You are on page 1of 7

Alfamart

Budaya - Integritas yang tinggi - Inovasi untuk kemajuan lebih baik - Kualitas dan produktivitas yang tertinggi - Kerjasama team - Kepuasan pelanggan melalui standar pelayanan yang terbaik Strategi pemasaran Alfamart memang layak mendapat ajungan jempol. Mereka berhasil memenangkan hati pelanggannya lewat dukungan TI dan penerapan strategi experiential marketing. Persaingan yang ketat di minimarket, membuat Alfamart harus memutar otak. Maklum saja, dalam jarak yang tak berjauhan pasti ada minimarket kompetitor yang siap menghadang. Apalagi, mulai dari segmen hingga tata ruangnya pun tidak jauh berbeda karena lingkup bidang usahanya memang sama. Salah satu yang bisa membedakan hanyalah fasilitas, servis, dan pelayanan kepada konsumen. Faktor inilah yang melandasi Alfamart untuk tampil beda. Contohnya pada Kartu AKU (Alfamart-ku). Dengan adanya Kartu AKU, Alfamart mencoba memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggannya. Bagi anggota pelanggan yang telah memiliki kartu AKU bisa memanfaatkan keuntungan-keuntungan berbelanja di Alfamart, kata Velina Yulianti, Marketing & Business Development Director, PT Sumber Alfaria Trijaya. PT Sumber Alfaria Trijaya, selaku pemegang brand Alfamart, merupakan perusahaan nasional yang bergerak dalam bidang perdagangan umum dan jasa eceran yang menyediakan kebutuhan pokok sehari-hari. Perusahaan ritel yang berdiri pada 22 Juni 1999 ini membidik target konsumen dari kelompok middle-class (SES B & C). Kartu AKU adalah kartu anggota yang diberikan jika pelanggan telah memenuhi ketentuan yang disyaratkan Alfamart. Benefit yang diperoleh pelanggan dari kartu ini antara lain: HematKu, berupa potongan harga hemat atau bonus produk tertentu; SpesialKu, berupa program penjualan produk ekslusif dengan harga spesial; dan HadiahKu, berupa program hadiah langsung atau undian. Pemilik kartu ini juga bisa mendaftar ke website Alfamart untuk memeriksakan jumlah poinnya. Dijelaskan Velina, adanya program Kartu AKU merupakan efek dari penerapan teknonogi informasi (TI) yang dilakukan tim Alfamart. Keuntungan dari pemanfaatan TI tersebut pun sangat signifikan, khususnya pada sistem marketing. Program membership dalam bentuk Kartu AKU telah dapat memanfaatkan data mining yang ada untuk lebih memberikan layanan yang sifatnya one-to-one marketing, lanjutnya. Dengan demikian, konsumen pun bisa merasakan adanya sentuhan personal dari Alfamart. Contoh implementasinya, sebelum pelanggan bertransaksi, kasir pasti akan menanyakan Kartu AKU dan menawarkan produk-produk tertentu sebagai promosi.

Lewat cara itu, diharapkan akan tercipta memorable experience dalam benak pelanggan. Ini adalah gimmick yang khas di Alfamart, klaimnya. Alfamart juga gencar menerapkan experiential marketing yang bertujuan untuk menimbulkan pengalaman dan sensasi dari konsumennya. Bukti nyata yang telah mereka lakukan adalah program sales promotion dengan tema Kejutan Belanja Gratis. Dalam program ini, konsumen yang berbelanja dengan nominal tertentu dan beruntung, akan mendapatkan kejutan hadiah uang pada saat transaksi. Selain itu, ada pula pemberian kue ulang tahun bagi member Kartu AKU yang berulang tahun. Meski bujetnya tidak terlalu besar, tetapi impaknya bagi konsumen sangat terasa. Konsumen yang mendapat kejutan ini, biasanya surprised. Selanjutnya, konsumen tersebut akan semangat belanja di Alfamart serta memosisikan dirinya sebagai volunteer untuk mempromosikan Alfamart dari mulut ke mulut, ungkap Velina panjang lebar. Wajar saja jika slogan Belanja puas, harga pas begitu melekat di benak jutaan pelanggan mereka. Program yang ditawarkan merujuk pada benefit yang akan didapat pelanggan itu sendiri. Dijelaskannya, kesuksesaan Alfamart juga didukung hasil pengumpulan data informasi dari secondary data dan primary data. Melalui metode FGD (Focus Group Discussion), kami mengembangkan strategi pemasaran yang lebih efektif, imbuhnya. Segudang prestasi pun telah ditorehkan Alfamart. Antara lain Best Brand Equity Gainer Award 2006; Golden Franchise Award 2006, ISO 9001:2000; MURI Award; Hot Brand in 2007; Top Brand 2008; dan Indonesia Best Brand Award 2008. Belum lagi competitive advantage, bahwa Alfamart merupakan satu-satunya minimarket yang memiliki program membership; peraih Store Equity Index tertinggi di antara seluruh format ritel; serta Alfamart sebagai payment pointhasil kerja sama dengan FIF. Alfamart juga memiliki program CSR (Corporate Social Responsibility) yang terorganisir dalam wadah Alfamart Care. Kegiatan CSR tersebut dijalankandengan melakukan pendekatan ke pihak sekolah, lembaga keagamaan, lembaga sosial, maupun instansi pemerintahan. Untuk mengomunikasikan program CSR tersebut kepada konsumen, mereka memasang poster serta menempatkan flyers di seluruh jaringan Alfamart. Kegiatan sosial Alfamart terdiri dari bidang pendidikan, kesehatan, keagamaan, kebersihan dan keindahan lingkungan, dan bencana lokal atau nasional. Ke depan dalam rangka CSR di bidang lingkungan, Alfamart akan mengganti kantung plastik dengan kantung yang mudah didaur ulang. Ini bertujuan untuk mendukung kampanye global warming, ucap Velina. Ia menegaskan, Alfamart tak hanya memfokuskan diri untuk memenangkan hati pelanggan, tapi juga memenangkan hati masyarakat di seluruh Indonesia melalui program-programnya. Pantas saja, berkat keberhasilan strategi pemasaran mereka, Alfamart berhasil membawa pulang tiga penghargaan sekaligus di ajang Marketing

Award 2008, yaitu: The Best IT in Marketing, The Best in Experiential Marketing, dan The Best in Social Marketing. Luar biasa!

Prestasi 1. CSR Award Kerja keras Alfamart dalam melancarkan program-program korporat sosialnya akhirnya mendapat pengakuan dari masyarakat. Lewat ajang CSR Award yang digelar oleh sebuah media nasional, Alfamart sukses meraih penghargaan CSR Award untuk kategori perusahaan ritel. "Penghargaan ini bukanlah tujuan utama kami melakukan aktivitas CSR, tapi kami sangat bangga dan terimakasih untuk penghargaan ini. Kami akan jadikan hal ini sebagai motivasi buat Alfamart untuk terus mengembangkan program-program CSR-nya," tutur Solihin, Corporate Affair Director Alfamart sesaat seusai menerima penghargaan. Solihin menjelaskan, tema 'Bersama untuk Bangsa' yang diusung dalam malam penganugrahan penghargaan tertinggi program CSR tersebut sejalan dengan apa yang juga ingin Alfamart capai dalam menjalankan aktivitas sosialnya yakni 'Alfamart for All'. Ada enam program dasar CSR Alfamart yang tergabung dalam Alfamart Sahabat Indonesi (ASI) yakni, Alfamart Sport, Alfamart Smart, Alfamart Clean and Green, Alfamart Care, Alfamart Vaganza dan Alfamart Smes. 2. Word of Mouth Marketing Award (WOMMA) 2011

Untuk kesekian kalinya, Alfamart memperoleh penghargaan dari Frontier Consulting Group. Berdasarkan survey yang dilakukan langsung masyarakat dari jejaring

sosial, Alfamart menerima penghargaan sebagai minimarket dengan Corporate Image terbaik dari segi The Best is Building and Managing. Penghargaan diterima oleh Pudjianto selaku Vice President Director di Hotel Ritz Charlton Kuningan Jakarta. Selain penghargaan itu, Alfamart juga meraih penghargaan bergengsi yakni Word of Mouth Marketing Award (WOMMA) 2011 kategori ritel minimarket. Penghargaan yang diraih untuk ketiga kalinya itu dipersembahkan oleh Majalah SWA dan Onbee Marketing Research, Octovate Consulting Group. Word of Mouth Marketing sendiri adalah sebuah trend baru dalam dunia marketing yakni metode pemasaran suatu produk atau jasa dari mulut ke mulut. Seperti halnya ekuitas merek dan kepuasan pelanggan, pengukuran WOMM dilakukan untuk mengidentifikasi apa yang dibicarakan dan dipromosikan konsumen Indonesia. Penghargaan ini diterima oleh Nur Rachman, General Manager Marketing PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk di Hotel Ritz Charlton Kuningan. Data diperoleh dari hasil survey yang dilakukan terhadap 3.000 orang responden selama periode Januari 2011-Maret 2011. Meliputi Jabodetabek dan empat kota besar lainnya di Indonesia, seperti Bandung, Semarang, Surabaya, Medan & Makasar dan Denpasar. Survey dilakukan dengan mengukur empat variable yakni talking (tingkat merek tersebut dibicarakan oleh konsumen), promoting (tingkat merek tersebut dipromosikan oleh konsumen), selling (tingkat merek tersebut dijual/direkomendasikan oleh konsumen) dan social network (jaringan sosial yang dimiliki konsumen). Berdasarkan keempat variabel tersebut, akan diperoleh angka indeks WOMM tertinggi. 3. Penghargaan Internasional Alfamart sebagai perusahaan ritel terkemuka di tanah air tak luput dari pantauan peritel luar negeri. Ini terbukti dari terpilihnya Alfamart menjadi nominasi dalam ajang APRCE 2011 yang diselenggarakan oleh FAPRA beberapa waktu lalu di Singapura. Alhasil, dalam ajang tahunan tersebut Alfamart sukses memboyong dua penghargaan sekaligus yakni penghargaan Retail Asia Pasific Top 500 Awards for Silver Award for Top Retailers in Indonesia and The Best of The Best Retailers. Strategi Persaingan yang ketat di minimarket, membuat Alfamart harus memutar otak. Maklum saja, dalam jarak yang tak berjauhan pasti ada minimarket kompetitor yang siap menghadang. Apalagi, mulai dari segmen hingga tata ruangnya pun tidak jauh berbeda

karena lingkup bidang usahanya memang sama. Salah satu yang bisa membedakan hanyalah fasilitas, servis, dan pelayanan kepada konsumen.

Faktor inilah yang melandasi Alfamart untuk tampil beda. Contohnya pada Kartu AKU (Alfamart-ku). Dengan adanya Kartu AKU, Alfamart mencoba memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggannya. Bagi anggota pelanggan yang telah memiliki kartu AKU bisa memanfaatkan keuntungan-keuntungan berbelanja di Alfamart, kata Velina Yulianti, Marketing & Business Development Director, PT Sumber Alfaria Trijaya. PT Sumber Alfaria Trijaya, selaku pemegang brand Alfamart, merupakan perusahaan nasional yang bergerak dalam bidang perdagangan umum dan jasa eceran yang menyediakan kebutuhan pokok sehari-hari. Perusahaan ritel yang berdiri pada 22 Juni 1999 ini membidik target konsumen dari kelompok middle-class (SES B & C). Kartu AKU adalah kartu anggota yang diberikan jika pelanggan telah memenuhi ketentuan yang disyaratkan Alfamart. Benefit yang diperoleh pelanggan dari kartu ini antara lain: HematKu, berupa potongan harga hemat atau bonus produk tertentu; SpesialKu, berupa program penjualan produk ekslusif dengan harga spesial; dan HadiahKu, berupa program hadiah langsung atau undian. Pemilik kartu ini juga bisa mendaftar ke website Alfamart untuk memeriksakan jumlah poinnya. Dijelaskan Velina, adanya program Kartu AKU merupakan efek dari penerapan teknonogi informasi (TI) yang dilakukan tim Alfamart. Keuntungan dari pemanfaatan TI tersebut pun sangat signifikan, khususnya pada sistem marketing. Program membership dalam bentuk Kartu AKU telah dapat memanfaatkan data mining yang ada untuk lebih memberikan layanan yang sifatnya one-to-one marketing, lanjutnya. Dengan demikian, konsumen pun bisa merasakan adanya sentuhan personal dari Alfamart. Contoh implementasinya, sebelum pelanggan bertransaksi, kasir pasti akan menanyakan Kartu AKU dan menawarkan produk-produk tertentu sebagai promosi. Lewat cara itu, diharapkan akan tercipta memorable experience dalam benak pelanggan. Ini adalah gimmick yang khas di Alfamart, klaimnya. Alfamart juga gencar menerapkan experiential marketing yang bertujuan untuk menimbulkan pengalaman dan sensasi dari konsumennya. Bukti nyata yang telah mereka lakukan adalah program sales promotion dengan tema Kejutan Belanja Gratis. Dalam program ini, konsumen yang berbelanja dengan nominal tertentu dan beruntung, akan mendapatkan kejutan hadiah uang pada saat transaksi. Selain itu, ada pula pemberian kue ulang tahun bagi member Kartu AKU yang berulang tahun. Meski bujetnya tidak terlalu besar, tetapi impaknya bagi konsumen sangat terasa. Konsumen yang mendapat kejutan ini, biasanya surprised. Selanjutnya, konsumen tersebut akan semangat belanja di Alfamart serta memosisikan dirinya sebagai volunteer untuk mempromosikan Alfamart dari mulut ke mulut, ungkap Velina

panjang

lebar.

Wajar saja jika slogan Belanja puas, harga pas begitu melekat di benak jutaan pelanggan mereka. Program yang ditawarkan merujuk pada benefit yang akan didapat pelanggan itu sendiri. Dijelaskannya, kesuksesaan Alfamart juga didukung hasil pengumpulan data informasi dari secondary data dan primary data. Melalui metode FGD (Focus Group Discussion), kami mengembangkan strategi pemasaran yang lebih efektif, imbuhnya. Segudang prestasi pun telah ditorehkan Alfamart. Antara lain Best Brand Equity Gainer Award 2006; Golden Franchise Award 2006, ISO 9001:2000; MURI Award; Hot Brand in 2007; Top Brand 2008; dan Indonesia Best Brand Award 2008. Belum lagi competitive advantage, bahwa Alfamart merupakan satu-satunya minimarket yang memiliki program membership; peraih Store Equity Index tertinggi di antara seluruh format ritel; serta Alfamart sebagai payment pointhasil kerja sama dengan FIF. Alfamart juga memiliki program CSR (Corporate Social Responsibility) yang terorganisir dalam wadah Alfamart Care. Kegiatan CSR tersebut dijalankandengan melakukan pendekatan ke pihak sekolah, lembaga keagamaan, lembaga sosial, maupun instansi pemerintahan. Untuk mengomunikasikan program CSR tersebut kepada konsumen, mereka memasang poster serta menempatkan flyers di seluruh jaringan Alfamart. Kegiatan sosial Alfamart terdiri dari bidang pendidikan, kesehatan, keagamaan, kebersihan dan keindahan lingkungan, dan bencana lokal atau nasional. Ke depan dalam rangka CSR di bidang lingkungan, Alfamart akan mengganti kantung plastik dengan kantung yang mudah didaur ulang. Ini bertujuan untuk mendukung kampanye global warming, ucap Velina. Ia menegaskan, Alfamart tak hanya memfokuskan diri untuk memenangkan hati pelanggan, tapi juga memenangkan hati masyarakat di seluruh Indonesia melalui program-programnya. Pantas saja, berkat keberhasilan strategi pemasaran mereka, Alfamart berhasil membawa pulang tiga penghargaan sekaligus di ajang Marketing Award 2008, yaitu: The Best IT in Marketing, The Best in Experiential Marketing, dan The Best in Social Marketing. Luar biasa! Motivasi TUJUAN JANGKA PENDEK Tujuan jangka pendek dari Alfamart tersebut sudah dapat dirasakan oleh pedagang retail kecil yang sudah mulai merasa berkurang daya jualnya. Toko-toko kecil yang jualan kebutuhan sehari-hari sudah mulai kesulitan berjualan barang jualannya. Walaupun dari sisi harga Alfamart mungkin ada yang lebih mahal daripada toko biasa, konsumen masih tetap untuk berbelanja ke perusahaan retailer nasional ini. Hal ini menyebabkan toko biasa milik masyarakat kecil makin lama makin tidak bisa menjual barangnya secara

cepat. Apalagi pelayanan dari toko kecil sering kesulitan dalam hal uang kembalian dan penjaga toko kelontong tidak standby (terkadang tidur pulas) sehingga pelanggan merasa malas untuk kembali lagi beli di toko kelotong. Pedagang lainnya yang juga merasakan hal yang sama adalah pedagang buah di pinggiran jalan yang telah merasakan sulit berjualan buah-buahan ketika kedua retailer tersebut juga berjualan buah-buahan nan segar.Sehingga nantinya pedagang buah-buahan pun akan merasakan kesulitan bersaing melawan kedua perusahaan retailer itu. Pengusaha lainnya yang nantinya akan merasa tersaingi oleh Alfamart adalah penjual pulsa untuk ponsel. Dimana saat ini kedua retailer tersebut sedang menjajaki pasar pembeli pulsa elektrik yang nantinya jika mengalami perkembangan akan langsung mematikan penjual pulsa lainnya. Dan nantinya juga dapat di tebak, kedua retailer ini akan jualan sayur mayur jika sudah pada waktunya dan otomatis akan menggeser pasar tradisional seiring mengikuti perkembangan jaman dan perkembangan modernisasi masyarkat dalam hal berbelanja. Dari sekian banyak pedagang yang mulai kesulitan melawan persaingan yang sangat ketat, semuanya adalah pedagang kecil yang tersebar di tengah-tengah masyarakat. TUJUAN JANGKA PANJANG Tujuan jangka panjang dari kedua retailer ini adalah menguasai distribusi produk dan pasar sudah dikuasai oleh mereka ini yang secara otomatis pasar telah di kendalikan. Jika hal ini terjadi maka produsen mau tidak mau harus melalui mereka untuk mendistribusikan produknya. Tapi di lain pihak Alfamart juga membuat produk sendiri yang bekerjasama dengan produsen kecil untuk melawan produk berkelas yang harganya sangat jauh lebih murah. Sehingga hal ini menyebabkan produk bermerek pun dari produsen besar juga akan mengalami kesulitan menjual produknya. Kalaupun ingin menjual produknya sendiri, sebuah produsen besar tidak memiliki alat distribusi seperti yang dimiliki oleh Alfamart yang sudah tersebar dimana-mana yang jaraknya sudah mulai berdekatan. Produsen besar ingin bersaing ? Seperti sudah terlambat jika ingin melakukan hal yang sama. Jika hal itu sudah terjadi maka sebuah produsen besar tak akan berkutik dengan kedua retailer ini yang sudah memiliki beragam produk dengan mereknya sendiri yang harganya lebih murah dengan pautan yang sangat jauh. Konsumen mengalami terapi perlahanlahan untuk beralih ke produknya Alfamart.

You might also like