You are on page 1of 3

A. Pengertian Keterbukaan Tidak semua manusia beruntung dalam perjalanan hidupnya.

Ada yang mangalami masalah belajar, masalah ekonomi , masalah keluarga dan masih banyak lagi. Hal tersebut akan menggangu hidup mereka. Ada individu yang mampu mengatasi masalah tersebut sendiri, dan ada juga yang tidak. Karena kalau sampai keputusan yang kita ambil salah, maka akibatnya bisa sangat fatal. Apabila kita mempunyai masalah hendaknya jangan dipendam sendiri. Janganlah malumalu untuk mengungkapkannya mungkin kepada saudara, orang tua, teman yang dapat dipercaya, atau kepada guru di sekolah. Jangan malu- malu untuk mengungkapkan permasalahan kita, karena mungkin mereka dapat mencarikan jalan keluar atas permasalahan yang mereka hadapi. Keterbukaan menurut Kamus Besar Bahasa Indoonesia terbitan Gitamedia Press, berasal dari kata buka yang berarti membuka, terbuka. Kemudian mendapat awalan ke-, -ter- dan akhiran an sehingga menjadi keterbukaan yang berarti hal terbuka. Keterbukaan yang dimasud adalah suatu sikap untuk mengemukakan sesuatu secara obyektif dengan cara yang tepat dan dalam situasi yang tepat pula. B. Manfaat Keterbukaan Keterbukaan sangat diperlukan dalam berbagai interaksi antar manusia yang berlangsung dalam berbagai aspek kehisupan dan dimanapun kita berada. Keterbukaan yang dilakukan secara tepat akan dapat menunjang suatu proses komunikasi yang efektif sehingga dapat mencapai tujuan bersama ataupun tujuan pribadi. Cara yang efektif misalkan, seorang murid mengalami kemunduran yang drastic di sekolah, lalu guru BK memanggilnya untuk dikonseling. Guru BK tersebut berusaha mencari tahu penyebab dari menunduran nilai pada murid tersebut, untuk mendapatkan hal tersebut, diperlukan adanya keterbukaan dari sang murid tersebut, sehingga guru BK akan mencoba membantu memecahkan masalahnya dan memberikan pendapat dan arahan yang tepat. Namun, bila anak murid tersebut malah tertutup, hal itu tak dapat dilaksanakan dan masalah belum dapat dipecahkan, inilah contoh pentingnya keterbukaan. Bagaimanapun, keterbukaan juga harus dilakukan secara selektif dan efektif, misalkan seorang murid bermasalah, guru yang mengetahui hal tersebut malah menyuruh murid tersebut menceritakan masalahnya di depan semua temannya sembari ia marahi, hal ini justru sangat tidak baik. Keterbukaan ini menimbulkan kerusakan, terutama bisa mengganggu mental/kejiwaan anak tersebut. Sebuah keterbukaan dikatakan efektif apabila keterbukaan itu dapat menghasilkan komunikasi yang efektif sehingga memberikan kepuasan kepada semua pihak yang terkait. Kemampuan untuk melakukan keterbukaan secara efektif menggambarkan kematangan kepribadian seseorang sehingga mampu menciptakan suasana yang penuh keharmonisan. Ia

mampu bersifat asertif yaitu sikap untuk menghargai hak asasi orang lain tanpa kehilangan hak asasinya sendiri.

C. Unsur-Undur Dalam Keterbukaan Efektifitas sebuah keterbukaan sangat ditentukan oleh beberapa unsure yang ada dalam keterbukaan tersebut. Unsur-unsur tersebut antara lain:

Partisipan : orang lain yang ikut berperan serta dalam kegiatan tersebut Isi pesan : apa yang disampaikan dalam kegiatan tersebut Tujuan : apa yang menjadi tujuan dari pelaksanaan kegiatan tersebut Cara atau metode : dengan cara atau metode yang bagaimana kegiatan tersebut dilakukan Situasi : mencakup tempat dan waktu, dimana dan kapan waktu yang tepat untuk melaksanakan kegiatan tersebut Umpan balik : isi dan caranya agar diberikan dengan tepat

D. Menumbuhkan Sikap Keterbukaan Ssangatlah penting sikap keterbukaan terebut di tumbuhkan dalam hati setiap individu sejak dini, kemudian dibina, dan dipupuk dengan sebaik-baiknya. Untuk menumbuhkan rasa keterbukaan, maka keluarga menjadi peran penting untuk menanam rasa itu sejak dini. Berikut ini adalah beberapa cara untuk menumbuhkan keterbukaan di dalam keluarga: 1. Orang tua harus mengajari anak-anaknya agar bersikap terbuka seperti mau mengungkapkan/mengutarakan keinginannya, keperluannya atau permasalahan yang sedang dihadapi 2. Orang tua harus merespon apa yang disampaikan oleh anak-anak, agar anak itu tidak enggan mengutarakan hatinya. 3. Orang tua harus memberikan teladan yang baik bagi anak-anaknya dlam hal keterbukaan. Anak- anak yang sudah terbiasa terbuka akan menjadi pribadi-pribadi yang memiliki sikap terbuka. Anak-anak yang memiliki sikap seperti inilah dimanapun ia berada, sikap seperti itu akan selalu dibawa karena sudah tertanam lekat di hati sanubarinya. Salah satu contohnya anak-anak yang memiliki rasa keterbukaan tidak akan malu-malu dalam menanyakan hal-hal yang tidak ia ketahui sampai betul-betul mengerti.

You might also like