You are on page 1of 8

Laporan Dan Asuhan

Pendahuluan Keperawatan

Pada Pasien Tn.Mega Dengan Gangguan Tumor Diruang Kamarwati RSUD UDAGABUKA LAGI PASURIAN

Paru (Karsinoma Bronkogenik)

Oleh : Dimas Rendy Fambudi NIM: 05201011042

PROGAM STUDY S1 KEPERAWATAN STIKES BINASEHAT PPNI MOJOKERTO 2012

LAPORAN PENDAHULUAN PENDERITA TUMOR PARU (KARSINOMA BRONKOGENIK) 1. Definisi Karsinoma Bronkogenik adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran nafas. Di dalam kepustakaan selalu di laporkan peningkatan insiden kanker paru secara progresif, yang bukan hanya sebagai akibat peningkatan umur rata-rata manusia serta kemampuan diagnostik yang lebih baik namun oleh karena memang karsinoma bronkogenik lebih sering terjadi (Pengatar Ilmu Penyakit paru). 2. Etiopatogenesis Seperti kanker pada umumnya, etiologi yang pasti dari karsinoma bronkogenik masih belum diketahui, namun diperkirakan bahwa inhalasi jangka panjang dari bahan karsinogenik merupakan faktor utama, tanpa mengesampingkan kemungkinan peranan predisposisi hubungan keluarga ataupun suku bangsa/ras serta status immunologis. Bahan inhalasi karsinogenik yang banyak disorot adalah rokok. Pengaruh rokok: Bahan-bahan karsinogenik dalam asap rokok adalah antara lain : polomium 210 dan 3,4 benzypyrene. Penggunaan filter dikatakan dapat menurunkan resiko terkenanya karsinoma bronkogenik, namun masih tetap lebih tinggi dibanding dengan bukan perokok. Didalam jangka panjang yaitu, 10-20 tahun, merokok: 1-10 batang / hari meningkatkan resiko 15 kali 20-30 batang / hari meningkatkan resiko 40-50 kali 40-50 batang /hari meningkatkan resiko 70-80 kali. Pengaruh Industri Yang paling banyak dihubungkan dengan karsinogenik adalah asbestos, yang dinyatakan meningkatkan resiko kanker 6-10 kali. Menyusul kemudian industri bahan-bahan radioaktif, penambang uramium mempunyai resiko 4 kali populasi pada umumnya. Paparan industri ini baru nampak pengaruhnya setalah 15-20 tahun. Pengaruh Penyakit Lain Tuberkulosi paru banyak dikaitkan sebagai faktor predisposisi karsinoma brinkogenik, melalui mekanisme hyperplasi metaplasi - karsinoma insitu-karsinoma - bronkogenik sebagai akibat adanya jaringan parut tuberkulosis. Pengaruh Genetik dan Status imunologis Pada tahun 1954, Tokuhotu dapat membuktikan adanya pengaruh keturunan yang terlepas daripada faktor paparan lingkungan, hal ini membuka pendapat bahwa karsinoma bronkogenik dapat diturunkan. Penelitian akhir-akhir ini condong bahwa faktor yang terlibat dengan enzim Aryl Hidrokarbon Hidroksilase (AHH). Status immonologis penderita yang dipantau dari cellular mediated menunjukan adanya korelasi antara derajat deferensiasi sel, stadia penyakit, tanggapan terhadap pengobatan serta prognosis. Penderita yang energi umumnya tidak memberikan tanggapan terhadap pengobatan dan lebih cepat meninggal. Klasifikasi berdasarkan histopatologi dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa (WHO, 1977). 1. Karsinoma epidermois (Karsinoma Sel Skuamos). 2. Adeno Karsinoma 3. Small cell undiferentiated carcinoma (oat cell) 4. Large cell undeferentiated carcinoma

3. Patofisiologi Bronchus (percabangan segmen atau subsegmen) Trauma oleh arus udara ( Tar Rokok,paparan industri) Bahan karsinogenik mengendap Perubahan epitel silia dan mukosa/ulserasi Bronchus Deskuamasi Produksi Mukus Me Bersihan jalan nafas tidak efektif

Cell cadangan (reserve cell) basal mukosa bronchus Hyperplasi, metaplasi. Cell Kanker Manifestasi Klinis

Intrapulmoner Metastatik

Intratorasik Ekstrapulmoner

Ektratorasik Non Metastatik Ekstratorasik

Kanker lumen branchus Proksimal Sumbatan parsial atau total Sesak nafas (Wheezing) Pola Nafas tidak efektif Intratorasik Ekstrapulmoner Mediastinum Distal Bronkiektasis/Aktelektasis

Gangguan Pertukaran gas

N. Frenikus Paralises Gg.disf. Diafragma Pkd. Dispnoe Penurunan Jtng Gg. Pola nafas

N.Recurrens Paralises Ch.vocalis Gg. Kom. Verbal.

S. Simpatis Sindrom Horner Gg. Fungsi Penglihatan

VC. Superior Sindrom VC VC. Superior

Trachea Sesak, Atelektasis

Oesopagus Disfagia

Jantung

efusi Nutrisi Curah

Oedema muka gg. Per & lengan

tukarn.gas krg.;kebut.

Ektratorasik Non Metastatik

Neuromuskuler Vaskuler&Hematologi Neuropatia Ca. romboflebitis

Endokrin Metabolik Primitive Neural Crest

Jaringan ikat & Tulang hypertropi Pulmonary Pe Growth Hormon Jari Tabuh Gg. Body Image Migratory

Ekstratorasik Metastatik Sirkulasi Arterial Hampir semua organ, t/u Otak, hati dan tulang Ansietas Ancaman Kematian 4. Radiologis a.Massa Radiopaque di paru b.Obstruksi jalan nafas dengan akibat atelektasis c.Pneumonia d.Pembesaran Kelenjar Hilar e.Kavitasi f.Tumor Pancoast.Ca. Bronchogenik yang terdapat disuperior pulmonary sulcus, pada apek lobus superior. g.Kelainan pada pleura h.Kelainan tulang 5 Sitologi Dahak yang representatif dapat diperoleh melalui batuk spontan, dengan bantuan aerosol ( 20% propylene glycol dalam larutan 10% NaCl. Dihangatkan sampai kurang lebih 45-50 C.)atau melalui bilasan/sikatan aspirasi bronkial.Tatalaksana pada Lung Cancer Detection Program di New York adalah sbb. Saliva dan post nasal discharge dikeluarkan dahulu, lalu penderita disuruh batuk dalam , dahak yang dihasilkan segera difiksasi, kesemuanya ini dilakukan pada 3 hari berturut-turut, sebaiknya pada pagi hari. 6. Endoskopi Meliputi pemeriksaan laringoskopi dan bronkoskopi serta bilasan bronkial, kerokan/sikatan serta biopsi. Tujuan pemeriksaan bronkoskopi ( serat optik ) adalah : Mengetahui perubahan pada bronkus akibat kanker paru. Mengambil bahan untuk pemeriksaan sitologis. Memperhatikan perubahan pada permukaan tumor/mukosa untuk memperkirakan jenis keganasan. Menilai keberhasilan terapi. Menentukan operbilitas kanker paru.

ASUHAN KEPEWATAN PADA TN.MEGA


Pengkajian : Data Subjektif Tanggal Masuk No.reg Ruang Umur Jenis kelamin Berat : 20-11-2011 : 88900189 : kamarwati : 45 tahun : Laki-Laki : 65 kg

Aktivitas/istirahat.: Kelemahan, ketidakmampuan, mempertahankan kebiasaan rutin, dispnoe karena aktivitas , kelesuan biasanya tahap lanjut. Sirkulasi Peningkaran Vena Jugulari, Bunyi jantung: gesekan perikordial ( menujukan efusi ) tachicardia?disritmia, jari tabuh. Integritas Ego. : Ansietas, takut akan kematian, menolak kondisi yang berat, gelisah, insomnia, pertanyan yang diulang-ulang. Eliminasi ; Diare yang hilang timbul ( ketidakseimbngan hormonal,)Peningkatan frekuesnsi/jumlah urine ( Ketidakseimbngan Hormonal ). Makanan/cairan : Penurunan Berat badan, nafsu makan buruk, penurunan masukan makanan, kesulitan menelan, haus/peningkatan masukan cairan Kurus, kerempeng, atau penampilan kurang bobot ( tahap lanjut 0, Edema wajah, periorbital ( ketidakseimbangan hormonal ), Glukosa dalam urine . Ketidaknyamanan/nyeri: nyeri dada, dimana tidak/dapat dipengaruhi oleh perubahan posisi.Nyeri bahu/tangan, nyeri tulang/sendi, erosi kartilago sekunder terhadap peningkatan hormon pertumbuhan.Nyeri abdomen hilang/timbul Pernafasan : Batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya , peningkatan produksi sputum, nafas pendek, pekerja terpapar bahan karsinogenik, serak, paralisis pita suara, dan riwayat merokok.Dsipnoe, meni gfkat dengan kerja, peningkatan fremitus taktil, krekels/mengi pada inspirasi atau ekspirasi ( ganguan aliran udara ). Krekels/mengi yang menetap penyimpangan trakeal( area yang mengalami lesi ) Hemoptisis. Penyuluhan/pembelajaran : Faktor resiko keluarga, : adanya riwayat kanker paru, TBC. Kegagalan untuk membaik. Data Objektif Kedaaan umum Kesadaran Ttv : Cukup Baik : normal : BB=65 Suhu=36,5C Nadi= 124x /menit Rr =96x/mnit

Kemungkinan Diagnosa Keperawatan umum yang muncul adalah : Bersihan jalan nafas tidak efektif, berdasar pada peningkatan jumlah/perubahan mukus /viskositas sekret, keterbatasan gerakan dada, /nyeri, kelemahan,kelelahan. Nyeri akut berdasarkan pada invasi kanker ke pleura, dinding dada. Pola pernafasan tidak efektif berdarkan pada obstruksi trakeobronkialoleh sekret, perdarahan aktif, penurunan ekspansi paru, proses inflamsi. Kerusakan pertukaran gas berdasrlan pada gangguan aliran udara ke alveoli atau ke bagian utama paru, perubahan membran alveoli ( atelektasis , edema paru , efusi, sekeresi berlebihan,/perdarahan aktif. Ansietas berdasrkan pada ketakutan /ancaman akan kematian , tindakan diagnostik, penyakit kronis. Perencanaan Keperawatan Diagnosa Bersihan Jalan nafas tidak efektif b/d peninjkatan jumlah/visko sitas sekret, keterbatasan gerakan dada/nyeri, kelemahan/k elelahan. Tujuan-Kriteria Bersihan jalan nafas efektif. Kriteria ; Menunjukan potensi jalan nafas. Cairan sekret mudah dikeluarkan/d ibatukan. Bunyi nafas jelas. Whezing(-)/berku rang Intervensi Auskultasi bunyi dada, untuk karakter bunyi nafas dan adanya sekret. Bantu untuk nafas dalam efektif anjurkan batuk dengan posisi duduk. Observasi jumlah dan karakter sputum/aspirasi sekret. Lakukan penghisapan dengan menggunakan suction. Bila klien tidak dapat batuk. Dorong masukan cairan/oral sedikitnya 2500 CC/hari dalam toleransi jantung. Kolaborasi : Berikan/bantu dengan IPBB , spirometri, meniup botol Gunakan oksigen humidifikasi/nebulizer ultrasonik . Berikan cairan tambahan melalui IV sesuai indikasi. Berikan bronkodilator, ekspektoran, atau analgetik sesuai indikasi. Rasional Pernafasan bising, ronki, mengi menunjukan tertahannya sekret/obstruksi jalan nafas Posisi duduk memungkinkan ekspansi paru maksinal, upaya batuk untuk membuang sekret.. Perubahan sekret menunjukan progresifitas penyakit. Penghisapan dapat merangsang batuk efektif. Hidrasio adekuat untuk mempertahankan sekret hilang/peningkatan pengeluaran. Memudahkan pembuangan sekret. Memberikan hidrasi maksimal/pengenceran sekret untuk meningkatkan pengeluaran Menghilangkan spasme bronkus untuk memperbaiki aliran udara. Ekspektoiran meningkatkan produksi mu.kus untuk mengencerkan sekret. Takhi[pnoe dan dispnoe menyertai obstruksi paru. Area yang tak terventilasi dapat diidentifikasikan dengan tak adanya bunyi

Kerusakan pertukaran gas b/d gg. Aliran udata ke alveoli, perubahan membran

Pertukaran gas efektif. Kriteria : GDA dalam batas normal,. Mebubjukan ventilasi adekuat

Catat frekluensi dan kedalaman pernafasan , penggunaan otot bantu dan nafas bibir. Auskultasi paru untuk penurunan bunyi nafas dan adanya bunyi tambahan

alveolar kapiler ( atelektasis, oedema paru, efusi, sekresi berlebihan, perdarahan aktif )

Menunjukan oksigenasi adekuat. Menunjukan perbaikan distress pernafasan.

krekels. Observasi ferfusi daerah akral dan sianosis ( daun telinga, bibir, lidah dan membran lidah ) Lakukan tindakan untuk memperbaiki jalan nafas.

nafas. Menunjukan hipoksemia sistemik. Jalan nafas lengket/kolaps menurunkan jumlah alveoli yang berfungsi Secara negatif mempengaruhi pertukaran gas. Meningkatkan ekspansi dada maksimal, membuat mudah bernafas meningkatkan kenyamanan. Tahkikardi/takhipnoe, dan perubahan pada TD. Terjadi seirng dengan perubahan asidosis. Hipoksemia sistemik dapat ditunjukan pertamakali oleh gelisah dan rangsang disertai penurunan kesadaran. Hipoksemia menurunkan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas tanpa dispnoea berat, takikardia dan disritmia. Hipoksemia ada pada berbagai derajattergantung pada jumlah obstruksi jalan nafas. Memaksimalkan sediaan oksigen untuk pertukaran gas . Kedalamam pernafasan bervariasi tergantung derajat gagal nafas., ekspansi pada terbatas terjadi pada atelektasis. Perubahan bunyi nafas menunjukan obstruksi sekunder. Kongesti alveolar mengakibatkan batuk kering/iritatif Meningktkan banyaknya sputum. Memaksimalkan pernafasan dan menurunkan kerja nafas. Memberikan kelembaban pada membran mukosa dan membantu pengenceran sekret. Memudahkan upaya

Tinggikan kepala/tempat tidur sesuai dengan kebutuhan. Awasi tanda vital

Kaji tingkat kesadaran

Kaji toleransi aktivitas.

Kolaborasi: Awasi seri GDA.

Berikan oksigen dengan metoda yang tepat. Pola nafas tidak efektif b/d obstruksi trakeobronki al oleh bekuan darah, sekret banyak ,peradarahan aktif, penurunan ekspansi paru, proses inflamsi. Pola nafas efektif. Kriteria : Frekuensi nafas dalam rentang normal Suara paru jelas dan bersih. Berpartisipasi dalam aktivitas. Kaji frekuensi , kedalaman pernafasan dan ekspansi dada., catat upaya pernafasan ( penggunaan otot bantu pernafasan ) Auskultasi bunyi nafas, dan catat adanya bunyi nafas. Observasi pola batuk dan karakter sekret Dorong dalam nafas dalam.dan latihan batuk. Kolaborasi: Berikan oksigen tambahan. Berikan humidifikasi tambahan. Bantu fisioterapi dada.

Siapkan/bantu bronkoskopi

pernafasan dalam. Meningktkan drainase sekret. Kadang-kadang berguna untuk membuang bekuan darah, sekret serta membersihkan jalan nafas. Membantu dalam evaluasi gejala nyeri kanker yang dapat melibatkan visera, saraf atau jaringan tulang. Ketidaksesuaian antara verbal dan non verbal menunjukan.derajat nyeri Memberikan obat berdasarkan aturan. Meningkatkan relaksasi dan pengalihan perhatian.. Penurunan stress, menghemat energi Mempertahankan kadar obat, menghindari puncak periode nyeri.. Pemahaman persepsi melibatkan susunan tekanan perawatan individu dan memberikan informasi. Memberi waktu untuk mengidentifikasi perasaan. Dapat memperbaiki perasaan kontrol.

Nyeri b/d. invasi kanker ke pleura, atau dinding dada.

Nyeri hilang/ berkurang Kriteria :Klien nampak rileks. Kliuen dapat tidur. Berpartisi dalam aktivitas.

Tanyakan pasien tentang nyeri, Tentukan karaktersitik nyeri Kaji pernyataan verbal dan non verbal nyeri pasien. Evaluasi keefektifan pemberian obat. Berikan tindakan kenyamanan, ubah posisi, pijatan punggung dll. Berikan lingkungan tenang. Kolaborasi: Berikan analgesik rutin s/d indikasi..

Ansietas b/d ancaman kematian, proses keganasan,

Ansietas hilang/ berkurang Kriteria Klien tampak rileks Klien dapat beristirahat. Dapat bekerjasama dalam terapi.:

Evaluasi tingkat pemahaman pasien/orang terdekat tentang diagnosa. Akui rasa takut, masalah pasien, dan dorong mengekspresikan perasaan. Kolaborasi : Libatkan pasien/orang terdekat dalam perencanaan keperawatan

DAFTAR KEPUSTAKAAN Syaifuddin, 1992 Anatomi Fisiologi, untuk Perawat. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Doenges M. 1999, Rencana Asuhan keperawatan, Penerbit Buku kedokteran EGC. Jakarta. Lynda Juall Carpenito 1999, Rencana Asuhan& Dokumentasi Keperawatan., Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

You might also like