You are on page 1of 59

BAB I PENDAHULUAN A.

LATAR BELAKANG Demam dengue adalah demam virus akut yang disertai sakit kepala, nyeri otot, sendi dan tulang, penurunan jumlah sel darah putih dan ruam-ruam. Demam berdarah dengue/dengue hemorrhagic fever (DHF) adalah demam dengue yang disertai pembesaran hati dan manifestasi perdarahan. Pada keadaan yang parah bisa terjadi kegagalan sirkulasi darah dan pasien jatuh dalam syok hipovolemik akibat kebocoran plasma. Keadaan ini disebut dengue shock syndrome (DSS). Demam dengue dan DHF disebabkan oleh salah satu dari 4 serotipe virus yang berbeda antigen. Virus ini adalah kelompok Flavivirus dan serotipenya adalah DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Infeksi oleh salah satu jenis serotipe ini akan memberikan kekebalan seumur hidup tetapi tidak menimbulkan kekebalan terhadap serotipe yang lain. Sehingga seseorang yang hidup di daerah endemis DHF dapat mengalami infeksi sebanyak 4 kali seumur hidupnya. Dengue adalah penyakit daerah tropis dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini adalah nyamuk rumah yang menggigit pada siang hari. Faktor resiko penting pada DHF adalah serotipe virus, dan faktor penderita seperti umur, status imunitas, dan predisposisi genetis. Infeksi oleh virus dengue menimbulkan variasi gejala mulai sindroma virus nonspesifik sampai perdarahan yang fatal. Kami mengangkat kasus ini sebagai kasus kelompok kami adalah dikarenakan banyak sekali anak-anak kecil yang menderita kasus DHF, buktinya dari 25 orang yang di rawat di RSMC khususnya di Pav Dahlia 19 orang yang menderita DHF, makanya kami dari kelompok 4 mengangkat kasus ini untuk di jadikan bahan seminar, supaya kita bias bersama-sama menekan terjadinya penyakit DHF ini.

B. TUJUAN PENULISAN Tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi 2 yaitu : Bab I: Secara umum Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan pada klien DHF Bab II Tujuan khusus Mahasiswa diharapkan mampu : a. Mengkaji status kesehatan dan keperawatan pada klien DHF menganalisa data b. Merumuskan diagnosa keperawatan c. Membuat rencana keperawatan. C. RUANG LINGKUP Ruang lingkup dari penulisan makalah ini terdiri dari pengertian dari DHF, etiologi, epidemiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, penatalaksanaan, pencegahan dan asuhan keperawatan D. METODE PENULISAN Metode penulisan yang digunakan dalam membuat makalah ini yaitu menggunakan metode deskriptif dengan cara mengumpulkan data, menganalisa dan menarik kesimpulan dari data yang telah di dapat untuk kemudian di susun menjadi sebuah makalah. E. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika dalam penulisan makalah ini terdii dari 4 BAB antara lain: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang, B. Tujuan Penulisan, C. Ruang Lingkup Penulisan, D. Metode Penulisan, E. Sistematika Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORITIS A. KONSEP DASAR 1. Anatomi Fisiologi 2. Pengertian 3. Etiologi 4. Patofisiologi 5. Manifestasi klinik 6. Komplikasi 7. Penatalaksanaan Medis 8. Tumbuh Kembang Anak 9. hiospitalisasi B. ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian 2. Diagnose Keperawatan 3. Rencana Keperawatan BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian B. Diagnosa Keperawatan C. Rencana Keperawatan D. Intervensi Keperawatan E. Evaluasi BAB IV PEMBAHASAN BAB V PENUTUP A. Kesimpulan, B. Saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB II LANDASAN TEORITIS


A. KONSEP DASAR 1. ANATOMI DAN FISIOLOGI Sistem hematologi tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi termasuk sum-sum tulang dan nodus limfa. Darah merupakan organ berbentuk cairan homogen yang tampak seperti sirup yang berwarna gelap. Warna darah ditentukan oleh hemoglobin yang terkandung dalam sel darah merah. Volume darah manusia adalah 7-10% / berat badan normal atau sekitar 5 liter. Komposisi darah tersusun atas 2 bagian, yaitu: a. Partikel tersuspensi/komponen sel-sel darah merah, sel darah putih, trombosit, platelet 45% b. Partikel pensuspensi: plasma darah 55% adalah I. Hematokrit: prosentase volume total darah yang ditempati oleh eritrosit. Fungsi Darah: 1) Transportasi internal, pada metabolisme: Respirasi:O2 dan CO2 dibawa oleh molekul Hb dalam eritrosis dan Nutrisi: Nutrisi diserap dari usus, dibawa plasma ke hati dan jaringan Ekskresi: Sisa metabolisme dibawa plasma ke hati dan jaringan tubuh Keseimbangan air, elektrolit dan asam basa melalui pertukaran zat-zat Pengaturan metabolisme: Hormon dan enzim yang berperan dalam plasing tubuh lainnya. lain. dalam jaringan. metabolisme dibawa oleh plasma. 2) Pertahanan/perlawanan terhadap infeksi : sel darah putih. 3) Perlindungan terhadap pendarahan. 4) Mempertahankan suhu tubuh normal: darah membawa panas dan beredar sampai perifer tubuh yang memungkinkan pertukaran pada tubuh dan lingkungan.

Plasma Darah 90% 8% Cairan berwarna bening pucat 55% dari volume total darah (2,5 s/d 3 Komposisinya: : air : protein 0,9% : ion anorganik 1,1% : substansi organik liter pada orang dewasa).

Membentuk 20% cairan ekstrase tubuh yang mengandung zat-zat Cairan bening dari darah dan plasma beku disebut serum, isi serum Protein yang ada dalam plasma adalah: : Berfungsi mempertahankan tekanan osmotik darah dan mengatur keseimbangan air dalam tubuh. : Berfungsi dalam pertahanan tubuh melawan infeksi dan transportasi lipid, stroid dan hormon.

sama dengan cairan intertisial. sama dengan isi plasma kecuali faktor pembekuan. Albumia Filobulin

Fibrinogen : Blood dothing Ion anorganik disebut elektrolit: sodium (Na+), portasium (K+), Zat organik : glukosa, urea, asam urat. kalsium (Ca++), clorida (Cl-), Hydrocarbonat (HCO3).

Hematopoesis Trauma terjadi di sumsum tulang 1) Sumsum tulang : 4-5% dari berat badan normal. Merah Kuning : Penghasil terbanyak, hampir semua sel-sel darah : Terdiri dari lemak jika diperlukan dapat berubah menjadi jaringan hemopotetik. 2) Kelenjar limfe dan jaringan limfoid dalam usus halus dan kelenjar timus menghasilkan limfosit. Kelenjar limfe terdapat juga di leher, ketiak lengan bagian atas dalam, thorak abdomen, lipatan paha dan poplitea. 3) Hati dan limfe merusak sel darah yang sudah tua. Hati juga mensintesa protein plasma dan berapa faktor pembekuan. 5

Sel Darah Merah Merupakan sel yang gampang yang bagian tengahnya cekung/lempeng bikonkaf : efisiensi pengangkutan O2 dan peningkatan permukaan bagi digusi O2, diameter 8 mikron, tebal 2-1 mikron. Jumlah : 5 juta/mm3 Usia : 120 hari Ciri khas : bentuknya mudah berubah/kelenturan/fleksibilitas tidak Enzim yang ada pada sel darah merah: enzim glikdirik dan enzim Hemoglobulin: merupakan pigmen protein berwarna merah yang

berhenti, organel/ribosom. karbonat anhidrase. terdapat dalam sel darah merah. Berfungsi: a. b. c. Pengangkutan oksigen dari paru-paru ke jaringan. Sistesa Hb pada saat eritropoesis. Membentuk struktur molekul (hameoglobulin). Setiap molekul Hb dapat mengikat 4 unit O2 tiap gram Hb dapat Pengaturan eritropoesis: distimulasi oleh penurunan pengiriman

mengikat 1,3 ml O2 atau 50 ml O2 tiap 100 ml darah. oksigen ke ginjal yang merangsang ginjal mengeluarkan hormon eritropoetin ke dalam darah. Eritropoetin merangsang eritropoesis dengan merangsang proliperans dan pematangan sel darah merah. Zat yang diperlukan untuk proses eritropoesis: : Sintesa DNA : Pembentukan DNA : Pembentukan haemoglobin. Vitamin B12 Asam folat Zat besi

Leukosit Unit-unit yang dapat bergerak dalam sistem pertahanan tubuh. Setiap sel darah putih dikelilingi oleh 700-1000 sel darah merah.

Bertugas: menahan invasi oleh patogen mikroorganisme penyebab

penyakit, mengidentifikasi dan menghancurkan sel-sel kanker, membersihkan campak/ debris yang berasal dari sel mati atau cedera. a. Jumlah SDP : 5.000-10.000/mm3 Jenis: Granulosit Neutrofil: Fungsi menentukan bakteri dan melakukan pembersihan debris. Basofil: Fungsi membentuk dan menyimpan histamin dan heparin Eusinofil: Reaksi alergi dan investasi parasir. b. Agranulosit : menghasilkan antibodi : menghancurkan sel sasaran * Monosit: fagositosit aktif * Limfosit : L-B L-T

Usia 100-300 hari meningkat pada saat inpeksi kronis.

Trombosit Merupakan sel darah terkecil, tidak berwarna dan tidak berinti, berasal Fungsi: Hemosiosis (penggumpalan darah) melalui adnesi ke area dari frogmen megakariotid jumlah (50.000-350.000/mm3). Usia 20 hari. pembuluh darah yang rusak.

2. PENGERTIAN Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam akut dengan ciri-ciri demam manifestasi pendarahan dan bertendensi mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan kematian. (Kutipan Selekta Kedokteran, Jilid 2) DHF adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh serotif virus dengue ditandai dengan 4 gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi perdarahan, hepatologi dan tanda-tanda kegagalan sirkulasi sampai timbulnya renjatan sebagai akibat dari kebocoran plasma yang dapat menyebabkan kematian.

3. ETIOLOGI 7

Virus dengue serotipe 1,2,3 dan 4 yang ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes Aegypti, nyamuk Aedes Aibupictus, Aedes Polynegiensis dan beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang berperan. Infeksi dengan salah satu serotipe dalam menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe lain.

4. PATOFISIOLOGI Sebagai reaksi terhadap infeksi terjadi. a. Aktipitos sistem komplemen sehingga dikeluarkan zat anafilaksin yang menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan terjadi perembesan plasma dari ruang intravaskuler ke ruang ekstravaskuler. b. Agregasi trombosit menurut, apabila kelahiran ini berlanjut akan menyebabkan kehilangan fungsi trombosit sebagai akibat mobilitas sel trombosit mudah dari sumsum tulang. c. Kerusakan sel endotel pembuluh darah akan merangsang/mengaktivasi faktor pembekuan. Ketiga faktor di atas menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler kerusakan hemostosis, yang disebabkan oleh vaskulopati, trombositopenia dan koagulopati. Derajat Penyakit DHF (WHO dan Depkes, 2004) yaitu: a. Derajat I Satu-satunya gejala Demam disertai dengan gejala klinis tidak khas. pendarahan adalah uji torniquet (+). b. Derajat II Gejala yang timbul pada DBD derajat I, ditambah pendarahan spontan, biasanya dalam bentuk pendarahan kulit dan atau bentuk pendarahan lainnya. c. Derajat III Kegagalan sirkulasi yang ditandai dengan denyut nadi yang cepat dan lemah menyempitnya tekanan nadi (20 mmHg atau kurang) atau ditandai dengan kulit dingin dan lembab pasien menjadi gelisah. d. Derajat IV Syok berat dengan tidak terabanya denyut nadi maupun tekanan darahnya.

Infeksi Virus Dengue

- Demam - Anoreksia - Muntah

Hepatomegali Manifestasi pendarahan

Trombositopenia Komplek Ag Ab klomplemen I

Permeabilitas vaskuler naik

Dehidrasi

Demam dengue

Kebocoran plasma: - Hemokonsentrasi - Hipoprotenemia - Efusi pleura - Asites Hipovolemia

Derajat

II

DIC Pendarahan saluran cerna

Syok III Anoreksia Menggigil Asidosis IV

5. MANIFESTASI KLINIK Gejala utama demam berdarah, yaitu: a. Demam Penyakit didahului oleh demam tinggi yang mendadak, terus-menerus, berlangsung 2-7 hari, naik turun tidak mempan dengan obat antipieretik. Saddle back kurve : demam naik mendadak 1-3 hari : turun naik + 3 Demam I : resah dada + muka : cepat hilang Malaise, nyeri epigastrium, nyeri kepala, bola mata, sendi Demam II : rash dada + esktramitas (papula) : hilang. hari

b. Manifestasi pendarahan Penyebab pendarahan pada DBD ialah vaskulopati, trombositpenia dan gangguan fungsi trombosit serta koagulasi intravaskuler yang menyeluruh. Jenis pendarahan terbanyak adalah pendarahan kulit seperti uji touniquet positif, peteki, purpura, ekimosis dan pendarahan kongjungtiva. merupakan tanda pendarahan yang sering ditemukan. Peteki Tanda ini dapat

ditemukan pada hari pertama demam dan hari ke 3,4,5 demam. Pendarahan lain yaitu epitaksis, pendarahan gusi, melena dan hemotemesis dan dapat pendarahan sub konjungtiva atau hematuria. c. Hepatomegali Ditemukan pada permukaan penyakit bervariasi dari hanya sekedar dapat teraba sampai 2-4 cm di bawah lingkungan iga kanan. Derajat pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit. Namun nyeri tekan pada daerah tepi hati berhubungan dengan adanya pendarahan, pada sebagian kecil kasus dapat dijumpai ikterus. d. Gangguan sirkulasi : Shock Awal: kulit lembab + ekstremitas dingin Hypovolemia: Nadi kecil + lemah : sehingga tidak teraba TD turun (S+D) Keringat dingin Ekstremitas dingin Tampak pucat : shock : demam turun hari 3-7 10

Gelisah

6. KOMPLIKASI a. Pendarahan luas Infeksi virus dengue menyebabkan terbentuknya antigen, antibody yang dapat mengangtivasi sistem komplemen, juga menyebabkan agregasi trombosit dan mengaktivasi sistem koagulasi melalui kerusakan sel endotel pembuluh darah. Kedua faktor tersebut menyebabkan pendarahan pada DBD. Pendarahan masih pada DBD diakibatkan oleh trombositopenia, penurunan faktor pembekuan kelainan fungsi trombosit dan kerusakan hidung endotel kapiler. b. Shock Infeksi sekunder oleh virus dengue akan menyebabkan respon antibodi amnestic yang akan terjadi dalam waktu beberapa hari, mengakibatkan proliferasi dan transformasi imfosit dengan menghasilkan titer tinggi antibody lagi ganti dengue. Di samping itu, replikasi virus dengue terjadi juga di dalam limfosit yang bertransformasi dengan akibat terdapatnya virus dalam jumlah banyak. Kemudian terbentuknya virus komplek antigen-antibodi yang selanjutnya mengativitas sistem kamplemer. Pelepasan C3a dan Csa akibat aktivitas C3 dan Cs menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah dan merembesnya plasma dari ruang intravaskuler ke ruang ekstravaskuler. c. Efusi Pleura Disebabkan oleh infeksi virus dengue yang bisa memecahkan membran kapiler dan memungkinkan pengaliran protein plasma dan cairan yang kemudian masuk ke dalam rongga pleura secara cepat dan akumulasi cairan ini disebut efusi pleura. d. Penurunan kesadaran Saat terjadi infeksi virus dengue kemudian mengalami replikasi maka terbentuk komplek virus antibody yang menyebabkan efek salah satunya permeabilitas kapiler meningkat, sehingga terjadi penurunan transportasi O2 ke otak, sehingga terjadi penurunan kesadaran. e. Disseminated Intravaskuler Coagulantick (DIC)

11

Pendarahan yang terjadi pada pasien DBD terjadi karena tranbostopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi. Pendarahan hebat dapat terjadi trauma pada fraktus gastrointestinal. Perembesan plasma akan menyebabkan pembekuan intravaskuler yang mengaktifkan mekanisme gibrinditik, akibatnya enzim proteotik yaitu plasmin aktif. Sebagai substrat untuk plasmin fibrin dipecah menjadi beberapa polipeptida fibrin split product atau fibrin digredatic product (FDP). Pada keadaan fibrinolisis patologis terjadi pemecahan fibrinogen dan faktor beku lainnya, terutama faktor V, VII dan fibrin, FDP merupakan antikoagulasi yang menghambat reaksi trombin-fibrinogen. Gangguan pembekuan dapat terjadi karena antikoagulasi yang beredar di darah yang menyebabkan disseminated intravaskuler.

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG Lakukan pemeriksaan hemoglobin, hemotokrit, hitung trombosit, uji seidolgi HI, Dengue Blot. Trombositopenia ringan sampai nyata bersamaan dengan hemo konsentrasi adalah gejala yang spesifik. Leukosit normal pada 1-3 hari pertama, menurun saat akan terjadi syok dan meningkatkan saat syok teratasi. Trombositopenia (<100.000/Ui) dan hemokonsentrasi (nilai hemotokrit lebih dari 20% dari normal). Indikator fase syok - Hari sakit ke 4-5 - Suhu turun - Nadi cepat tanpa demam - Tekanan nadi turun/hipotensi - Leukopenia < 5000 / mm3

8. PENATALAKSANAAN MEDIS Prinsip-prinsip penanganan DHF a. DHF tidak syok Penggunaan cairan peroral Indikasi parential 12

Obat-obatan :

Antipiretik, Antikonvulsan

Observasi terhadap tanda-tanda shock

b. DHF dan Syok Atasi segera hipovolemik Lanjutkan penggunaan cairan dari pembuluh darah 12-24 jam / 48 jam Beri darah segera, bila terjadi pendarahan hebat.

9. TUMBUH KEMBANG ANAK Tumbuh kembang merupakan hal utama, hakiki, dan khas pada anak. digolongkan menjadi: Kebutuhan fisik-bianedis (asuh) Kebutuhan emosi/kasih sayang (asih) Kebutuhan atas stimulasi mental (asah) Penilaian tumbuh kembang meliputi: Evaluasi pertumbuhan fisik Evaluasi umur tulang Evaluasi pertumbuhan gigi Evaluasi neurogis dan perkembangan sosial Evaluasi keremajaan Pertumbuhan fisik Jenis tumbuh kembang anak: Tumbuh kembang fisik Tumbuh kembang intelektual Tumbuh kembang sosial emosional Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang

Menilai pertumbuhan fisik pada anak: a. Kurva/grafik BB/ panjang/TB (Growth Chart) b. Lingkar kepala (Grafik Nelhaus) Pertumbuhan gigi Klasifikasi gigi dimulai umur janin 5 bulan (seluruh gigi susu) Erupsi gigi yang terlambat pada hipotiroidisme, gangguan gizi dan

gangguan pertumbuhan. 13

Pembentukan struktur gigi yang sehat dan sempurna memerlukan gizi

yang cukup, protein, kalsium, phosfor, vitamin.

Perkembangan Balita Sekala Yomi Mimi (IDAI) dan fisiologi anak Skema praktis perkembangan mental balita Yang dinilai: gerakan kasar-halus, emosi, perilaku, sosial, bicara. Belajar mengangkat kepala Belajar mengikuti objek dengan mata Melihat ke muka seseorang dan tersenyum Bereaksi terhadap suara dan bunyi Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pandangan dan Menahan barang yang dipegang Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh. Mengangkat kepala 90o dan mengangkat dada dengan bertopang pada Mulai belajar meraih benda Menaruh benda di mulut Tertawa dan menjerit gambaran bila diajak bermain Dapat duduk tanpa bantuan Dapat tengkurap dan berbalik sendiri Memindahkan benda Mengeluarkan kata tanpa arti Mulai mengenal anggota keluarga Berdiri sendiri tanpa bantuan Berjalan dengan dituntun Menirukan suara 14

a. Lahir 3 bulan

kontak

b. 3-6 bulan tangan

c. 6-9 bulan

d. 9-12 bulan

Mengerti perintah sederhana Ikut dalam permainan Menyusun 2 atau 3 kotak Dapat mengatakan 5-10 kata Memperlihatkan rasa cemburu Naik turun tangga Menyusun 6 kotak Belajar makan sendiri Mulai mengontrol BAB dan BAK Belajar meloncat, memanjat, melompat dengan 1 kaki Mampu menyusun kalimat Bermain dengan anak lain Menggambar lingkaran Berjalan sendiri menuju tangga Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri Banyak bertanya Dapat melaksanakan tugas sederhana. Melompat dan menari Pandai bicara Dapat menyebutkan hari-hari dalam seminggu Memprotes bila dilarang.

e. 12-18 bulan

f. 18-24 bulan

g. 2-3 tahun

h. 3-4 tahun

i. 4-5 tahun

Masa Remaja Ditandai dengan Skema Tanner Kematangan fungsi seksual Tercapainya bentuk tubuh

15

TMK 1 2

Perkembangan remaja diperlihatkan dengan tingkat maturasi TMK 1 dan 2 : masa remaja awal TMK 3 dan 4 : masa remaja menengah TMK : masa remaja lanjut dan maturitas seksual Rambut pubis Pra remaja atas media labia Buah dada pra remaja aveula membesar

kelainan TMK terdiri dari:

Klasifikasi tingkat maturasi kelainan anak perempuan

jarang, berpigmen sedikit, lurus, menonjol seperti bukit,

10. DAMPAK HOSPITALISASI BAGI ANAK Hospitalisasi Usia sesuai perkembangan anak Pengalaman sebelumnya terhadap sakit Suport sistem yang tersedia Keterampilan koping yang tersedia

Reaksi Anak Terhadap Perkembangan a. Bayi (0-1 tahun) 1) 2) Bayi > 6 bulan Menangis bila ditinggal orangtuanya Menangis keras bila ditinggal orangtuanya Respon terhadap rasa nyeri Ekspresi wajah tidak menyenangkan Pergerakan tubuh Menangis keras

b. Todler (1-3 tahun) Sumber stress : perpisahan (15-30 tahun) 1) perhatian orang lain. 2) Tahap putus asa (despair) 16 Tahap protes (protesi) Menangis keras, menjerit, memanggil ibu, terlalu agresif, menolak

Tenang, menangis, tidak aktif, nafsu makan menurun, kurang bermain, sedih, apatis, menarik diri. 3) Tahap menolak / Daniel (Derochment) Menerima perpisahan (samar), hubungan dangkal pada orang lain, menyesuaikan lingkungan. 4) 1) 2) RS : hukuman Bila dihukum : malu, takut bersalah, malu-takut. 3) Takut pada perlukaan: tindakan dan prosedur mengancam integritas tubuh. d. Usia Sekolah (6-12 tahun) 1) kelompok sosial 2) 3) 1) 2) Tidak bebas Tidak kooperatif Kehilangan kontrol : keterbatasan fisik dan Kelemahan fisik Takut mati Kehilangan kegiatan dalam kelompok Reaksi terhadap nyeri Mampu mengkomunikasikan Mampu mengontrol perilaku (menggigit bibir, menggenggam) Reaksi perpisahan : Cemas berpisah dengan teman sebaya Kehilangan kontrol Perubahan peran dalam keluarga Reaksi perpisahan cemas berpisah dengan Tahap menerima Reaksi terhadap perpisahan Kehilangan kontrol c. Pra Sekolah (3-6 tahun) Menolak makan, sering bertanya, menangis pelan, tidak kooperatif. Pembatasan aktivitas sehari-hari dan penurunan kekuatan diri

e. Masa Remaja (12-19 tahun)

ketergantungan (menolak, tindak kooperatif, menarik diri). 17

Reaksi Keluarga Terhadap Anak yang Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit a. Reaksi orang tua * * * Cemas meningkat Kurang informasi tentang prosedur dan pengobatan dampak pada masa depan Marah, merasa bersalah Tidak percaya Ketakutan, frustasi : penyakit serius, tipe dan prosedur medis Marah, cemburu, benci Perhatian, berlebihan, sakit.

b. Reaksi sibling/persaingan

Peran Perawat dalam Mengurangi Stress Oleh Karena Hospitalisasi a. 1) 2) 3) 4) b. 1) 2) c. d. Mengurangi dampak perpisahan (< 5 tahun) Rooting in : orang tua dapat menjaga anaknya Partisipasi Ruang : rumah Mempertahankan kontak dengan sekolah, kunjungan teman, Mencegah rasa kehilangan kontrol Physical restriction : pembatasan fisik Gangguan dalam memenuhi kegiatan sehari-hari Meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh dan nyeri Memaksimalkan manfaat hospitalisasi 1) Membantu perkembangan hubungan baik orang tua anak 2) Memberikan kesempatan untuk pendidikan 3) Meningkatkan self masternya (percaya diri) 4) Memberi kesempatan untuk sosialisasi e. Memberi suport pada anggota keluarga Memberi infomasi dan melibatkan sibling

telepon, surat.

Bermain Untuk Mengurangi Stress Akibat Hospitalisasi 18

a. Tujuan bermain di RS 1) Melanjutkan tumbuh kembang 2) Mengekspresikan pikiran dan fantasi 3) Mengembangkan kreatifitas 4) Beradaptasi lebih efektif terhadap stress b. Prinsip bermain di RS 1) Tidak banyak energi singkat 2) Memperhatikan keamanan 3) Kelompok umur 4) Tidak bertentangan dengan pengobatan 5) Alat permainan dapat dicuci 6) Melibatkan orang tua

B. ASUHAN KEPERAWATAN 1. a. PENGKAJIAN Riwayat penyakit, nyeri kepala, mual/muntah, diare, intake output, keadaan lingkungan, makanm tidur, bermain lain dan sifat panas, imunisasi obat yang didapat. b. c. d. Keadaan fisik Data psikososial : pola pertahanan diri Pengetahuan keluarga TTV, tanda pendarahan, status hidrasi

adalah gejala : dapat mengkaji dan tanda pendarahan, tanda-tanda yang lain, tingkat pengetahuan dan keinginan untuk belajar. 2. a. b. c. d. DIAGNOSIS KEPERAWATAN Peningkatan suhu tubuh b.d proses penyakit Gangguan keseimbangan elektrolit b.d output yang berlebihan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak adekuat Kurang pengetahuan keluarga b.d kurangnya informasi yang

didapatkan mengenai penyakit.

19

3.

RENCANA KEPERAWATAN 1. 2. R/ : Menurunkan demam 3. Berikan pasien untuk memakai pakaian tipis dan menyerap keringat R/ : Memberi rasa nyaman 4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antipiretik dan antibiotik Intervensi Observasi TTV tiap 4 jam R/ : Mengetahui keadaan pasien Berikan minuman yang banyak serta kompres dingin.

No Diagnosa 1. Peningkatan suhu tubuh b.d proses penyakit

2.

Gangguan keseimbangan elektrolit b.d output yang berlebihan

R/ : Menurunkan suhu tubuh dan membunuh bakteri. 1. Kaji TTV setiap 4 jam. R/ : Mengetahui keadaan umum pasien. 2. Kaji status cairan : Keseimbangan masuk dan haluan R /: Untuk membantu perubahan dan mengevaluasi intervensi. 3. Dorong masukan cairan dengan jumlah kecil tapi sering. R/ : Jumlah kecil biasanya ditolerir dengan baik. 4. indikasi. R /: Mempertahankan hidrasi 20 Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian cairan parenteral sesuai

3.

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d

1.

Observasi TTV setiap 4 jam R/ : Mengetahui keadaan umum pasien Catat status nutrisi pasien dan timbang BB tiap hari. R/ : Memberikan informasi tentang keefektifan.

intake yang tidak adekuat 2.

3. 4.

Beri diet yang tidak merangsang mual. R /: Menekan mual. Berikan makanan hangat dalam porsi kecil tapi sering R /: Untuk meningkatkan nafsu makan.

5.

Tindakan oral hygiene R/ : Oral hygiene mengurangi kekeringan membran mukosa mulut.

6. 4. Kurang pengetahuan keluarga b.d kurangnya informasi yang didapatkan mengenai penyakitnya. 2.

Kolaborasi dengan ahli gizi.

R /: Menentukan diet sesuai dengan kondisi pasien. 1. Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga R /: Mengetahui tingkat pengetahuan pasien tentang penyakit DHF. Jelaskan penyebab penyakit serta tanda dan gejalanya. R /: Untuk mengantisipasi kemungkinan penyakit ini akan ada kembali dalam keluarga. 3. 4. Jelaskan tanda pendarahan R/ : Mencegah komplikasi yang lebih parah. Tanyakan kembali hal-hal yang sudah dijelaskan R /: Mengetahui apakah sudah paham tentang hal-hal yang sudah dijelaskan sebelumnya.

4.

EVALUASI

a. Pasien tidak demam lagi b. Keseimbangan cairan terpenuhi c. Nutrisi pasien terpenuhi d. Pasien mengerti dan memahami tentang penyakitnya.

21

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A DENGAN DENGUE HEMORRAGIC FEVER (DHF) Format Pengkajian Keperawatan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga Tanggal pengkajian/jam Tanggal masuk RS Jam masuk RS Ruangan Nomor Register : 22-01-08 : 21-01-08 : 20.30 WIB : Pav. D : 24.28.52 22

Dx. Medis I. Data Biografi A. Identitas Klien Nama klien Nama panggilan

: DHF

: Arthaya Dwi B. : Bintang : Jakarta, 30-11-04 : Indonesia

Jenis kelamin : Perempuan Agama Pendidikan : Islam : SMA Suku bangsa : Indonesia

Tempat/tgl lahir (umur) Bahasa yang digunakan B. Identitas Orangtua/Wali Ibu Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Agama : Ny. Ani : 29 : SMA : IRT : Islam

Ayah Tn. Rizani 34 SMA Pedagang Islam Jawa

Wali

Suku/bangsa : Jawa Sumber biaya : Orang tua

Alamat rumah : (yang mudah dihubungi) Jl. Tanjung Barat No. 28, Jak Sel

II. Riwayat Kesehatan Pada Masa Lalu A. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran Antenatal 1. Kesehatan ibu waktu hamil Hiperemesis gravidarum Perdarahan pervagina : Anemia Penyakit infeksi Pre eklamsi/eklamsi : Gangguan kesehatan : Teratur : : tidak : : tidak tidak ya 23 tidak tidak tidak

2. Pemeriksaan kehamilan

Diperiksa oleh

dokter dan bidan Puskesmas dan RS : : baik tidak

Tempat pemeriksaan : Hasil pemeriksaan Immunisasi TT

3. Riwayat pengobatan selama kehamilan: mengkonsumsi vitamin Masa Natal 1. Usia kehamilan saat kelahiran: 2. Cara persalinan 3. Ditolong oleh 4. Keadaan bayi saat lahir 6. Pengobatan yang didapat Neo Natal 1. Cacat kongenital 2. Ikterus 3. Kejang 4. Paralisis 5. Perdarahan 6. Trauma persalinan 7. Penurunan BB 8. Pemberian minum/ASI 9. Lain-lain B. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan Apakah ada gangguan dalam proses tumbuh kembang anak (jelaskan): Tidak ada, pertumbuhan dan perkembangan berjalan dengan normal C. Penyakit-penyakit yang pernah diderita Tidak ada D. Pernah dirawat di RS Tidak pernah E. Obat-obat Tidak ada 24 : : : : : : : : tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada baik : : : : 9 bulan normal bidan baik tidak ada

5. BB, PB, Lingkar kepala waktu lahir: 2,8 kg, 48

F. Tindakan (misalnya operasi) Tidak ada G. Alergi Tidak ada riwayat alergi terhadap obat H. Kecelakaan Tidak ada I. Immunisasi Lengkap / BCG J. Kebiasaan sehari-hari 1. Pola pemenuhan nutrisi ASI dan atau susu buatan Lamanya pemberian : 1,5 tahun Waktu pemberian Jenis susu buatan Adakah kesulitan Kapan mulai diberikan Cara pemberian Jenis vitamin : tidak ada : tidak ada : tidak : 1,5 tahun : per oral secara langsung : tidak ada : tidak ada : 3 x sehari : padat : ikan dan telur : tidak ada : terkadang makan sendiri : pagi, siang, sore

Makanan padat

Vitamin

Berapa lama diberikan Frekuensi makan Jenis makanan

Pola makan dan minum

Makanan yang disenangi Alergi makanan Kebiasaan makan Waktu makan

Jumlah minum / hari : 7 gelas / hari Frekuensi minum : tidak tentu, biasanya setelah makan dan

bila haus 25

Kebiasaan minum; kopi minum beralkohol

: tidak ada menggunakan tangan, sendok/gelas

: tidak ada

Penggunaan alat makan/minum:

Sikap orang tua terhadap pemenuhan nutrisi anak: baik

2. Pola tidur Lamanya tidur siang/malam : 8 jam Kelainan waktu tidur Mimpi : tidak ada : kadang-kadang : gosok gigi, cuci kaki

Kebiasaan anak menjelang tidur

Kebiasaan yang membuat anak nyaman saat tidur: tidak berisik

3. Pola aktifitas / latihan / OR / bermain / hobi Hobi: main dengan keluarga dan teman-teman sebayanya 4. Pola kebersihan diri a. Mandi Frekuensi Sabun Bantuan Frekuensi Waktu Cara : GIV : tidak : 3 x /hari : pagi, sore, malam : sendiri & dibantu : ya : 2 x /hari

b. Oral hygiene

Menggunakan pasta gigi

c. Cuci rambut Frekuensi Sampo : 3 x /minggu : dibantu : sendiri

d. Berpakaian 5. Pola Eliminasi a. BAB

26

b. BAK

Frekuensi Waktu Warna Bau Konsistensi Cara Keluhan : pagi

: 1 x/hari

: coklat kekuningan : khas : padat : langsung pergi ke WC di kloset : tidak ada

Penggunaan taxatif/pencahar: tidak Kebiasaan pada waktu BAB : tidak ada Frekuensi Warna Keluhan : tidak tentu : kuning : tidak ada : tidak ada

Kebiasaan ngompol

6. Kebiasaan lain Menggigit jari Menggigit kuku Menghisap jari : tidak ada : tidak ada : tidak ada

Mempermainkan genital : tidak ada Mudah marah Lain-lain : tidak ada : tidak ada : baik

7. Pola asuh

III.Riwayat Kesehatan Keluarga A. Susunan keluarga (genogram 3 generasi)

27

Keterangan:

B.

Riwayat penyakit keluarga Ayah/Ibu Tidak ada Tidak ada Saudara kandung Tidak ada Tidak ada Anggota kelg.lain Tidak ada Tidak ada

Riwayat penyakit - Penyakit yang pernah diderita - Penyakit yang sedang diderita - Analisa faktor penyakit (ginjal, jantung, DM, hipertensi, kanker, ggn mental, alergi, dan lain2) C. Coping keluarga D. Sistem nilai E. Spiritual

: baik : baik : sholat 5 waktu

IV. Riwayat Kesehatan Lingkungan A. Resiko bahaya kecelakaan 1. Rumah 2. Lingkungan rumah B. Polusi Kemungkinan bahaya akibat polusi C. Tempat bermain : ada, di rumah dan di tempat tetangga lainnya 28 : tidak ada : nyaman

V. Riwayat Kesehatan Sekarang A. Riwayat penyakit sekarang Tgl mulai sakit Keluhan utama Terjadinya Lamanya Faktor pencetus Upaya untuk mengurangi Cara waktu masuk : 19-01-08 : panas , tidak nafsu makan, mual, muntah : : panas 2 hari yang lalu sebelum masuk RS : nyamuk : langsung dibawa ke RS : langsung masuk RS : orang tua

Dikirim oleh

B. Pengkajian fisik secara fungsional Data Subjektif 1. Data klinik -Klien mengatakan pusing -Klien menyatakan lemas -Klien mengatakan panasnya -Klien mengatakan mual -Klien mengatakan tidak nafsu makan -Klien mengatakan muntah 2. Nutrisi dan metabolisme a. Nafsu makan/menyusul: menurun b. Penurunan & peningkatan BB: penurunan c. Diet: padat d. Kulit: tugor kulit sedang e. Intake dalam sehari -Makan: habis porsi -Minum: susah f. Mual: ada g. Dysphagia: tidak ada h. Muntah: ada 2. Nutrisi dan metabolisme a. Mukosa mulut: kering -Warna: -Lesi: tidak ada -Kelembaban: -Kelainan palatum: tidak ada -Bibir: pecah-pecah -Gusi: normal -Lidah b. Gigi -Kelengkapan gigi: lengkap -Karang gigi: ada 29 Data Obyektif 1. Data klinik a. Suhu b. Nadi c. Pernafasan d. Tek.darah e. Kesadaran : 38.5oC : 110 x/mnt : 22 x/mnt : 110/70 mmHg : CM

-Karies: tidak ada c. BB: 20 kg; TB 120 cm d. Obesitas: tidak e. Integritas kulit: -Turgor: sedang -Kekenyalan: tidak elastis 3. Respirasi/sirkulasi a. Pernafasan: normal -Sesak nafas: tidak -Sputum: tidak -Batuk: tidak b. Sirkulasi: baik -Sakit dada: tidak -Udema: tidak 4. Eliminasi a. Abdomen -Kembung: tidak -Mules: tidak -Sakit/nyeri: tidak b. BAB -Bau: khas -Warna: coklat kekuningan -Lendir: tidak -Diare: tidak -Konstipasi: tidak -Frekuensi: 3 x/hari c. BAK -Jumlah: 300 cc -Frekuensi: tidak tentu -Sakit: tidak ada -Nocturia: tidak ada -Dysuria: tidak ada f. Sonde: tidak 3. Respirasi/sirkulasi a. Suara pernafasan: vesituler b. Batuk: tidak c. Batuk darah: tidak d. Sputum: tidak e. Ikterus: tidak f. Slanosis: tidak g. Edema: tidak h. Palpilasi: tidak 4. Eliminasi a. Abdomen: baik -Lemas: tidak -Tegang/kaku: tidak -Kembung: tidak -Bising usus: ada b. BAB -Bau: khas -Warna: kuning -Lendir: tidak -Konsistensi: padat -Melena: tidak -Frekuensi: 7 x/hari c. BAK -Kepekatan: jernih -Warna: kuning -Bau: khas -Kateter: tidak 30

-Hematuria: tidak ada -Inkontinensia: tidak ada

-Lain-lain: tidak ada d. Rectum/Anus -Iritasi: tidak ada -Atresia ani: tidak ada -Prolaps: tidak

5. Aktivitas/latihan a. Tingkat kekuatan/ketahan: normal b. Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari: bantuan minimum c. Adakah kekakuan pergerakan sendi: tidak d. Rasa nyeri pada sendi: tidak ada 6. Kognitif/persepsi a. Pendengaran: baik b. Penglihatan: baik c. Penciuman: baik d. Perabaan: baik e. Pengecapan: baik 7. Konsep diri

5. Aktivitas/latihan a. Keseimbangan berjalan: baik b. Kekuatan menggengam: baik -Tangan kiri: baik -Tangan kanan: baik c. Bentuk kaki: normal d. Otot kaki: kuat 5. Aktivitas/latihan a. Reaksi terhadap ranngsangan: baik b. Orientasi: baik c. Pupil: normal d. Conjungtiva/warna: tdk anemia e. Pendengaran: baik 7. Konsep diri

Apakah penyakit tersebut mempengaruhi a. Kontak mata: baik klien? Ya, tidak dapat beraktifitas seperti b. Postur tubuh: baik biasanya 8. Peran/hubungan keluarga: a. Siapa anggota keluarga yang tinggal serumah? Saudara kandung b. Support dari keluarga/teman: baik c. Perhatian keluarga terhadap perawatan klien: sangat baik d. Dampak sakit terhadap keluarga: tidak berkumpul dengan anggota keluarga 9. Tidur/istirahat a. Jika tidur apakah merasa benar nyenyak: b. Masalah atau gangguan waktu tidur: 9. Tidur/istirahat a. Tanda-tanda kurang tidur: klien lemas 31 c. Perilaku: baik 8. Peran/hubungan keluarga: a. Tingkah laku: baik b. Interaksi dengan keluarga: baik

10. Seksualitas/reproduksi a. Wanita -Menstruasi -Pemeriksaan buah dada b. Pria -Tidak dapat ereksi: tidak ada -Sakit pada waktu BAK: tidak ada C. Keadaan psikososial Suasana hati/mood: labil Interaksi dalam keluarga: baik

10. Seksualitas/reproduksi a. Wanita -Benjolan pada buah dada: tidak ada b. Pria -Kelainan skrotum: tidak ada -Hyposphadia: tidak ada -Firnosis: tidak ada

Sosialisasi: baik

D. Pemeriksaan tingkat perkembangan 1. Motorik kasar: tidak dapat dikaji 2. Motorik halus: tidak dapat dikaji 3. Bicara: lancar 4. Kemandirian: aktifitas dibantu oleh orangtua

E. Pemeriksaan penunjang Tgl. 22-01-08 Widal - Salmonela typhi: O - Salmonela typhi: H - Salmonela typhi: OA, OB, OC - Salmonela typhi: HA, HB, HC 1/80 1/80 1/80 1/80

Tgl. 23-01-08 - Hb : 12,9 g/dl - Ht : 39% * Feses * Makro 32

- Leukosit: 29000/ul - Trombosit: 86000/ul * Urin -Warna: kuning -Kejernihan: keruh -pH: 6.5 -BJ: 10.10 VI. Penatalaksanaan IVFD RL: 18 tpm Inj.Lepotaxime: 2 x 1 gr Vometa: 3 x 1 cts PCT: 4 x 250 gr Ispinol: 3 x 1 cts Zamel: 1 x 1 cts VII. Resume

-Warna

: coklat

-Konsistensi: lunak -Darah: tidak ada -Lendir: tidak ada * Mikro -Leukosit: 1-3 -Eritrosit: 0-1

Klien tiba di ruang anak (Pav. D) dengan diagnosa DHF, klien berumur 3 tahun. BB 20 kg, keluhan panas. Sebelum masuk RS, mual (4), nafsu makan menurun Terapi IVFD RL: 18 rpm Inj.Lepotaxime: 2 x 1 gr Vometa: 3 x 1 cts PCT: 4 x 250 gr Ispinol: 3 x 1 cts Zamel: 1 x 1 cts

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN Identitas Klien Nama Usia : An. A : 3 tahun, 1 bulan, 21 hari 33

Jenis kelamin Agama Pekerjaan No. Register Diagnosa medis Tanggal masuk RS Tanggal pengkajian Data Fokus

: laki-laki : Islam : tidak ada : 24.28.52 : DHF : 21-01-08 : 22-01-08 Data Obyektif -Klien lemas -Klien pucat -Kesadaran: CM -Mukosa bibir kering -Turgor kulit: sedang -TTV: Nadi: 110 x/mnt RR: 22x/mnt; Suhu: 38.5oC -Hasil lab: Hb: 12,9g/dl; Leukosit: 29000/ul Ht: 39%; Trombo: 86000/ul -Urin: warna: kuning, pH: 6,5 kejernihan: keruh; BJ: 10.10 -Feses: Makro: warna: coklat; darah: konsistensi: lunak; lendir:Mikro: leukosit:1-3; Eritrosit: 0-1 -Lidah tampak kotor -BB turun 1 kg (sblm sakit 20 kg) -Keluarga klien/orangtua: gelisah -Ibu klien tampak cemas - Belen cairan Input: oral (minum) Makanan : 750 cc : 100 cc -----------34 Infus RL/ 24jam: 1296 cc

Data Subjektif -Klien menyatakan lemas -Klien mengatakan pusing -Klien mengatakan mual -Klien mengatakan nafsu makan berkurang -Klien mengatakan panas sejak 2 hari sebelum masuk RS -Ibu klien mengatakan panas anaknya -Ibu klien menanyakan tentang penyakit yang diderita anaknya -Ibu klien menanyakan kapan anaknya bisa Pulang

2146 cc Output : Urin IWL (30 cc - usia) x BB (30 3 ) x 19 = 513 cc Muntah Feses : 500 cc : 100 cc ---------2613 cc Belen cairan = input output = 2146 2613 = 467 cc Berarti output cairan sebanyak 467 cc : 1500 cc

35

ANALISA DATA Nama Klien / Umur Kamar / Ruangan Tanggal 22-01-08 DS : : An. A / 3 tahun Pav. D Masalah Peningkatan suhu tubuh Etiologi Peningkatan metabolisme penyakit, proses infeksi

Data -Klien mengatakan panas sejak 2 hari yang lalu, sebelum masuk RS -Klien mengatakan pusing -Klien mengatakan lemas -Ibu klien mengatakan panas anaknya

DO -Klien lemas -Klien pucat -Kesadaran: CM -TTV: Nadi: 110 x/mnt RR: 22x/mnt; Suhu: 38.5oC -Hasil lab: Hb: 12,9g/dl; Leukosit: 29000/ul 22-01-08 DS Ht: 39%; Trombo: 86000/ul -Klien mengatakan lemas -Klien mengatakan pusing DO -Klien lemas -Klien pucat -Mukosa bibir kering -Turgor kulit sedang -TTV: Nadi: 110 x/mnt RR: 22x/mnt; Suhu: 38.5oC -Hasil lab: Hb: 12,9g/dl; Leukosit: 29000/ul Ht: 39%; Trombo: 86000/ul -Urin: warna: kuning, pH: 6,5 kejernihan: keruh; BJ: 10.10 36 Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh Output berlebihan

-Feses: warna: coklat; darah: konsistensi: lunak; lendir:-Balance cairan Input: oral (minum) Makanan : 750 cc : 100 cc -----------2146 cc Output : Urin IWL (30 cc - usia) x BB (30 3 ) x 19 = 513 cc Muntah Feses : 500 cc : 100 cc ---------2613 cc Belen cairan = input output = 2146 2613 = 467 cc Berarti output cairan sebanyak 467 cc 23-01-08 DS - Klien terpasang infuse RL 18 tpm -Klien mengatakan mual -Klien mengatakan nafsu makannya menurun -Ibu klien mengatakan anaknya muntah DO -BB turun 1 kg (sblm sakit 20 kg) -Klien tampak lemas -Klien tampak pucat -Klien makan habis porsi 37 Perubahan pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Intake yang tidak adekuat : 1500 cc Infus RL/ 24jam: 1296 cc

23-01-08 DS

-Ibu klien menanyakan tentang penyakit yang diderita anaknya -Ibu klien menanyakan kapan anaknya bisa pulang

Perubahan proses keluarga cemas

Kurang pengetahuan (penyakit), gangguan proses kedekatan

DO -Ibu klien tampak cemas -Ibu klien tampak gelisah -Ibu klien tampak ingin anaknya cepat pulang

38

A. DIAGNOSA KEPERAWATAN Nama Klien / Umur Kamar / Ruangan No 1 : : An. A / 3 tahun Pav. D Tgl Ditemukan 22-01-08 Tgl Teratasi 24-01-08 Paraf

Diagnosa Keperawatan Peningkatan suhu tubuh b/d peningkatan metabolisme penyakit, proses penyakit ditandai dengan: DS -Klien mengatakan panas sejak 2 hari yang lalu sebelum masuk RS -Klien mengatakan pusing -Klien mengatakan lemas -Ibu klien mengatakan panas anaknya DO -Klien tampak lemas -Klien tampak pucat -Kesadaran: CM -TTV: Nadi: 110 x/mnt RR: 22x/mnt; Suhu: 38.5oC -Hasil lab: Hb: 12,9g/dl; Leukosit: 29000/ul Ht: 39%; Trombo: 86000/ul Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh b/d output berlebih ditandai dengan: DS -Klien mengatakan lemas -Klien mengatakan pusing - klien mengatakan mual - keluarganya mengatakan anaknya muntah 3x dalam satu hari DO -Klien tampak lemas -Klien tampak pucat -Mukosa bibir kering -Turgor kulit sedang

22-01-08

24-01-08

39

-TTV: Nadi: 100 x/mnt RR: 24x/mnt; Suhu: 37oC -Hasil lab: -Urin: warna: kuning, pH: 6,5 kejernihan: keruh; BJ: 10.10 -Feses: warna: coklat; darah: konsistensi: lunak; lendir:-Balance cairan Input: oral (minum) Makanan : 750 cc : 100 cc -----------2146 cc Output : Urin IWL (30 cc - usia) x BB (30 3 ) x 19 = 513 cc Muntah Feses : 500 cc : 100 cc ---------2613 cc Belen cairan = input output = 2146 2613 = 467 cc Berarti output cairan sebanyak 467 3 cc Perubahan pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat ditandai dengan: DS -Klien mengatakan mual -Klien mengatakan nafsu makan menurun -Ibu klien mengatakan anaknya 40 23-01-08 25-01-08 : 1500 cc Infus RL/ 24jam: 1296 cc

muntah DO -BB turun 1 kg (sblm sakit 20 kg) -Klien tampak lemas -Klien tampak pucat 4 -Porsi makan habis Perubahan proses keluarga: cemas b/d kurangnya pengetahuan (penyakit klien), gangguan proses kedekatan tandai dengan: DS -Ibu klien menanyakan tentang penyakit yang diderita anaknya -Ibu klien menanyakan kapan anaknya bisa pulang DO -Ibu klien tampak cemas -Ibu klien tampak gelisah -Ibu klien tampak ingin anaknya cepat pulang 23-01-08 25-01-08

41

B. RENCANA KEPERAWATAN Nama Klien / Umur Kamar / Ruangan No. : : An. A / 3 tahun Pav. D Rencana Tindakan 1 Observasi Ttv Setiap 4 Jam Sekali R/: mengetahui keadaan umum klien Anjurkan klien memakai baju tipis dan 2 Dapat Menyerap Keringat R/: menurunkan suhu tubuh dan memberi rasa nyaman Berikan minuman yang banyak serta 3 Kompres Dengan Air Hangat R/: menurunkan suhu tubuh klien Kolaborasi dengan dokter untuk 4 Pemberian Antibiotik R/: menurunkan suhu tubuh dan membunuh bakteri Kolaborasi dengan petugas lab dalam 5 Pemeriksaan Hb, Ht, Leukosit, trombosit setiap 8 jam R/: mengetahui terjadinya infeksi 2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan keseimbangan cairan tubuh terpenuhi dengan kriteria hasil: -Klien tampak segar dan sehat -Klien tidak lemas lagi sekunder 1 Kaji TTV setiap 4 jam sekali R/: untuk mengetahui keadaan umum klien 2 Kaji status cairan: keseimbangan masukan dan keluaran R/: untuk membantu perubahan dan mengevaluasi intervensi 3 Dorong masukan cairan dengan jumlah kecil, tapi sering R/: jumlah kecil biasanya diminum 42 Paraf

Tujuan dan Kriteria

DX Hasil 1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan suhu tubuh dalam keadaan normal dengan kriteria hasil: -Klien tampak segar -Suhu tubuh 36-37oC

-Menunjukkan tugor kulit normal -Mukosa bibir lembab 3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria hasil: -Klien tidak muntah lagi -Mual tidak ada lagi -Nafsu makan meningkat dengan porsi makan sesuai dengan program diet -BB diet

dengan baik 4 Berikan cairan intravena sesuai indikasi R/: mempertahankan hidrasi 1 Observasi TTV setiap 4 jam R/: mengetahui keadaan umum klien 2 Catat status nutrisi klien dan timbang BB tiap hari R/: memberikan informasi tentang keefektifan 3 Berikan diet yang tidak merangsang muntah R/: menekan, mual dna muntah 4 Berikan klien makanan hangat dalam porsi kecil tapi sering dengan penyajian yang menarik R/: untuk meningkatkan/merangsang nafsu makan 5 Berikan lingkungan yang nyaman pada klien R/: Lingkungan yang bersih dan nyaman dapat meningkatkan nafsu makan 6 Libatkan keluarga klien R/: membantu proses penyembuhan 7 Tingkatkan oral hygiene R/: orang hygiene mengurangi kekeringan membran mukosa mulut 8 Kolaborasi dengan ahli gizi R/: menentukan diet sesuai dengan kondisi klien 9 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antipiretik R/: mengurangi mual 43

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pengetahuan keluarga klien meningkat dengan kriteria hasil: -Menunjukkan pemahaman dan keterlibatan dalam perawatan

1 Prioritaskan informasi pada keluarga klien (orang tua) R/: membantu orang tua memahami aspek penting dari perawatan, penyimpangan dari kondisi anaknya 2 Dorong orang tua untuk mengajukan pertanyaan mengenai situasi anaknya R/: untuk mengetahui kondisi anaknya 3 Mendorong ibu dan ayah untuk menyentuh dan merawat anaknya bila sesuai dengan kondisi fisik anak R/: meningkatkan ikatan batin antara anak dan orang tuanya 4 Beri dorongan pada klien untuk mengekspresikan perasaannya R/: untuk mengurangi kecemasan klien dan membuat klien merasa lebih nyaman danlebih tenang

44

C. IMPLEMENTASI Nama Klien / Umur Kamar / Ruangan No. DX 1 Tanggal 22-01-08 1 2 : : An. A / 3 tahun Pav. D Tindakan Keperawatan dan Hasilnya Mengkaji TTV Hasil: Nadi: 180 x/mnt; Suhu: 37oC; RR: 24x/mnt; Memberkan minuman yang banyak dan memberi kompres dengan air hangat Hasil: kompres terpasang, klien minum air putih yang hangat 3 Melakukan pemeriksaan darah lengkap Hasil Hb: 12,7g/dl; Leukosit: 45000/ul 1. 23-01-08 1 2 Ht: 39%; Mengkaji TTV Trombosit: 77000/ul Paraf

Hasil: Nadi: 120 x/mnt; Suhu: 36oC; RR: 24x/mnt; Melakukan pemeriksaan darah lengkap Hasil Hb: 12,8 g/dl; Leukosit: 56000/ul Ht: 36%; 3 dan antibiotik Hasil: PCT: 4 x 250 gr 2. 23-01-08 1 2 Lepotaxime: 2 x 1 gr Mengkaji TTV Hasil: Nadi: 120 x/mnt; Suhu: 36oC; RR: 24x/mnt; Mengkaji status cairan: keseimbangan input dan output. Hasil : Input: 2.000 cc 3 4 3. 23-01-08 1 Output: 2.500 cc Menganjurkan pasien untuk banyak minum. Hasil : klien mau banyak minum. Memberikan cairan lewat IV Hasil : klien terpasang IVFD RL 18 tpm Mengkaji TTV Trombosit: 89000/ul Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antipiretik

45

Hasil: Nadi: 120 x/mnt; Suhu: 36oC; RR: 24x/mnt; 2 3 Menimbang BB pasien Hasil : BB pasien 20 kg Menyajikan makanan dalam keadaan hangat disajikan dalam porsi kecil tapi sering. Hasil : selain makanan dari RS pasien juga makan roti atau makanan kecil. 4 4. 23-01-08 1 Memberikan makanan yang tidak merangsang mual Hasil : klien mau makan, porsi makanan habis porsi. Mendorong keluarga (orang tua) untuk berkunjung ke RS. Hasil: Keluarga (orang tua) berkunjung setiap hari. 2 Mendorong keluarga (orang tua) membawakan pakaian anaknya. Hasil : Orang tua membawakan pakaian anaknya 3 Memberikan dorongan pada klien untuk mengekspresikan perasaannya. Hasil : Orang tuanya bertanya, kapan anaknya bisa 1. 24-01-08 1 2 pulang. Mengkaji TTV Hasil: Nadi: 110 x/mnt; Suhu: 36oC; RR: 24x/mnt; Menganjurkan klien memakai baju tipis dan dapat menyerap keringat. Hasil : Klien mengenakan baju yang tipis. 3 Melakukan pemeriksaan darah lengkap Hasil : Hb : 15% Ht :45% 4 dan antibiotik 2. 24-01-08 1 2 Hasil : Pct : 4x250 gr cepotaxime: 2x1gr Mengkaji TTV Hasil: Nadi: 110 x/mnt; Suhu: 36oC; RR: 24x/mnt; Mengkaji status cairan keseimbangan input dan output Hasil : Input : 2500 cc Output: 2500 cc 46 leukosit : 9.000/ul trombosit : 170.000/ul

Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antipiretik

3 4 3. 24-01-08 1 2 3

Menganjurkan pasien untuk banyak minum Hasil : Pasien banyak minum Memberi cairan intravena Hasil : Klien terpasang IVFD RL 18 tpm Mengkaji TTV Hasil: Nadi: 110 x/mnt; Suhu: 36oC; RR: 24x/mnt; Menimbang BB pasien Hasil : BB 20 kg Menyajikan makanan dalam keadaan hangat disajikan dalam porsi kecil, tapi sering. Hasil : Selain makanan dari RS pasien juga makan roti atau makanan kecil.

Memberikan makanan yang tidak merangsang mual Hasil : Klien mau makan, porsi makanan habis porsi.

5 4. 24-01-08 1

Meningkatkan oral hygiene Hasil: Klien menggosok gigi 2x/hari Memberi dorongan pada orang tua untuk mengekspresikan perasaannya. Hasil: Ibu tampak cemas dan selalu bertanya bagaimana keadaan anaknya dan kapan bisa pulang

Memberi dorongan pada keluarga (orang tua) untuk berkunjung ke RS. Hasil : Orangtuanya berkunjung setiap hari

Memberikan suasana yang tenang dan nyaman Hasil : Orang tua klien merasa nyaman.

D. EVALUASI Nama Klien / Umur : An. A / 3 tahun 47

Kamar / Ruangan Tanggal 22-01-08 No.

Pav. D Evaluasi SOAP Paraf

DX 1 S: - Klien mengatakan badannya masih lemas - Klien mengatakan masih pusing O: - TTV : Nadi: 110 x/mnt; Suhu: 36oC; RR: 24x/mnt; A: - Masalah peningkatan suhu teratasi sebagian 2 P: - Tindakan keperawatan dilanjutkan S: - Klien mengatakan masih lemas - Klien mengatakan masih pusing O: - Turgor kulit sedang - Klien tidak pucat - Mukosa bibir kering - Belen cairan : Input: oral (minum) Makanan : 750 cc : 100 cc -----------2146 cc Output : Urin IWL (30 cc - usia) x BB (30 3 ) x 19 = 513 cc Muntah Feses : 500 cc : 100 cc ---------2613 cc Belen cairan = input output = 2146 2613 = - 467 cc Berarti output cairan sebanyak 467 cc 48 : 1500 cc Infus RL/ 24jam: 1296 cc

- TTV : Nadi: 100 x/mnt; Suhu: 37oC; RR: 24x/mnt; A: - Masalah volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi 3 P: - Tindakan keperawatan dilanjutkan S: - Klien mengatakan masih mual - Klien mengatakan nafsu makannya menurun O: - Klien sangat lemas - Tidak ada peningkatan BB - Makanan habis porsi A: - Masalah gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi P: - Tindakan keperawatan dilanjutkan

23-01-08

S: - Klien mengatakan tidak lemas - Klien mengatakan tidak pusing O: - TTV : Nadi: 120 x/mnt; Suhu: 36oC; RR: 24x/mnt; A: - Masalah peningkatan suhu tubuh teratasi sepenuhnya P: - Tindakan keperawatan dihentikan S: - Klien mengatakan tidak lemas - Klien mengatakan tidak pusing O: - Turgor kulit sedang - Klien tidak pucat - Mukosa bibir lembab - Belen cairan Input: oral (minum) Makanan : 800 cc : 200 cc -----------2296 cc Output : Urin : 1400 cc 49 Infus RL/ 24jam: 1296 cc

IWL (30 cc - usia) x BB (30 3 ) x 19 = 513 cc Muntah Feses : 150 cc : 100 cc ---------2363 cc Belen cairan = input output = 2296 2363= -67 cc Berarti output cairan sebanyak 67 cc - TTV : Nadi: 120 x/mnt; Suhu: 36oC; RR: 24x/mnt; A: - Masalah volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh teratasi sebagian 3 P: - Tindakan keperawatan dilanjutkan S: - Klien mengatakan nafsu makan meningkat - Klien mengatakan sedikit mual O: - Klien tidak lemas - Makan habis porsi A: - Masalah gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi sebagian 24-01-08 2 P: - Tindakan keperawatan dilanjutkan S: - Klien mengatakan tidak lemas - Klien mengatakan tidak pusing O: - Turgor kulit sedang - Klien tidak pucat - Mukosa bibir lembab - Belen cairan : Input : 2500 cc; Output: 2500 cc - TTV : Nadi: 120 x/mnt; Suhu: 36oC; RR: 24x/mnt; A: - Masalah volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh teratasi sepenuhnya 50

P: - Tindakan keperawatan dihentikan S: - Klien mengatakan nafsu makan meningkat - Klien mengatakan tidak mual lagi O: - Klien tidak lemas - Makan habis 1 porsi A: - Masalah gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi sepenuhnya P: - Tindakan keperawatan dihentikan S: - Ibu klien mengerti mengenai penyakit anaknya O: - Ekspresi ibu tidak murung lagi - Ibu tampak tidak cemas lagi - Ibu klien tampak tidak gelisah lagi A: - Masalah keperawatan teratasi sepenuhnya P: - Tindakan keperawatan dihentikan

BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini kami ingin membahasa antara asuhan keperawatan antara teoritis dengan asuhan keperawatan pada An. A dengan diagnosa medis DHF, pembahasan ini mencakup

51

A. PENGKAJIAN Dalam pengkajian ini kami mengkaji berdasarkan landasan teoritis dengan diagnosa medis DHF dan asuhan keperawatan yang sesuai dengan kasus yaitu bibit penyakit yang namanya virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aides aegyti yang terdapat baik di rumah dan lingkungan sekitarnya. Pada tinjauan teoritis didapattanda dan gejala demam 2 7 hari, yaitu nyeri otot dan sendi, mual, muntah, tidak nafsu makan, diare, konstifasi, epittaksis, gusi berdarah dan BAB berdarah. Pada kasus kami menemukan tanda dan gejala dari data objektif: klien menyatakan lemas, klien mengatakan pusing klien mengatakan mual, klien mengatakan nafsu makan berkurang, klien mengatakan panas sejak 2 hari sebelum masuk RS, ibu klien mengatakan panas anaknya , dan data objektifnya: klien lemas, klien pucat, kesadaran: CM, mukosa bibir kering, turgor kulit: sedang, TTV: Nadi: 110 x/mnt, RR: 22x/mnt; Suhu: 38.5oC, Hasil lab: Hb: 12,9g/dl, Leukosit: 29000/ul, Ht: 39%; Trombo: 86000/ul, Urin: warna: kuning, pH: 6,5, kejernihan: keruh; BJ: 10.10, Feses: warna: coklat; tidak ada darah, konsistensi: lunak; tidak ada lendir, leukosit:13; Eritrosit: 0-1, lidah tampak kotor, BB turun 1 kg (sblm sakit 20 kg): Belen cairan => input output => 2146 2613 = 467 cc. Berarti output cairan sebanyak 467 cc. Secara umum semua tanda dan gejala yang terdapat dalam teori hamper sama dengan kasus, kami tidak menemukan epitaksis kerana pada klien kami hanya menderita DBD pada derajat 1. B. DIAGNOSA KEPERAWATAN Secara teoritis pada pasien dengan DBD terdapat 6 diagnosa yaitu: 1. Gangguan keseimbangan cairan tubuh: kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan permeabilitas pembuluh darah. 2. Ganggaun rasa nyaman: hipertermi b.d proses penyakit. 3. Ganggaun pemenuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang kurang, anoreksia, mual dan muntah. 4. Resikao terjadinya syok hipovolemik b.d pendarahan yang berlebih 5. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan fisik. 6. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit, pengobatan dan pencegahan b.d kurangnya informasi.

52

Pada kasus kami menemukan diagnosa utama yaitu: 1. Peningkatan suhu tubuh b.d peningkatan metabolisme penyakit, proses penyakit 2. Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh b.d output berlebih 3. Perubahan pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak adekuat 4. Perubahan proses keluarga: cemas b.d kurangnya pengetahuan (penyakit klien), gangguan proses kedekatan Dari diagnose teori dan kasus terdapat beberapa perbedaaan diagnose, yaitu dimana kami tidak menemukan diagnosa: Resikao terjadinya syok hipovolemik b.d pendarahan yang berlebih Karena keadaan umum pasien masih bagus, tanda-tanda vital dalam batas normal dan derajat DBD masih dalam grade 1, serta pada pasien tidak ditemukan pendarahan. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan fisik Karena selama masa perawatan klien kelihatan masih bisa pergi ke kamar kecil didampingi oleh anggota keluarganya untuk BAK dan BAB. Sebelum melakukan Implementasi terlebih dahulu kami membuat perencanaan, tindakan keperawatan, yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah klien. Dalam menyusun perencanaan ini kami menyesuaikan dengan landasan teori yang kami temukan pada reletansi. Adapun untuk setiap diagnosa garis besarnya kami susun sebagai berikut: 1. DX 1: 2. DX 2: Kaji TTV setiap 4 jam sekali Kaji status cairan: keseimbangan masukan dan keluaran 53 Observasi Ttv Setiap 4 Jam Sekali Dapat Menyerap Keringat Kompres Dengan Air Hangat Pemberian Antibiotik Pemeriksaan Hb, Ht, Leukosit setiap 8 jam sekali

3. DX 3: 4. DX 4: -

Dorong masukan cairan dengan jumlah kecil, tapi sering Berikan cairan intravena sesuai indikasi

Observasi TTV setiap 4 jam Catat status nutrisi klien dan timbang BB tiap hari Berikan diet yang tidak merangsang muntah Berikan klien makanan hangat dalam porsi kecil tapi sering dengan penyajian yang menarik Berikan lingkungan yang nyaman pada klien Libatkan keluarga klien Tingkatkan oral hygiene Kolaborasi dengan ahli gizi Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antipiretik

Prioritaskan informasi pada keluarga klien (orang tua) Dorong orang tua untuk mengajukan pertanyaan mengenai situasi anaknya Mendorong ibu dan ayah untuk menyentuh dan merawat anaknya bila sesuai dengan kondisi fisik anak Beri dorongan pada klien untuk mengekspresikan perasaannya

C. IMPLEMENTASI Implementasi yang kami lakukan sesuai dengan perencanaan yang kami susun dan didasari dengan serta kemampuan klien. Secara garis besar semua tindakan yang kami rencanakan dapat kami implementasiikan walaupun belum secara maksimal karena keterbatasan waktu dan pengalaman kami. D. EVALUASI Secara teoritis dilakukan dengan criteria SOAP (Subjektif, Obyektif, Analisa, Plening). Dalam mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah kami laksanakan, kami menggunakan criteria tersebut, dengan hasil sebagai berikut: 54

1. DX 1: S: - Klien mengatakan badannya masih lemas - Klien mengatakan masih pusing O: - TTV : Nadi: 110 x/mnt; Suhu: 36oC; RR: 24x/mnt; A: Masalah peningkatan suhu teratasi sebagian P: Tindakan keperawatan dilanjutkan 2. DX 2: S: - Klien mengatakan masih lemas - Klien mengatakan masih pusing O: - Turgor kulit sedang - Klien tidak pucat - Mukosa bibir kering - Belen cairan : Input: oral (minum) Makanan : 750 cc : 100 cc -----------2146 cc Infus RL/ 24jam: 1296 cc

Output : Urin IWL

: 1500 cc

(30 cc - usia) x BB (30 3 ) x 19 = 513 cc Muntah Feses : 500 cc : 100 cc ---------2613 cc 55

Belen cairan = input output = 2146 2613 = - 467 cc Berarti output cairan sebanyak 467 cc - TTV : Nadi: 100 x/mnt; Suhu: 37oC; RR: 24x/mnt; A: Masalah volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi P: Tindakan keperawatan dilanjutkan 3. DX 3: S: - Klien mengatakan masih mual - Klien mengatakan nafsu makannya menurun O: - Klien sangat lemas - Tidak ada peningkatan BB - Makanan habis porsi A: Masalah gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi P: Tindakan keperawatan dilanjutkan

4. DX 4: S: Ibu klien mengerti mengenai penyakit anaknya O: - Ekspresi ibu tidak murung lagi - Ibu tampak tidak cemas lagi - Ibu klien tampak tidak gelisah lagi A: Masalah keperawatan teratasi sepenuhnya P: Tindakan keperawatan dihentikan

56

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Setelah melakukan asuhan keperawatan pada An. A dengan diagnos medis DHF, kami telah mampu melaksanakan: 1. Pengkajian pada klien dengan pemeriksaan fisik serta data penunjang medis 57

2. Menentukan diagnosa keperawatan sesuai dengan prioritas masalah klien. 3. Mampu menyusun rencana keperawatan dengan melibatkan klien dan keluarga 4. Mampu mengimplementasikan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang telah di susun. 5. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah kami laksanakan 6. Mampu membandingkan antara landasan teori dengan kasus yang kami temukan. B. SARAN Setalah kami melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan diagnose medis DHF, kiranya kami perlu member saran: 1. Kepala perawat ruangan, diharapkan agar lebih teliti dalam melakukan pengkajian. Terutama pemeriksaan fisik dan memberikan pemeriksaan penunjang demi keakuratan diagnose yang akan ditegakan. 2. Kepada pihak rumah sakit, diharapkan menyediakan alat pemeriksaan, baik fisik ataupun penunjang yang lengkap, demi kepuasan klen dan keluarga. 3. Kepada klen dan keluarga, diharapkan agar dapat mengikuti anjuran yag diberikan dokter maupun oleh perawat, seperti istirahat, yang cukup, lingkungan rumah yang bersih, tidak ada baju yang tergantung dan makanan yang bergizi.

DAFTAR PUSTAKA Betz, Cecily L. 2002. Buku Saku Keperawata Pediatri. Jakarta. EGC. Bruner & Suddar. 2002. Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC Crparito, Lynda Luall. 1997. Diagnosa Keperawatan : Buku Saku, Edisi 6. Jakarta : EGC. 58

Doengoes E. Marilynn. 2007. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC. Engel, Joyce. 1999. Pengkajian Pediatri, Edisi 2. Jakarta : EGC. FKUI. 1996. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : UI. Nelson. 1992. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 12. Jakarta : EGC. L. Wong. 2000. Pediatrik . Jakarta : EGC. Rezeki S., Hadinegoro H. Sateri H. Demam Berdarah Dengue. Jakarta : Balai Penerbit UI. 2004. Hendarwanto. Dengue. Dalam Noer S. Editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I. Edisi III. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 1999. h. 17-26.

59

You might also like