You are on page 1of 4

Tes Bakat

A.Definisi bakat dan tes bakat Istilah bakat dalam bahasa inggris aptitude, disebut juga talent. Suatu bakat adalah suatu konsistensi krakteristik yang menunjukkan kapasitas seseorang untuk menguasai suatu pengetahuan khusus, keterampilan,atau serangkaian respon yang terorganisir. Dalam rumusan yang mudah dan komunikatif, bakat adalah kemampuan yang lebih menonjol atau istimewa daripada yang lain, misalnya seorang yang mempunyai bakat bahasa inggris maka ia senang bahasa tersebut, sangat cepat dan mudah mempelajarinya sehingga cakap berbahasa inggris baik secara lisan maupun tertulis. Beberapa definisi bakat untuk memahami pengertian apa bakat itu, maka di sini penulis kutipkan pendapat dari beberapa sarjana antara lain : 1. Frank S. Freeman mengatakan bahwa : An aptitude is a combination characteristics indicative an individuals capacity to acquire (with training) some specific knowledge, skill, or set of organized responses, such as the ability to speak a language, to become a musician, to do mechanical work ( F.S Freeman, 1976, p.431) 2. R.S Chauhan mengajukan definisi bakat adalah : An aptitude is a combination of acquire some characteristics indicative of an individuals capacity to acquire some specific knowledge, skill or set of organized responses such as the ability to become an artist or to be a mechanic . Aptitude means an individuals aptitude for a given type of activity, the capacity to acquire proficiency under appropriate conditions, that is his potentialities at present as revealed by his performance on selected test have predicted value (R.S. Chauhan, 1979, pp. 308-309). 3. Branca berpendapat bahwa : An aptitude is an ability that is regarded as an indication of how well individual can learn with training and practice, some particular skill or knowledge. 4. Menurut pendapat Bingham : a condition or set characteristics regarded as sympotomatic of an individual ability to acquired, with training some ( usually specified ) knowledge, skill or set of responses 5. Lyman : combination of characteristics both native and acquired, which indicate the capacity of person to develop proficiency in some skill or subject matter after relevant training, usually but necessarily implies intellectual or skill aspects rather than emotional or personality characteristics ( definisi 3-5 ada dalam psikodiagnostik , Fak,Psi., UGM, 1994, pp. 19-20).

Dari beberapa definisi yang dikutip di atas , intinya adalah bahwa bakat itu suatu kemampuan khusus yang berkembang secara istimewa atau menonjol, dibandingkan dengan kemampuan-kemampuan yang lain. Bakat seseorang dapat diukur dengan tes bakat. Maka tes bakat adalah tes yang dirancang

untuk mengukur kemampuan potensial seseorang dalam suatu jenis aktivitas dispesialisasikan dan dalam rentangan tertentu. Menurut Chaplin , 2004, tes bakat adalah satu seri tugas-tugas yang dibakukan, diberikan untuk membuat perkiraan kuantitatif kemampuan seseorang yang menguntungkan dirinya lewat latihan. Tes-tes bakat tersebut dipakai untuk mengukur prestasi yang akan dicapai di kemudian harinya sedang tes prestasi ( achievemen tests) mengukur kemampuan yang dicapai pada saat sekarang.

B. Sejarah perkembangan tes bakat Kemunculan tes bakat diawali oleh keadaran para psikolog bahwa tes inteligensi hanya mengukur aspek tertentu dari inteligensi . dalam hal ini, tidak semua fungsi penting terwakili karena cakupannya yang agak terbatas. Sebenarnya, tes bakat muncul tanpa disadari. Hal ini terlihat dari sejumlah tes yang disebut tes inteligensi selama tahun 1920 an selanjutnya dikenal sebagai tes bakat sekolah. Bahkan , sebelum PD I, para psikolog mulai mngakui perlunya tes-tes bakat khusus untuk digunakan dalam konseling pekerjaan dan dalam seleksi dan klasifikasi personil industri dan militer. Aplikasi praktis tes selanjutnya menunjukkan perlunya dikembangkan tes multi bakat (multiple aptitude tes) karena sarana untuk menyusun tes semacam ini telah tersedia. Penyelidikan seperti ini dimulai oleh psikolog inggris Charles Sperman (1904-1927) selama dasawarsa pertama abad ke 20 . Perkembangan metodologis selanjutnya yang didasarkan pada karya para psikolog Amerika seperti T.L.Kelley (1982) dan L . L. Thurstone (1938, 1947), dan juga pada karya peneliti Amerika dan Inggris lainnya, sudah dikenal sebagai analisis faktor. Salah satu hasil praktis utama dari analisis faktor adalah baterai multibakat (multiple aptitude batteries), yang dirancang untuk memberikan ukuran dari sikap seseorang dalam setiap kelompok sifat, sebagai ganti skor total atau IQ, skor yang terpisah diperoleh untuk sifat atau cirri seperti pemahaman verbal, bakat numeral, visualisasi spasial, penalaran aritmetik dan kecepatan perceptual. Dengan demikian baterai semacam ini memberikan satu instrument yang sesuai untuk melakukan analisis intra individu , atau diagnosis diferensial yang ingin didapatkan oleh para pengguna test selama bertahun-tahun, dari tes-tes inteligensi dengan hasil yang kasar dan kerap kali salah, selain itu baterai ini juga memasukkan banyak informasi yang sebelumnya diperoleh dari tes-tes bakat khusus ke dalam program testing yang komprehensif dan sistematik karena baterai multi bakat mencakup sejumlah trait yang biasanya termuat dalam tes inteligensi. Batrei multibakat mewakili perkembanganyang relative mutakhir dalam bidang testing, yang semuanya hampir muncul sejak tahun 1945, dalam kaitan ini karya para psikolog militer selama PD II harus diperhatikan pada angkatan udara, baterai khusus disusun untuk pilot, pembom, operator radio, penemu jarak dan banyak spesialis militer lainnya.

Perkembangan lebih mutakhir yang muncul pada akhir tahun 1980 an dan awal 1990 an menyediakan integrasi mendasar dari dus pendekatan yang sebelumnya bertentangan bagi pengukuran mental, yang diwakili oleh tes inteligensi tradional dan oleh baterai multi bakat (Anastasi 1994). Semakin diakui bahwa kemampuan manusia dapat diukur dengan tepat pada berbagai tingkat keluasan, mulai dari bakat yang didefinisikan secara sempit pada tes-tes tertentu melewati tingkat trait yang semakin luas, sampai ke skor keseluruhan seperti IQ tradisional.

C. Cakupan dan tujuan tes bakat. Tes bakat adalah tes kemampuan khusus. Disebut juga tes perbedaan individual, tes yang terpisah. Karena bakat menunjukkan keunggulan tau keistimewaan kemampuan khusus tadi, maka tes bakat dapat juga disebut tes batas kemampuan atau ts kekuatan kemampuan. Ananstasi menyebutnya sebagai differential aptitude testing ( anastasi, 1976, p.361). jenis- jenis tes kemampuan khusus yaitu tes visual, tes ketajaman pendengaran (auditif) tes gerak dan keterampilan motorik, tes keterampilan tangan dan jari atau manual dexterity. Selain itu adajuga tes seri multiple bakat. Teknik analisis faktor dalam berbagai penelitian terutama teori kelompok faktor dan struktur intelek mempunyai pengaruh besar dalam penyusunan tes seri multiple bakat yaitu tes yang dipakai untuk mengukur berbagai macam bakat. Ada bermacam- macam tes seri multiple bakat, diantaranya ialah: Differential aptitude tes ( DAT ), General aptitude tes battery ( GATB ), Flanagan aptitude classification tes ( FACT ), Academic promise tes ( APT ), Flanagan Indusrial tes ( FIT ), Guilford-Zimmerman aptitude survey, Non reading aptitude tes battery ( NATB ) 1969 edition, SRA Primary mental abilities, 1962 edition structure-of intellect abilities tes ( Anatasi, 1976, P. 711). Adapun tujuan untuk mengtahui bakat seseorang yaitu untuk dapat melakukan diagnosis dan prediksi terhadap sseorang. Tujuan disgnosis yaitu dengan mengetahui bakat maka akan dipahami potensi seseorang. Dengan demikian dapat membantu untuk analisis permasalahan yang dihadapi testee di masa kini secara lebih cermat. Tujuan prediksi yaitu untuk memprediksi kemungkinan kesuksesan atau kegagalan seseorang dalam bidang tertentu di masa depan. Prediksi meliputi seleksi , penempatan dan klasifikasi, perlu diketahui pada dasarnya prediksi adalah mempertemukan potensi seseorang dengan persyaratan yang dituntut oleh suatu lembaga. D. Faktor-faktor yang diungkap dalam tes bakat. 1. . Kemampuan verbal : kemampuan memahami dan menggunakan bahasa baik secara lisan maupun tulisan 2. Kemampuan numerical : Kemampuan ketepatan dan ketelitian memecahkan problem aritmatik atau konsep dasar berhitung 3. Kemampuan Spatial : kemampuan merancang suatu benda secara tepat

4.

Kemampuan perceptual : kemampuan mengamati dan memahami gambar 2 dimensi menjadi bentuk 3 dimensi

5. Kemampuan reasoning : kemampuan memecahkan suatu masalah 6. Kemampuan mekanik : kemampuan memahami 2 konsep mekanik dan fisika 7. kemampuan memory : kemampuan mengingat 8. Kemampuan clerical : kemampuan bekerja di bidang administrasi 9. Kemampuan kreativitas : kemampuan menghasilkan sesuatu yang baru dan menunjukkan hal yang tidak biasa / istimewa 10. Kecepatan kerja : kemampuan bekerja secara cepat terutama untuk pekerjaaan yang rutin 11. Ketelitian : kemampuan bekerja secara teliti 12. Ketahanan : kemampuan bekerja secara konsisten. E. Keterbatasan dalam tes bakat 1. Tes bakat hanya mengukur sampel peilaku yang ditunjukkan atau sampel butir tes. 2. Standardisasi tes tergantung pada keadaan sampel standardisasi. Dengan demikian perkembangan budaya dan kemajuan teklnologi akan mempengaruhi validitas tes. 3. Realibilitas tes jarang mempunyai koefisien reliabilitas sama dengan satu berarti testing lebih satu kali pada individu tidak akan menunjukkan hasil yang sama persis. 4. Dengan pengukuran bakat bukan berarti telah memahami kondisi psikologi seseorang secara komprehensif untuk tujuan diagnosis dan prediksi akan lebih akurat jika dilakukan pengukuaran aspek untuk secara komprehensif.

http://psikologi45.blogspot.com/2011/02/tes-bakat.html

You might also like