You are on page 1of 8

1.

Anatomi dan FisioIogi Sendi Lutut


a. Anatomi Sendi Lutut
Secara umum sendi adalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang.
Terdapat tiga tipe sendi yaitu : sendi fibrosa (sinartrodial merupakan sendi yang
tidak dapat bergerak, sendi kartilaginosa (amfiartrodial merupakan sendi yang dapat
sedikit bergerak dan sendi sinovial (diartrodial merupakan sendi yang dapat
digerakkan dengan bebas (Price dan Wilson, 1995.
Sendi sinovial ada enam jenis yaitu : sendi datar, sendi putar, sendi engsel,
sendi kondiloid, sendi berporos dan sendi pelana. Sendi engsel di dalam jenis ini
satu permukaan bundar diterima oleh yang lain sedemikian rupa sehingga hanya
mungkin gerakan dalam satu bidang, seperti gerakan engsel (Pearce, 2005.
Sendi lutut merupakan sendi terbesar dalam tubuh manusia. Pada dasarnya
terdiri dari dua articulatio kondilaris yaitu, antara kondilus femoralis dan kondilus tibia
serta sebuah sendi plana antara fasies patelaris femoris dan patella. Sendi fibular
tibial tidak terlibat langsung (Snell, 1998. Kondilus femoralis melebar kearah distal
dan posterior. Kondilus ini dibentuk oleh kondilus lateralis femoralis dan kondilus
medialis femoralis. Sedangkan pada kondilus tibial dibentuk oleh kondilus medialis
tibial dan kondilus lateralis tibial yang dipisahkan oleh eminentia interkondiloidea
(Kahle dkk, 1995.
Pada permukaan dari sendi terdapat patella. Patella adalah tulang sesamoid
yang paling besar pada tubuh manusia dan terletak pada tendon dari otot
quadriceps femoralis. Pada bagian inferior apex patella berikatan dengan ligamen
patellae yang terletak di anterior tuberkel tibial sampai ke kondilus (Bryan, 1979.


Keterangan :

1. Permukaan patella
2. Ligamen cruciatum posterior
3. Ligamen cruciatum anterior
4. Meniscus medial
5. Meniscus lateral
6. Ligamen kollateral fibular
7. Ligamen kollateral tibial



Gambar 1. Anatomi sendi lutut dari posisi anterior (Ballinger, 1999



Keterangan :
1. Ligamen cruciatum anterior
2. Ligamen cruciatum posterior
3. Meniscus lateral
4. Meniscus medial
5. Ligamen kollateral fibular
6. Ligamen kollateral tibial
7. Fibula




Gambar 2. Anatomi sendi lutut dari posisi posterior (Ballinger, 1999

Keterangan :
1. Femur
2. Patella
3. Meniscus
4. Cairan sinovial
5. Meniscus
6. Kartilago articular


Gambar 3. Anatomi sendi lutut dari posisi lateral (Ballinger, 1999

Sendi pada lutut dibentuk oleh dua tulang atau lebih yang dipadukan dengan
berbagai cara, misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligamen, tendon, fasia,
atau otot (Price dan Wilson, 1995.
Bagian-bagian yang berperan dalam keseimbangan sendi lutut antara lain
adalah sebagai berikut :
1 Tulang rawan
Permukaan sendi lutut terdiri atas kondilus femoris dan kondilus tibia.
Pergeseran sendi ini dikompresi oleh rawan yang relatif tebal yang meliputi dan
oleh menisci (Kahle dkk, 1995.
Pada sendi sinovial (diartrosis, tulang tulang yang saling berhubungan
dilapisi rawan sendi. Rawan sendi merupakan jaringan avaskuler dan juga tidak
memiliki jaringan syaraf, berfungsi sebagai bantalan terhadap beban yang jatuh
ke dalam sendi.
Rawan sendi dibentuk oleh sel rawan sendi (kondrosit dan matrik rawan.
Kondrosit berfungsi menyintesis dan memelihara matriks rawan sehingga fungsi
bantalan rawan sendi tetap terjaga dengan baik. Matriks rawan sendi terutama
terdiri dari air, proteoglikan dan kolagen.
Rawan sendi merupakan jaringan yang avaskuler, oleh sebab itu,
makanan diperoleh dengan jalan difusi. Beban yang intermiten pada rawan
sendi, sangat baik bagi fungsi difusi nutrien untuk rawan sendi (sbagio dan
Setyohadi, 1996.
2 Meniscus
Meniscus merupakan struktur yang hanya ditemukan didalam sendi lutut,
temporomandibular, sternoklavikular, radioulnar distal dan akromioklavikular.
Meniscus merupakan diskus fibrokartilago yang pipih atau segitiga atau ireguler
yang melekat pada kapsul fibrosa dan selalu pada salah satu tulang yang
berdekatan. Sebagian besar meniscus bersifat avaskuler, tetapi pada bagian
yang melekat pada tulang sangat kaya dengan pembuluh darah, tidak ada
jaringan syaraf atau pembuluh limfe di dalam meniscus. Nutrisi diperoleh secara
difusi dari cairan sendi atau pleksus pembuluh darah pada bagian yang melekat
pada tulang (sbagio dan Setyohadi, 1996.
Meniscus medialis berbentuk semisirkularis dan bersatu dengan
ligamentum kolateral medial. Meniscus lateralis hampir sirkuler, tempat-tempat
perlekatannya dekat satu sama lainnya. a tidak bersatu dengan kapsula atau
ligamen kolateral lateral dan oleh karena itu lebih mobil. Meniscus lateralis
mungkin dilekatkan pada permukaan dalam kondilus femoralis medialis oleh
ligamenta (Kahle dkk, 1995.
3 Celah sendi
Sendi lutut terdiri dari 3 celah sendi, yaitu : celah sendi yang dibentuk
oleh dasar patella dengan permukaan anterior dari femur bagian proksimal,
celah sendi yang disusun oleh kondilus lateral femoris dengan kondilus lateral
tibia dan celah sendi yang disusun oleh kondilus medial femoris dengan kondilus
medial tibia. Adapun kedua kondilus femur dengan kondilus tibia bersumbu pada
pertengahan masing-masing kondilus yang disebut celah sendi femorotibialis.
Pada masing-masing permukaan tulang penyusun sendi dilapisi oleh
kartilago hialin. Untuk kondilus femoris dan tibia dikelilingi oleh meniscus (Bryan,
1979.
Pada saat fleksi dan ekstensi sendi lutut akan terjadi perubahan celah
sendi. Untuk femorotibialis disebabkan terjadi perubahan antara femur dan
meniscus. Rotasi medial dan lateral dari tibia pada femur akan terjadi perubahan
antara tibia dan meniscus. Untuk femoropatelaris saat ektensi terjadi perubahan
perlekatan bagian inferior patella, akan menempel dengan bagian superior
permuakaan artikularis femur dan saat fleksi bagian tengah dari dasar patella
akan menempel dengan bagian inferior dari permukaan kondilus femoris (Bryan,
1982.
4 Rongga sendi
Rongga sendi adalah rongga sempit menyerupai celah yang
mengandung cairan sinovial. Cairan ini jernih, kental, cairan yang mengandung
musin seperti albumin. Cairan bekerja sebagai pelumas dan membantu nutrisi
rawan sendi. Viskositasnya yang ditentukan oleh kadar asam hialuronat adalah
tergantung pada suhu makin rendah suhu makin tinggi viskositas cairan sinovial
(Kahle dkk, 1995.
Rongga sendi yang luas pada lutut mempunyai struktur yang rumit. Di
sebelah anterior terdapat bantalan lemak intra patella yang luas dengan dua
plicae alares. Dari bantalan lemak plica synovialis patelaris berjalan menuju ke
ligamentum crusiatum anterius. Plica ini bebas masuk sendi dan merupakan sisa
dari lipat primitif yang membagi sendi lutut menjadi dua ruangan. Plica
merupakan lanjutan membran sinovial yang tertanam pada kedua ligamentum
crusiatum dan berjalan sampai patella (Kahle dkk,1995.
5 Cairan sinovial
Pada sendi yang normal, cairan sendi sangat sedikit, sehingga sulit
diaspirasi dan dipelajari. Cairan sendi merupakan ultra filtrasi atau dialisat
plasma. Pada umumnya kadar molekul dari ion kecil adalah sama dengan
plasma, tetapi kadar proteinnya lebih rendah. Molekul-molekul dari plasma,
sebelum mencapai rongga sendi harus melewati sawar indotel avaskuler,
kemudian melalui matriks subsinovial dari lapisan sinovium. Sawar endothelial
sangat selektif. Makin besar molekulnya, makin sulit melalui sawar tersebut,
sehingga molekul protein yang besar akan tetap berada dalam jaringan vaskuler.
Sebaliknya, molekul dari cairan sendi dapat kembali ke plasma tanpa halangan
apapun melalui system limfatik walaupun ukurannya besar (sbagio dan
Setyohadi, 1996.
6 Membran sinovial
Membran sinovial merupakan jaringan avaskuler yang melapisi
permukaan dalam kapsul sendi, tetapi tidak melapisi permukaan rawan sendi.
Membran ini licin dan lunak, berlipat-lipat sehingga dapat menyesuaikan diri
pada setiap gerakan sendi atau perubahan tekanan intra-artikular
Membran sinovial tersusun atas 1-3 lapis sel-sel sinovial (sinoviosit yang
menutupi jaringan subsinovial dibawahnya, tanpa dibatasi oleh membran basalis.
Walaupun banyak pembuluh darah dan limfa di dalam jaringan
subsinovial, tetapi tidak satu pun mencapai lapisan sinoviosit. Jaringan pembuluh
darah ini berperan dalam transfer konstituen darah ke dalam rongga sendi dan
pembentukan cairan sendi (sbagio dan Setyohadi, 1996.
7 Ligamen
Ligamen patella merupakan lanjutan tendon muskulus kuadriseps femoris
dari patella ke tuberositas tibia. Retinakulum patela lateralis dan medialis di
sebelah lateral berasal dari tendo muskulus kuadriseps femoris dan berjalan
menuju tibia, dimana mereka melekat dekat dengan pinggir tuberositas tibia.
Dua ligamen utama yang terletak dipinggir adalah ligamen kolateral
medial dan lateral. Ligamen kolateral medial yang berbentuk segitiga, lebar, dan
berjalan dari epikondilus medialis ke permukaan medial tibia, dimana ia bersatu
dengan kapsula dan meniscus medialis. Ligamen kolateral lateral yang
berbentuk bulat berjalan dari epikondilus lateralis ke kapitulum fibula. Ligamen ini
tidak berhubungan dengan kapsula atau meniscus lateralis.
Pada permukaan posterior ligamentum popliteum obliq merupakan asal
lateral dari tendo muskulus semimembranosa dan berjalan ke lateral proksimal
terhadap origo kaput lateral muskulus gastroenemius. Ligamen popliteum
arcuatum terletak pada daerah kondilus lateralis femoris, erat berhubungan
dengan muskulus popliteus. Kelompok ligamen lutut selanjutnya adalah ligamen
krusiatum. Mereka khususnya berperan untuk mempertahankan kontak waktu
pergerakan rotasi, bila ligamen kolateral melemas pada posisi fleksi. Ligamen
krusiatum anterior berjalan dari fossa interkondiloidea anterior tibia ke
permukaan medial kondilus lateralis femoris. Ligamen krusiatum posterior lebih
kuat daripada ligamen krusiatum anterior. a berjalan dari permukaan lateral
kondilus femoris medial ke fossa interkondiloidea posterior (Kahle dkk, 1995.
8 Bursa
Terdapat banyak bursa sekitar sendi lutut, beberapa diantaranya
berhubungan dengan rongga sendi. Bursa yang terbesar adalah supra patelaris
yang terletak disebelah anterior dan menambah rongga sendi ke proksimal. Di
posterior terdapat recessus subpopliteus dan bursa semimembranosa, keduanya
jauh lebih kecil. Pada origo kedua kaput muskulus gastrocnemuis terdapat bursa
subtendinosus dari kaput lateral dan kaput medial muskulus gastrocnemuis.
Bursa yang tidak berhubungan dengan sinovia adalah bursa prepatelaris
subkutanea yang ditemukan sub kutan tepat didepan patella, dan bursa
infrapatelaris profunda (Kahle dkk, 1995.
b. Fisiologi Sendi Lutut
Sendi lutut dapat melakukan fleksio dan ekstensio, dan pada posisi fleksio
memungkinkan dilakukan rotasio (Kahle dkk, 1995.
Pada lutut yang ekstensio kedua ligamenta kollateral tegang. Waktu
ekstensio kondilus femoralis berada dalam posisi yang hampir ekstrem dimana
ligamentum kollateral teregang sepenuhnya. Waktu 10
0
terakhir sebelum ekstensio
sempurna terdapat rotasio terminal obligatorik sekitar 5
0
dan kedua ligamentum
lateral menjadi tegang pada saat yang sama terdapat sedikit pemisahan ligamenta
cruciatum. Rotasio aktif akhir dari tungkai yang tidak dibebani berat (berdiri melalui
rotasio medial paha. Pada posisi ekstensio yang ekstrem, ligamenta kollateral dan
ligamenta krusiatum tegang (Kahle dkk, 1995.
Pada lutut yang ditekuk (fleksio ligamenta kollateral melemas. Rotasio
mungkin dilakukan pada posisi fleksio. Luas rotasio medial tungkai kurang daripada
rotasio lateral. Waktu rotasio medial tibia pada femur, ligamenta krusiatum satu
sama lain saling memutar dan dengan demikian mencegah rotasio medial yang
jumlahnya berlebihan. Waktu rotasio lateral, ligamenta krusiatum tidak terlepas.
Batas rotasio lateral ditentukan oleh ligamentum kollateral lateral; luas rotasio lateral
maksimalnya adalah 45
0
sampai 60
0
. Jumlah rotasio dapat diperiksa dengan
pergerakan kapitulum fibulae bila tungkai diangkat dari tanah (Kahle dkk, 1995.

You might also like