You are on page 1of 76

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

BAB 1 LATAR BELAKANG

A. Kasus Ny.X datang ke salah satu IGD RS Bersalin yang ada di kota Banjarmasin, hamil pada trimester 1, dengan keluhan nyeri perut bagian bawah, payudara tegang dan pusing, Ny X mengtakan bahwa dirumah ada keluar gumpalan gumpalan darah berwarna merah muda dari kemaluannya. Nyei perut sudah dirasakannya sejak 3 hari yang lalu, ini merupakan kehamilannya yang pertama, saat

kehamilannya Ny. X memang jarang memeriksakan ke bidan maupun dokter. Akhir akhir ini klien memang sering pergi bolak balik ke luar kota. Setelah dilakukannya pemeriksaan, tekanan darah Ny X adalah 100/60 mmHg, suhu tubuh 37,8 0C, konjungtiva tampak anemis, dan setelah dokter melakukan pemeriksaan USG, klien disarankan untuk kuretase.

B. Tugas Mahasiswa Membuat sebanyak mungkin pertanyaan yang timbul setelah

menganalisa LBM tersebut di atas.

C. Cara Belajar 1) Menerapkan metode SEVEN JUMP. 2) Diskusi kelompok tanpa tutor untuk mengidentifikasi pertanyaan teori, sumber belajar dan pertanyaan praktik 3) Diskusi kelompok dengan tutor untuk mengkonfirmasikan sumber belajar dan alternative jawaban. 4) Konsultasi untuk memperdalam pemahaman 5) Lecture dan atau hand- out

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

BAB 2 ISI

A.

Jump 1 keyword 1. Payu dara tegang adalah Payudara tegang adalah payudara yang mengalami pembesaran atau mengencang Karena hormon oksitosin yang meningkat pada ibu atau bisa juga horni. Sehingga payudara kelihatan besar, bulat, kencang, montok, dan menyebabkan pelebaran pembuluh darah. 2. Keluar gumpal gumpalan darah adalah adanya pembekuan sel-sel darah yang keluar dari vagina sehingga gumpalan-gumpalan darah. 3. Kuretase adalah Kuretase adalah tindakan mengerok jaringan di lapisan dalam rahim. 4. Konjungtiva anemis adalah Konjungtiva yang berwarna pucat tidak seperti konjungtiva pada umum nya yang bwarna merah muda, darah. 5. Pemeriksaan USG adalah adalah prosedur pemeriksaan yang tidak berbahaya. USG menggunakan gelombang suara tinggi yang dipantulkan ke tubuh untuk memperlihatkan gambaran rahim dan isinya yang memberikan informasi dalam bentuk gambar yang disebut Sonogram yang dapat kita lihat di layar monitor. hal ini di karenakan adanya perdarahan yang menyebabkan konjungtiva tersebut mengalami kekurangan menjadi

B.

Jump 2 Analisa Data 1. Payu dara tegang 2. Keluar gumpal2 darah 3. Kuretase 4. Konjungtiva anemis 5. TD rendah

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

6. Nyeri perut 7. Pemeriksaan USG 8. Hamil yang pertama 9. Pusing 10. Bolak balik keluar kota

C.

Jump 3 Analisa Masalah 1. Apa yang menyebabkan keluar gumpalan2 darah? Penyebabnya si ibu terlalu lelah, dan kebanyakan beraktivitas diluar rumah, sehingga janin didalam kandungan tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan dalam rahim karena faktor tadi akibatnya janin gugur implantasinya Lepasnya buah kehamilan dari Terputusnya pembuluh darah ibu dan

akhirnya terjadi perdarahan yang bias keluar gumpalan gumpalan darah merah muda pada vagina ibu

2.

Bagaimana penanganan pertama dirumah yang harus dilakukan pada perdarhan? Ketika terjadi pendarahan pada ibu hamil tindakan utama yang harus dilukakn adalah segera membawa ibu tersebut ke dokter atau ketempat tenaga kesehatan yang lain.

3.

Bagaimana proses terjadinya perdarahan? Terjadi perdarahan Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam decidua basalis, diikuti oleh nekrosis jaringan di sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan Keadaan ini hasil konsepsi terlepas uterus sebagian atau untuk seluruhnya, sehingga merupakan benda asing didalam uterus. menyebabkan berkontraksi mengeluarkan isinya.Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, hasil konsepsi biasanya dikeluarkan seluruhnya, karena vili

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

koreales belum menembus desidua terlalu dalam, sedangkan pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, telah masuk agak tinggi, karena plasenta tidak dikeluarkan secara utuh sehingga banyak terjadi perdarahan. Pada kehamilan 14 minggu keatas, yang umumnya bila kantong ketuban pecah maka disusul dengan pengeluaran janin dan plasenta yang telah lengkap terbentuk. Perdarahan tidak banyak terjadi jika plasenta terlepas dengan lengkap.

4.

Jelaskan perbedaan perbedaan pada trimester 1,2 dan 3 dan penanganannya? a) Trimester 1 1) Perdarahan pervaginam Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu. Pada masa kehamilan muda, perdarahan pervaginam yang berhubungan dengan kehamilan dapat berupa: abortus, kehamilan mola, kehamilan ektopik. Penanganan Umum: Siapkan fasilitas tindakan gawat darurat, lakukan pemeriksaan secara cepat keadaan umum ibu, termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah, respirasi, dan temperatur). Jika dicurigai adanya syok, segera lakukan tindakan meskipun tandatanda syok belum terlihat. Ingat bahwa saat melakukan evaluasi lebih lanjut kondisi ibu dapat memburuk dengan cepat. Jika terjadi syok, sangat penting untuk segera memulai penanganan syok, yaitu pasang infus dan berikan cairan intravena. Lakukan restorasi cairan darah sesuai dengan keperluan.(Saifuddin,2002 : 18-19) 2) Mual Muntah Berlebihan Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, tetapi dapat

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejalagejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 4060 % multigravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Pengaruh fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah disebut hiperemisis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringanya penyakit.(Sarwono, 2005: 275). Penanganan Umum: Mual muntah dapat diatasi dengan: (1) (2) (3) Makan sedikit tapi sering Hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir daripada makanan padat. (4) Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan hanya makanan kering pada satu waktu makan, kemudian makanan berkuah pada waktu berikutnya. (5) (6) (7) (8) Jahe merupakan obat alami untuk mual. Cincang dan makan bersama sayuran serta makanan lain. Isap sepotong jeruk yang segar ketika merasa mual Hindari halhal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau bunyi Istirahat cukup

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

(9)

Hindari halhal yang membuat Anda berkeringat atau kepanasan, yang dapat memicu rasa mual (Curtis, 2000:28)

Komplikasi:

Jika

muntah

terus

menerus

bisa

terjadi

kerusakan hati. Komplikasi lainya adalah perdarahan pada retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah ketika penderita muntah. (Rochjati, 2003:2) 3) Sakit Kepala Yang Hebat Sakit kepala yang bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam

kehamilan. Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah serius dalam kehamilan adalah sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Terkadang sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatanya menjadi kabur atau terbayang. Hal ini merupakan gejala dari pre-eklamsia dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan kematian. (Uswhaaya, 2009: 4-5) Penanganan Umum: (a) Jika ibu tidak sadar atau kejang, segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan siapkan fasilitas tindakan gawat daruratan. (b) Segera lakukan observasi terhadap keadaan umum termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah, dan pernafasan) sambil mencari riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien dan keluarganya. (Saifuddin, 2002 : 33) Komplikasi : Nyeri kepala pada masa hamil dapat merupakan gejala pre-eklampsia, suatu penyakit yang terjadi hanya pada wanita hamil, dan jika tidak diatasi dapat

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan kematian.(Irma, 2002:4) 4) Penglihatan Kabur Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan penglihatan. Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre-eklampsia. Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya penglihatan kabur Selain atau itu berbayang, adanya melihat bintik-bintik dan (spot),

berkunang-kunang. skotama, diplopia ambiliopia merupakan tanda-tanda yang menujukkan adanya preeklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina (oedema retina dan spasme pembuluh darah). (Uswhaaja, 2009: 5) Penanganan Umum : (a) Jika tidak sadar atau kejang. Segera dilakukan mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan menyiapkan fasilitas tindakan gawat darurat. (b) Segera dilakukan penilaian terhadap keadaan umum termasuk tandatanda vital sambil menanyakan riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien atau keluarganya.(Saifuddin, 2002: 33) Komplikasi :Komplikasi yang ditimbulkan antala lain kejang dan eklamsia

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

5) Bengkak Pada Wajah, Kaki dan Tangan Oedema ialah penimbunan cairan yang berlebih dalam jaringan tubuh, dan dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Oedema pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk penentuan diagnosis pre-eklampsia. Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya hilang setelah beristirahat atau meninggikan kaki. Oedema yang mengkhawatirkan ialah oedema yang muncul mendadak dan cenderung meluas. Oedema biasa menjadi menunjukkan adanya masalah serius dengan tandatanda antara lain: jika muncul pada muka dan tangan, bengkak tidak hilang setelah beristirahat, bengkak disertai dengan keluhan fisik lainnya, seperti: sakit kepala yang hebat, pandangan mata kabur dll. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre-eklampsia. (Uswhaaja, 2009: 5-6) Penanganan Umum : (a) Istirahat cukup (b) Mengatur diet, yaitu meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung protein dan mengurangi makanan yang

mengandung karbohidrat serta lemak. (c)Kalau keadaan memburuk namun memungkinkan dokter akan mempertimbangkan untuk segera melahirkan bayi demi keselamatan ibu dan bayi.(Hendrayani, 2009:3) Komplikasi : Kondisi ibu disebabkan oleh kehamilan disebut dengan keracunan kehamilan dengan tandatanda oedema (pembengkakan) terutama tampak pada tungkai dan muka, tekanan darah tinggi dan dalam air seni terdapat zat putih telur pada pemeriksaan urin dan laboratorium. (Rochjati, 2003:2)

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

6) Gerakan Janin Berkurang Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan 22 minggu atau selama persalinan. Penanganan Umum: (a) (b) Memberikan dukungan emosional pada ibu Menilai denyut jantung janin (DJJ): (a) Bila ibu mendapat sedative, tunggu hilangnya pengaruh obat, kemudian nilai ulang; (2) Bila DJJ tidak terdengar minta beberapa orang mendengarkan menggunakan stetoskop Doppler. (Saifuddin, 2002 : 109) Komplikasi: yang timbul adalah IUFD dan featal distress

7) Nyeri Perut Yang Hebat Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang. Hal ini mungkin gejala utama pada kehamilan ektopik atau abortus. (Saifuddin, 2002: 98) Penanganan Umum : (a) (b) Lakukan segera pemeriksaan umum meliputi tanda vital (nadi, tensi, respirasi, suhu) Jika dicurigai syok, mulai pengobatan sekalipun gejala syok tidak jelas, waspada dan evaluasi ketat karena keadaan dapat memburuk dengan cepat. (c) Jika ada syok segera terapi dengan baik (Saifuddin, 2002: 98) Komplikasi :yang dapat timbul pada nyeri perut yang hebat antara lain: kehamilan ektopik; pre-eklampsia; persalinan prematur; solusio plasenta; abortus; ruptur uteri imminens (Irma,2008:7) 8) Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22 minggu, ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm. Penanganan Umum : (a) (b) Konfirmasi usia kehamilan, kalau ada dengan USG Dilakukan pemeriksaan inspekulo (dengan speculum DTT) untuk menilai cairan yang keluar (jumlah, warna,bau) dan membedakan dengan urin. (c) Jika ibu mengeluh perdarahan akhir kehamilan (setelah 22 minggu), jangan lakukan pemeriksaan dalam secara digital. (d) (e) Mengobservasi tidak ada infeksi Mengobservasi tandatanda inpartu (Saifuddin, 2002: 112) Komplikasi : (1) (2) (3) Perdarahan pervaginam dengan nyeri perut, pikirkan solusio plasenta Tandatanda infeksi (demam, cairan vagina berbau) Jika terdapat his dan darah lendir, kemungkinan terjadi persalinan preterm (Saifuddin, 2002: 114) 9) Kejang Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan terjadinya gejalagejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat merupakan gejala dari eklamsia Penanganan:

10

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

a) Baringkan pada sisi kiri tempat tidur arah kepala ditinggikan sedikit untuk mengurangi kemungkinan aspirasi secret, muntahan, atau darah b) Bebaskan jalan nafas c) Hindari jatuhnya pasien dari tempat tidur d) Lakukan pengawasan ketat (Saifuddin, 2002:34) Komplikasi Komplikasi yang dapat timbul antara lain: syok, eklamsia, hipertensi, proteinuria (Saifuddin, 2002:34) Demam Tinggi Ibu hamil menderita deman dengan suhu tubuh lebih 38 C dalam kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Penanganan Umum : Demam tinggi dapat ditangani dengan: istirahat baring, minum banyak, kompres untuk menurunkan suhu. (Saiffudin, 2002: 84) Komplikasi Komplikasi yang ditimbulkan akibat mengalami demam tinggi antara lain: sistitis (infeksi kandung kencing), pielonefritis Akut (infeksi saluran kemih atas). (Saifuddin, 2002:86)

10) Selaput Kelopak Mata Pucat Anemia adalah masalah medis yang umum terjadi pada banyak wanita hamil. Jumlah sel darah merah dalam keadaan rendah, kuantitas dari selsel ini tidak memadai untuk memberikan oksigen yang dibutuhkan oleh bayi. Anemia sering terjadi pada kehamilan karena volume darah meningkat kirakira 50% selama kehamilan. Darah terbuat dari cairan dan sel. Cairan tersebut biasanya meningkat lebih cepat daripada sel- selnya. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan hematokrit (volume, jumlah atau persen sel darah

11

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

merah dalam darah). Penurunan ini dapat mengakibatkan anemia. Penanganan : Anemia dapat ditangani dengan minum tablet zat besi dan istirahat cukup. (Curtis, 2000: 47) Komplikasi langsung : dalam kehamilan terhadap janin memberikan pengaruh komplikasi pada sedangkan

kehamilan trimester I yaitu anemia dapat menyebabkan terjadinya missed abortion, kelainan kongenital, abortus/ keguguran. (Ayurai, 2009: 4). b) Trimester 2 1) Gatal-gatal Gatal-gatal terjadi pada perut paha payudara maupun pada bagian lain terutama pada lipatan-lipatan Penyebab : Perenggang kulit, Peningkatan pengeluaran keringat Penanganan umum (a) (b) (c) (d) Potong dan bersihkan kuku agar jika tergaruk tidak menimbulkan bekas Jaga kebersihkan kulit Mandi guyur minimal 2x sehari Kurangi pemakaian sabun

Pusing, dapat pingsan, mual, keringat dingin, pucat dalam posisi terlentang Penyebab : Rahim menekan pembuluh darah Penanganan umum : Ambil posisi iring ke kiri atau setengah duduk dengan lutut agak ditekuk hingga gejala hilang 2) Ulu hati terasa panas Penyebab : Kelambatan pengosongan lambung, Lambung terdesak oleh rahim Penanganan umum :

12

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

(a)

jangan mengkonsumsi makanan yang memproduksi gas seperti kubis, nangka, sawi dan durian

(b) (c) (d)

Hindari mengkonsumsi makanan yang berleak dan posrdi besar misalnya daging Minum sedikit susu atau teh hangat Jika gejalan semakin perah, hubungi tenaga kesehatan

Sembelit atau susah buang air besar (BAB) dan Perut Kebung Penyebab Konsumsi : Peningkatan zat penyerapan Kurang air oleh usus, Kurang

tablet

besi,

minum,

mengkonsumsi makanan berserat seperti sayur dan buahbuahan, kurang gerak badan, Penekanan usus oleh pembesaran rahim, Pengaruh hormonal, banyak menelan udara. Penanganan umum: (a) (b) (c) Kunyak makanan perlahan sampai halus Hindari makanan yang memproduksi gas, makanan berlemak dan porsi besar misalnya daging Buang air besar secara teratur

3) Keputihan Penyebab : Pengaruh hormonal, Peningkatan produksi lendir Penanganan umum : Jangan membilas bagian dalam liang senggama, Kenakan pembalut wanita dan segera ganti jika sudah basah, Jaga kebersihan alat kelamin ( bersihkan dari arah depan ke belakang), Jika gatal, bau menusuk, ada perubahan sifat dan warna segera laporkan dan konsultasikan pada tenaga kesehatan 4) Varises Pada kaki dan daerah kemaluan

13

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

Penyebab : Keturunan, Pengaruh hormon kehamilan, Pembesaran rahim yang menghabat aliran darah,

mengejang saat buang air besar Penanganan umum : jangan terlalu lama berdiri atau duduk, hindari pakaian ketat, Cukup bergerak, Berbaring dengan kedua kaki ditinggikan misalnya dengan di ganjal bantal, Jangan mengejan terlalu kuat saat buang air besar 5) Sakit Kepala Penyebab : Ketegangan emosional, Ketegangan pada mata (gangguan atau masalah pada mata) Penanganan umum : santai dan istirahat, Segera laporkan ke tenaga kesehatan jika berlangssung terus menerus Nyeri pada lipatan paha Penyebab : Penarikan otot paha akibat pembesaran rahim Penanganan umum : Istirahat, Posisi jongkok dengan kedua paha membuka atau tekuk lutut ke arah dada, Pakai penahan perut tetapi jangan yang menekan perut, Kompres hangat pada daerah yang nyeri 6) Nyeri Sendi Pada punggung dan tekanan pada panggul Penyebab : Perubahan keseimbangan tubuh oleh pembesaran perut Penanganan umum : Santai dan istirahat, Pakai sepatu berhak rendah, Latihan menggoyangkan panggul

c) Trimester 3 1) Selaput kelopak mata pucat Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah 11gr% pada trimester I dan

14

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

III, <10,5 gr % pada trimester II. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi (Saifuddin, 2002). Penanganan umum : Anemia dapat ditangani dengan minum tablet zat besi dan istirahat cukup. (Curtis, 2000: 47) 2) Nocturia (sering BAK) Terjadi lebih sering pada primigravida (ibu yang baru pertama kali hamil). Bagian terbawah janin menurun ke pelvic dan menyebabkan tekanan langsung pada kandung kemih. Tekanan membuat wanita merasa perlu BAK Penanganan umum : Penjelasan mengenai terjadinya, Kosongkan saat terasa dorongan untuk BAK, Perbanyak minum pada siang hari, jangan kurangi minum pada malam hari kecuali jika nocturia mengganggu tidur dan

menyebabkan keletihan, Batasi minum bahan diuretic alamiah seperti kpoi, teh, cola dengan kafein dll Diarrhea (a) (b) (c) Terjadi pada trimester I, II, III akibat dari peningkatan hormone Efek samping dari infeksi virus

Penanganan umum : Cairan pengganti rehidrasi oral, Hindari makanan berserat tinggi seperti sereal kasar, sayursayuran, buah-buahan, laktosa yang mengandung makanan, Makan sedikit tapi sering untuk memastikan kecukupan gizi 3) Edema dependen Terjadi pada trimester II dan III (a) (b) (c) Peningkatan kadar sodium dikarenakan pengaruh Kongesti sirkulasi pada ekstremitas bawah Peningkatan kadar permeabilitas kapiler hormonal

15

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

(d)

Tekanan dari pembesaran uterus pada vena pelvic

ketika duduk/ pada vena kava inferior ketika berbaring Penanganan umum : Hindari posisi berbaring terlentang, Hindari posisi berdiri untuk waktu lama, istirahat dengan berbaring ke kiri, dengan kaki agak ditinggikan, Angkat kaki ketika duduk/istirahat, Hindari kaos yang ketat/tali/pita yang ketat pada kaki, Lakukan senam secara teratur Komplikasi : Jika muncul pada muka dan tangan dan disertai dengan proteinuria serta hipertensi (waspada

preeklampsi/eklampsia. 4) Konstipasi Terjadi pada trimester II dan III (a) Peningkatan kadar progesterone menyebabkan

peristaltic usus menjadi lambat (b) (c) (d) Penurunan motilitas sebagai akibat dari relaksasi otototot polos usus besar Penyerapan air dari kolon meningkat Efek samping penggunaan suplemen zat besi diet seperti: buah/juice prem, minum cairan

Penanganan umum : Tingkatkan intake cairan, serat di dalam dingin/panas (terutama ketika perut kosong), Istirahat cukup, Senam/exercise, Membiasakan BAB secara teratur, BAB segera setelah ada dorongan. http://www.twinadventures.com/tanda-bahaya-trimester-i.html http://bidandesa.com/ketidaknyamanan-kehamilan-trimesterii.html http://lenteraimpian.wordpress.com/2008/03/16/ketidaknyaman an-yang-umum-pada-kehamilan-dan-cara-meringankannya/

16

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

5.

Proses pemeriksaan USG dan indikasi pemeriksaan ? Pemeriksaan USG Di masa sekarang, USG telah menjadi sebuah prosedur yang sangat umum ada di klinik dan rumah sakit. Meskipun tidak ada efek samping atau reaksi yang tak diinginkan dari mesin USG, tetap penting bagi Anda tahu cara mempersiapkan prosedur yang benar demi keselamatan dan pengetahuan. Anda akan lihat bahwa prosedur ini tidak memerlukan banyak waktu dan usaha, dibandingkan dengan metode diagnostik biasa. Persiapan Dasar Kebanyakan prosedur USG tidak memerlukan persiapan khusus. Baiknya minta dokter Anda untuk menentukan apakah Anda perlu membawa sesuatu atau mengikuti beberapa panduan sebelum menuju klinik. Pakailah pakaian yang nyaman dan longgar ketika datang. Persiapan dasar yang akan diperlukan dalam pemeriksaan biasanya dokter menyuruh Anda datang dengan perut kosong atau datang dengan kandung kemih penuh. Anda juga harus datang lebih awal, idealnya sekitar 15 menit sebelumnya. Setiap organ yang harus diperiksa akan memerlukan persiapan khusus untuk hasil yang lebih akurat. Misalnya, pemindaian hati atau kandung empedu mengharuskan pasien untuk berpuasa atau tidak makan minum selama beberapa jam sebelum tes. Anda hanya akan diijinkan minum beberapa teguk air sebelum prosedur. Contoh lain adalah pemindaian selama awal kehamilan. Wanita hamil akan diminta untuk minum beberapa gelas air dan dilarang untuk buang air kecil sebelum ujian. Kandung kemih penuh akan membantu ahli diagnosa dalam melihat rahim lebih baik karena tonjolan ekstra akan memindahkan loop usus.

17

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

Persiapan Bagi Pasien Ingatlah bahwa mesin USG tidak akan melukai Anda, sehingga Anda tidak perlu khawatir. prosedur ini juga merupakan prosedur non-invasif, meskipun dalam beberapa kasus untuk memandu pembedahan harus dilakukan bersama-sama dengan prosedur invasif. Jika pasien tidak cukup melakukan persiapan khusus, pemeriksaan mungkin ditunda karena sang dokter ingin mendapatkan hasil yang paling akurat. Tidur malam yang cukup dan mandilah sebelum pergi ke klinik, kecuali tidak diperbolehkan. Seluruh prosedur akan

berlangsung selama 10 sampai 30 menit, tergantung pada organ yang diamati dan kondisi yang sedang dipelajari. Selesai diperiksa Anda boleh pulang meninggalkan klinik. Anda boleh menyetir atau berjalan kaki. Kegiatan normal seperti

berolahraga, melakukan tugas-tugas rumah dan bekerja atau belajar bisa dilakukan setelahnya. Bagian Pengecekan Seorang yang berumur minimal 1 tahun harus minum air sebelum tes dan menjaga kandung kemih tetap penuh. Organorgan panggul selama dilakukan USG akan lebih jelas jika kandung kemih penuh. Anda dapat makan sebanyak apapun sebelum USG panggul. Untuk USG perut, bayi di bawah usia 2 bulan sebaiknya tidak makan apa-apa 2 jam sebelum prosedur. Bayi umur 3 sampai dengan 12 bulan tidak boleh makan minum 4 jam sebelum tes. Anak-anak umur 1-8 tahun tidak diperbolehkan makan minum 5 jam sebelum USG. Makanan terakhir mereka juga harus rendah lemak. Seorang di atas 8 tahun tidak diperbolehkan untuk mengkonsumsi apapun selama 6 jam sebelum mengambil ujian. Makanannya harus rendah lemak juga.

18

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

Untuk ginjal tidak perlu persiapan apapun. Jika terdapat gejala hematuria tanpa rasa sakit atau ada darah dalam urin, kandung kemih harus penuh sebelum pengujian. Indikasi Pemeriksaan USG Indikasipemeriksaan USG merupakan salah satu prasyarat penting yang harus dipenuhi sebelum pemeriksaan USG dilakukan. Pemeriksaan USG janganlah dilakukan secara rutin atau setiap melakukan pemeriksaan pasien, terutama bila pasien hamil. Banyak panduan yang telah diterbitkan, misalnya dariISUOG (International (American (Royal Society Institute College of of of Ultrasound Ultrasound Obstetrics in in and

Medicine),AIUM Medicine),RCOG

Gynecology), atauASUM (Australian Society of Ultrasound in Medicine). Untuk mempermudah memilah indikasi pemeriksaan tersebut penulis menyaran-kan pembagian indikasi sebagai berikut : a. indikasi obstetri, b. indikasi ginekologi onkologi, c. indikasi endokrinologi reproduksi, d. indikasi uroginekologi, dan e. indikasi non obstetri ginekologi. Dalam bidang USG obstetri, indikasi yang dianut di RSPAD Gatot Soebroto adalah : 1) melakukan pemeriksaan USG begitu diketahui hamil atau belum pernah di USG di Departemen OBGIN RSPAD Gatot Soebroto, 2) penapisan USG pada trimester pertama (kehamilan 10 14 minggu), 3) penapisan USG pada kehamilan trimester kedua (18 22 minggu), dan

19

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

4) pemeriksaan tambahan yang diperlukan, misalnya untuk memantau tumbuh kembang janin pada kasus pertumbuhan janin terhambat atau pemeriksaan ulang plasenta praevia pada kehamilan 36 minggu. 6. Kenapa dilakukan kuretase dan efeksamping pada kuretase dan indikasi kuretase? Prosedur kuretase pada dasarnya hampir sama dengan prosedur yang biasa dilakukan dokter untuk membantu persalinan. Bedanya, pada kuretase, pasien biasanya

diharuskan puasa selama 4 - 6 jam lebih dulu untuk mengosongkan perut, sehingga kuret bisa dilakukan dengan maksimal. Setelah siap, pasien diminta tidur telentang, dengan posisi kaki terbuka, seperti akan melahirkan. Kemudian, dokter akan melakukan pembiusan secara total. Setelah pasien tidak sadarkan diri, dokter akan melakukan desinfeksi di sekitar kemaluan dan menutup kemaluan hingga hanya lubang vagina saja yang terbuka. Setelah menjalani kuret, pasien kembali seperti biasa, namun yang harus diwaspadai terjadi perdarahan ringan akibat penjepitan mulut rahim. Untuk kondisi ini pasien harus memasang tampon, tapi setelah dua jam biasanya sudah kembali normal.

7.

Bagaimana penatalaksanaan kuretase, apa saja alat dan bahan yang digunakan ? Kuretase adalah cara membersihkan hasil konsepsi memakai alat kuretase (sendok kerokan). Sebelum melakukan kuretase, penolong harus melakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan letak uterus, keadaan serviks dan besarnya uterus. Gunanya untuk mencegah terjadinya bahaya

kecelakaan misalnya perforasi.

20

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

Persiapan Sebelum Kuretase: a. Persiapan Penderita Lakukanlah pemeriksaan umum : Tekanan Darah, Nadi, Keadaan Jantung, dan Paru paru dan sebagainya. Pasanglah infuse cairan sebagai profilaksis b. Persiapan Alat alat Kuretase Alat alat kuretase hendaknya telah tersedia alam bak alat dalam keadaan aseptic (suci hama) berisi : 1) Speculum dua buah 2) Sonde (penduga) uterus 3) Cunam muzeus atau Cunam porsio 4) Berbagai ukuran busi (dilatator) Hegar 5) Bermacam macam ukuran sendok kerokan (kuret) Cunam abortus kecil dan besar 6) Pinset dan klem 7) Kain steril, dan sarung tangan dua pasang. c. Penderita ditidurkan dalam posisi lithotomic d. Pada umumnya diperlukan anestesi infiltrasi local atau umum secara IV dengan ketalar. Teknik Kuretase 1) Tentukan Letak Rahim. Yaitu dengan melakukan

pemeriksaan dalam. Alat alat yang dipakai umumnya terbuat dari metal dan biasanya melengkung karena itu memasukkan alat alat ini harus disesuaikan dengan letak rahim. Gunanya supaya jangan terjadi salah arah (fase route) dan perforasi.

21

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

2)

Penduga Rahim (Sondage) Masukkan penduga rahim

sesuai dengan letak rahim dan tentukan panjang atau dalamnya penduga rahim. Caranya adalah, setelah ujung penduga rahim membentur fundus uteri, telunjuk tangan kanan diletakkan atau dipindahkan pada portio dan tariklah sonde keluar, lalu baca berapa cm dalamnya rahim. 3) Dilatasi Bila permukaan serviks belum cukup untuk memasukkan sendok kuret, lakukanlah terlebih dulu dilatasi dengan dilatator atau Bougie Hegar. Peganglah busi seperti memegang pensil dan masukkanlah hati hati sesuai letak rahim. Untuk sendok kuret terkecil biasanya diperlukan dilatasi sampai Hegar nomor 7. Untuk mencegah kemungkinan perforasi usahakanlah memakai sendok kuret yang agak besar, dengan dilatasi yang lebih besar. 4) besar. Kuretase Memasukkannya bukan dengan kekuatan dan Seperti telah dikatakan, pakailah sendok kuret yang agak melakukan kerokan biasanya mulailah di bagian tengah. Pakailah sendok kuret yang tajam (ada tanda bergerigi) karena lebih efektif dan lebih terasa sewaktu melakukan kerokan pada dinding rahim dalam (seperti bunyi mengukur kelapa). Dengan demikian kita tahu bersih atau tidaknya hasil kerokan. 5) 6) Cunam Abortus. Pada abortus inisipiens, dimana sudah kelihatan

jaringan, pakailah cunam abortus untuk mengeluarkannya yang biasanya diikuti oleh jaringan lainnya. Dengan demikian sendok kuret hanya dipakai untuk membersihkan sisa sisa yang ketinggalan saja. 7) Perhatian : Memegang, mamasukkan dan menarik alat alat haruslah hati

22

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

hati. Lakukanlah dengan lembut (with ladys hand) sesuai dengan arah dan letak rahim. http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/17/kuretase/

8.

Apa yang meyebabkan kunjungtiva anemis ? Konjungtiva anemis bisa juga disebabkan karena terjadi perdarahan. Kerokan pada kehamilan yang sudah agak tua atau pada mola hidatidosa terdapat bahaya perdarahan. Oleh sebab itu, jika perlu hendaknya dilakukan transfusi darah dan sesudah itu, dimasukkan tampon kasa ke dalam uterus dan vagina.

9.

Bagaimana proses terjadinya konjungtiva anemis ? Anemia merupakan masalah medis yang umum terjadi pada banyak wanita hamil. Jumlah sel darah merah dalam keadaan rendah, kuantitas dari selsel ini tidak memadai untuk memberikan oksigen yang dibutuhkan oleh bayi. Anemia sering terjadi pada kehamilan karena volume darah meningkat kira kira 50% selama kehamilan. Darah terbuat dari cairan dan sel. Cairan tersebut biasanya meningkat lebih cepat daripada selselnya. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan hematokrit (volume, jumlah atau persen sel darah merah dalam darah). Penurunan ini dapat mengakibatkan anemia dan menjadikan konjungtiva tampak anemis

10. Mengapa terjadi nyeri pada bawah perut ? Nyeri bawah perut atau nyeri dibagian abdomen yaitu nyeri suprapubik adalah nyeri yang terjadi akibat kontraksi uterus dalam usaha mengeluarkan isi uterus. Mula-mula nyeri

23

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

cenderung ringan dan intermiten, tetapi secara bertahap menjadi lebih hebat. http://inspirasi-perawat.blogspot.com/

11. Bagaimana mengatasi agar payudara tidak tegang ? Pembesaran payudara Payudara akan membesar dan kencang, ini karena pada awal pembuahan terjadi peningkatan hormon kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan memberi nutrisi pada jaringan payudara. Dalam 3 bulan pertama areola dan putting susu anda akan bewarna lebih gelap, dan karena terjadi peningkatan persediaan darah keseluruh tubuh maka daerah sekitar payudara akan tampak bayangan pembuluh-pembuluh vena dibawah kulit payudara a. Cara mengatasi: 1) Gunakan BH yang yang menyangga besar ban berat mammae 2) Bersihkan dengan air hangat dan jaga tetap kering

12. Pemberian diet apa pada kasus tersebut ? Diberikan mkanan yang mengandung zat besi karena ibu yang mengalami abortus sangat memungkinkan terjadinya anemia,serta di beriakan vit c agar mempercepat pemulihaan jaringan-jaringan yang rusak akibat dari abortus tersebut.

13. Mobilitas apa yang harus dilakukan pada kasus tersebut ? Mengistiratkan klilen secara optimal Bantu klien untuk melakukan tindakan sesuai dengan kemampuan/kondisi klien

24

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

Mengoptimalkan kondisi klien, pada abortus imminens, istirahat mutlak sangat diperlukan Evaluasi perkembangan kemampuan klien melakukan aktivitas Penanganan berupa tirah baring, hematinik, antibiotika dan tokolitik bila ada his. Bila selama 3 hari tak ada perdarahan pasien mobilisasi bertahap. Bila setelah pasien berjalan tetap tak ada perdarahan pasien boleh pulang. Pasien dianjurkan agar tidak coitus, tidak bekerja keras dan segera ke rumah sakit jika terjadi perdarahan. Nasihat ini juga dianjurkan bagi pasien yang didiagnosis plasenta previa dengan USG namun tidak mengalami perdarahan 14. Bagaimana psikososia,spiritual,pada ibu tersebut? a. Psikososial Masalah interpersonal setelah aborsi dengan diri sendiri dan lingkungan sosialnya, misalnya pertemanan, dengan keluarga, dan dalam hubungan percintaan. Dalam hubungan pertemanan : akan merasa iri melihat temantemannya masih bisa tertawa tanpa beban, merasa masalah yang dimiliki oleh teman-temannya tidak sebesar masalah yang ia tanggung, merasa minder untuk berkumpul dengan temantemannya, memiliki emosi stabil, dan membuat dia terus menerus menyalahkan diri sendiri dan menarik diri dai pertemanan Dalam hubungan keluarga : akan merasa cemas karena takut masalah aborsi diketahui oleh keluarga, ia akan berusaha menutupi rasa takut dan rasa bersalah tapi setelah diketahui oleh keluarga seseorang tersebut akan lebih lega daripada sebelumnya.

25

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

Dalam hubungan percintaan : bisa mengubah hubungan dengan pasangan dan mengakhiri suatu hubungan pasangan, walaupun pasangan sudah menjalani hubungan yang stabil (Barnett, et al,1992). Dan ada pengalaman traumatis dalam melakukan hubungan apabila hamil lagi merasa sedih yang sangat mendalam karena kehilangan calon bayi. untuk mengatasi permasalahan psikososial dengan membentuk trust atau jalinlah hubungan saling percaya, saling menghargai, saling memaafkan agar komunikasi dan psikososial menjadi baik b. Spiritual Wanita yang aborsi mempunyai perasaan bersalah yang mendalam, perasaan berdosa besar kepada Tuhan, penyesalan, ia juga merasa kehilangan yang mendalam, takut terhadap kemarahan Tuhan, takut tidak diberikan keturunan lagi.

15. Apakah ada pengaruh bolak balik kota pada abortus ? Ada pengaruhnya pada orang yang abortus yaitu karena aktivitasnya yang berlebihan yaitu sering bolak-balik dari kota sehingga mengalami kelelahan, stess dan janin tidak dapat beradaptasi didalam rahim dan akan mengakibatkan keguguran pada ibu. Karena pada trimester 1 pada ibu hamil rawan mengalami keguguran.

16. Mengapa TD menurun ? Terjadinya perdarahan desiduabasalis, diikuti dengan nerkrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Oleh

26

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

Karena adanya pendaran yang berlebihan yang mengakibatkan TD menurun. 17. Mengapa temp ibu meningkat ? Demam Tingg iIbu hamil menderita deman dengan suhu tubuh lebih 38 C dalam kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Penanganan Umum Demam tinggi dapat ditangani dengan: istirahat baring, minum banyak, kompres untuk mmpaenurunkan suhu. (Saiffudin, 2002: 84)

18. Apakah perdarahan pada umumnya normal untuk ibu hamil? Tergantung perdarahannya banyak atau tidak normal kalau perdarahannya disertai sebagai berikut 1) Perdarahan yang banyak, atau nyeri perut dan kontraksi yang hebat 2) Keluar flek atau perdarahan yang sudah berlangsung lebih dari 24 jam, dan Anda tidak dapat menghubungi dokter 3) Perdarahan yang disertai demam di atas 38,5oC

27

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

D.

Jump 4 Kerangka Konsep


definisi

keluarnya janin mencapai viabilitas

sebelum

Klasifikasi Abortus imminens Abortus insipiens Abortus inkompletus Epidemiologi

Etiologi - Kelainan kromosom - Lingkungan - Virus - Obat - obatan

Faktor Prediposisi Obat obatan Lingkungan virus

Manifestasi 1. Terlambat haid atau amenorhe 2. Perdarahan pervaginam 3. Rasa mulas atau kram perut P. Penunjang

Thn 1987 = 300 jt tdk diiginkan

Patofisiologi
abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti dengan nerkrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus

Abortus

Pemeriksaan fisik: Tinggi fundus, DJJ, posisi janin, uterus lunak atau tidak. Tes laboratorium: RH

Penatalaksaan

Read

more:

Prognosis
Pada awal abortus terjadi pendarahan dalam desidua basalis, kemudian diikuti oleh nekrosis jaringan disekitarnya yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan

Komplikasi
Perdarahan, perforasi, syok dan infeksi

Keperawatan

Medis

- Pada missed abortion dengan

Diagnose Nanda 1. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum 2. Risiko infeksi dengan factor Risiko infeks resiko

Penkes TSP Hindari rokok Hindari minuman berakohol

Farmakologi

Farmakologi

Discharge planning + follow up

28

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

E.

Jump 5 Tujuan Minimal 1. Mahasiswa dapat membedakan pendarahan normal dan tidak 2. Mahasiswa dapat mengetahui tanda tanda abortus 3. Mahasiswa dapat mengetahu patofisiologi terjadinya abortus 4. Mahasiswa dapat mengetahui Angka kejadian abortus 5. Mahasiswa dapat mengetahui indikasi abortus 6. Mahasiswa dapat mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk kuretase.

2.6 Jump 6 Pertanyaan Teoritis 1. Bagaimana anatomifisiologi pada kasus ini ? Rahim atau uterus adalah organ reproduksi betina yang utama pada kebanyakan mamalia, termasuk manusia. Salah satu ujungnya adalah serviks, membuka ke dalam vagina, dan ujung satunya yang lebih luas, yang dianggap badan rahim, disambung di kedua pihak dengan tabung Fallopian. Rahim terdapat dalam berbagai bentuk dan ukuran di organisme yang berbeda. Pada manusia adalah berbentuk buah pir. Beberapa organisme seperti kelinci, kambing dan kuda mempunyai rahim bipartite atau "bertanduk". Rahim ditempatkan di pelvis dan dorsal (dan biasanya agak kranial) ke kandung kemih dan ventral ke rektum. Rahim ditahan pada tempatnya oleh beberapa ligamen. Di luar kehamilan, ukuran garis tengahnya adalah beberapa sentimeter. Rahim kebanyakan terdiri dari otot. Lapisan permanen jaringan itu yang paling dalam disebut endometrium. Pada kebanyakan mamalia, termasuk manusia, endometrium membuat lapisan pada waktu-waktu tertentu yang, jika tak ada kehamilan terjadi, dilepaskan atau menyerap kembali.
29

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

Lepasnya

lapisan

endometrial

pada

manusia

disebabkan oleh menstruasi (dikenal dengan istilah "datang bulan" seorang wanita) sepanjang tahun-tahun subur seorang wanita. Pada mamalia lain mungkin ada siklus yang panjang selama enam bulan atau sesering beberapa hari saja. Fungsi utama rahim menerima pembuahan ovum yang tertanam ke dalam endometrium, dan berasal makanan dari pembuluh darah yang berkembang secara khusus untuk maksud ini. Ovum yang dibuahi menjadi embrio, berkembang menjadi fetus dan gestates sampai kelahiran. Karena rintangan anatomis seperti pelvis, rahim didorong sebagian ke dalam perut sampai perluasannya selama kehamilan. Di kehamilan pun rahim manusia beratnya hanya sekitar sekilogram (2.2 po

1.

PengeIuaran Secara digital Hal ini sering kita laksanakan pada keguguran yang sedang berlangsung dan keguguran yang kadang-kadang berlangsung dan keguguran bersisa. Pembersihan secara digital hanya dapat dilakukan bila telah ada pembentukan
30

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

wrviks uteri yang dapat dilalui oleh satu janin longgar dan dm k a m uteri cukup luas, karena manipulasi ini akan menimbul kan rasa nyeri. 2. Kuretose (kerokan) Adalah cara menimbulkan hasil konsepsi memakai alat kuretase (sendok kerokan) sebelum melakukan kuratase, penolong harus melakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan letak uterus, keadaan serviks dan besarnya uterus. 3 Vacum kuretase Adalah cara mengeluarkan hasil konsepsi dengan alat vakum. 2. Jelaskan definisi dari abortus ? Abor-tus adalah berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar (FK UNPAD, Obstetri Patologi, Bandung: bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNPAD). Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (Mansjoer,Arif,dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga, jilid I, hlm: 260 FKUI Jakarta: Media Aesculapius). Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 28 minggu atau berat janin kurang dari 1.000 gram. ( Junaidi,Purnawan 1982 Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga, jilid I, h1m:260 FKUI Jakarta: Media. Aesculapius).

31

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

3.

Apa saja indikasi dilakukan abortus ? a. Terjadi keguguran. Tindakan ini biasanya pada waktu keguguran atau setelah keguguran selesai. b. Bagian dari pemeriksaan, yakni jika ada pendarahan di rahim. Misalnya, jika terjadi haid yang sangat banyak, haid yang tidak teratur, perdarahan ketika berhubungan intim, atau perdarahan setelah masa menopouse. Tidak semua khasus keguguran perlu tindakan kuretase. Jika terjadi keguguran, dokter biasanya akan memeriksa dulu kondisi rahim, misalnya dengan alat USG (ultrasonografi). Bila diketahui ada hasil pembuahan atau sisa hasil pembuahan yang masih tertinggal di rahim, mungkin dokter akan memberikan obat-obatan yang dapat membuat rahim berkonsentrasi dan mengeluarkan sisa jaringan tersebut. Adanya sisa jaringan yang tertinggal juga dapat menyebabkan infeksi di dalam rahim. Infeksi ini bisa merambat ke mana-mana dan membahayakan juga. Jadi, setelah terjadi keguguran (atau pengguguran), lapisan dalam rahim memang harus benar-benar bersih. Jika keguguran terjadi saat kehamilan baru berumur sebulan, maka jaringan yang tersisa hanya sedikit, sehingga akan keluar bersama haid berikutnya tanpa perlu dilakukan kuret. Tetapi bila janin sudah agak besar, dikhawatirkan ada jaringan yang tersisa. Batas usia kehamilan yang dapat dilakukan kuretase, biasanya sampai usia kehamilan 16 minggu.

32

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

4.

Bagaimana etiologi abortus ? Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab yaitu : 1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasanya

menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah : a. Kelainan kromosom, terutama trimosoma dan monosoma X b. Lingkungan sekitar tempat impaltasi kurang sempurna c. Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan temabakau dan alcohol 2. Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena hipertensi menahun 3. Faktor maternal seperti pneumonia, typus, anemia berat, keracunan dan toksoplasmosis. 4. Kelainan traktus genetalia, seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada trimester kedua), retroversi uteri, mioma uteri dan kelainan bawaan uterus. Penyebab dari segi Maternal Penyebab secara umum:
y

Infeksi akut

1. virus, misalnya cacar, rubella, hepatitis. 2. Infeksi bakteri, misalnya streptokokus. 3. Parasit, misalnya malaria.
y

Infeksi kronis

1. Sifilis, biasanya menyebabkan abortus pada trimester kedua. 2. Tuberkulosis paru aktif.

33

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

3. Keracunan, misalnya keracunan tembaga, timah, air raksa, dll. 4. Penyakit kronis, misalnya : 1. hipertensi 2. nephritis 3. diabetes 4. anemia berat 5. penyakit jantung 6. toxemia gravidarum 5. Gangguan fisiologis, misalnya Syok, ketakutan, dll. 6. Trauma fisik.
y

Penyebab yang bersifat lokal:

1. Fibroid, inkompetensia serviks. 2. Radang pelvis kronis, endometrtis. 3. Retroversi kronis. 4. Hubungan seksual yang berlebihan sewaktu hamil, sehingga menyebabkan hiperemia dan abortus Penyebab dari segi Janin
y y y

Kematian janin akibat kelainan bawaan. Mola hidatidosa. Penyakit plasenta dan desidua, misalnya inflamasi dan degenerasi.

5.

Bagaimana Manifetasi klinis dari abortus ? Manifestasi klinik abortus antara lain: a. Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu

34

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

b.

Pada pemeriksaan fisik: keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau

c. d. e. f.

cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat. Pendarahan pervaginaan, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi. Rasa mulas atau keram perut didaerah atas simfisis, sering disertai nyeri

g. h.

pinggang akibat kontraksi uterus. Pemeriksaan Ginekologi 1) Inspeksi Vulva: Pendarahan pervaginaan ada atau tidaknya jaringan 2) 3) hasil konsepsi, tercium atau tidak bau busuk dari vulva Inspekulo: Pendarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup ada atau tidaknya jaringan keluar dari ostium, ada atau tidaknya cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium. 4) Colok Vagina: Porsio terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak 5) 6) jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan 7) adneksa, kaum douglasi tidak menonjol dan tidak nyeri.

http://last3arthtree.files.wordpress.com/2009/02/aborsi.pdf

35

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

6.

Bagaimana Epidemonologi pada abortus ? Bagian terbesar adalah abortus yang dilakukan dengan sengaja akibat kehamilan yang tidak diingini. Dari hasil World Fertility Survey tahun 1987, diketahui bahwa di seluruh dunia ada sekitar 300 juta pasangan usia subur yang tidak ingin mempunyai anak lagi, tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun. Mereka adalah kelompok yang sangat berisiko untuk mengalami kehamilan yang tidak diingini. Keadaan seperti ini paling mencolok ditemukan di negaranegara di Afrika, Asia, dan Amerika latin, yang tingkat ketersediaan fasilitas pelayanan jasa aborsinya sangat rendah. Program keluarga berencana di Afrika, Asia, dan Amerika latin secara berturut-turut hanya mampu mencakup 23%, 43%, dan 57% dari para pasangan yang tidak menginginkan anak tersebut (WHO). Frekuensi kehamilan yang tidak diingini yang tinggi itu dipastikan akan meningkatkan kebutuhan jasa pelayanan abortus. Menurut badan kesehatan dunia (WHO), di seluruh dunia, setiap tahun diperkirakan sekitar 40--60 juta ibu yang tidak menginginkan kehamilannya melakukan aborsi. Setiap tahun, sekitar 500.000 ibu mengalami kematian yang disebabkan oleh kehamilan dan persalinan. Sekitar 30--50% di antaranya meninggal akibat komplikasi abortus yang tidak aman. Yang lebih memprihatinkan lagi, sekitar 90% dari kematian tersebut terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia, yang jumlah dan penyebaan fasilitas pelayanan kesehatan profeDari uraian tersebut di atas, terbukti bahwa tingginya frekuensi kehamilan yang tidak diingini di negaranegara berkembang, akan meningkatkan kebutuhan jasa palayanan abortus. Sementara, larangan terhadap abortus akan membuat fasilitas pelayanan aborsi profesional yang berkualitas menjadi langka dan mahal. Akibatnya, pilihan akan

36

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

jatuh pada jasa pelayanan abortus yang tidak aman yang diberikan oleh tenaga yang tidak terampil dan tidak terlatih. Para ibu yang kebingungan itu akan nekad memilih pelayan aborsi yang tidak aman dan mengancam keselamatan ketimbang membesarkan janin yang mereka kandung. Mereka tidak menghiraukan risiko komplikasi, cacad, dan kematian yang mungkin ditimbulkan oleh pilihan yang keliru itu. Pelayanan abortus yang mereka pilih itu akan mengantarkan mereka pada risiko kematian 100 sampai 500 kali lebih besar. Di negara berkembang, masalah ini sangat penting karena menyangkut keselamatan dan kelangsungan hidup para ibu usia produktif yang menjadi pengayom utama keluarga.sionalnya masih relatif kecil dan tidak merata (Ericca, 1997).

37

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

7.
Materna

Patofisiologi pada abortus,jelaskan !


Penyebab yang bersifat lokal Penyebab dari segi Janin

Infeksi

Infeksi

1. virus, misalnya cacar, rubella, hepatitis. 2. Infeksi bakteri, misalnya streptokokus 3. Parasit, misalnya malaria.

1. Sifilis, biasanya menyebabkan abortus pada trimester kedua. 2. Tuberkulosis paru aktif. 3. Keracunan, misalnya keracunan tembaga, timah, air raksa, dll. 4. Penyakit kronis, misalnya : 1.hipertensi 2. nephritis 3. diabetes 4. anemia berat 5. penyakit jantung 6. toxemia gravidarum 5. Gangguan fisiologis, misalnya Syok, ketakutan, dll. 6. Trauma fisik.

1. Fibroid, inkompetensia serviks. 2. Radang pelvis kronis, endometrtis. 3. Retroversi kronis. 4. Hubungan seksual yang berlebihan sewaktu hamil, sehingga menyebabkan hiperemia dan aborsi

1. Kematian janin akibat kelainan bawaan. 2. Mola hidatidosa. 3. Penyakit plasenta dan desidua, misalnya inflamasi dan degenerasi.

perdarahan desiduabasalis terjadi

nerkrosis jaringan sekitar

hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus

uterus berkontraksi

Benda asing (janin) keluar 38

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

8.

Jelaskan, bagaimana Pathogenesis dari kasus abortus ?

Pada awal abortus terjadi pendarahan dalam desidua basalis, kemudian diikuti oleh nekrosis jaringan disekitarnya yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu vili korialis belum menembus desidua secara dalam, jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak pendarahan.Pada kehamilan lebih 14 minggu, janin dikeluarkan lebih dahulu dari pada plasenta. Pendarahan tidak banyak jika plasenta segera dilepas dengan lengkap.Peristiwa abortus ini menyerupai persalinan dalam bentuk miniatur. Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk. Ada kalanya kantong amnion kosong atau tampak kecil tanpa bentuk yang jelas, mungkin pula janin telah mati lama, mola kruenta, maserasi, fetus kompresus.

http://last3arthtree.files.wordpress.com/2009/02/aborsi.pdf

9.

Bagaimana Penanganan awal pada abortus ? Penanganan umum perdarahan pada: a. Lakukan penilaian secara cepat mengenaii keadaan umum pasien, termasuk tanda-tanda vital (nadi, tekanan darah, pernapasan, dan suhu).

39

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

b.

Periksa tanda-tanda syok (pucat, berkerringat banyak, pingsan, tekanan sistolik kurang 90 mmHg, nadi lebih 112 kali per menit).

c.

Jika dicurigai terjadi syok, segera mullai penanganan syok. Jika tidak terlihat tanda - tanda syok, tetap pikirkan kemungkinan tersebut saat penolong melakukan evaluasi mengenai kondisi wanita karena kondisinya dapat memburuk dengan cepat. Jika terjadi syok, sangat penting untuk memulfmai penanganan syok dengan segera.

d. e.

Jika pasien dalam keadaan syok, pikirkaan kemungkinan kehamilan ektopik terganggu. Pasang infus dengan jarum infus besar ((16 G atau lebih), berikan larutan garam fisiologik atau ringer laktat dengan tetesan cepat (500 cc dalam 2 jam pertama).

10. Diagnosa banding pada kasus abortus ini? 95% perdarahan eterus pada kehamilan muda disebabkan oleh abortus ,namun perlu diingat diagnosa banding dari perdarahan pervaginaman kahamilan muda yaitu: a. b. kehamilan ekstopik peradarahan servik akibat epetil servik yang mengalami eversi atau erosi c. d. e. polop endoservik mola hidatidosa (jarang )karsinoma servik

40

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

11. Bagaimana Progonosis pada abortus ? Kehamilan 1 3 bulan paling beresiko sering terjadi abortus

o/k plasenta belum terbentuk sehingga hasil konsepsi mudah terganggu oleh kegiatan-kegiatan fisik. Sehingga kehamilan < 3 bulan hamil tidak boleh capek & harus hati-hati, jangan sampai terjatuh & tidak boleh memakai hak tinggi.

12. Apa saja Komplikasi pada abortus ? Komplikasi yang berbahaya pada abortus adalah . a. Perdarahan Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya. b. Perforasi Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama

pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini, penderita pelu diamati dengan teliti. Jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparotomi, dan tergantung dari luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau perlu histerektomi. Perforasi uterus pada abortus yang dikerjakan oleh orang awam menimbulkan persolan gawat karena perlukaan uterus biasanya luas, mungkin pula terjadi perlukaan pada kandung kemih atau usus. c. Infeksi Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus, tetapi biasanya ditemukan pada abortus inkompletus dan lebih sering pada abortus buatan yang dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis dan antisepsis.

41

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

Apabila infeksi menyebar lebih jauh, terjadilah peritonitis umum atau sepsis, dengan kemungkinan diikuti oleh syok. d. Syok Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan infeksi berat (syok endoseptik). e. Gagal ginjal akut Gagal ginjal akut yang persisten pada kasus abortus biasanya berasal dari efek infeksi dan hipovolemik yang lebih dari satu. Bentuk syok bakterial yang sangat berat sering disertai dengan kerusakan ginjal intensif. Setiap kali terjadi infeksi klostridium yang disertai dengan komplikasi hemoglobenimia intensif, maka gagal ginjal pasti terjadi. Pada keadaan ini, harus sudah menyusun rencana untuk memulai dialysis yang efektif secara dini sebelum

gangguan metabolik menjadi berat (Cunningham, 2005). 13. Bagaimana penangan medis yang dilakukan ? Tindakan Operatif Penanganan Abortusabortion a. PengeIuaran Secara digital Hal ini sering kita laksanakan pada keguguran yang sedang berlangsung dan keguguran yang kadang-kadang berlangsung dan keguguran bersisa. Pembersihan secara digital hanya dapat dilakukan bila telah ada pembentukan serviks uteri yang dapat dilalui oleh satu janin longgar dan dm k a m uteri cukup luas, karena manipulasi ini akan menimbul kan rasa nyeri. b. Kuretose (kerokan) Adalah cara menimbulkan hasil konsepsi memakai alat kuretase (sendok kerokan) sebelum melakukan kuratase, penolong harus melakukan pemeriksaan dalam untuk

42

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

menentukan letak uterus, keadaan serviks dan besarnya uterus. c. Vacum kuretase Adalah cara mengeluarkan hasil konsepsi dengan alat vakum

14. Bagaimana penanganan keperawatan yang dilakukan ? Penanganan pada abortus tergantung jenis abortus yang dialami nya yaitu: Penanganan abortus imminens meliputi : a. Istirahat baring. Tidur berbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan, karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsang mekanik. b. Terapi hormon progesteron intramuskular atau dengan berbagai zat progestasional sintetik peroral atau secara intramuskular.Walaupun diketahui secara pasti. c. Pemeriksaan ultrasonografi untuk menentukan apaka}r janin masih hidup. Penanganan Abortus Insipiens meliputi : 1) Jika usia kehamilan kurang 16 minggu, lakukan evaluasi uterus dengan aspirasi vakum manual. Jika evaluasi tidak dapat, segera lakukan: a) Berikan ergomefiin 0,2 mg intramuskuler (dapat diulang setelah 15 menit bila perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulang sesudah 4 jam bila perlu). b) Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus. bukti efektivitasnya tidak

43

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

c)

Jika usia kehamilan lebih 16 minggu : (1) (2) Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi lalu evaluasi sisa-sisa hasil konsepsi. Jika perlu, lakukan infus 20 unit oksitosin dalam 500 ml cairan intravena (garam fisiologik atau larutan ringer laktat dengan kecepatan 40 tetes permenit untuk membantu ekspulsi hasil konsepsi.

2)

Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan. Penanganan abortus inkomplit : a) Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang 16 minggu, evaluasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg intramuskulera taum iso prostol4 00 mcg per oral.

3)

Jika perdarahanb anyak atau terus berlangsungd an usia kehamilan kurang 16 minggu, evaluasi hasil konsepsi dengan : a) Aspirasi vakum manual merupakan metode

evaluasi yang terpilih. Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi vakum manual tidak tersedia. b) Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera beri ergometrin 0,2 mg intramuskuler (diulang setelah 15 menit bila perlu) atau misoprostol 400 mcg peroral (dapat diulang setelah 4 jam bila perlu). 4) Jika kehamilan lebih dari 16 minggu: a) Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan intravena (garam fisiologik atau ringer

44

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

laktat) dengan k ecepatan 40 tetes permenit sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi b) Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg per vaginam setiap 4 jam sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mcg) c) Evaluasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus. 5) Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan. Penderita dengan abortus kompletus tidak memerlukan pengobatan khusus, hanya apabila penderita anemia perlu diberikan tablet sulfas ferrosus 600 mg perhari atau jika anemia berat maka perlu diberikan transfusi darah. Setelah diagnosis missed abortion dibuat, timbul pertanyaan apakah hasil konsepsi perlu segera dikeluarkan. dalam Tindakan darah pengeluaran mulai itu tergantung dari berbagai faktor, seperti apakah kadar fibrinogen sudatr turun. Hipofibrinogenemia dapat terjadi apabila janin yang mati lebih dari I bulan tidak dikeluarkan. Selain itu faktor mental penderita perlu diperhatikan karena tidak jarang wanita yang bersangkutan merasa gelisah, mengetahui ia mengandung janin yang telah mati, dan ingin supaya janin secepatnya dikeluarkan.

15. Terapi farmako dan non farmako pada abortus ? Terapi farmakologis : a. Mifepristone

45

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

Adalah

suatu

derifat

noretindrone,

mengikat

reseptor Progesteron dengan afinitas yang sama dengan Progesteron, namun tidak mengaktifkan reseptor tersebut dan bereaksi seperti anti Progestin. Selama kehamilan awal, mifepristone merubah desidua dan mengahasilkan separasi Tropoblas. Sehingga sekresi hCG kedalam sirkulasi maternal menurun, dan terjadi perdarahan. Reaksi desidua juga meningkatkan pelepasan PG invitro dan in vivo. Mifepristone tidak punya efek langsung pada tropoblas dan mifepristone melunakkan servik sehingga terjadi pengeluaran hasil konsepsi dari uterus. Aplikasi medis potensial lainnya dari mifepristone termasuk kontrasepsi emergensi , pematangan servik dan induksi persalinan dan terapi mioma uteri dengan gejala, endometriosis, Chusing syndrome, Ca. mamae, dan glaukoma. Namun penelitian lebih jauh dibutuhkan sebelum mifepristone dikaitkan untuk penggunaan klinis.

b.

Metotreksat

Metotreksat mengeblok dehidrofolat reduktase, suatu ensim yang terlibat dalam pembentukan Thimidin selama sintesa DNA. Metotreksat telah digunakan lebih dari 40 tahun untuk mengobati keganasan, artritis rematoid termasuk dan psoriasis. Lupus Penerapan medis lainnya sistemik, terapi Eritematosus

dermatomiositis, astma yang berat, penyakit Crohn, dan kehamilan ekstra uterin dan aborsi awal.

46

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

Cara kerja metotreksat adalah (bereaksi) terutama pada sitotropoblas dibanding pada perkembangan embrio. Hal ini menjelaskan keefektifan metoterksat pada terapi kehamilan ekstra uterin yang banyak tanpa embrio. Metotreksat menahan sinsitiolisasi sitotropoblas. Sehingga Metotreksat akan menghentikan proses implantasi daripada melemahkan implantasi site secara langsung. Sebaliknya anti progestin mifepristone tidak mempunyai efek langsung pada tropoblas. Level serum pada wanita hamil yang mendapat metotreksat (50 mg/m2 im) tidak sampai level toksik dan tidak dapat dideteksi setelah 48 jam pemberian. Dosis oral akan menghasilkan level serum hampir 15 % lebih rendah dibanding level serum setelah terapi parenteral, dan dosis oral melebihi 30 mg/m2 akan diserap sama dengan dosis yang melebihi 30 mg/m2. c. Misoprostol Adalah analog PGE1 yang relatif tidak terlalu mahal dalam bentuk tablet dan stabil pada suhu ruangan, disetujui oleh FDA sebagai obat oral. Misoprostol digunakan dalam klinik : 1) Untuk mencegah Ulkus Peptikum pada pasien yang mendapat terapi anti inflamasi jangka panjang. 2) 3) Sebagai regiman untuk aborsi dan Pematangan serviks untuk induksi persalinan.

Evaluasi farmakokinetik dari oral dan vaginal, misoprostol menunjukkan bahwa misoprostol per oral akan diserap

47

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

lebih cepat dan menghasilkan level serum dengan puncak yang lebih tinggi. d. Obat Lain Gemeprost adalah satu analog PG initial yang digunakan dengan mifepristone dalam regimen aborsi medis. Gemeprost seperti misoprostol adalah analog PGE1, namun hanya ada dalam bentuk vaginal supp. dan butuh pendingin. Kurang stabil pada suhu ruangan merupakan karekteristik penting bila dikaitkan dengan penggunaan di negara berkembang. Gemeprost masih digunakan di beberapa negara di dunia dengan

mifepristone untuk aborsi awal dan dalam regimen untuk aborsi trimester II. Tamoksifen digunakan dalam kombinasi dengan misoprostol pada beberapa penelitian untuk aborsi awal. Namun penelitian secara acak memperlihatkan tidak terdapat keuntungan dari penggunaan tamoksifen atas regimen metotreksat-misoprostol atau hanya misoprostol.

e.

Regimen Terapi 1) Regimen Mifepristone

Mifepristone dikombinasi dengan analog PG telah digunakan lebih dari 10 tahun di Perancis, Swedia, inggris, dan China. FDA telah menyetujui regimen oral termasuk

mifepristone 600 mg, dilanjutkan dengan misoprostol

48

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

400 mg dalam 24 jam kemudian per oral. Keefektifan regimen ini mendekati 96 % untuk kehamilan s/d usia kehamilan 49 hari. Angka abortus komplit lebih tinggi pada usia kehamilan awal, yaitu mendekati 96 98 % pada usia kehamilan 42 hari, 91 95 % pada usia kehamilan 43 s/d 49 hari, dan kurang dari 85 % bila usia kehamilan lebih dari 49 hari. Peneliti menunjukkan bila aborsi tidak terjadi dalam 3 4 jam setelah pemberian misoprostol maka pemberian dosis tambahan tidak memperbaiki keefektifan obat. Setelah pemberian PG analog, pasien tetap diawasi di klinik selama kurang lebih 4 jam, dengan tidak perlu pembatasan aktivitas. Bila setelah 4 jam tidak didapat pengeluaran hasil konsepsi, pasien diperiksa sebelum mereka meninggalkan klinik untuk menentukan apakah sudah terjadi aborsi. Evaluasi berikut dijadwalkan 10 15 hari berikutnya. Bila pasien memberi tahu telah terjadi aborsi, dilakukan pemeriksaan pelvis untuk memastikan tidak adanya komplikasi. Bila riwayat klinis dan pemeriksaan fisik belum menunjukkan adanya pengeluaran hasil

konsepsi dilakukan pemeriksaan USG. Bila aborsi komplit tidak terjadi dilakukan aspirasi dengan kuret hisap. Regimen alternatif telah di uji dan menunjukkan sama efektifnya. Regimen dengan dosis rendah mifepristone (200 mg) memiliki kesamaan dengan dosis mifepristone 600 mg. Pengunaan misoprostol 800 ug tranvaginal akan memperpendek waktu ekspulsi dan lebih sedikit efek samping. Bila

49

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

penggunaan misoprostol 800 ug secara tranvaginal , kehamilan yang tetap berlanjut hanya terjadi 0,2 0,3 % pada usia kehamilan kurang atau sama dengan 49 hari, angka yang lebih rendah dari 0,3 1,2 % dilaporkan pada penelitian dengan diikuti menggunakan 600 mg mifepristone dan memperlihatkan keamanan dan

dengan misoprostol oral. Meskipun penelitian di AS keefektifan pemberian sendiri (oleh pasien) misoprostol di rumah (baik oral maupun vaginal), namun label pack FDA bagi mifepristone mengarahkan pasien untuk kembali ke penyedia bagi misoprostol.

2)

Regimen Metotreksat Kombinasi usia kehamilan i.m metotreksat 49 hari. dan misoprostol banyak luas

digunakan untuk aborsi kehamilan sampai dengan Metotreksat diberikan dengan dosis berdasar

permukaan tubuh (50 mg/m2), dosis yang sama digunakan untuk kehamilan ektopik. Pemberian sendiri misoprostol (800 ug) secara vaginal 3 7 hari kemudian di rumah setelah pemberian tablet misoprostol dalam dosis yang sama per oral. Pemeriksaan berikutnya dilakukan minimal 24 jam setelah misoprostol dan umumnya diperiksa ulang 1 minggu setelah pemberian metotreksat. Pada kunjungan ini, USG tran vaginal dilakukan untuk konfirmasi keluarnya kantung kehamilan (GS).

50

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

Bila aborsi tidak terjadi, dosis misoprostol diulang. Kunjungan ulang berikutnya pada wanita yang mendapat dosis kedua misoprostol dilakukan dalam 4 minggu, kecuali bila aktivitas jantung embrio masih dapat dilihat dengan USG pada 1 minggu pemeriksaan. Pasien kontrol ulang dalam 1 minggu. Bila aktivitas jantung embrio masih ada dalam 2 minggu setelah terapi pertama atau bila pengeluaran belum terjadi dalam 4 minggu kontrol, dilakukan kuret hisap. Aborsi komplit akan terjadi kehamilan 50 92 96 % pada wanita yang mendapat regimen ini. Pada usia 56 hari keefektifan menurun sampai

82 %. Meskipun efektivitas keseluruhan sama dengan regimen standar mifepriston hampir 15 misoprostol, 20 % wanita yang mendapat regimen

(menggunakan ) metotreksat memerlukan waktu sampai 4 minggu setelah pemberian misoprostol sampai terjadinya aborsi. Regimen 50 mg metotreksat oral tampak sama efektifnya dengan 50 mg/m2 metotreksat i.m.

Penelitian yang membandingkan dosis metotreksat 25 mg dan 50 mg yang diikuti misoprostol pervagina menunjukkan bahwa regimen 25 mg sama efektifnya. Namun, hanya penelitian luas dengan 25 mg metotreksat per-oral yang digunakan sebagai regimen kompleks dengan misoprostol, juga menghasilkan angka efek samping yang besar. Penelitian prospektif acak menunjukkan bahwa pemberian misoprostol metotreksat, yang kemudian di ikuti tidak dibasahi per-vagina

51

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

menghasilkan pengeluaran/ekspulsi lebih cepat atau keefektifan menyeluruh yang lebih besar dibanding misoprostol kehamilan kering sampai pada wanita 49 dengan hari. usia dengan Mungkin

penggunaan misoprostol yang dibasahi memperbaiki keefektifan pada usia kehamilan 50 s/d 56 hari. 3) Hanya Misoprostol

Dua

penelitian

independen

melaporkan

bahwa 800 ug misoprostol tranvaginal, bila dibasahi dengan air atau larutan salin dapat menyebabkan angka abortus komplit melebihi 90 % pada usia kehamilan s/d 56 hari. Penelitian dengan misoprostol kering lewat vagina menunjukkan angka abortus komplit 50 67 %. Penelitian menunjukkan bahwa misoprostol saja adalah efektif untuk aborsi yang mencakup dosis kompleks regimen atau kebutuhan aplikasi klinisi terhadap misprostol. Sebagai tambahan, terapi ini menyebabkan angka yang lebih tinggi efek sampingnya secara bermakna (mual, muntah, diare, demam dan menggigil) dibanding penggunaan misoprostol setelah pre terapi baik dengan mifepristone atau metotreksat. http://health.groups.yahoo.com/group/paogijateng/message/5

Non farmakologis a. Tirah Baring. Karena dapat menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsang mekanik.

52

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

16. Bagaimana peran keluarga pada kasus ini ? a. b. c. d. Keluarga sebaiknya memberi dukungan moral agar si ibu sabar menghadapi masalah yang terjadi pada dirinya Anggota keluarga harus memberikan motivasi kepada ibu agar tidak cemas terhadap tindakan kuretase Memberikan dukungan psikologis pada ibu agar merasa tenang Memberikan rasa aman apabila keluarga mendampingi si ibu e. f. Mendampingi si ibu apabila si ibu merasa nyeri dan sakit akibat perdarahan Memberikan dukungan agar si ibu mengungkapkan respon koping. Pendekatan tenang oleh pemberi

perawatan menyampaikan kepercayaan dan control. g. h. Motivasi ibu untuk tetap tenang, tidak gelisah terhadap kondisinya. Anjurkan ibu untuk tetap berdoa http://kesmas-unsoed.blogspot.com/2010/09/kumpulan-judulskripsi-mahasiswa-kesmas.html

53

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

17. Bagaimana Asuhan keperawatan NIC dan NOC pada abortus? No 1 Diagnosa keperawatan Intoleransi aktivitas Tujuan /NOC b.d Tujuan
1.

Intervensi (NIC) NIC : 1. Terapi Aktivitas

kelemahan umum Mentoleransi aktivitas yang biasa dilakukan dan ditunjukkan dengan

2. Pengelolaan energi

daya tahan, penghematan energi dan Aktivitas keperawatan : aktifitas kehidupan sehari-hari.
2. 1. 2.

Menunjukkan penghematan energi ditandai dengan indicator : a. b. c. Menyadari keterbatasan energi. Menyeimbangkan aktifitas dan istirahat. Tingkat daya tahan adekuat

Monitoring vital sign klien Kaji respon emosi, sosial dan spiritual terhadap aktifitas.

3.

Tentukan keletihan. Pantau kardiorespiratori aktivitas.

penyebab respon terhadap

4.

untuk beraktifitas. Kriteria hasil

54

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

1. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR 2. Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri

5.

Pantau asupan nutrisi untuk memastikan sumber energi. keadekuatan

6.

Pantau pola istirahat pasien dan lamanya istirahat. Ajarkan kepada pasien dan keluarga tentang teknik perawatan diri yang akan meminimalkan oksigen. konsumsi

7.

8.

Ajarkan tentang pengaturan aktivitas manajemen dan waktu teknik untuk

mencegah kelelahan.
9.

Hindari

menjadwalkan

aktivitas perawatan selama periode istirahat.


10.

Bantu mengubah

pasien posisi

untuk tidur

55

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

secara berkala dan ambulasi yang dapat ditolerir.


11.

Rencanakan aktifitas dengan pasien / keluarga yang meningkatkan dan daya tahan. Bantu aktifitas. kemandirian untuk pilihan

12.

pasien

mengidentifikasi

13.

Rencanakan aktivitas pada periode pasien mempunyai energi paling banyak.

Risiko infeksi dengan factor Tujuan : resiko Faktor infeksi akan hilang dibuktikan keadaan status imun klien, yang yang konsesten

NIC : 1. Pemberian imunisasi/vaksinasi 2. pengendalian infeksi 3. perlindungan terhadap infeksi

pengetahuan penting:penegndalian infeksi,dan secara

56

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

menunjukkanperilaku diteksi resiko Kreteria evaluasi: 1. 2. 3. terbatas dari tanda atau gejala infeksi menunjukkan higiene pribadi yang adekuat mengedintifikasikan status gastrointestina,pernafasan, genitourinan,dan imun dalam batas norma 4. menggambarkan faktor yang menunjukkan penularan infeksi 3 Ansietas b.d ancaman atau Tujuan perubahan kesehatan pada status Menunjukkan kontrol ansietas Koping meningkat Kriteria hasil 1. Klien dan cemas mampu

Aktivitas keperawatan: 1) Monitoring TTV 2) pantau tanda/gejala infeksi 3) instruksikan untuk menjaga hegiene infeksi 4) jelaskan kepada klien/keluarga mengapa sakit dan meningkatkan resikoterhadap infeksi. NIC  Pengurangan cemas pengobatan pribadi untuk terhadap perlindungan

Aktivitas keperawatan : mengidentifikasi NIC gejala 1. Tenangkan klien 2. Berusaha memahami

mengungkapkan

57

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

2. Mengidentifikasi, mengungkapkan menunjukkan tehnik mengontol cemas 3. Vital sign dalam batas normal 4. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa aktivitas tubuh dan tingkat menunjukkan dan untuk

keadaan klien 3. Berikan diagnosa tindakan 4. Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat dan kecemasan. 5. Gunakan sentuhan 6. Temani pasien untuk pendekatan informasi tentang dan

prognosis

berkurangnya kecemasan

mendukung keamanan dan penurunan rasa takut 7. Sediakan aktifitas untuk

menurunkan ketegangan 8. Bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi yang menciptakan cemas 9. Dukung mekanisme penggunaan defensive

58

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

dengan cara yang teapt 10. Tentukan kemampuan klien untuk mengambil keputusan 11. Intruksikan kemampuan klien untuk menggunakan teknik relaksasi 12. Berikan pengobatan untuk menurunkan cemas dengan cara yang tepat, atau berikan obat penenang sesuai order 13. Jelaskan 14. Pahami pasien semua tentang yang prosedur stuasi sangat dan kondisi klien

membuat stress 15. Dampingi klien untuk memberikan rasa tenang dan menurunkan ketakutan 4 Nyeri b.d agen injuri biologis Tujuan : NIC

59

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

Klien

diminta

untuk

menunjukkan  Pemberian analgesik

tingkat nyeri yang dibuktikan dengan  Sedari sadar indikator berikut (sebutkan nilainya 1 -  Penatalaksanaan nyeri 5 : ekstrem, berat, sedang, ringan,  Bantuan atau tidak ada). analgesik yang dikendalikan oleh klien. Aktivitas keperawatan Kriteria evaluasi; 1. Monitor TTV klien. 3. Kaji skala atau tingkatan nyeri pada klien untuk sebagai pilihan pertama untuk mengumpulkan mengu-rangi dan pengkajian. dampak agama, dan budaya, ungkapan nyeri klien, yang kepercayaan 6. Dalam gunakan informasi

1. Menunjukkan teknik relaksasi secara 2. Kaji lokasi atau area nyeri individual. 2. Mempertahankan tingkat nyeri. menggunakan mencegah nyeri. 4. Menggunakan tindakan nyeri dengan analgesik tindakan

3. Mengenai faktor-faktor penyebab dan 4. Gunakan laporan dari klien sendiri

non 5. Kaji

analgesik secara tepat dengan tingkat usia dan per-kembangan klien.

terhadap nyeri dan respon klien. mengkaji kata-kata

60

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

konsisten.

61

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

18. Follow up dan discharge plenning ? Setelah abortus pasien perlu diperiksa penyebab abortus. Perlu diperhatikan involusi uterus dan kadar HCG 1-2 bulan kemudian. Pasien diharapkan tidak hamil dalam waktu 3 bulan. Perawata usai kuretase pada umumnya sama dengan operasi-operasi lain. Misal, ibu harus menjaga bekas operasinya dengan baik, tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat, tidak melakukan hubungan intim untuk jangka waktu tertentu sampai keluhannya benar-benar hilang, dan meminum obat secara teratur. Obat yang diberikan biasanya adalah antibiotik dan penghilang rasa sakit. Jika ternyata muncul keluhan, sakit yang terus berkepanjangan atau muncul perdarahan, segeralah

memeriksakan diri ke dokter. Mungkin perlu dilakukan tindakan kuret yang kedua karena bisa saja ada sisa jaringan yang tertinggal. Jika keluhan tak muncul, biasanya kuret berjalan dengan baik dan pasien tinggal menunggu kesembuhannya.

19. Apa saja Klasifikasi abortus? a. Abortus spontanea (abortus yang berlangsung tanpa tindakan) 1) Abortus imminens : Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks. 2) Abortus insipiens : Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.

62

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

3) Abortus inkompletus : Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. 4) Abortus kompletus : Semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan. b. Abortus provokatus (abortus yang sengaja dibuat) 1) Menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada umumnya dianggap bayi belum dapat hidup diluar kandungan apabila kehamilan belum mencapai umur 28 minggu, atau berat badanbayi belum 1000 gram, walaupun terdapat kasus bahwa bayi dibawah 1000 gram dapat terus hidup.

20. Bagaimana menghindari abortus ? Mengingat bahwa sebagian besar abortus spontan disebabkan oleh abnormalitas kromosom maka tidak ada langkah pencegahan kejadian ini. satu langkah penting pencegahan adalah meningkatkan kesehatan sebelum kehamilan sehingga memperbaiki lingkungan dimana hasil konsepsi akan tumbuh nantinya 1) Olahraga teratur 2) Konsumsi makanan sehat/jaga pola nutrisi 3) Mengatasi stress 4) Perbanyak minum air 5) Memperoleh berat badan yang ideal 6) Minum asam folat setiap hari contohnya minum susu dan pepaya 7) Dilarang merokok, minum minuman keras , caffeine 8) Aktivitas jangan terlalu berlebihan Segera setelah menyadari hamil, anda harus meraih kesehatan yang optimal.

63

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

agar bayi anda tumbuh dan berkembang dengan baik : a. b. c. d. e. f. g. Lindungi abdomen Jangan merokok (atau menjadi perokok pasif ) Jangan mengkonsumsi alkohol Jangan mengkonsumsi obat secara sembarangan Hindar caffein Hindari lingkungan yang berbahaya : radiasi, penyakit infeksi sinar X, lingkungan yang kotor Hindari olahraga kontak atau yang beresiko tinggi cedera.

http://pratamagriya.multiply.com/journal/item/21 21. Bagaimana keadaan uterus pada ibu ? Kondisi rahim pada ibu setelah mengalami keguguran yaitu sensitive, tidak boleh melakukan koitus, diet nutrisi harus dijaga untuk sementara jangan hamil dulu atau di istirahatkan dulu rahimnya karena kondisi rahim masih lemah, dan rajin konsultasi atau check up dengan dokter kandungan karena rahim masih harus di control pada dokter yang ahli kandungan. Kalau ingin melakukan koitus bersihkan darahnya dulu baru bisa melakukan hubungan suami-isteri.

22. Setelah

terjadi

abortus

apakah

ibu

tersebut

dapat

hamil,dan apakah ada jeda waktu hamil setelah abortus? Tentu saja ibu bisa hamil lagi apabila tidak ada masalah setelah abortus tersebut. Dan untuk hamil kembali hendaknya untuk mengistirahatkan rahim terlebih dahulu sebelum siap untuk hamil kembali, sekitar 3 sampai 6 bulan. Akan tetapi, jika ibu menginginkan segera terjadi konsepsi (pembuahan), setidaknya harus menunggu satu siklus menstruasi, yang

64

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

menandakan bahwa fungsi reproduksi ibu telah kembali normal. Penempelan hasil pembuahan (embrio) ke rahim akan terjadi jika memang kondisi rahim sudah membaik, sehingga terjadilah kehamilan. apabila belum terjadi, kemungkinan memang dinding rahim belum pulih dari tindakan kuretase

23. Bereapa rentang waktu untuk melakukan koitus setelah dilakukan kuretse ? 40 hari setelah masa nifas, wanita yang melakukan abortus dianjurkan untuk memeriksa rahim mereka dengan

pemeriksaan USG, jika sudah bersih maka wanita tersebut boleh melakukan koitus

24. Apa yang dilakukan ibu setelah dilakukan kuretase ? a. Harus Badrest 2-3 hari b. b.Aktifitas yang ringan-ringan saja jangan berat-berat c. c.Harus kontrol dokter setelah 1 minggu dikuret dan harus di usg untuk memaskitan apa kah rahim ibu betul-betul bersih d. d.Jangan langsung melakukan hubungan suami istri

dulu,apa bila melakukan hubungan suami istri setelah kuret bisa memicu pendarahan pada rahim ibu dan pastikan dula apakah rahim ibu bener-bener bersih. http://www.infobunda.com/pages/newforum/posts.php?topic=10 650

65

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

25. Pantangan apa yanmg diberikan,untuk makanan/diet dan tambahan ? Pantangan untuk ibu yang mengalami abortus: a. b. c. Jangan minum minuman yang mengandung alkohol dan bersoda Jangan makan makanan yang yang mengandung lemak Jangan makanan yang pedas

Makanan atau diet dan aktivitas, yaitu : Menurut Ali, ibu hamil yang vegetarian pada dasarnya tidak bermasalah, sepanjang pola makannya sudah bervariasi dan mencukupi kandungan berbagai sumber protein, seperti produk-produk kedelai, kacang-kacangan dan biji-bijian. Berarti ibu hamil tinggal menambah kebutuhan proteinnya selama hamil sebanyak 10-15 gram protein ketimbang konsumsi proteinnya sebelum hamil. Sajian bisa berupa 2 cangkir susu kedelai/90 gram tahu/30 gram tempe atau 1 cangkir buncis masak. Nah, untuk asupan kalsium yang sekitar 600-1.200 mg dapat diperoleh dari berbagai makanan kaya kalsium seperti bayam, hamil sayur-sayuran vegetarian dari hijau, atau sayur-sayuran dan beku. Sementara kebutuhan mineral, seperti seng, bisa didapat ibu kacang-kacangan biji-bijan.

Sedangkan sumber asam folat yang baik untuk perkembangan janin, tercukupi dari sayur-sayuran berwarna hijau tua, kacangkacangan, dan jeruk. Aktivitasnya yaitu jangan sering kecapean dan jangan

melakukan aktivitas yang berlebihan, sering olahraga yang teratur dan istirahat dengan tertur http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia majalah.com/msg03413.html

66

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

26. Perawatan mandiri perawtan post kuretase ? Perawata usai kuretase pada umumnya sama dengan operasioperasi lain. Misal, ibu harus menjaga bekas operasinya dengan baik, tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat, tidak melakukan hubungan intim untuk jangka waktu tertentu sampai keluhannya benar-benar hilang, dan meminum obat secara teratur. Obat yang diberikan biasanya adalah antibiotik dan penghilang rasa sakit. Jika ternyata muncul keluhan, sakit yang terus berkepanjangan atau muncul perdarahan, segeralah memeriksakan diri ke dokter. Mungkin perlu dilakukan tindakan kuret yang kedua karena bisa saja ada sisa jaringan yang tertinggal. Jika keluhan tak muncul, biasanya kuret berjalan dengan baik dan pasien tinggal menunggu kesembuhannya.

27. Bagaimana prosedur kuretase dan pemberian anastesi ? Prosedur kuretase pada dasarnya hampir sama dengan prosedur yang biasa dilakukan dokter untuk membantu persalinan. diharuskan Bedanya, puasa pada kuretase, 4-6 jam pasien lebih biasanya untuk selama dulu

mengosongkan perut, sehingga kuret bisa dilakukan dengan maksimal. Setelah siap, pasien diminta tidur telentang, dengan posisi kaki terbuka, seperti akan melahirkan. Kemudian, dokter akan melakukan pembiusan secara total. Setelah pasien tidak sadarkan diri, dokter akan melakukan desinfeksi di sekitar kemaluan dan menutup kemaluan hingga hanya lubang vagina saja yang terbuka. Setelah menjalani kuret, pasien kembali seperti biasa, namun yang harus diwaspadai terjadi perdarahan ringan akibat penjepitan mulut rahim. Untuk kondisi ini pasien harus memasang tampon, tapi setelah dua jam biasanya sudah kembali normal.

67

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

28. Persiapan pasien yang dianjurkan sebelum kuretase ? a. Persiapan Sebelum Kuretase 1). Puasa Saat akan menjalani kuretase, biasanya ibu harus mempersiapkan dirinya. Misal, berpuasa 4-6 jam sebelumnya. Tujuannya supaya perut dalam keadaan kosong sehingga kuret bisa dilakukan dengan maksimal. 2). Cek adanya Perdarahan Dokter akan melakukan cek darah untuk mengetahui apakah pasien mengalami gangguan perdarahan atau tidak. Jika ada indikasi gangguan perdarahan, kuret akan ditunda sampai masalah perdarahan teratasi. Namun tak menutup kemungkinan kuret segera dilakukan untuk kebaikan pasien. Biasanya akan dibentuk tim dokter sesuai dengan keahlian masing-masing, dokter kandungan, dokter bedah, dokter hematologi, yang saling berkoordinasi. Koordinasi ini akan dilakukan saat pelaksanaan kuret, pascakuret, dan sampai pasien sembuh. 3). Persiapan Psikologis Setiap ibu memiliki kuret. Ada pengalaman yang berbeda kuret dalam sangat menjalani bilang

menyakitkan sehingga ia kapok untuk mengalaminya lagi. Tetapi ada pula yang biasa-biasa saja. Sebenarnya, seperti halnya persalinan normal, sakit tidaknya kuret sangat individual. Sebab, segi psikis sangat berperan dalam menentukan hal ini. Bila ibu sudah ketakutan bahkan syok lebih dulu sebelum kuret, maka munculnya rasa sakit sangat mungkin terjadi. Sebab rasa takut akan menambah kuat rasa sakit. Bila ketakutannya begitu luar

68

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

biasa, maka obat bius yang diberikan bisa tidak mempan karena secara psikis rasa takutnya sudah bekerja lebih dahulu. Walhasil, dokter akan menambah dosisnya. Sebaliknya, bila saat akan dilakukan kuret ibu bisa tenang dan bisa mengatasi rasa takut, biasanya rasa sakit bisa teratasi dengan baik. Meskipun obat bius yang diberikan kecil sudah bisa bekerja dengan baik. Untuk itu sebaiknya sebelum menjalani kuret ibu harus mempersiapkan psikisnya dahulu supaya kuret dapat berjalan dengan baik. Persiapan psikis bisa dengan berusaha menenangkan diri untuk mengatasi rasa takut, pahami bahwa kuret adalah jalan yang terbaik untuk mengatasi masalah yang ada. Sangat baik bila ibu meminta bantuan kepada orang terdekat seperti suami, orangtua, sahabat, dan lainnya. Bila diperlukan, gunakan jasa psikolog apabila ibu tak yakin dapat mengatasi masalah ini sendirian. 4). Minta Penjelasan Dokter Hal lain yang perlu dilakukan adalah meminta penjelasan kepada dokter secara lengkap, mulai apa itu kuret, alasan kenapa harus dikuret, persiapan yang harus dilakukan, hingga masalah atau risiko yang mungkin timbul. Jangan takut memintanya karena dokter wajib menjelaskan segala sesuatu tentang kuret. Dengan penjelasan lengkap diharapkan dapat membuat ibu lebih memahami dan bisa lebih tenang dalam pelaksanaan kuret. b. Saat kuretase Sebelum dilakukan kuretase, biasanya pasien akan diberikan obat anestesi (dibius) secara total dengan jangka waktu

69

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

singkat, sekitar 2-3 jam. Setelah pasien terbius, barulah proses kuretase dilakukan. Ketika melakukan kuret, ada 2 pilihan alat bantu bagi dokter. Pertama, sendok kuret dan kanula/selang. Sendok kuret biasanya dipilih oleh dokter untuk mengeluarkan janin yang usianya lebih dari 8 minggu karena pembersihannya bisa lebih maksimal. Sedangkan sendok kanula lebih dipilih untuk mengeluarkan janin yang berusia di bawah 8 minggu, sisa plasenta, atau kasus endometrium. Alat kuretasebaik sendok maupun selangdimasukkan ke dalam rahim lewat vagina. Bila menggunakan sendok, dinding rahim akan dikerok dengan cara melingkar searah jarum jam sampai bersih. Langkah ini harus dilakukan dengan saksama supaya tak ada sisa jaringan yang tertinggal. Bila sudah berbunyi krok-krok (beradunya sendok kuret dengan otot rahim) menunjukkan kuret hampir selesai. Sedikit berbeda dengan selang, bukan dikerok melainkan disedot secara melingkar searah jarum jam. Umumnya kuret memakan waktu sekitar 10-15 menit. c. Perawatan Pascakuretase Perawata usai kuretase pada umumnya sama dengan operasi-operasi lain. Misal, ibu harus menjaga bekas operasinya dengan baik, tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat, tidak melakukan hubungan intim untuk jangka waktu tertentu sampai keluhannya benar-benar hilang, dan meminum obat secara teratur. Obat yang diberikan biasanya adalah antibiotik dan penghilang rasa sakit. Jika ternyata muncul atau keluhan, muncul sakit yang terus berkepanjangan perdarahan, segeralah

memeriksakan diri ke dokter. Mungkin perlu dilakukan

70

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

tindakan kuret yang kedua karena bisa saja ada sisa jaringan yang tertinggal. Jika keluhan tak muncul, biasanya kuret berjalan dengan baik dan pasien tinggal menunggu kesembuhannya. d. Pemeriksaan Sebelum Kuretase 1) USG 2) Mengukur Tensi dan HB 3) Memeriksa sistem pernafasan 4) Mengatasi perdarahan 5) Memastikan pasien dalam kondisi fit 6) Puasa 8-12 jam >> dilakukan pembiusan. e. Persiapan Alat sebelum Kuretase 1) Alat tenun terdiri dari : a) b) c) d) a) b) Baju operasi. Laken Duk kecil Sarung meja mayo Spekulum sonde. i.untuk mengukur kedalaman rahim ii.Untuk mengetahui lebarnya lubang vagina. c) d) e) f) g) h) Alat kuret Klem jaringan. Klem dinding rahim/uterus. Nierbeken Kasa steril Sarung tangan steril.

2). Alat instrumen untuk kuretase.

3). Alat tambahan. a) Mesin EKG

71

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

b) Mesin O2 dan N2O c) Infus set dan cairannya. d) Guedel e) Bethadin f) Larutan NaCl 0,9% 1000 cc g) Tempat sampah. 4). Pemeriksaan Sebelum Kuretase a) USG b) Mengukur Tensi dan HB c) Memeriksa sistem pernafasan d) Mengatasi perdarahan e) Memastikan pasien dalam kondisi fit Puasa 8-12 jam >> dilakukan pembiusan

29. Apakah pengaruh umum dalam abortus ? a. Umur Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi daripada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun. Ibu-ibu yang terlalu muda seringkali secara emosional dan fisik belum matang, selain pendidikan pada umumnya rendah, ibu yang masih muda masih tergantung pada orang lain. Keguguran sebagian dilakukan dengan sengaja untuk menghilangkan kehamilan remaja yang tidak dikehendaki. Keguguran sengaja yang dilakukan oleh tenaga nonprofessional dapat menimbulkan akibat samping yang serius seperti tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat menimbulkan

72

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

kemandulan. Abortus yang terjadi pada remaja terjadi karena mereka belum matur dan mereka belum memiliki sistem transfer plasenta seefisien wanita dewasa. Abortus dapat terjadi juga pada ibu yang tua meskipun mereka telah berpengalaman, tetapi kondisi badannya serta kesehatannya sudah mulai menurun sehingga dapat memengaruhi janin intra uterine. b. Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun dapat menimbulkan pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama dan perdarahan pada saat persalinan karena keadaan rahim belum pulih dengan baik. Ibu yang melahirkan anak dengan jarak yang sangat berdekatan (di bawah dua tahun) akan mengalami peningkatan risiko terhadap terjadinya

perdarahan pada trimester III, termasuk karena alasan plasenta previa, anemia dan ketuban pecah dini serta dapat melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. c. Paritas ibu Anak lebih dari 4 dapat menimbulkan lemah. gangguan Paritas 2-3 pertumbuhan janin dan perdarahan saat persalinan karena keadaan rahim biasanya sudah

merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal. Risiko pada paritas 1 dapat ditangani dengan asuhan obstetrik lebih baik, sedangkan risiko pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan keluarga berencana. Sebagian kehamilan pada paritas tinggi adalah tidak direncanakan.. d. Riwayat Kehamilan yang lalu

73

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

Menurut Malpas dan Eastman kemungkinan terjadinya abortus lagi pada seorang wanita ialah 73% dan 83,6%. Sedangkan, Warton dan Fraser dan Llewellyn - Jones memberi prognosis yang lebih baik, yaitu 25,9% dan 39% (Wiknjosastro, 2007). e. Pengaruh dari luar. Radiasi, virus, obat-obatan, dan sebagainya dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus. Pengaruh ini umumnya dinamakan pengaruh teratogen. Zat teratogen yang lain misalnya tembakau, alkohol, kafein, dan lainnya.

30. Apa yang terjadi pada ibu hamil yang normal dilakukan abortus dan kuretase? Jelaskan secara lengkap ! Adanya Gangguan seperti : Haid : Jika pengerokan yang dilakukan sampai menyentuh selaput otot rahim, dikhawatirkan akan mengganggu

kelancaran siklus haid. Infeksi : Jika jaringan tersisa di dalam rahim, muncul luka, cerukan, dikhawatirkan bisa memicu terjadinya infeksi. Sebab, kuman senang sekali dengan daerah-daerah yang basah oleh cairan seperti darah. Kanker : Sebenarnya kecil kemungkinan terjadi kanker, hanya sekitar 1%. Namun bila kuret tidak dilakukan dengan baik, ada sisa yang tertinggal kemudian tidak mendapatkan penanganan yang tepat, bisa saja memicu munculnya kanker. Disebut kanker trofoblast atau kanker yang disebabkan oleh sisa plasenta yang ada di dinding rahim.

74

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

Setelah menjalani kuret, ibu tetap bisa hamil dan memiliki anak lagi. Asal kondisi organ reproduksinya baik, ditambah dengan masa subur yang tidak bermasalah. Bila ada yang bilang usai kuret tak bisa hamil lagi itu keliru. Penyebab sulit hamil, mungkin ada masalah dengan organ reproduksi atau ada masalah kesuburan. Namun, seusai kuret ibu dianjurkan untuk mengistirahatkan rahimnya dahulu sampai benar-benar sehat dan siap hamil. Terutama bila kuret dilakukan pada saat kondisi kehamilan tua karena kondisi uterus sudah membesar sehingga perlu istirahat. Namun bila kuret dilakukan pada saat kehamilan masih muda (batasannya hingga 20 minggu) kehamilan bisa dilakukan lebih cepat jika ibu sudah merasa siap. Kuret perlu dilakukan supaya rahim bersih dari jaringan yang tidak semestinya berada bahkan tumbuh di dalamnya. Jika rahim tak dibersihkan, akan memunculkan gangguan seperti nyeri dan perdarahan. http://bibilung.wordpress.com/2007/12/08/serba-serbi-kuret/

75

LBM 3 Sistem Reproduksi Abortus

2.7 Jump 7 Referensi

http://bibilung.wordpress.com/2007/12/08/serba-serbi-kuret/ http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia majalah.com/msg03413.html http://kesmas-unsoed.blogspot.com/2010/09/kumpulan-judul-skripsimahasiswa-kesmas.html http://honey72.wordpress.com/2010/08/05/perubahan-ibu-hamilpada-trimester-pertama/ http://obginumj.blogspot.com/ http://bibilung.wordpress.com/2007/12/08/serba-serbi-kuret/ http://diyoyen.blog.friendster.com/2008/12/perdarahan-selamakehamilan/ http://www.twinadventures.com/tanda-bahaya-trimester-i.html http://contoh-askep.blogspot.com/search/label/Download http://pratamagriya.multiply.com/journal/item/21 http://www.twinadventures.com/tanda-bahaya-trimester-i.html http://bidandesa.com/ketidaknyamanan-kehamilan-trimester-ii.html http://lenteraimpian.wordpress.com/2008/03/16/ketidaknyamananyang-umum-pada-kehamilan-dan-cara-meringankannya/

76

You might also like