You are on page 1of 4

1

FAKTOR RESIKO ASFIKSIA DI RSUP NTB TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG Dalam pelayanan obstetri, selain Angka Kematian Ibu (AKI) terdapat Angka Kematian Bayi (AKB) yang dapat digunakan sebagai parameter keberhasilan pelayanan kesehatan. Berdasarkan survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007. AKB di Indonesia masih berada pada angka 34 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan dua per tiga dan kematian bayi tersebut berada pada masa neonatal, yaitu sebesar 20 per 1000 kelahiran hidup. Masa neonatal merupakan masa yang paling kritis bagi kelangsungan hidup anak. Faktor penyebab terjadinya kematian pada masa neonatal adalah lnfeksi, Asfiksia, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan trauma kelahiran.

Asfiksia merupakan penyebab kematian bayi kedua setelah BBLR yang tersering di Indonesia, di samping tetanus dan gizi buruk. Asfiksia ini terjadi akibat faktor predisposisi baik yang dari faktor ibu, faktor janin dan faktor plasenta dan tali pusat.

Adapun Kematian Bayi Baru Lahir di Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang di sebabkan oleh asfiksia cukup besar yaitu sebanyak 22,4 persen. Berdasarkan keadaan tersebut di atas peneliti ingin mengidentifikasi apakah ada faktor-faktor resiko terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir di ruang bersalin RSUP NTB, sehingga pada akhirnya nanti dapat diambil langkah-langkah untuk pencegahan. Oleh karena itu, Peneliti tertarik untuk mengangkat judul faktor-faktor resiko terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir diruang bersalin RSUP NTB.

1.2 RUMUSAN MASALAH Penelitian yang dilakukan ini untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang menjadi resiko terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir di ruang bersalin RSUP NTB?

1.3 TUJUAN PENELITIAN 1.3.1 TUJUAN UMUM Untuk mengetahui faktor-faktor resiko yang menyebabkan terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir di RSUP NTB. 1.3.2 TUJUAN KHUSUS 1.3.2.1. Untuk mengetahui faktor-faktor resiko pada ibu yang menyebabkan terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir di Ruang Bersalin (RSUP) NTB.

1.3.2.2 Untuk mengetahui faktor-faktor resiko pada bayi yang menyebabkan asfiksia bayi baru lahir di Ruang Bersalin RSUP NTB. 1.3.2.3 Faktor resiko yang paling dominan menyebabkan terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir di Ruang Bersalin RSUP NTB.

1.4 MANFAAT HASIL PENELITIAN 1.4.1 Bagi peneliti

Sebagai bahan untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang faktor resiko asfiksia. 1.4.2 Bagi pemberi pelayanan Sebagai bahan masukan dalam hal perencanaan dan penanggulangan faktor-faktor resiko terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir. 1.4.3 Bagi Penelitian Sebagai bahan informasi yang dapat menjadi acuan penelitian lebih lanjut agar mendapatkan pengetahuan khususnya yang berhubungan dengan faktor-faktor resiko terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir. 1.4.4 Bagi institusi yang terkait (RSUP NTB)

Merupakan masukan yang bermanfaat sehingga dapat menurunkan angka kejadian faktor-faktor resiko terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir, dan juga dapat mencari solusi atau alternative dalam mengantisipasi asfiksia sehingga manajemen asfiksia menjadi lebih baik. 1.4.5 Bagi institusi pendidikan

Sebagai bahan masukan bagi pendidikan untuk memperbanyak literaturliteratur yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

1.4.6 Hasil

Bagi Masyarakat penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai informasi

pengetahuan khususnya tentang kebidanan untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang kejadian asfiksia pada bayi baru lahir.

1.5 HIPOTESIS Untuk penelitian ini, Penulis telah merumuskan hipotesis yaitu: 1.5.1 Preeklampsia/eklampsi, partus lama, infeksi, persalinan sungsang merupakan resiko terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir. 1.5.2 Prematur, air ketuban bercampur mekonium merupakan resiko terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir 1.5.3 Tali pusat pendek, Lilitan tali pusat merupakan resiko terhadap terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir.

You might also like