Professional Documents
Culture Documents
SKENARIO
Tn.
M
,
60
tahun
Keluhan
utama
:
Bengkak
di
kedua
kaki
(
oedem
perifer
)
Dyspnoe
deffort
(
adanya
oedem
pulmonal
)
Ortopnoe
(
adanya
oedem
pulmonal
)
Tachypnea
Sesak
nafas
sudah
sejak
4
bulan
terakhir,
sehingga
pasien
harus
rawat
inap
Berdebar
debar
hilang
timbul
(
palpitasi
)
Anorexia
Menyangkal
sesak
nafas
dipengaruhi
oleh
cuaca
ataupun
debu
RPD
:
Hypertensi
(+)
,
Riwayat
sakit
dada
(+)
terutama
saat
naik
tangga
dan
hilang
dengan
istirahat
atau
pemakaian
nitrat.
Riwayat
kencing
manis
disangkal
RPK
:
kakak
hipertensi
,
ayah
penyakit
jantung
(
faktor
resiko
hipertensi
)
Riwayat
kebiasaan
:
Merokok
keretek
2
bungkus
per
hari
sejak
usia
20
tahun,
minum
obat
obatan
tidak
teratur
(
faktor
resiko
hipertensi
,
pengobatan
tidak
teratur)
Pemeriksaan
fisik
Compos
mentis
,
sakit
sedang
,
dyspnoe
Tanda
vital
:
TD
:
150/
100
mmHg
(
Hipertensi
stage
II
)
N
:
164
x/
menit
(
tachycardi
)
R
:
32
x/
menit
(
Tachypnea
)
S
:
36,5
C
Leher
:
JVP
5
+
4
cm
H20
(
meningkat
,
adanya
gagal
jantung
kanan
)
Thorax
:
Paru
:
auskultasi
:
ronchi
basah
halus
di
seluruh
lapang
paru
kanan-kiri
(
ada
oedem
pulmonal
)
Jantung
:
inspeksi
:
Ictus
cordis
1
cm
lateral
LMCS
,
ICS
V
(
cardiomegaly
)
Palpasi
:
ictus
cordis
1
cm
lateral
LMCS,
ICS
V
(
cardiomegaly
)
Perkusi
:
batas
kiri
:
1
cm
lateral
LMCS
,
ICS
V
(
cardiomegaly
)
Auskultasi
:
irama
gallop
(+)
Abdomen
:
Hepar
teraba
3
cm
BAC
(
Hepatomegali
)
Extremitas
bawah
:
pitting
oedem
di
pre
tibial
(
oedem
perifer
)
Foto
Thorax
:
Cardiomegaly
ringan
,
bendungan
paru
disertai
sudut
costodiagragmatica
tumpul
(
efusi
pleura
)
Pada pemeriksaan EKG : Didapatkan irama sinus Denyut jantung 163 x/ menit ( Sinus tachycardi ) Tidak terdapat gelombang P ST segmen depresi di lead V5 V6 ( Ischemi bagian lateral ) Pemeriksaan laboratorium Hb : 15 gr/ dL Ht : 46 % Leukosit : 7200 / mm3 Kolesterol total : 280 mg / dl ( N: < 200 mg / dl ) LDL : 170 mg/ dl ( N : < 100 mg/ dl ) HDL : 35 mg / dl ( N : > 45 mg / dl ) Trigliserida : 145 mg/ dl ( N: < 150 mg /dl ) Na : 136 mEq/ L K : 3,6 mEq/ L Glukosa sewaktu : 144 gr/ dl SGOT : 50 U/L SGPT : 58 U /L Creatinin : 0,9 mg/ dl Ureum : 14 mg / dl Asam urat : 7,6 mg / dl ( Hiperuricemia ) Troponin T : negatif NT pro BNP : > 2000 pg/ ml ( adanya ischemia myocard )
PRASYARAT
1.
ANATOMI
JANTUNG
2.
HISTOLOGI
JANTUNG
Terdiri
dari
3
lapisan
:
Endocardium
:
Endotel
,
Subendotel
,
Subendocardium
Myocardium
Epicardium
3. FISIOLOGI OTOT JANTUNG Otot jantung : o Mengikuti hukum all or none : karena adanya synctithium dan tahanan discus intercalatus 1/400 tahanan membran sel o Mengikuti hukum starling : Kekuatan kontraksi jantung tergantung dari volume darah pada akhir diastole o Memiliki sifat otomasi ( self excitation ) dan ritmis terutama sistem konduksi Sistem konduksi jantung : o SA ( sinoatrial) node : sebagai pacemaker o Internodal pathway : menjalarkan impuls dari SA node ke atrium kanan dan kiri dan juga ke AV node o AV ( Atrioventricular ) node : sebagai delay ( 0,01 detik ) , memberi kesempatan bagi atrium untuk mengosongkan isinya o Bundle of His : terbagi 2 cabang yaitu Left Bundle Branch ( LBB ) yang akan bercabang menjadi fasciculus anterior dan posterior. Right Bundle Branch yang
berjalan dalam ventrikel kanan. RBB dan LBB untuk menjalarkan impuls ke serabut purkinje. o Serabut purkinje : menjalarkan impuls ke otot ventrikel mulai dari septum interventrikular , apex dinding ventrikel kanan kiri dan ke basis cordis.
Siklus jantung
1. Sistol atrial 2. Fase isovolemic contraction 3. Rapid ejection 4. Reduced ejection 5. Fase isovolemic relaxation 6. Rapid ventricular filling 7. Reduced ventricular filling
DECOMPENSATIO
CORDIS
DEFINISI
Gagal
jantung
adalah
keadaan
dimana
jantung
tidak
mampu
lagi
memompa
darah
ke
jaringan
untuk
memenuhi
kebutuhan
metabolisme
tubuh
(
forward
failure
)
atau
kemampuan
tersebut
hanya
dapat
terjadi
dengan
tekanan
pengisian
jantung
yang
tinggi
(
backward
failure
)
EPIDEMIOLOGI
DAN
INSIDENSI
10
%
orang
amerika
dengan
usia
diatas
65
tahun
memiliki
gagal
jantung
simptomatis
,
dan
sekitar
20
%
individu
yang
asimptomatis
(
berusia
di
atas
40
tahun
)
memiliki
disfungsi
myocard
Prevalensi
dari
gagal
jantung
semakin
meningkat
seiring
bertambahnya
usia
Menurut
penelitian
framingham,
dalam
waktu
2
tahun
setelah
terdiagnosa
gagal
jantung
,
37
%
pasien
pria
dan
38
%
pasien
wanita
akan
meninggal.
Dalam
periode
5
tahun
angka
kematian
meningkat
sampai
82
%
pada
pria
dan
67
%
pada
wanita
ETIOLOGI
Etiologi
gagal
jantung
kiri
:
o Penyakit
jantung
koroner
o Kelainan
miokard
(
kardiomiopati
)
o Kelainan
katup
mitral
/
aorta
stenosis
atau
insufisiensi
o Hipertensi
o Lain
lain
:
beri
beri
,
thyrotoxicosis
,
anemia
Etiologi
gagal
jantung
kanan
:
o Sekunder
dari
gagal
jantung
kiri
o Bisa
terjadi
primer,
tanpa
gagal
jantung
kiri
,
pada
:
penyakit
paru
obstruktif
menahun
,
regurgitasi
trikuspid,
stenosis
pulmonal
,
ASD
/
VSD
yang
disertai
dengan
hipertensi
pulmonal
Etiologi
gagal
jantung
akut
:
Miokard
Infarct
Etiologi
gagal
jantung
kronik
:
Coronary
Artery
Disease
(
CAD
)
,
hipertensi
Jadi
,
gagal
jantung
dapat
terjadi
akibat
dari
o Kontraktilitas
myokard
yang
terganggu
o Kekakuan
pada
ventrikel
atau
ketidakmampuan
miokard
untuk
relaksasi
o Ketidakmampuan
jantung
untuk
mengkompensasi
peningkatan
resistensi
perifer
o Kelainan
pada
katup
,
shunt/pirau
intracardiac,
gangguan
denyut
jantung/
irama
jantung
FAKTOR RESIKO Peningkatan usia Hipertensi Penyakit jantung iskemi Obesitas Diabetes Renal failure Kelainan katup jantung Kardiomiopati Myocarditis Congenital heart disease / penyakit jantung bawaan Konsumsi alkohol yang berlebihan KLASIFIKASI Dapat diklasifikasikan menjadi akut dan kronik Klasifikasi gagal jantung akut ( KILLIP ) : o Klas 1 : tanpa tanda tanda disfungsi ventrikel kiri o Klas 2 : Gallop S3 + Ronchi basah < dari lapang paru belakang o Klas 3 : Ronchi basah terdengar atau lebih lapang paru belakang o Klas 4 : Syok kardiogenik ( hipotensi dan edema paru ) Klasifikasi gagal jantung kronik fungsional ( New York Heart Association ) : o Klas 1 : gejala sesak nafas pada kegiatan fisik yang berat o Klas 2 : gejala pada kegiatan fisik yang sedang o Klas 3 : gejala pada kegiatan fisik yang ringan o Klas 4 : gejala pada kegiatan fisik yang sangat ringan atau saat istirahat Klasifikasi menurut American Heart Association(AHA) dan American College of Cardiology (ACC ) :
Kontraktilitas
Kebutuhan O2 Myocyte
Perfusi
ke
ginjal
Preload
Hormon katekolamin
Myocardial Ischemia
Kontraktilitas
Kongesti paru
Ronchi basah
Oedem pulmonal
Dyspnea , Tachypnea
Tekanan di paru
Edema perifer
Asites
GEJALA KLINIK Gagal jantung kiri : o Dyspnoe deffort o Orthopnea o Paroxysmal Nocturnal Dyspnea o Nocturia o Fatigue o Ronchi basah di kedua lapang paru o Bunyi jantung 3 o Takikardi o Efusi pleura o Pada decom yang lama dapat terjadi cachexia Gagal jantung kanan : o Edema perifer o Hepatomegali dan asites o Distensi pada vena jugularis DASAR DIAGNOSIS ( Skenario ) DIFFERENTIAL DIAGNOSIS Decompensatio cordis kanan Decompensatio cordis kiri Penyakit paru obstruktif menahun DIAGNOSIS KERJA Fungsional : Decompensatio cordis kanan dan kiri Etiologi : Hipertensi Anatomi : Left Ventricular Hypertrophy PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan rutin : Hb , elektrolit (Na, K ) , Ureum , kreatinin, glukosa, fungsi liver, asam urat X foto thorax EKG , untuk mengetahui adanya : o Left Ventricular Hypertrophy o Aritmia : Atrial fibrilasi , Atrial tachycardi, Ventricular aritmia o Post Myocard Infarct ( Gelombang Q)
o Perubahan ST segmen ( ischemia ) Echocardiography , kegunaannya : o Melihat ejeksi fraksi ( Left Ventrikel Ejection Fraction / LVEF ). Normal adalah 50 70 %, jika > 70% disebut hiperkinetik. Jika < 20% resiko sudden death tinggi. o Kontraksi miokard o Katup katup jantung o Pericardial effusion Brain Natriudiuretic Peptide ( BNP ) dan NT pro BNP o BNP > 400 pg/ ml dan NT pro BNP > 2000 pg/ml : kemungkinan besar gagal jantung o BNP < 100 pg/ml dan NT pro BNP < 400 pg/ml : bukan gagal jantung o Kadar BNP menurun, misalnya pada : Chronic Obstructive Pulmonal Disease (COPD) o Kada BNP yang meningkat, misalnya pada : Decompensatio Cordis Troponin Angiography Coroner Radionuclide Study o Menentukan ejection fraction (EF ) o Menentukan viablitas miokardium
PENATALAKSANAAN Tujuan : meningkatkan cardiac output Non Farmakologis : Membatasi aktivitas fisik dengan tirah baring setengah duduk Pemberian oksigen Pembatasan cairan , kurang dari 1 liter/hari Pembatasan asupan garam ( < 3 gr / hari ) Menghindari minum alkohol, stop merokok Olahraga teratur , misalnya jalan ( 20 30 menit / hari ) Intervensi khusus : Cardiac Resynchronization Therapy ( CRT ) : pemasangan pacing jantung Farmakologis : Diuretika o Tiazid : 25 50 mg/hari atau Furosemid : 20 240 mg/ hari o Tujuannya : Mengurangi volume cairan ekstraseluler , mengurangi preload Aldosteron antagonist : Spironolactone
o Dapat digunakan pada pasien dengan chronic heart failure dan ejection fraction yang menurun o Meningkatkan angka harapan hidup, mengurangi kekambuhan , memperbaiki kelas NYHA ACE inhibitors o Pada decompensatio cordis kelas 1 dapat diberikan ACEi o Dosis maksimal 50 mg , 3 x 1 o Kombinasi dengan ARB dilaporkan mempunyai efek sinergis dalam mempengaruhi hemodinamika , remodeling dan profil neurohormon Digoxin o Dapat memperbaiki gejala gejala pada decompensatio cordis o Tidak diberikan pada pasien dengan myocard infarct / penyakit jantung koroner o Diberikan jika ada atrial fibrilasi dan juga tachycardi Beta Blocker o Beta blocker kardioselektif diberikan pada decompensatio cordis o Dimulai dengan dosis rendah , dinaikkan secara bertahap sampai dosis maksimal sesuai target setiap interval 2 minggu o Bisoprolol dimulai dengan dosis 1,25 mg 1x /hari , dosis target 10 mg o Carvedilol dimulai dengan dosis 3,25 mg 2x /hari, dosis target 25-50 mg o Metoprolol dimulai dengan dosis 12,5/25 mg 1x /hari , dosis target 200 mg Inotropik o Meningkatkan kontraktilitas miokard o Dopamin dosis rendah (2-5 ug/kgBB/hari) merangsang reseptor dopamine di ginjal meningkatkan diuresis. Dosis rendah dapat memperbaiki preload, menurunkan wall stress, memperbaiki perfusi miokard
PENCEGAHAN Hindari konsumsi alkohol yang berlebihan , hindari merokok Asupan garam dibatasi Aktivitas fisik (olahraga ) yang teratur KOMPLIKASI Syok kardiogenik Aritmia Gagal jantung kronik
PROGNOSIS Dengan pemakaian obat obat berikut : o ACEi menurunkan mortalitas sebesar 35% o Beta blocker menurunkan mortalitas sebesar 38% o Spironolactone menurunkan mortalitas sebesar 30 % 50% kematian adalah mendadak ( Sudden Cardiac Death ) karena aritmia ventrikel Prognosa jelek pada disfungsi ventrikel kiri dengan EF < 20 % Quo ad vitam : dubia Quo ad functionam : dubia Quo ad sanationam : dubia