You are on page 1of 6

Anatomi dan Fisiologi Kelenjar Thyroid

I. PENDAHULUAN

thyroglossus/lingua thyroid) dan pada bagian leher yang lain. III. ANATOMI KELENJAR THYROID

Kelenjar thyroid berperan dalam mempertahankan tingkat metabolisme di berbagai jaringan agar optimal sehingga mereka berfungsi normal. Hormon thyroid merangsang konsumsi O2 pada sebagian besar sel tubuh, membantu mengatur metabolisme lemak dan karbohidrat, dan penting untuk pertumbuhan dan pematangan normal.1, 2 Kelenjar thyroid tidak esensial bagi kehidupan, tetapi ketiadaannya menyebabkan keterlambatan perkembangan fisik dan mental, berkurangnya daya tahan terhadap dingin, serta pada anak-anak timbul retardasi mental dan kecebolan (dwarfisme). Sebaliknya, sekresi thyroid yang berlebihan menyebabkan badan menjadi kurus, gelisah, takhikardi, tremor dan kelebihan pembentukan panas.1, 2 Pada mammalia, kelenjar thyroid juga mensekresi kalsitonin, yaitu suatu hormon yang berfungsi menurunkan kadar kalsium dalam darah.1, 2 II. EMBRIOLOGI KELENJAR THYROID Kelenjar thyroid berkembang mulai pada minggu keempat kehidupan fetal dengan membentuk endoderm di medial, tumbuh ke bawah dari pangkal lidah. Proses tumbuh ke bawah ini dengan cepat membentuk saluran yang disebut ductus thyroglossus. Saluran ini bermuara pada lidah berhubungan dengan foramen secum. Ujung bawah terbelah menjadi dua lobus dan akhirnya terletak berhubungan dengan trachea pada sekitar minggu ketujuh. Ductus thyroglossus kemudian menghilang, tetapi bagian terbawah sering tetap ada dalam bentuk lobus piramidalis. Melalui pertumbuhan ke dalam dari mesenkim vaskular yang mengelilinginya, sel-sel endodermal dipisahkan menjadi kelompokan sel kecil, yang dengan cepat membentuk suatu lumen yang dikelilingi oleh selapis sel-sel. Koloid tampak dalam lumen pada sekitar minggu kesebelas dan strukturnya sekarang disebut folikel. Tiroksin tampak ada dalam kelenjar pada perkembangan saat ini. Bersamaan dengan pembentukan lobus thyroid, berkembang pula badan ultimobranchial dari kantong insang keempat. Badan ini terdiri atas sel-sel yang berasal dari krista neuralis. Badan ultimobranchial menjadi satu dengan primordium thyroid dan selselnya menyebar menjadi sel-sel C. Secara embriologi, tahap pembentukan kelenjar tiroid adalah: y Kelenjar tiroid mulanya merupakan dua buah tonjolan dari dinding depan bagian tengah farings, yang terbentuk pada usia kelahiran 4 minggu. Tonjolan pertama disebut pharyngeal pouch, yaitu antara arcus brachialis 1 dan 2. Tonjolan kedua pada foramen ceacum, yang berada ventral di bawah cabang farings I. Pada minggu ke-7, tonjolan dari foramen caecum akan menuju pharyngeal pouch melalui saluran yang disebut ductus thyroglossus. Kelenjar tiroid akan mencapai kematangan pada akhir bulan ke-3, dan ductus thyroglossus akan menghilang. Posisi akhir kelenjar tiroid terletak di depan vertebra cervicalis 5, 6, dan 7. Namun pada kelainan klinis, sisa kelenjar tiroid ini juga masih sering ditemukan di pangkal lidah (ductus

Thyroid adalah suatu kelenjar endokrin yang sangat vaskular, berwarna merah kecoklatan dengan konsistensi yang lunak. Kelenjar thyroid terdiri dari dua buah lobus yang simetris. Berbentuk konus dengan ujung cranial yang kecil dan ujung caudal yang besar. Antara kedua lobus dihubungkan oleh isthmus, dan dari tepi superiornya terdapat lobus piramidalis yang bertumbuh ke cranial, dapat mencapai os hyoideum. Pada umumnya lobus piramidalis berada di sebelah kiri linea mediana.5, 6, 7 Setiap lobus kelenjar thyroid mempunyai ukuran kira-kira 5 cm, dibungkus oleh fascia propria yang disebut true capsule, dan di sebelah superficialnya terdapat fascia pretrachealis yang membentuk false capsule.7, 8 Topografi Kelenjar Thyroid Kelenjar thyroid berada di bagian anterior leher, di sebelah ventral bagian caudal larynx dan bagian cranial trachea, terletak berhadapan dengan vertebra C 5-7 dan vertebra Th 1. Kedua lobus bersama-sama dengan isthmus memberi bentuk huruf U . Ditutupi oleh m. sternohyoideus dan m.sternothyroideus. Ujung cranial lobus mencapai linea obliqua cartilaginis thyreoideae, ujung inferior meluas sampai cincin trachea 5-6. Isthmus difiksasi pada cincin trachea 2,3 dan 4. Kelenjar thyroid juga difiksasi pada trachea dan pada tepi cranial cartilago cricoidea oleh penebalan fascia pretrachealis yang dinamakan ligament of Berry. Fiksasifiksasi tersebut menyebabkan kelenjar thyroid ikut bergerak pada saat proses menelan berlangsung. Topografi kelenjar thyroid adalah sebagai berikut: Di sebelah anterior terdapat m. infrahyoideus, yaitu m. sternohyoideus, m. sternothyroideus, m. thyrohyoideus dan m. omohyoideus. Di sebelah medial terdapat larynx, pharynx, trachea dan oesophagus, lebih ke bagian profunda terdapat nervus laryngeus superior ramus externus dan di antara oesophagus dan trachea berjalan nervus laryngeus recurrens. Nervus laryngeus superior dan nervus laryngeus recurrens merupakan percabangan dari nervus vagus. Pada regio colli, nervus vagus mempercabangkan ramus meningealis, ramus auricularis, ramus pharyngealis, nervus laryngeus superior, ramus cardiacus superior, ramus cardiacus inferior, nervus laryngeus reccurens dan ramus untuk sinus caroticus dan carotid body. Di sebelah postero-lateral terletak carotid sheath yang membungkus a. caroticus communis, a. caroticus internus, vena jugularis interna dan nervus vagus. Carotid sheath terbentuk dari fascia colli media, berbentuk lembaran pada sisi arteri dan menjadi tipis pada sisi vena jugularis interna. Carotid sheath mengadakan perlekatan pada tepi foramen caroticum, meluas ke caudal mencapai arcus aortae. Fascia colli media juga membentuk fascia pretrachealis yang berada di bagian profunda otot-otot infrahyoideus. Pada tepi kelenjar thyroid, fascia itu terbelah dua dan membungkus kelenjar thyroid tetapi tidak melekat pada kelenjar tersebut, kecuali pada bagian di antara isthmus dan cincin trachea 2, 3 dan 4.8

Vaskularisasi Kelenjar Thyroid Kelenjar thyroid memperoleh darah dari arteri thyroidea superior, arteri thyroidea inferior dan kadang-kadang arteri thyroidea ima (kira-kira 3 %). Pembuluh darah tersebut terletak antara kapsula fibrosa dan fascia pretrachealis.8 Arteri thyroidea superior merupakan cabang pertama arteri caroticus eksterna, melintas turun ke kutub atas masing-masing lobus kelenjar thyroid, menembus fascia pretrachealis dan membentuk ramus glandularis anterior dan ramus glandularis posterior.8 Arteri thyroidea inferior merupakan cabang truncus thyrocervicalis, melintas ke superomedial di belakang caroted sheath dan mencapai aspek posterior kelenjar thyroid. Truncus thyrocervicalis merupakan salah satu percabangan dari arteri subclavia. Arteri thyroidea inferior terpecah menjadi cabangcabang yang menembus fascia pretrachealis dan memasok darah ke kutub bawah kelenjar thyroid.8 Arteri thyroidea ima biasanya dipercabangkan oleh truncus brachiocephalicus atau langsung dipercabangkan dari arcus aortae.8 Tiga pasang vena thyroidea menyalurkan darah dari pleksus vena pada permukaan anterior kelenjar thyroid dan trachea. Vena thyroidea superior menyalurkan darah dari kutub atas, vena thyroidea media menyalurkan darah dari bagian tengah kedua lobus dan vena thyroidea inferior menyalurkan darah dari kutub bawah. Vena thyroidea superior dan vena thyroidea media bermuara ke dalam vena jugularis interna, dan vena thyroidea inferior bermuara ke dalam vena brachiocephalica.8 Innervasi Kelenjar Thyroid Persarafan simpatis diperoleh dari ganglion cervicalis superior dan ganglion cervicalis media yang mencapai kelenjar thyroid dengan mengikuti arteri thyroidea superior dan arteri thyroidea inferior atau mengikuti perjalanan nervus laryngeus superior ramus eksternus dan nervus laryngeus recurrens. Serat-serat saraf simpatis mempunyai efek perangsangan pada aktifitas sekresi kelenjar thyroid.3, 8 Nervus laryngeus superior mengandung komponen motoris untuk m. cricothyroidea, dan komponen sensoris untuk dinding larynx di sebelah cranial plica vocalis. Nervus laryngeus recurrens mengandung komponen motoris untuk semua otot intrinsik laryngeus dan komponen sensoris untuk dinding larynx di sebelah caudal dari plica vocalis.8 Nervus laryngeus superior mempercabangkan ramus internus dan ramus eksternus. Ramus internus berjalan menembus membrana thyrohyoidea, dinding anterior fossa piriformis dan mencapai otot-otot lateral serta membawa komponen sensoris untuk dinding larynx di cranial plica vocalis dan aditus laryngeus. Sedangkan ramus eksternus mempersarafi m. cricothyroidea. Kerusakan pada nervus laryngeus superior menyebabkan perubahan suara yang khas dan hilangnya sensasi dalam larynx di cranial plica vocalis.8 Nervus laryngeus recurrens yang terletak dalam sulkus tracheoesophagus memasuki pharynx dengan melewati bagian profunda tepi inferior m. constrictor pharyngeus inferior dan berada pada bagian dorsal articulatio cricothyroidea. Kerusakan pada nervus recurrens menyebabkan paralisis plica vocalis.8

Aliran Limfe Kelenjar Thyroid Pembuluh limfe kelenjar thyroid melintas di dalam jaringan ikat antar lobulus dan berhubungan dengan anyaman pembuluh limfe kapsular. Dari sini pembuluh limfe menuju ke lymphonodus cervicalis anterior profunda prelaryngealis, lymphonodus cervicalis anterior profunda pretrachealis dan lymphonodus cervicalis anterior profunda paratrachealis.8 Di sebelah lateral, pembuluh limfe mengikuti vena thyroidea superior dan melintas ke lymphonodus cervicalis profunda.8 Struktur Histologis Kelenjar Thyroid Kelenjar thyroid hampir seluruhnya terdiri atas kista-kista bulat yang disebut folikel. Folikel adalah unit struktural dan unit fungsional, terdiri atas epitel selapis kubis yang mengelilingi suatu ruangan yang berisi koloid. Folikel-folikel bervariasi ukurannya dari diameter sekitar 50 m sampai 1 mm dan yang terbesar tampak secara makroskopis. Folikel dikelilingi oleh membrana basalis yang tipis dan jaringan ikat interstisial membentuk jala-jala retikulin sekeliling membrana basalis.3 Sel-sel folikular biasanya berbentuk kubis, tetapi tingginya berbeda-beda, tergantung pada keadaan fungsional kelenjar itu. Jika thyroid secara relatif tidak aktif, sel-selnya hampir gepeng. Sedangkan dalam keadaan kelenjar sangat aktif, sel-sel akan berbentuk kolumnar. Namun keadaan fungsional kelenjar tidaklah harus secara ekslusif berdasarkan pada tingginya epitel.3 Sel-sel folikular semuanya membatasi lumen dan mempunyai inti bulat dengan warna agak pucat. Di ruang interfolikular, terdapat fibroblast yang tersebar dan serat-serat kolagen yang tipis. Selain itu, terdapat sejumlah besar kapilar tipe fenestrata yang sering berhubungan langsung dengan lamina basalis folikel. Ultrastruktur sel-sel folikular memperlihatkan semua ciri-ciri sel yang pada saat yang sama membuat, mengekskresikan, menyerap dan mencerna protein. Bagian basal sel-sel ini penuh dengan retikulum endoplasma kasar. Inti umumnya bulat dan terletak di pusat sel. Kompleks Golgi terdapat pada kutub apikal. Di daerah ini terdapat banyak lisosom dan beberapa fagosom besar. Membran sel kutub apikal memiliki mikrovili. Mitokondria, retikulum endoplasma kasar dan ribosom tersebar di seluruh sitoplasma.3, 11 Sel-sel C terletak di antara membrana basalis dan sel-sel folikular. Berbentuk lonjong, lebih besar dan lebih pucat daripada sel folikular dan juga berisi inti lebih besar dan lebih pucat.3, 11 IV. FISIOLOGI KELENJAR THYROID Biosintesis Hormon Thyroid Iodium adalah adalah bahan dasar yang sangat penting dalam biosintesis hormon thyroid. Iodium yang dikonsumsi diubah menjadi iodida kemudian diabsorbsi. Kelenjar thyroid mengkonsentrasikan iodida dengan mentransport aktif iodida dari sirkulasi ke dalam koloid. Mekanisme transport tersebut dikenal dengan iodide trapping mechanism . Na+ dan Iditransport dengan mekanisme cotransport ke dalam sel thyroid, kemudian Na+ dipompa ke interstisial oleh Na+-K+ATPase.1 Di dalam kelenjar thyroid, iodida mengalami oksidasi menjadi iodium. Iodium kemudian berikatan dengan molekul tirosin yang melekat ke tiroglobulin. Tiroglobulin adalah molekul glikoprotein yang disintesis oleh retikulum endoplasma dan kompleks Golgi

sel-sel thyroid. Setiap molekul tiroglobulin mengandung 140 asam jawab atas ekskresi 70 % hormon yang disekresi. 30 % lainnya hilang dalam feses melalui ekskresi empedu sebagai glukuronida amino tirosin.1, 2 atau persenyawaan sulfat. Akibat deiodinasi, 80 % T4 dapat diubah menjadi 3,5,3 -triiodotironin, sedangkan 20 % sisanya Enzim yang berperan dalam oksidasi dan pengikatan iodida diubah menjadi reverse 3,3 ,5 -triiodotironin (rT3) yang adalah thyroid peroksidase. Senyawa yang terbentuk adalah merupakan hormon metabolik yang tidak aktif.12 monoiodotirosin (MIT) dan diodotirosin (DIT). Dua molekul DIT kemudian mengalami suatu kondensasi oksidatif membentuk tetraiodotironin (T4). Triiodotironin (T3) mungkin terbentuk Mekanisme Kerja Hormon Thyroid melalui kondensasi MIT dengan DIT. Sejumlah kecil reverse triiodotironin (rT3) juga terbentuk, mungkin melalui kondensasi Mekanisme kerja hormon thyroid ada yang bersifat genomik DIT dengan MIT. Dalam thyroid manusia normal, distribusi ratamelalui pengaturan ekspresi gen, dan non genomik melalui efek rata senyawa beriodium adalah 23 % MIT, 33 % DIT, 35 % T4 dan 7 % langsung pada sitosol sel, membran dan mitokondria.1, 12 T3. RT3 dan komponen lain terdapat hanya dalam jumlah yang Mekanisme kerja yang bersifat genomik dapat dijelaskan sebagai sangat sedikit.1, 2, 3, 11 berikut, hormon thyroid yang tidak terikat melewati membran sel, kemudian masuk ke dalam inti sel dan berikatan dengan reseptor thyroid (TR). T3 dan T4 masing-masing berikatan dengan Sekresi Hormon Thyroid reseptor tersebut, tetapi ikatannya tidak sama erat. T3 terikat lebih erat daripada T4.1,12 Sel-sel thyroid mengambil koloid melalui proses endositosis. Di Kompleks hormon-reseptor kemudian berikatan dengan DNA dalam sel, globulus koloid menyatu dengan lisosom. Ikatan melalui jari-jari zinc dan meningkatkan atau pada beberapa peptida antara residu beriodium dengan tiroglobulin terputus keadaan menurunkan ekspresi berbagai gen yang mengkode oleh protease di dalam lisosom, dan T4, T3, DIT serta MIT enzim yang mengatur fungsi sel.1, 12 dibebaskan ke dalam sitoplasma. T4 dan T3 bebas kemudian Ada dua gen TR manusia, yaitu gen reseptor pada kromosom 17 melewati membran sel dan dilepaskan ke dalam sirkulasi.1, 2, 11 dan gen reseptor pada kromosom 3. Dengan ikatan alternatif, MIT dan DIT tidak disekresikan ke dalam darah karena iodiumnya setiap gen membentuk paling tidak dua mRNA yang berbeda, sehingga akan terbentuk dua protein reseptor yang berbeda. sudah dibebasakan sebagai akibat dari kerja intraselular TR 2 hanya ditemukan di otak, sedangkan TR 1, TR 2 dan TR 1 iodotirosin dehalogenase. Hasil dari reaksi enzimatik ini adalah tersebar secara luas. TR 2 berbeda dari ketiga reseptor yang lain, iodium dan tirosin. Iodium digunakan kembali oleh kelenjar dan yaitu tidak mengikat T3 dan fungsinya belum diketahui. Reseptor secara normal menyediakan iodium dua kali lipat dibandingkan thyroid (TR) berikatan dengan DNA sebagai monomer, dengan yang dihasilkan oleh pompa iodium.1, 2, 11 homodimer dan heterodimer bersama dengan reseptor inti yang lain.1, 12 Transport dan Metabolisme Hormon Thyroid Dalam hampir semua kerjanya, T3 bekerja lebih cepat dan 3-5 kali lebih kuat daripada T4. Hal ini disebabkan karena ikatan T3 Hormon thyroid yang bersirkulasi dalam plasma terikat pada dengan protein plasma kurang erat, tetapi terikat lebih erat pada protein plasma, yaitu: globulin pengikat tiroksin (thyroxinereseptor hormon thyroid.1, 12 binding globulin, TBG), prealbumin pengikat tiroksin (thyroxinebinding prealbumin, TBPA) dan albumin pengikat tiroksin Efek Hormon Thyroid (thyroxine-binding albumin, TBA). Kebanyakan hormon dalam sirkulasi terikat pada protein-protein tersebut dan hanya Secara umum efek hormon thyroid adalah meningkatkan aktifitas sebagian kecil saja (kurang dari 0,05 %) berada dalam bentuk metabolisme pada hampir semua jaringan dan organ tubuh, bebas. 1, 2, 12 karena perangsangan konsumsi oksigen semua sel-sel tubuh. Hormon yang terikat dan yang bebas berada dalam Kecepatan tumbuh pada anak-anak meningkat, aktifitas keseimbangan yang reversibel. Hormon yang bebas merupakan beberapa kelenjar endokrin terangsang dan aktifitas mental lebih fraksi yang aktif secara metabolik, sedangkan fraksi yang lebih cepat.3 banyak dan terikat pada protein tidak dapat mencapai jaringan sasaran.1, 2, 12 Dari ketiga protein pengikat tiroksin, TBG merupakan protein pengikat yang paling spesifik. Selain itu, tiroksin mempunyai afinitas yang lebih besar terhadap protein pengikat ini dibandingkan dengan triiodotironin. Akibatnya triiodotironin lebih mudah berpindah ke jaringan sasaran. Faktor ini yang merupakan alasan mengapa aktifitas metabolik triiodotironin lebih besar.1, 2, 12 Perubahan konsentrasi TBG dapat menyebabkan perubahan kadar tiroksin total dalam sirkulasi. Peningkatan TBG, seperti pada kehamilan, pemakaian pil kontrasepsi, hepatitis, sirosis primer kandung empedu dan karsinoma hepatoselular dapat mengakibatkan peningkatan kadar tiroksin yang terikat pada protein. Sebaliknya, penurunan TBG, misalnya pada sindrom nefrotik, pemberian glukokortikoid dosis tinggi, androgen dan steroid anabolik dapat menyebabkan penurunan kadar tiroksin yang terikat pada protein.12 Hormon-hormon thyroid diubah secara kimia sebelum diekskresi. Perubahan yang penting adalah deiodinasi yang bertanggung Efek Kalorigenik Hormon thyroid T4 dan T3 meningkatkatkan konsumsi O2 hampir pada semua jaringan yang metabolismenya aktif, kecuali pada jaringan otak orang dewasa, testis, uterus, kelenjar limfe, limpa dan hipofisis anterior.1 ,2, 13 Beberapa efek kalorigenik hormon thyroid disebabkan oleh metabolisme asam lemak yang dimobilisasi oleh hormon ini. Di samping itu hormon thyroid meningkatkan aktivitas Na+K+ATPase yang terikat pada membran di banyak jaringan.1, 2, 13 Bila pada orang dewasa taraf metabolisme ditingkatkan oleh T4 dan T3, maka akan terjadi peningkatan ekskresi nitrogen. Bila masukan makanan tidak ditingkatkan pada kondisi tersebut, maka protein endogen dan simpanan lemak akan diuraikan yang berakibat pada penurunan berat badan.1, 2 Efek Hormon Thyroid pada Sistem Saraf Hormon thyroid memiliki efek yang kuat pada perkembangan otak. Bagian SSP yang paling dipengaruhi adalah korteks serebri

dan ganglia basalis. Di samping itu, kokhlea juga dipengaruhi. Akibatnya, defisiensi hormon thyroid yang terjadi selama masa perkembangan akan menyebabkan retardasi mental, kekakuan motorik dan ketulian.1, 2 Hormon thyroid juga menimbulkan efek pada refleks. Waktu reaksi refleks regang menjadi lebih singkat pada hipertiroidisme dan memanjang pada hipotiroidisme. 1 Pada hipertiroidisme, terjadi tremor halus pada otot. Tremor tersebut mungkin disebabkan karena peningkatan aktivitas pada daerah-daerah medula spinalis yang mengatur tonus otot.2

Pengaturan Sekresi Hormon Thyroid

Fungsi thyroid diatur terutama oleh kadar TSH hipofisis dalam darah. Efek spesifik TSH pada kelenjar thyroid adalah: Meningkatkan proteolisis tiroglobulin dalam folikel Meningkatkan aktifitas pompa iodida Meningkatkan iodinasi tirosin Meningkatkan ukuran dan aktifitas sel-sel thyroid Meningkatkan jumlah sel-sel thyroid.1, 2 Sekresi TSH meningkat oleh hormon hipotalamus, thyrotropin releasing hormone (TRH) yang disekresi oleh ujung-ujung saraf pada eminensia media hipotalamus. TRH mempunyai efek Efek Hormon Thyroid pada Jantung langsung pada sel kelenjar hipofisis anterior untuk meningkatkan Hormon thyroid memberikan efek multipel pada jantung. pengeluaran TRHnya.2, 14 Sebagian disebabkan karena kerja langsung T3 pada miosit, dan sebagian melalui interaksi dengan katekolamin dan sistem saraf Salah satu rangsang yang paling dikenal untuk meningkatkan simpatis.1, 2 kecepatan sekresi TSH oleh hipofisis anterior adalah pemaparan Hormon thyroid meningkatkan jumlah dan afinitas reseptor dengan hawa dingin. Berbagai reaksi emosi juga dapat adrenergik pada jantung, sehingga meningkatkan kepekaannya mempengaruhi pengeluaran TRH dan TSH sehingga secara tidak terhadap efek inotropik dan kronotropik katekolamin.1, 2 langsung dapat mempengaruhi sekresi hormon thyroid.2 , 14 Hormon-hormon ini juga mempengaruhi jenis miosin yang Peningkatan hormon thyroid dalam cairan tubuh akan ditemukan pada otot jantung. Pada pengobatan dengan hormon menurunkan sekresi TSH oleh hipofisis anterior. Bila kecepatan thyroid, terjadi peningkatan kadar myosin heavy chain- (MHC- ), sekresi hormon thyroid meningkat sekitar 1,75 kali dari normal, maka kecepatan sekresi TSH akan turun sampai nol. Penekanan sehingga meningkatkan kecepatan kontraksi otot jantung.1, 2 sekresi TSH akibat peningkatan sekresi hormon thyroid terjadi melalui dua jalan, yaitu efek langsung pada hipofisis anterior Efek Hormon Thyroid pada Otot Rangka Pada sebagian besar penderita hipertiroidisme terjadi kelemahan sendiri dan efek yang lebih lemah yang bekerja melalui hipotalamus.2, 14 otot (miopati tirotoksisitas). Kelemahan otot mungkin disebabkan oleh peningkatan katabolisme protein. Hormon thyroid mempengaruhi ekspresi gen-gen myosin heavy chain Abnormalitas Sekresi Hormon Thyroid (MHC) baik di otot rangka maupun otot jantung. Namun , efek yang ditimbulkan bersifat kompleks dan kaitannya dengan Abnormalitas sekresi terjadi akibat defisiensi iodium, malfungsi miopati masih belum jelas.1,2 hipotalamus, hipofisis atau kelenjatr thyroid.6 Efek Hormon Thyroid dalam Sintesis Protein Peranan hormon thyroid dalam peningkatan sintesis protein dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) Hormon thyroid memasuki inti sel, kemudian berikatan dengan reseptor hormon thyroid. (2) Kompleks hormon-reseptor kemudian berikatan dengan DNA dan meningkatkan transkripsi mRNA serta sintesis protein.1, 2, 12 Efek Hormon Thyroid pada Metabolisme Karbohidrat Hormon thyroid merangsang hampir semua aspek metabolisme karbohidrat, termasuk ambilan glukosa yang cepat oleh sel-sel, meningkatkan glikolisis, meningkatkan glukoneogenesis, meningkatkan kecepatan absorbsi dari traktus gastrointestinalis dan juga meningkatkan sekresi insulin dengan efek sekunder yang dihasilkan atas metabolisme karbohidrat.2 Hipotiroidisme Hipotiroidisme adalah penurunan produksi hormon thyroid. Hal ini mengakibatkan penurunan aktifitas metabolik, konstipasi, letargi, reaksi mental melambat dan peningkatan simpanan lemak.6 Pada orang dewasa, kondisi ini menyebabkan miksedema, yang ditandai dengan adanya akumulasi air dan musin di bawah kulit, sehingga terlihat penampakan edema. Sedangkan pada anak kecil, hipotiroidisme mengakibatkan retardasi mental dan fisik.6, 15

Hipertiroidisme Hipertiroidisme adalah terjadinya produksi hormon thyroid yang berlebihan. Hal ini mengakibatkan aktifitas metabolik meningkat, berat badan menurun, gelisah, tremor, diare, frekuensi jantung Efek Hormon Thyroid pada Metabolisme Kolesterol meningkat dan pada hipertiroidisme berlebihan gejalanya adalah Hormon thyroid menurunkan kadar kolesterol dalam darah. toksisitas hormon.6, 15 Kadar kolesterol plasma turun sebelum kecepatan metabolisme Hipertiroidisme berlebihan dapat menyebabkan goiter meningkat, yang menunjukkan bahwa efek ini tidak bergantung eksoftalmik (penyakit Grave). Gejalanya berupa pembengkakan pada stimulasi konsumsi O2. Penurunan konsentrasi kolesterol jaringan di bawah kantong mata, sehingga bola mata menonjol.6, plasma disebabkan oleh peningkatan pembentukan reseptor LDL 15 di hati, yang menyebabkan peningkatan penyingkiran kolesterol oleh hati dari sirkulasi.1 Efek Hormon Thyroid pada Pertumbuhan Hormon thyroid penting untuk pertumbuhan dan pematangan tulang yang normal. Pada anak dengan hipotiroid, pertumbuhan tulang melambat dan penutupan epifisis tertunda. Tanpa adanya hormon thyroid, sekresi hormon pertumbuhan juga terhambat, dan hormon thyroid memperkuat efek hormon pertumbuhan pada jaringan.1

Sintesis dan Sekresi Hormon Tiroid

Kurang dari 1% T3 dan kurang dari 0,1% T4 tetap berada dalam bentuk tidak terikat (bebas). Keadaan ini memang luar biasa mengingat bahwa hanya hormon bebas dari keseluruhan hormon tiroid memiliki akses ke sel sasaran dan mampu menimbulkan suatu efek. Terdapat 3 protein plasma yang penting dalam pengikatan hormon tiroid: 1. 2. 3. TBG (Thyroxine-Binding Globulin) yang secara selektif mengikat 55% T4 dan 65% T3 yang ada di dalam darah. Albumin yang secara nonselektif mengikat banyak hormone lipofilik, termasuk 10% dari T4 dan 35% dari T3. TBPA (Thyroxine-Binding Prealbumin) yang mengikat sisa 35% T4.

Iodide Trapping, yaitu pejeratan iodium oleh pompa Na+/K+ ATPase. 2. Yodium masuk ke dalam koloid dan mengalami oksidasi. Kelenjar tiroid merupakan satu-satunya jaringan yang dapat mengoksidasi I hingga mencapai status valensi yang lebih tinggi. Tahap ini melibatkan enzim peroksidase. 3. Iodinasi tirosin, dimana yodium yang teroksidasi akan bereaksi dengan residu tirosil dalam tiroglobulin di dalam reaksi yang mungkin pula melibatkan enzim tiroperoksidase (tipe enzim peroksidase). 4. Perangkaian iodotironil, yaitu perangkaian dua molekul DIT (diiodotirosin) menjadi T4 (tiroksin, tetraiodotirosin) atau perangkaian MIT (monoiodotirosin) dan DIT menjadi T3 (triiodotirosin). reaksi ini diperkirakan juga dipengaruhi oleh enzim tiroperoksidase. 5. Hidrolisis yang dibantu oleh TSH (Thyroid-Stimulating Hormone) tetapi dihambat oleh I, sehingga senyawa inaktif (MIT dan DIT) akan tetap berada dalam sel folikel. 6. Tiroksin dan triiodotirosin keluar dari sel folikel dan masuk ke dalam darah. Proses ini dibantu oleh TSH. 7. MIT dan DIT yang tertinggal dalam sel folikel akan mengalami deiodinasi, dimana tirosin akan dipisahkan lagi dari I. Enzim deiodinase sangat berperan dalam proses ini. 8. Tirosin akan dibentuk menjadi tiroglobulin oleh retikulum endoplasma dan kompleks golgi. Pengangkutan Tiroksin dan Triiodotirosin ke Jaringan

1.

Di dalam darah, sekitar 90% hormon tiroid dalam bentuk T4, walaupun T3 memiliki aktivitas biologis sekitar empat kali lebih poten daripada T4. Namun, sebagian besar T4 yang disekresikan kemudian dirubah menjadi T3, atau diaktifkan, melalui proses pengeluaran satu yodium di hati dan ginjal. Sekitar 80% T3 dalam darah berasal dari sekresi T4 yang mengalami proses pengeluaran yodium di jaringan perifer. Dengan demikian, T3 adalah bentuk hormon tiroid yang secara biologis aktif di tingkat sel. Fungsi Fisiologis Hormon Tiroid 1. Meningkatkan transkripsi gen ketika hormon tiroid (kebanyakan T3) berikatan dengan reseptornya di inti sel. Meningkatkan jumlah dan aktivitas mitokondria sehingga pembentukkan ATP (adenosin trifosfat) meningkat. Meningkatkan transfor aktif ion melalui membran sel. Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan otak, terutama pada masa janin.

2. 3. 4.

Pengaturan Sekresi Hormon Tiroid

Mula-mula, hipotalamus sebagai pengatur mensekresikan TRH Setelah dikeluarkan ke dalam darah, hormon tiroid yang sangat (Thyrotropin-Releasing Hormone), yang disekresikan oleh ujunglipofilik secara cepat berikatan dengan beberapa protein plasma. ujung saraf di dalam eminansia mediana hipotalamus. Dari

mediana tersebut, TRH kemudian diangkut ke hipofisis anterior volume darah menurun, konstipasi, kelemahan mental lewat darah porta hipotalamus-hipofisis. TRH langsung (kurangnya pertumbuhan rambut, kulit bersisik, suara parau), mempengaruhi hifofisis anterior untuk meningkatkan dan kasus berat mengakibatkan miksedema. pengeluaran TSH. 3. Kretinisme TSH merupakan salah satu kelenjar hipofisis anterior yang mempunyai efek spesifik terhadap kelenjar tiroid: Penyebabnya karena hipotiroidisme ekstrem pada masa janin bayi dan anak-anak. 1. Meningkatkan proteolisis tiroglobulin yang disimpan dalam folikel, dengan hasil akhirnya adalah terlepasnya Gejala: gagalnya pertumbuhan anak, retardasi mental, hormon-hormon tiroid ke dalam sirkulasi darah dan kretinisme endemik (kekurangan iodium), pertumbuhan rangka berkurangnya subtansi folikel tersebut. lebih kecil dari pertumbuhan jaringan lunak (badan pendek dan 2. Meningkatkan aktifitas pompa yodium, yang gemuk), lidah besar (menelan dan bernafas terhambat sehingga meningkatkan kecepatan proses iodide trapping di dalam pernafasan bunyi tercekik/guttural). sel-sel kelenjar, kadangakala meningkatkan rasio konsentrasi iodida intrasel terhadap konsentrasi iodida ekstrasel sebanyak delapan kali normal. 3. Meningkatkan iodinasi tirosin untuk membentuk hormon Bruit adalah bunyi yang dihasilkan akibat turbulensi tiroid. ketika darah melewati pembuluh arteri yang mengalami 4. Meningkatkan ukuran dan aktifitas sensorik sel-sel tiroid. penyempitan. Bruit dapat terjadi pada aorta abdominal, a. renalis, 5. Meningkatkan jumlah sel-sel tiroid, disertai dengan a. carotis, a. brachialis, a. femoralis dan a. tiroidea. dengan perubahan sel kuboid menjadi sel kolumner dan menimbulkan banyak lipatan epitel tiroid ke dalam Bruit pada pemeriksaan fisik tiroid didapatkan pada folikel. pembesaran kelenjar tiroid, seperti pada penyakit Grave dan Goiter. Arteri tyroidea akan mengalami penyempitan akibat Efek Umpan Balik Hormon Tiroid dalam Menurunkan Sekresi pembesaran sehingga pada saat melakukan auskultasi daerah TSH oleh Hipofisis Anterior leher akan didengar bunyi bruit. Meningkatnya hormon tiroid di dalam cairan tubuh akan menurunkan sekresi TSH oleh hipofisis anterior. Hal ini terutama dikarenakan efek langsung hormon tiroid terhadap hipofisis anterior. Kelainan Kelenjar Tiroid 1. Hipertiroidisme/Goutertoksika/Tirotoksikosis/Penyakit Grave Penyebabnya adalah gangguan antibodi, timbul akibat autoimunitas yang berkembang terhadap jaringan tiroid. Gejala: a. mudah tersinggung, intoleransi terhadap panas, berkeringat banyak, berat badan berkurang, diare, kelemahan otot, kecemasan, insomnia, dan tremor. b. eksoftalmos (protrusi bola mata). 2. Hipotiroidisme Penyebabnya hampir sama dengan hipertiroidisme, yaitu autoimunitas terhadap jaringan tiroid tersebut. Penyebab lainnya adalah pembesaran kelenjar tiroid: a. Goiter koloid endemik: kekurangan iodium. b. Goiter koloid nontoksik idiopatik: bukan karena kekurangan iodium tetapi sekresi hormonnya tertekan. Gejala: rasa capek, rasa mengantuk, kelemahan otot, kecepatan denyut jantung menurun, curah jantung menurun,

You might also like