Professional Documents
Culture Documents
(Berbahasa dan Bersastra dalam Suasana Orkestrasi di Sekolah Menengah Pertama Daerah Surakarta)
Oleh:
Herman J. Waluyo, Budhi Setiawan dan Nugraheni Eko Wardani
Penelitian ini adalah adalah kelanjutan dari penelitian Tahap I dan II yang telah menghasilkan buku materi ajar yang disusun dengan pendekatan quantum learning. Dalam penelitian ini, buku yang dihasilkan tersebut diuji efektivitasnya dengan metode penelitian quasi experiment. Dengan penelitian ini, telah didapat temuan bahwa pendekatan quantum learning yang melandasi penyusunan materi ajar lebih efektif untuk pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia secara terpadu Di samping itu, juga ditemukan bahwa ada perbedaan pengaruh motivasi berprestasi tingkat tinggi, sedang, dan rendah dalam mempengaruhi kemampuan berbahasa dan bersastra. Eksperimen dila kukan di daerah Suarakarta yang meliputi sepuluh (8) SMP Negeri, dengan lima (5) SMP sebagai kelas eksperimen dan lima (lima) kelas sebagai kelas kontrol, yaitu enam (6) SMP di Kota Surakarta, dua (2) SMP di Kabupaten Sragen, dua (2) SMP di Kabupaten Sukoharjo, dan dua (2) SMP di Kabupaten Karanganyar. Dengan eksperimen tersebut telah diuji efektivitas buku materi ajar yang disusun dan diajarkan dengan menggunakan quantum learning. Di samping itu, juga disimpulkan bahwa tidak ada interaksi antara pendekatan dengan motivasi berprestasi dalam mempengaruhi kemampuan berbahasa dan bersastra. Kata Kunci : pendekatan terpadu, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, quantum learning, dan SMP
Ringkasan Hasil Penelitian Hibah Pascasarjana Tahun Ketiga (Tahap III) Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, PPs UNS 2008 Dosen Program Pendidikan Bahasa Indonesia, Program Pascasarajana UNS.
Laporan Penelitian Hibah Pasca Tahun Ketiga (Tahap III)
PENDAHULUAN Yang mendasari penelitian ini adalah keluhan yang disampai-kan dalam berbagai forum ilmiah dan diskusi oleh para guru Bahasa dan Sastra Indonesia tentang ke-sulitankesulitan yang mereka ha-dapi dalam melaksanakan tugas mereka sebagai guru bahasa dan Sastra Indonesia di SMP. mereka Hasil survai pendahuluan berkaitan menunjukkan bahwa problem yang ha-dapi adalah dengan sis-wa, materi ajar, dan guru. Kesulitan yang dihadapi siswa adalah: (1) kebosanan siswa dalam mempelajari bahasa dan sastra Indonesia; (2) kesulitan siswa memahami dan mengapresiasi puisi dan drama; dan (3) siswa merasa bosan melaksanakan pembelajaran menyi-mak, berbicara, membaca, dan menulis. Problem yang berkaitan (2) dan dengan materi ajar adalah: (1) materi ajar kurang kontekstual; sesuai dengan umur materi kurang menarik karena kurang perkembangan psikis siswa; dan (3)
cara penyajiannya dengan ba-hasa dan teknik yang kurang menarik. Sementara itu, problem yang datang dan dari guru (2) adalah cara : (1) menyusun RPP yang baik, leng-kap, menarik; menumbuhkan minat dan motivasi siswa untuk belajar bahasa dan sastra Indonesia; dan (3) kurang mempunyai guru mengembangkan ma-teri ajar dan media yang menarik yang mampu mengatasi situasi kebekuan di kelas. Kekurangmenarikan kiranya dapat dikurangi pembedengan bahasa lajaran kemampuan berbahasa itu memadukan pembelajaran
dan sastra Indonesia. Materi sastra yang dijadikan pengikat dipadukan dengan latihan berbahasa (menyimak, daya berbicara, tarik, minat, membaca, dan dan menulis). Untuk lebih menumbuh-kan motivasi, pembelajaran dibuat menggairah-kan dan menyenangkan dengan ilustrasi musik yang sesuai dengan karya sastra yang dijadikan bacaan dan
memberikan semangat kepada siswa waktu mengadakan latihan berbahasa. Karena itu, prinsip ber-bahasa dan bersastra suasana dalam yang Dipilih secara orkestra mempe-lajari disebut kata terpadu dengan ini dan (bermusik) bahasa
merasa bahagia oleh temuan dan keberhasilan di kelas, maka akan rayakan gembira tandur 2005). Masalah adalah ; (1) pendekatan yang dikemukakan dalam penelitian tahap ketiga ini Apakah pendekatan konfensional untuk quantum learning lebih efektif dari mencapai hasil belajar berbahasa; (2) Adakah perbedaan pengaruh motivasi berprestasi tinggi, sedang, dan rendah terhadap kemampuan berbahasa dan bersastra secara terpasu ? (3) Adakah interaksi an-tara pendekatan pembelajaran berprestasi kemampuan Materi dengan dalam ber-sastra pengajaran motivasi dan bahasa mempengaruhi keberhasilan itu dengan dan dalam meman-dang quan-tum masa
kiranya dapat meng-gairahkan siswa sastra Indonesia. Pendekatan inilah quantum learning bahwa adalah siswa, learning. untuk yang proses menggiatkan
siswa, memberikan daya tarik kepada siswa, dan memungkinkan siswa untuk tanamkan materi pembelajaran dalam dirinya, me-mungkinkan siswa untuk untuk sebagai alami namai sendiri kegiatan siswa apa yang siswa dipelajari, me-mungkinkan ke-giatan
memungkinkan demonstrasikan
berbahasa secara ter-padu ? (dalam hal ini latihan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) dalam suasana terpadu dengan
dipelajarinya sebagai miliknya sendiri, jika materi mena-rik, siswa akan selalu ingin ulangi apa yang sudah dipelajari di kelas. Karena siswa
sastra pendek,
atau
mengdan
karya
Asrul
Sani,
Doa
dan
gunakan karya sastra (dalam hal ini novel, drama) telah dikembangkan dalam wujud buku melalui penelitian Tahap I (menghasilkan model pem-belajaran), dan Tahap II (meng-hasilkan buku materi pembe-lajaran. Pemilihan karya sastra tersebut berdasarkan teori Moody (1979) dari segi bahasa, psikologi, dan latar belakang soail budaya. Di samping itu juga aspek daya tarik puisi, prosa fiksi, dan drama Materi tersebut bagi siswa SMP. pembelajaran juga harus
Diponegoro karya Chairil Anwar, Ballada Terbunuhnya At-mo Karpo karya Damono, Rendra, karya Selamat Sapardi Pagi Djoko Indonesia
Perempuan-pe-rempuan
Perkasa karya Hartoyo Andangjaya, Pahlawan Tak Dike-nal karya Toto Sudarto Bachtiar, Hilang Ketemu karya Sutardji Calzoum Bachri, dan Cipasung karya Acep Zamzam Noer. Materi untuk cerita pendek adalah Kado Perkawinan karya Hamzad Rangkuti; dan Jakarta karya Totilawati Citrawasita. Sementara itu, materi novel remaja dan novel adalah ringkasan Sitti Nurbaya karya Marah Rusli oleh Herman J.Waluyo; ringkasan Salah Asuhan karya Abdul Muis oleh Herman J.Waluyo; ringkasan
sesuai dengan Standard Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang telah ditetapkan sastra. Dalam hal pemilihan karya sastra, peneliti berpedoman kepa-da karya sastra yang dipilih oleh Tim Seleksi Karya Sastra untuk SMP yang dibentuk oleh Balitbang Depdiknas tahun 1994, yang me-milih untuk puisi antara lain:, Surat dari Ibu oleh BSNP, utamanya yang berkaitan dengan pembe-lajaran
Belenggu karya Armijn Pane, ringkasan Ave Maria Herman J.Waluyo. karya Idrus oleh Novel remaja
Lupus karya Hilman Hadiwijaya, novel Lima Sekawan karya Enid Blyton,
novel Seperti Bintang oleh Regina Feby. Sementara drama Ismail, Chekov, dipilih itu, untuk teks beberapa potongan Anton
ini sebenarnya sudah dica-nangkan oleh Depdiknas melalui Kurikulum 1994. Dalam Kurikulum 2004 (KBK) maupun 2006 (KTSP) hal itu lebih dipertegas keterpaduan pembelajaran lagi. Prin-sip-prinsip ini filsafat pembe-lajaran menu-rut
drama : Ayahku Pulang karya Usmar Pengantin karya Lutung Kasarung karya
Herman Waluyo, dan Satria Baju Putih karya Ernanto. Karya sastra tersebut memenuhi pemilihan materi sastra yang dikemukakan oleh Moody (1979), yaitu: kesesuaian dengan umur, perkembangan psikologis, dan latar belakang sosial budaya. Ditambahkan pula bahwa karya sastra yang dipilih memiliki sesuai ke-kuatan de-ngan pengucapan yang sehingga tidak membosankan siswa pedoman diberikan oleh Reeves (1980). Dalam pengembangan buku ajar, materi puisi, prosa fiksi, dan drama tersebut diiringi musik se-bagai orkrestrasi yang diolah, digubah, dan ditata oleh Sulistyo Wibowo. Keterpaduan antara pembelajaran bahasa dan sastra Indo-nesia
Puisi-puisi yang dipilih menunjukkan keragaman tema dan kekuatan pengucapan. Ballada adalah puisi yang paling cocok untuk siswa SMP (Yus Rusyana, 1978). Tematema yang dikemuka-kan dalam puisipuisi tersebut cinta adalah: tema Ketuhanan, kemanusiaan, antarmanusia, ke-adilan,
kepahlawanan dan patriot-isme, cinta tanah air, keindahan alam Indonesia, dan tema perju-angan hidup. Cerita pendek dan novel yang disajikan juga berte-makan cinta, kemanusiaan, keadilan, budi pekerti luhur, pendi-dikan etika dan moral, dan ke-baikan melawan kejahatan (kadang kebaikan kalah). Drama-drama yang disajikan
juga berisi renungan kemanusiaan, budi pekerti, perju-angan, hubungan baik antar-se-sama manusia, komedi kehidup-an, dan kebaikan melawan keja-hatan. Bahasa yang disajikan se-derhana, sehingga mudah dipahami baik oleh guru maupun siswa. Di samping itu, konflik dalam cerita cukup tajam sehingga memiliki daya tarik tinggi. Untuk orang-orang yang baru belajar sastra, harus disajikan karya menarik, jika tidak akan sastra maka tidak tidak seterusnya mereka
cerpen,
membuat
resensi
karya
sastra, dan menyusun role play-ing drama atau novel yang diba-canya. Semua kegiatan itu dapat secara individual, namun banyak yang dilaksanakan secara berke-lompok. Prinsip lain dalam pende-katan quantum learning adalah orkestrasi pembelajaran, musik sebagai yaitu dite-rapkannya daya tarik yang
membangkitkan minat dan motivasi siswa (Degeng, 2005; De Potter, 1992; Lozanov, 1978). Pemilihan musik yang saksama, yang selaras dengan karya sastra dan latihan berbahasa yang dilak-sanakan akan membangkitkan mi-nat dan motivasi. Volume keras-nya musik harus disesuaikan agar tidak mengalahkan informasi yang disampaikan di dalam pembela-jaran. Di samping itu, De Potter (2003) dan Degeng (2005) mengemukakan teori TANDUR di dalam quantum learning, yang yaitu proses pembelajaran memungkinkan
berminat kepada sastra. Penghayatan hanya dengan pembacaan, namun sangat bervariasi. Inilah salah satu prinsip nangan quantum learning, dan yaitu kesekeragaman penyajian pembelajaran
(Degeng,
2005: 3). Murid juga mendeklamasikan puisi, menyusun musikalisasi puisi, menulis puisi yang mirip dengan puisi para penyair besar, mementaskan frase, drama, membaca novel dan dengan penghayatan drama, paramendramakan
namkan informasi yang diperoleh ke dalam jiwa siswa; (2) alami sendiri materi proses yang dikemukakan (3) dalam proses pembelajaran;
(5) merangsang daya simak yang baik dari siswa (De Potter, 2003:5). De Potter (2001:4) memberikan pengertian quantum Hal ini berarti bahwa dengan dengan mengubah energi menjadi cahaya. pembelajaran diperlukan interaksi dari berbagai faktor pembelajaran yang bersifat positif agar tiga aspek yang terlibat dalam pembelajaran guru, siswa, dan materi ajar dapat memiliki sehingga keterlibatan apa yang menda-lam disam-paikan
namai apa yang telah diperoleh lewat pembelajaran se-hingga berkesan di dalam dirinya, menjadi long term memory; kompetensi melekat yang (4) yang demontrasikan telah dirinya; diperoleh sehingga diperoleh (5) hal-hal lewat se-makin
dalam pembela-jaran sehingga lebih dalam telah berkesempatan untuk ulangi pembelajaran
dalam proses pembelajaran dapat diserap oleh siswa secara optimal. Prinsip filsafat konstruktiv-isme terletak pada lima hal yang dikemukakan De Potter (2003:4749), yaitu: (1) semua terlibat bicara; (2) tujuan jelas dan menjadi milik bersama; alaman dihargai; mensyukuri (3) lama dan menghargai (sebelum (5) pengpembelahendaknya belajar
mendalam penghayatannya; dan (5) upacara untuk rayakan kemenangan dalam baru. Pada pembelajaran prinsipnya itu proses (1) hendaknya: pembelajaran karena telah memperoleh suatu kompetensi yang
memungkinkan partisipasi yang besar dari siswa; (2) membang-kitkan minat dan motivasi; (3) membangun rasa kebersamaan; (4) menumbuhkan dan memper-tahankan daya ingat; dan
dengan merayakannya.
Quantum learning juga berkaitan atau relevan dengan CTL (contextual teaching and learning) yang menjadi landasan KBK dan KTSP karena ditentukan bahwa QL content pembelajaran harus senantiasa dikaitkan dengan context, demikian juga orkestra yang disu-sun untuk mengiringi pembela-jaran yang sesuai dengan konteks siswa dan guru. Dengan cara de-mikian, antara siswa dan guru da-pat bekerja sama dalam meng-hayati karya yang adalah disajikan (De Potter, 2003:145). Motivasi berprestasi variabel bebas yang kedua dalam penelitian ini. Kresch, Kruchfield, dan Balachey (1962) menyatakan bahwa motivasi didorong oleh kebutuhan, dorongan, dan tujuan. Sementara Abraham Maslow yang mendasarkan motivasi dengan ke-butuhan yang timbul pada diri manusia, membagi motivasi (1986), kebutuhan kebutuhan ke dalam akan 5 rasa dan tingkatan aman, cinta, yaitu: kebutuhanfisiolois,
kebutuhan kebutuhan
akan untuk
harga
diri,
dan diri
ak-tualisasi
(self-actualization). Ditambahkan oleh Krech bahwa moyivasi seseorang dipimpin atau diarahkan oleh keinginan dan tujuan (want and goal). Udin dan Tita Rosita (1996/ 1997: seorang 112) menyatakan akan bahwa mampu untuk dengan adanya motivasi berpresta-si siswa menggerakkan semangatnya
mencapai prestasi; mampu mengarahkan energi dan persuatan ke arah prestasi yang diinginkan; menyeleksi perbuatan yang serasi dengan hal-hal yang membantu pencapaian prestasi dalam pem-belajaran. Sejalan dengan hal tersebut adalah pendapat Thomas L.God dan Jere Brophy dalam Elida Prayitno (1989:8) bahwa motivasi adalah energi penggerak, pengarah, dan sarana untuk bahwa mem-perkuat motivasi tingkah laku manusia. Jadi, dapat disimpulkan berprestasi memiliki pengaruh yang besar terhadap kemungkinan sukses
akan milik
seseorang dalam mencapai prestasi dalam belajar. METODOLOGI 1. Jenis Penelitian Untuk penelitian menggunakan jenis penelitian Tahap I
ujicoba
utama,
dan
ujicoba
operasional) (Janali, 2006). Bentuk awal model ini ditu-runkan melalui konsep-konsep teori, yaitu dengan proses perencanaan dan eksplorasi (Janali, 2006). Pada tahap III penelitian ini, diada kan uji efektivitas buku materi ajar yang disusun dengan pendekatan quantum learning. quasi quantum dengan para experimen. learning pen-dekatan guru Bahasa efektivi-tas Jenis penelitian Pendekatan dibandingkan konvensional dan Sastra untuk penelitian tahap III ini adalah
(Research and Development) (Janali, 2006; Nana Saodih, 2006; dan Brown & Gall, 1979). Dalam dikempenelitian pengembangan,
bangkan suatu konsep teori dipadu dengan eksplorasi menjadi prototype, dari prototype melalui validasi dikembangkan menjadi model buku ajar yang Dalam masih disusun penelitian dengan tahap II pendekatan quantum learning. dilaksanakan penelitian
yang selama ini telah digunakan oleh Indonesia di SMP menguji Di samping pendekatan
quantum learning, diuji juga pengaruh motivasi ber-prestasi siswa terhadap kemam-puan bebas berbahasa menjadi dan tiga bersastra. Motivasi sebagai variabel dikaregorikan kate-gori, yaitu: bermotivasi tinggi, sedang, dan rendah. Karena membandingkan dua variabel bebas dalam eksperimen, maka langkah ketiga
pengembangan. Model yang dihasilkan pada Tahap I disusun men-jadi buku materi ajar awal aerinya harus dikembangkan dalam valida-si. Buku materi awal tersebut kemudian dikembangkan menjadi buku materi ajar melalui empat tahap validasi (expert judgment, uji coba terbatas,
10
adalah menguji ada tidaknya interaksi antara pendekatan dalam dan motivasi berprestasi mem-pengaruhi
learning; diberi
(2)
data
berbahasa dan bersastra siswa yang pembelajaran berbahasa data pendekatan konvensional; (3) data kemampuan sastra siswa yang memiliki mo-tivasi tinggi; (4) kemampuan
kemampuan berbahasa dan bersastra. 2. Data, Teknik Pengumpulan Data, dan Instrumen Penelitian yaitu untuk ini juga menggunakan analisis secara kuantitatif menguji efektivitas pendekatan quantum learning yang diterapkan dalam penyusunan buku materi ajar; efekktivitas dalam menguji antara mo-tivasi berprestasi dan juga mem-pengaruhi ada tidaknya dan dalam kemampuan bersastra. hipotesis ANAVA Untuk tersebut dua
berbahasa dan bersastra siswa yang bermotivasi berprestasi se-dang; dan (5) data kemampuan berbahasa dan bersastra siswa yang bermotivasi kemampuan berprestasi ren-dah. Data tentang berbahasa diperoleh dari evaluasi proses, yaitu penilaian guru dalam proses pembelajaran bahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis). Data tentang ke-mampuan bersastra diperoleh dari hasil test akhir kemampuan ber-sastra. Data tentang motivasi ber-prestasi diperoleh dari test motivasi dengan menggunakan Skala Likert. Teknik memperoleh data-data tersebut adalah dengan instrumen untuk menguji kemam-puan berbahasa (ada dalam buku untuk
kemampuan berbahasa dan bersastra; interaksi motivasi mempengaruhi berbahasa menguji jalan. Data-data yang dikumpulkan adalah: (1) data kemampuan berbahasa dan bersastra siswa yang diajar dengan pendekatan quan-tum diguynakan dan ketiga pen-dekatan
berprestasi
statistik
11
eksperimen dan guru meng-adakan latihan tersendiri dalam Untuk proses menguji pembelajaran).
untuk
kelas
pembanding
adalah:
SMP Negeri 4, SMP Negeri 2, SMP Negeri 11 (ketiganya di Kota Surakarta), SMP Negeri 4 Sukoharjo, SMP Negeri Colomadu, dan SMP Negeri Sambungmacam, Sragen. Pelaksana eksperimen asalah: SM, KB, SY, EP, SH, KT, HR, RR, SYM, ES, ANJ dan IH. Mereka ini telah mendapatkan pelatihan pem-belajaran bahasa dan sastra dengan quantum learning dan melaksanakan evaluasi proses oleh peneliti selama penelitian, yaitu
kemampuan bersastra diadakan test kemampuan sastra dengan materi sesuai dengan standard kompetensi dan kom-petensi dasar,sedangkan untuk menguji motivasi berprestasi dengan Skala Likert. Ketiga jenis alat uji (instrumen) tersebut telah diuji validitas dan reliabilitasnya. 3. Teknik Pemilihan Lokasi Karena nelitian terikat, sekolah melaksanakan dengan pedua eksperimen maka untuk
evaluasi dalam menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. 4. Teknik Menguji Validitas dan Realiabilitas Instrumen Seperti dijelaskan di depan, untuk menguji validitas dengan pencocokan isi SK dan KD dan dengan kesesuaian teori (content dan construct validity). Uji validitas dengan statistik dengan product-moment dari Pearson. Sementara itu, untuk uji reliabilitas soal sastra dengan testretest. Sedangkan untuk reliabilitas
variabel bebas dan satu variabel ditentukan eksperimen dengan yang stratified random sampling sekolahmemiliki kemampuan (strata) yang sama dengan sekolah pem-banding. Sebagai sekolah eks-perimen: SMP Negeri 3 SMP Negeri 10, SMP Negeri 22 di Sura-karta, SMP Negeri 1 Sukoharjo, SMP Negeri Kebakkramat Karang-anyar, dan SMP Negeri Sambirejo di Sragen. Sementara itu,
12
kuesioner
motivasi
menggunakan
enam
(6)
kelas
pembanding.
teknik uji Alfa Cronbach. 5. Teknik Analisis Data Analisis data Sebelum diuji secara kuandengan titatif dengan ANAVA Dua Jalan. hipotesis ANAVA Dua Jalan, maka diadakan pengujian persyaratan analisis data, yaitu dengan uji kese-imbangan (antara kelas eks-perimen dengan kelas pemban-ding), Uji normalitas distribusi Lilliefors), variansi interaksi pembelajaran sampel dan Uji (dengan Uji d. Uji ter-dapat pendekatan learning) homogenitas jika
Selanjutnya memilih kelas eksperimen dan kelas pembanding dan mengobservasinya. b. Mempersiapkan pembanding. c. Mengurus iizin penelitian dari dua belas 4 (12) sekolah yang yaitu: digunakan penelitian dan me-liputi kabupaten/kota, Surakarta, Sragen, Sukoharjo, dan Karanganyar. Mengadakan pelatihan tentang penggunaan buku dengan pendekatan quantum learning untuk kelas eksperimen dan disertai un-tuk eva-luasi ber-bicara, dan bagaimana mengevaluasi proses membaca, agar penelitian ajar untuk e. latihan dalam sarana dan prasarana untuk eksperimen dan
Bartlett).Selanjutnya,
dengan motivasi berprestasi, maka diadakan uji lanjutan, yaitu Uji Tuckey untuk menentukan faktor-faktor yang menyebabkan interaksi tersebut. 6. Prosedur Penelitian Langkah-langkah a. Menyiapkan materi tahap III ini adalah sebagai berikut: enam (6) kelas eksperimen dan
Laporan Penelitian Hibah Pasca Tahun Ketiga (Tahap III-2009)
(menyimak, dan
menulis)
bagaimana menggunakan media memenuhi persya-ratan quantum learning. Para pelaksana menyusun RPP untuk kelas. proses pembelajaran di Peneliti menyiapkan
13
instrumen Uji kemampuan bersastra dan instrumen untuk mengukur motivasi berprestasi. f. Menguji validitas dan reliabilitas instrumen dan memperbaikinya. g. h. Mengadakan Uji Keseimbangan melalui pre-test. Pelaksanaan pembeelajaran eksperimen di kelas dan pem-
Temuan utama penelitian ini adalah: (1) menentukan mana yang lebih efektif pembelajaran bahasa dan sastra pendekatan tidaknya berprestasi berbahasa dengan menggunakan terpadu pengaruh terhadap dan dan motivasi kemampuan (3)
bersastra;
banding (mulai Juli 2009). i. Pelaksanaan pengetesan moti-vasi berprestasi, koreksi, dan tabulasi data. j. k. Melaksanakan pos-test, korek-si, dan tabulasi data. Melaksanakan analisis data, penyusunan laporan, ringkasan, lampiran, dan karya ilmiah untuk jurnal. l. Penerbitan buku materi ajar. persyaratan Dikti/LPPM-UNS. HASIL PENELITIAN DAN PEMdan Ditjen m. Finishing pelaporan sesuai dengan
menentukan ada tidaknya interaksi antara pendekatan pembelajaran dan motivasi berprestasi diadakan terhadap pengujian kemampuan berbahasa dan bersastra. Setelah dengan ANAVA Dua Jalan, maka untuk kolom pertama diperoleh nilai Fo = 1,865 sedangkan nilai Ft = 0,175; didapatkan untuk nilai kolom Fo = kedua, 3,840 Fo
sedangkan nilai Ft = 0,339; untuk kolom ketiga didapatkan nilai = 0,277 sedangkan Ft = 0,284 (perhitungan dengan SPSS dapat diperiksa pada lampiran. Hal ini berarti bahwa pendekatan quantum learning lebih efektif dibandingkan dengan pendekatan konvensional
14
untuk juga
mendapatkan terdapat
tinggi
dibandingkan Keterpaduan
dengan pembelajaran
berbahasa dan ber-sastra. Demikian pengaruh berprestasi rendah) (tinggi, ter-hadap sedang,
pendekatan konvesnional. bahasa dan sastra mampu memberikan warna baru dalam pembelajaran sehingga proses itu tidak kering dan mekanistis. Materi pembelajaran sastra dapat divariasikan dalam berbagai kegiatan dan ane-ka ragam bentuk, sehingga mampu mengaktifkan siswa dalam partisi-pasi di kelas dan mampu mem-berikan daya tarik yang menekan adanya kebosanan. Motivasi merupakan pendorong yangat besar bagi siswa untuk berhasil. Dengan motivasi yang lebih tinggi, siswa akan merasa ter-dorong secara kuat untuk mem-pelajari materi pembelajaran. Oleh karena itu, kiranya tepat kalau dalam penelitian ini siswa yang bermotivasi berprestasi tinggi, se-dang, dan rendah berpengaruh sastra. terhadap penguasaan
kemampuan
bahasa dan sastra. Hasil uji yang ketiga tidak pendekatan motivasi mempengaruhi 2. Pembahasan Pendekatan quantum lear-ning memungkinkan siswa untuk terlibat emosi, minat, sikap, dan motivasinya dalam mempelajari materi tersebut. Siswa merasa senang mendapatkan pelajaran sastra yang dipadu dengan keterampilan berbahasa. Pemilihan karya sastra, menurut komentar para pelaksana eksperimen cukup menarik. Siswa merasa senang dan tertarik kepada puisi, prosa fiksi, dan drama yang diajarkan. Karena itu, penggunaan quantum learning ada interaksi antara pembelajaran ber-prestasi dan dalam kemampuan
15
Tidak adanya interaksi anta-ra pendekatan motivasi pembelajaran dan berprestasi menunjukkan
berbahasa dan bersastra secara terpadu. Buku materi ajar yang dihasilkan dalam penelitian ini telah diuji efektivitasnya di lapangan. Di samping itu, buku tersebut telah didukung stakeholders dan di diterima daerah oleh lebih Surakarta
bahwa kedua variabel tersebut secara betul-betul meyakinkan memberikan kontribusinya masing-masing tanpa tergantung satu terhadap yang lain. SIMPULAN Dari hasil pengujian hipote-sis yang telah disampaikan di depan, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Pendekatan quantum learning lebih efektif dibandingkan dengan pendekatan konvensio-nal dalam pembelajaran berba-hasa dan bersastra secara terpadu. 2. Motivasi berprestasi berpenga-ruh secara signifikan terhadap dan kemampuan berbahasa
lanjut disebarluaskan menj-adi materi ajar Bahasa dan sastra Indonesia (supplement) SMP. umtuk para siswa
DAFTAR REFERENSI Barlas, Lisa. Campbell, Heidi. Learning Affect Ann & How
2005.
Teaching Learners.
bersastra secara terpadu. 3. Tidak ada interaksi antara pendekatan motivasi pembelajaran berprestasi dengan dalam
http://www.quantum
learning.com/qlresearch/westfie ldmiddleschool.doc). Diakses 2 Nov. 005. Degeng, Nyoman S. 2005. Orkestra Pembelajaran. Makalah.
mempengaruhi
kemampuan
16
Disampaikan
pada
Diskusi Janali, Soepeno, dkk. 2006. Inovasi Pengembangan Depdiknas. Krech,D. Kruchfield, and Ballachey. 1962. Individual in Society. New York: McGraw-Hill Book
Ilmiah peningkatan instruksional, PPS-UNS 30 November 2005. De Potter, Bobbi. 1992. Quantum Learning. Publishing. _______.2001. Quantum Quotient. Bandung: Nuansa Cendekia (terjemahan Agus Nggermanto). New York: Dell
Qualitative
Data
Analysis.
Beverly Hills: Sage Publication. Moody, H.L.B. 1979. The Teaching of Literature. London: Routledge
Quantum Learning. New York : Dell Publishing. Elida Prayitno. 1989. Motivasi dalam Belajar. Jakarta: Depdikbud. Herman J. Waluyo, 2002. Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra. Surakarta: UNS Press. Sudjana. 1986. Statistika. Bandung: Tarsito. Quantum Leaps
17
Jawa __________. 1986. Desain Eksperimen. Bandung: Tarsito. Yus Rusyana. 1978. Kegiatan
Barat.
Jakarta:
Pusat
Bahasa.