You are on page 1of 4

Sistem Respirasi Sistem respirasi terdiri dari : 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Hidung Pharinx Larinx Trachea Bronchi Paru-paru

Secara structural, system respirasi dibagi menjadi : y y Upper Respiratory System : terdiri dari hidung, pharynx, dan struktur penghubung lainnya, Lower Respiratory System : terdiri dari larynx, trachea, bronchi dan paru-paru.

Sedangkan secara fungsional, system respirasi dapat dibagi menjadi : y Conducting Zone

Terdiri dari rangkaian saluran penghubung dan terdapat di luar maupun di dalam paru-paru. Termasuk di dalamnya : hidung, pharynx, larynx, trachea, bronchi, bronchioles, dan terminal bronchioles. Memiliki fungsi untuk menyaring, menghangatkan dan membasahi udara juga menyalurkan udara ke paru-paru. y Respiratory Zone

Terdiri dari jaringan-jaringan pada aru-paru tempat dimana terjadi pertukaran gas. Termasuk di dalamnya : respiratory bronchioles, alveolar duct, alveolar sac dan alveoli. Merupakan tempat pertukaran gas utama antara udara dan darah.

Ventilasi Pulmonar Merupakan aplikasi dari Hukum Boyle, dimana tekanan berbanding terbalik dengan volume dan udara akan berpindah dari tekanan yang lebih tinggi ke tekanan yang lebih rendah. Pada saat udara masuk ke paru-paru, tekanan udara di paru-paru lebih rendah disbanding tekanan udara di atmosfer (760 mmHg / 1 atm), begitu pula sebaliknya pada saat udara keluar dari paru-paru. Ventilasi pulmonary ini meliputi inhalasi dan ekshalasi sebagai berikut, 1. Inhalasi

Disebut juga inspirasi dimana merupakan proses udara masuk ke dalam paru-paru. Prosesnya adalah : y y y y Sebelum inhalasi tekanan udara di atmosfer dan paru-aru adalah sama, yaitu 760 mmHg atau 1 atm; Agar udara mengalir ke dalam paru-paru, tekanan alveoli harus lebih rendah daripada atmosfer, hal ini akan dicapai dengan meningkatnya volume paru-paru. Perbedaan tekanan ini disebabkan oleh perubahan volume paru-paru yang menekan udara ke dalam paru-paru ketika menghirup, dan keluar ketika menghembuskan udara. Untuk inhalasi, paru-paru harus meluas dan meningkatkan volumenya dan sekaligus menurunkan tekanan di dalam paru-paru di bawah tekanan atmosfer.

Otot-otot yang berperan penting dalam proses inhalasi ini adalah : y Diaphragma

Otot yang paling penting pada saat inhalasi dan mempunyai bentuk dome-shaped , terbentuk dari dasar thoracic cavity diinervasikan oleh fiber dari phrenic nerve yang muncul dari spinal cord di cervical 3,4, dan 5. Kontraksi diaphragm menyebabkan bentuk dari dome-shaped turun dan menjadi lebih rata, hal ini meningkatkan vertical diameter dari rongga thorax selama inhalasi berlangsung, diaphragm turun sebesar 1 cm, dan menghasilkan perbedaan tekanan 1 3 mmHg dan menghirup 500 ml udara, dalam pernapasan kuat, diaphragm akan turun sampai 10 cm, dan menghasilkan tekanan 100 mmHg dan menghirup 2 3 liter udara. Kontraksi dari diaphragm ini bertanggung jawab sekitar 75 % dari udara yang masuk paru-paru selama bernafas dengan tenang. Kontraksi otot dari diaphragm juga dipengaruhi pada masa kehamilan, obesitas, atau pakaian yang mengikat abdominal karena dapat menghalangi turunnya diaphragm. y Otot eksternal Intercostalis

Merupakan otot yang ikut berperan pada inhalasi selain diaphragm, ketika otot ini berkontraksi, otot ini akan mengangkat ribs dan hasilnya akan meningkatkan diameter anteroposterior dan lateral dari rongga dada. Kontraksi otot ini bertanggung jawab sekitar 25 % dari udara yang masuk ke dalam paru-paru selama bernafas tenang. Selama menghirup dengan tenang, tekanan kedua pleual layer dalam pleural cavity, disebut tekanan intrapleural (intrathoracic) dan selalu kurang sekitar 4 mmHg disbanding tekanan atmosfer atau 756 mmHg yang mana tekanan atmosfernya 760 mmHg. Karena diaphragm dan eksternal intercostalis berkontraksi dan seluruh ukuran dari rongga dada meningkat, volume dari pleurak cavity juga ikut meningkat, dan menyebabkan tekanan intrapleural menurun

menjadi 754 mmHg. Selama thorox mengembang normalnya menarik kea rah luar parietal dan visceral bersama paru-paru mendorong dan melekatkannya ke parietal. Ketika volume dari paru-paru meningkat, tekanan di dalam paru-paru disebut tekanan alveolar (intrapulmonic) turun dari sekitar 760 ke 758 mmHg. Perbedaan tekanan ini terjadi antara atmosfer dan alveoli. Karena udara mengalir dari tekanan tinggi menuju tekanan rendah maka udara akan mengalir menuju paru-paru sepanjang perbedaan tekanan itu ada. Selama menghirup udara dengan kuat, accessory muscle ikut berpartispasi dalam peningkatan ukuran dari thoracic cavity. Dikatakan accessory muscle karena hanya berpengaruh sedikit pada saat inhalaso normal, tetapi pada saat menghirup kuat dan melakukan aktivitas maka otot-otot ini ikut berkontraksi dengan penuh. Accsesory muscle pada inhalasi yaitu : otot sternoscleidomastoid yang mengangkat sternum, otot scalene yang mengangkat 2 tulang ribs pertama, otot pectoralis minor yang mengangkat ribs ke-3 sampai ke 5, dan proses inhalation ini dikatakan active process arena otot-otot di dalamnya berkontraksi. 2. Ekshalasi Adalah menghembuskan udara keluar yang disebut juga ekspirasi. y y Ekshalasi selama bernafas tenang tidak seperti inhalasi dan dinamakan passive process karena tidak adanya kontraksi otot yang dilibatkan. Ekshalasi diakibatkan dari adanya elastic recoil dari dinding dada dan paru-paru yang akan kembali ke bentuk asal setelah direnggangkan.

Langkah-langkah ekshalasi adalah : y y y y Ekshalasi mulai ketika otot-otot inspirasi berelaksasi; Karena diaphragm relaksasi,karena dome-shaped bergerak secara superor karena alastisitasnya dank arena eksternal intercostalis relaksasi, ribs menurun. Sebaliknya, tekanan alveolar meningkat sekitar 762 mmHg. Udara kemudian keluar dari paru-aru ke atmosfer.

Ekshalasi akan menjadi suatu proses aktif apabila menghembuskan nafas secara kuat, contohnya selama olah raga. Otot-otot yang berkontraksi antara lain : y y y Otot abdominal dan internal intercostalis berkontraksi dan meningkatkan tekanan dalam bagian abdominal dan thorax. Kontraksi dari otot abdominal akan mengerakan ribs ke arah bawah dan mengkonpres abdominal viscera dan memaksa diapragma ke superior. Kontraksi internal intercostalis yang memanjang secara inferior dan posterior diantara ribs yang berdekatan akan menekan ribs ke arah inferior.

Faktor lain yang mempengaruhi ventilasi pulmonary, adalah : 1. Tekanan permukaan dari alveolar fluid 2. Compliance of the lungs 3. Resistansi saluran udara Meskipun intrapleural pressure lebih rendah dari tekanan alveolar, tekanannya mungkin secara cepat melebihi tekanan atmosfer selama ekshalasi kuat, contohnya selama batuk ataupun bersin.

You might also like