You are on page 1of 6

BAB I PENDAHULUAN Lensa mata adalah salah satu media refraksi yang berasal dari ectoderm permukaan, berperan

memfokuskan bayangan tepat di retina, mencakup sepertiga dari seluruh kekuatan refraksi mata atau sekitar 10-20 dioptri. Lensa berbentuk cakram bikonveks, merupakan struktur transparan dan avaskular, tebal lensa mencapai 4 mm, dengan radius kurvatura anterior + 10 mm, dan kurvatura posterior + 6 mm. Berat lensa bertambah seiring dengan pertambahan usia, berat lensa orang dewasa + 220 mg. Lensa terletak pada bilik mata belakang dimana permukaan posteriornya berhubungan dengan korpus vitreus. Lensa tergantung pada prosesus siliaris melalui zonula zinii yang memasuki lensa di sekitar bidang ekuator. Serat ini mempertahankan lensa pada posisi fisiologisnya dan meneruskan kekuatan tarikan dari otot siliaris sirkular pada saat akomodasi. Lensa terdiri dari struktur epitel tanpa serabut saraf maupan vaskular dengan arah sentrifugal. Epitel subkapsular merupakan sel-sel muda yang menggantikan serat primer lensa di bagian sentral lensa. Substansia lensa terdiri dari nukleus dan korteks, seiring dengan bertambahnya usia, nukleus membesar, lensa berukuran lebih besar dan menjadi lebih padat, sehingga daya akomodasinya berkurang, yang disebut sebagai sklerosis sentral lensa. Nutrisi lensa berasal dari difusi pasif humour aquos melalui pump-leak system pada kapsul lensa posterior yang memungkinkan transportasi air, natrium, kalium, kalsium, dan asam amino dengan preservasi integritas, transparansi, dan fungsi optik lensa. Lensa normal selalu transparan, beberapa kelainan kongenital dan akuisita yang menyebabkan peningkatan opasitas kapsul dan substansi lemsa akan mengganggu fungsi penglihatan yang disebut katarak.

Referat Katarak

Katarak adalah opasifikasi lensa mata yang merupakan penyebab kebutaan terbanyak di seluruh dunia yang mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Lebih dari 90% katarak
Referat Katarak

dijumpai pada usia lanjut, yang dinamakan katarak senilis, namun dapat pula dijumpai akibat kelainan kongenital, herediter, ataupun akibat penyulit penyakit mata menahun. Pada usia lanjut katarak merupakan akumulasi dari pajanan lingkungan seperti asap rokok, radiasi ultraviolet, dan peningkatan kadar glukosa darah. Pada jumlah yang lebih kecil berkaitan dengan penyakit okular spesifik atau penyakit sistemik yang berdasarkan pada mekanisme fisikokimiawi.

Referat Katarak

BAB II PEMBAHASAN II.1 Definisi Katarak berasal dari bahasa Yunani Katarrhakies, dan Latin Cataracta yang berarti air terjun, karena awal mulanya diperkirakan bahwa katarak disebabkan oleh kebocoran liqour serebri yang mengalir ke permukaan lensa. Katarak adalah setiap keadaan yang ditandai peningkatan opasitas lensa yang derajatnya bervariasi dari ringan hingga komplit, menyebabkan deviasi pembiasan atau blokade sinar datang sehingga tidak tepat sampai pada sistem fotoreseptor di retina, disebut juga miopisasi. Opasitas yang kecil dan terletak di perifer lensa hanya akan sedikit atau tidak mengganggu penglihatan sama sekali. Namun, bila opasitas terjadi di sentral lensa maka transfer cahaya akan sangat terganggu yang menghasilkan gangguan penglihatan hingga kebutaan. Selain itu terdapat pula perubahan warna lensa menjadi kekuningan yang mengurangi kemampuan persepsi warna biru. Berdasarkan karakteristiknya, katarak ditandai dengan penurunan penglihatan progresif ada mata tenang yang tidak dapat dicegah progresifitasnya.

II.2 Etiologi Etiologi katarak masih belum diketahui dengan pasti. Perkembangan katarak dipengaruhi oleh faktor yang bervariasi. Denaturasi protein lensa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain pajanan jangka lama pada sinar ultraviolet dan
Referat Katarak

sumber-sumber radiasi lainnya, efek sekunder dari diabetes dan hipertensi, usia lanjut, atau akibat inflamasi dan trauma. Faktor genetik merupakan umumnya berkorelasi dengan katarak kongenital, riwayat katarak pada keluarga berperan sebagai predisposisi berkembangnya katarak pada usia dini yang dapat digunakan sebagai antisipasi pada katarak presenilis. Status atopik atau alergi mempercepat progresifitas katarak, terutama pada insiden katarak juvenilis. Beberapa obat, seperti kortikosteroid, Ezetimibe dan Seroquel juga mempercepat perkembangan katarak.

II.3 Epidemiologi Lebih dari 90% katarak terjadi pada usia lanjut yang disebut sebagai katarak senilis. Insidennya bervariasi pada setiap kelompok usia. Riset menunjukkan 20-40% usia 60 tahun dan 60-80% usia 80 tahun mengalami penurunan penglihatan yang disebabkan oleh kehilangan transparansi lensa. Prevalensi katarak kongenital di negara berkembang sekitar 2-3 per 10.000 kelahiran. Katarak mempunyai prevalensi yang sama pada kedua jenis kelamin, dengan pengecualian pada katarak traumatik menunjukkan predominasi pria. Berdasarkan riset WHO tahun 2007, katarak merupakan penyebab 48% kebutaan di seluruh dunia, atau sekitar 20 juta kasus per tahun, dan diupayakan penurunan frekuensinya dengan peningkatan operasi katarak, terutama di negara berkembang.

II.6 Diagnosis a. Gejala dan Tanda Gejala Pasien umumnya mengalami gejala yang bervariasi seperti melihat bayangan kelabu pada lapang penglihatannya, gangguan penglihatan, penglihatan kabur, distorsi penglihatan, monokular diplopia, maupun fotofobia dengan derajat yang bervariasi, perubahan persepsi warna, dan lain sebagainya. Pada bayi yang dicurigai dan didukung oleh riwayat keluarga katarak perlu diperiksakan lebih lanjut pada opthalmologist. Tanda
Referat Katarak

Tajam penglihatan pada pemeriksaan di tempat gelap lebih memuaskan daripada pada tempat dengan pencahayaan cukup karena adanya tendensi fotofobia dan reduksi kemampuan melihat kontras. Pada pemeriksaan oftalmoskopi, katarak tampak sebagai area hitam yang melawan refleks merah mata. Pemeriksaan slit lamp memungkinkan identifikasi detil katarak dan menentukan letak opasitas lensa dengan pasti. Katarak yang berkaitan dengan usia umumnya berlokasi di nukleus, korteks, atau subkapsular. Steroid induced cataract umumnya subkapsular posterior.

II.7 Diagnosis Diferensial Tidak ada diagnosis banding sejati pada katarak, karena seringkali ada perubahan tambahan pada mata, seperti glaucoma atau degenerasi macula, sehingga sulit ditentukan berapa banyak katarak menyebabkan menurunnya penglihatan. Pada kasus katarak congenital, dan penyakit lain yang berhubungan dengan leukokoria harus dipikirkan kemungkinan diagnosis banding seperti retinoblastoma, penyakit Coats, dan infeksi toxocara. Koloboma koroid, persistent hyperplastic primary vitreus body (PHPV), dan persistent papillary membrane.

Referat Katarak

You might also like