersama sama dengan pemberian air ke 2 atau rabuk ke-2 yaitu umur 1,5 bulan Penyulaman ekstra bila perlu, yaitu sebelum bumbun ke -2.

Pembumbunan tanah Ada tiga tahap yang perlu anda lakukan, dan informmasi selengkapnya sebagai berikut. Pembumbunan ke-1 Dilakukan pada umur 3-4 minggu. berdaun 3 4 helai. Pembumbunan dilakukan dengan cara membersihkan gulma di sekitar tanaman, membalik guludan dan menghancurkan tanah (jugar) lalu tambahkan tanah ke tanaman. sehingga tertimbun tanah. Pembumbunan ke 2 Dilakukan jika anakan tebu sudah lengkap dan cukup besar + 20 cm, sehingga tidak dikuatirkan rusak atau patah sewaktu ditimbun tanah atau + 2 bulan. Pembumbunan ke-3 atau bacar Dilakukan pada umur 3 bulan, semua got harus diperdalam ; got mujur sedalam 70 cm dan got malang 60 cm. Pemupukan Sebelumnya diberi TSP 1 kuintal/ha Siramkan pupuk SUPER NASA yang telah dicampur air secara merata di atas juringan dosis 1 2 botol/1000 m dengan cara 1 : 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram juringan. Saat umur 25 hari setelah tanam berikan pupuk ZA sebanyak 0,5-1 kw/ha. Pemupukan ditaburkan di samping kanan rumpun tebu. Umur 1,5 bulan setelah tanam berikan pupuk ZA sebanyak 0,5 1 kw/ha dan KCl sebanyak 1-2 kw/ha. Pemupukan ditaburkan di sebelah kiri rumpun tebu. Untuk mendapatkan rendemen dan produksi tebu tinggi, semprot POC NASA dosis 4 6 tutup dicampur HORMONIK 1 2 tutup per-tangki pada umur 1 dan 3 bulan.

Panen Tebu yang siap untuk panen mempunyai ciri-ciri seperti kadar gula yang mulai beragam, sudah berumur 10 bulan samapai 12 bulan. Mengingat masa panen tebu yang relatif serempak, tanaman tebu dapat ditanam dengan waktu yang bergiliran, maka diatur varietas dengan umur masak yang berbeda, yaitu masak awal (<12 bulan), masak tengah ( 12 14 bulan) dan masak lambat (>14 bulan). Adapun beberapa varietas tebu unggul berdasarkan masa panen tebu, antra lain:

Jenis Tebu

Masak Awal Masak Tengah Masak Akhir (<12 bulan) (12-14 bulan) (>14 bulan) XXX XXX XXX XXX XXX XXX

BZ 132 XXX PS 57 XXX PS 59 PS 58 PS 56 BZ 148 POJ 3016 PS 41 BL POJ 2878 PS-86-2 PS-86-10029 PS-88-19432 PS-86-1 Sumber : P3GI (diolah), 2008.

XXX

DESKRIPSI TEBU VARIETAS PS 851 SK Pelepasan Nomor : 685/Kpts-IX/98 Tanggal : 9 Oktober 1998 Asal persilangan S57 x B 37173 pada tahun 1985 dari nomor seleksi PS 85-21460

Sifat-sifat botanis 1. Batang Ruas-ruas tersusun agak berbiku, berbentuk konis dengan penampang melintang agak pipih sampai bulat. Warna ruas hijau kekuningan Lapisan lilin tebal mempengaruhi warna ruas Noda gabus, retak gabus dan retakan tumbuh tidak ada Alur mata tidak ada Buku ruas berbentuk silindris, mata akar terdiri dari 2 sampai 3 baris, baris paling atas tidak melewati puncak mata Teras masif

2. Daun Helai daun berwarna hijau kekuningan, ukuran lebar daun sempit, ujung melengkung kurang dari setengah panjang helai daun Pada pelepah terdapat telinga dengan pertumbuhan sedang dan kedudukan tegak Rambut pelepah lebat, condong, panjang 2-3 mm Membentuk jalur lebar tidak mencapai ujung pelepah dau

3. Mata Terletak pada bekas pangkal pelepah daun Berbentuk bulat dengan bagian terlebar pada tengah mata Pusat tumbuh terletak di atas tengah mata Tepi sayap mata rata, pangkal sayap di atas tengah tepi mata Rambut tepi basal dan rambut jambul tidak ada

Sifat-sifat agronomis 1. Pertumbuhan Perkecambahan sedang Tidak berbunga- berbunga sporadis Diameter batang sedang Kerapatan batang sedang

2. Potensi produksi di ekolokasi unggulan Lahan Sawah Hasil tebu 1050 465 ku/ha Rendemen 9,03 2,73 % Hasil hablur 86,4 27,2 ku/ha

Lahan tegalan Hasil tebu 739 280 ku/ha Rendemen 10,74 1,35 % Hasil hablur 76,8 22,3 ku/ha

Pola Keprasan Hasil tebu 760 430 ku/ha Rendemen 11,10 2,20 % Hasil hablur 78,1 29,3 ku/ha

3. Ketahanan terhadap hama penyakit Hama : toleran terhadap serangan alami penggerek pucuk dan penggerek.

DESKRIPSI TEBU VARIETAS PS 862 SK Pelepasan Nomor : 685.b/Kpts-IX/1998 Tanggal : 9 Oktober 1998 Asal persilangan Persilangan F162 polycross pada tahun 1986 dari nomor seleksi PS 86 - 8504 Sifat-sifat botanis 1. Batang Ruas-ruas tersusun lurus agak berbiku, berbentuk konis sampai kumparan dengan penampang melintang bulat. Warna ruas hijau kekuningan Lapisan lilin sedang mempengaruhi warna ruas Noda gabus, retak gabus dan retakan tumbuh tidak ada Alur mata sempit, dangkal, tidak mencapai tengah ruas

Buku ruas berbentuk konis terbalik, mata akar terdiri dari 2 - 3 baris, baris paling atas tidak melewati puncak mata Teras berlobang agak besar

2. Daun Helai daun berwarna hijau, ukuran lebar daun sedang, ujung melengkung kurang dari setengah panjang helai daun Pada pelepah terdapat telinga dengan pertumbuhan kuat dan kedudukan tegak Rambut pelepah lebat, condong, panjang 2-3 mm, membentuk jalur sempit tidak mencapai ujung pelepah daun 3. Mata Terletak pada bekas pangkal pelepah daun Berbentuk bulat dengan bagian terlebar pada tengah mata Pusat tumbuh terletak di atas tengah mata Tepi sayap mata rata, pangkal sayap di atas tengah tepi mata Rambut tepi basal dan rambut jambul tidak ada

Sifat-sifat agronomis 1. Pertumbuhan Perkecambahan sedang Berbunga sedang Diameter batang besar Kerapatan batang sedang

2. Potensi produksi di ekolokasi unggulan Lahan Sawah Hasil tebu 993 370 ku/ha Rendemen 9,45 1,51% Hasil hablur 91,0 29,1 ku/ha

Lahan tegalan Hasil tebu 883 175ku/ha Rendemen 10,87 1,21 %

Hasil hablur 97,4 2,04 ku/ha

Pola Keprasan Hasil tebu 928 75 ku/ha Rendemen 10,80 0,50 % Hasil hablur 103,0 10,2ku/ha

3. Ketahanan terhadap hama penyakit Hama : Toleran terhadap serangan alami penggerek pucuk dan penggerek batang Penyakit : Tahan terhadap mosaik dan blendok, peka terhadap pokahboeng Perilaku varietas PS 862 sebelumnya dikenal dengan nama seri PS 86-8504 merupakan keturunan dari induk F 162 (polycross) yang dilepas Menteri Pertanian tahun 1998. PS 862 mempunyai perkecambahan baik dengan sifat pertumbuhan awal dan pembentukan tunas yang serempak, berbatang tegak, diameter besar, lubang kecil-sedang, berbunga jarang, umur kemasakan awal tengah dengan KDT terbatas, kadar sabut sekitar 12%. Mudahnya daun tua diklentek dengan tanaman tegak dan serempak memberikan tingkat potensi rendemen tinggi. Kondisi tanah subur dengan kecukupan air sangat membantu pertumbuhan pemanjangan batang yang normal. Pada kondisi kekeringan atau drainasinya terganggu akan terjadi pemendekan ruas batang. Perkecambahan mata tunas sangat mudah dan cepat tumbuh serempak. Respon terhadap pupuk N yang sangat tinggi mempunyai pengaruh bahwa apabila kekurangan N akan mudah berbunga. Oleh karena ini dosis N yang memadai dengan aplikasi yang tepat waktu sangat diinginkan oleh varietas ini. Varietas Ps 862 cocok dikembangkan pada tanah ringan sampai geluhan (Regosol, Mediteran, Alluvial). Anakan agak kurang dan sulit membentuk sogolan, oleh karena itu jumlah bibit pada saat tanam agak lebih rapat. Varietas ini memerlukan pengairan yang cukup dan masa tanam awal. Rendemen potensialnya sangat tinggi (12 %) pada awal giling (Mei-Juni), tetapi daya tahan rendemen relatif

pendek. Pertumbuhan tegak, mudah klentek daun dan tebu tidak terlalu tinggi. Keterangan: Cocok untuk lahan tegalan dan dapat diusahakan di lahan sawah Tahan dikepras Sesuai untuk tanah aluvial.

DESKRIPSI TEBU VARIETAS PS 863 SK Pelepasan Nomor : 685.c/Kpts-IX/1998 Tanggal : 9 Oktober 1998 Asal persilangan Persilangan F162 polycross pada tahun 1986 dari nomor seleksi PS 86 - 17538 Sifat-sifat botanis 1. Batang Ruas-ruas tersusun berbiku, berbentuk konis dengan penampang bulat. Warna ruas hijau kekuningan Lapisan lilin sedang, mempengaruhi warna ruas Noda gabus, retak gabus dan retakan tumbuh tidak ada Alur mata tidak ada Buku ruas berbentuk konis sampai silindris, mata akar terdiri dari 2 - 3 baris Teras berlobang kecil

2. Daun Helai daun berwarna hijau kekuningan, ukuran lebar daun sedang, ujung melengkung kurang dari setengah panjang helai daun. Pada pelepah terdapat telinga dengan pertumbuhan lemah dan kedudukan tegak Rambut pelepah jarang, condong, panjang 2 mm, membentuk jalur sempit tidak mencapai puncak pelepah daun. 3. Mata

Terletak pada bekas pangkal pelepah daun Berbentuk bulat dengan bagian terlebar pada tengah mata Pusat tumbuh terletak di atas tengah mata Tepi sayap mata rata, pangkal sayap di atas tengah tepi mata Rambut tepi basal dan rambut jambul tidak ada

Sifat-sifat agronomis 1. Pertumbuhan Perkecambahan sedang Berbunga sporadis Diameter batang sedang Kerapatan batang sedang

2. Potensi produksi di ekolokasi unggulan Lahan Sawah Hasil tebu 1294 216 ku/ha Rendemen 9,07 0,7 % Hasil hablur 116, 2 11,1 ku/ha

Lahan tegalan Hasil tebu 811 248ku/ha Rendemen 11,75 2,07 % Hasil hablur 92,3 22,1 ku/ha

Pola Keprasan Hasil tebu 804 140 ku/ha Rendemen 13,24 2 % Hasil hablur 104,8 7,6 ku/ha

3. Ketahanan terhadap hama penyakit Hama : Toleran terhadap serangan alami penggerek pucuk dan penggerek batang Penyakit : Tahan terhadap mosaik dan blendok, peka terhadap pokahboeng Perilaku varietas PS 863 sebelumnya dikenal dengan nama seri PS 86-17538

merupakan keturunan dari induk F 162 (polycross) yang dilepas Menteri Pertanian tahun 1998. PS 863 mempunyai perkecambahan baik dengan sifat pertumbuhan awal dan pembentukan tunas relatif serempak, diameter besar, lubang sedang, berbunga jarang, umur kemasakan awal tengah dengan KDT terbatas, kadar sabut sekitar 13%. Kondisi tanah subur dengan kecukupan air sangat membantu pertumbuhan pemanjangan batang yang normal dan cenderung cepat.

Perkecambahan mata tunas sangat mudah dan cepat tumbuh serempak. Respon terhadap pupuk N yang sangat tinggi mempunyai pengaruh terhadap kerobohan karena cepatnya pertumbuhan. Oleh karena ini dosis N yang memadai dengan aplikasi yang tepat waktu sangat diinginkan oleh varietas ini.

Varietas Ps 863 cocok dikembangkan pada lahan yang cukup pengairannya dengan tipe tanah ringan sampai geluhan (Regosol, Mediteran, Alluvial), pada masa tanam awal. Pertumbuhan sangat cepat hingga cenderung roboh. Respon terhadap N yang sangat tinggi, maka pada awal pertumbuhan memerlukan pemupukan yang tepat waktu. Pada saat roboh akan membentuk tunas-tunas sogolan. Lubang batang sedang-besar, mudah klentek daun. Optimal rendemen terjadi pada awal-tengah giling (Mei-Juni), dengan daya tahan sedang. Keterangan: Cocok untuk lahan tegalan dan dapat diusahakan di lahan sawah Tahan dikepras Sesuai untuk tanah aluvial Dengan mengetahui umur panen dari masing-masing varietas tanaman tebu, maka kita dapat menanam varietas tebu sesuai dengan yang kita inginkan. Selain itu suatu varietas tebu dapat dikatakan sebagai varietas unggul apabila varietas tebu tersbut memiliki beberapa sifat atau karakter sebagai berikut: 1. mempunyai daya tahan kekeringan, 2. mudah berkecambah, cepat beranak, jangka waktu keluar anakan yang agak panjang dan bertunas banyak, 3. mempunyai daya tahan kepras yang baik, 4. rendemen tinggi, 5. tonase tinggi,

6. mudah diklentek, 7. tahan roboh. 8. Tahan Hama dan Penyakit, dll. Adapaun beberapa varietas tebu unggul jika di lihat dari kandungan Rendemen dan tonase yang di hasilkan oleh tebu-tebu tersebut, yaitu: No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Varietas/Galur Rendemen (%) Hasil Tebu (ton/ha)

POJ 3016 14 150 BZ 148 9 120 Triton 9 125 BZ132 9 80 PS 86-10029 9 140 PS 81-1321 9 120 PS 92-3092 9 140 PS 85-18135 9,5 105 PS 85-21470 9,5 120 PS 89-20961 9,5 140 PS MD 7 9,5 130 PS 88-19432 9,5 120 Suatu varietas tebu dapat dikatakan sebagai varietas unggul apabila tebu

tersebut memiliki beberapa keunggulan sifat baik berupa dari umur kemasakan, kandungan rendemen, berat tonase, daya tahan terhadap alam, tahan terhadap serangan OPT, dan produktivitas stabil, apabila suatu varietas tebu tersebut sudah memiliki sifat-sifat tersebut maka varietas tebu tersebut dapat dikatakan sebagai varietas unggul dan dapat di lepaskan kepada petani sehingga tebu yang ditanam oleh petani dapat mengkatkan kesejahteraan petani tebu.

You might also like