You are on page 1of 3

ABSTRAK Corpus alienum pada mata adalah istilah untuk benda asing yang terdapat pada mata serta

merupakan salah satu penyebab cedera mata yang paling sering mengenai sclera, kornea, dan konjungtiva. Apabila suatu korpus alienum masuk ke dalam bola mata maka bisa terjadi reaksi infeksi serta dapat dimungkinkan timbul kerusakan bola mata. Oleh karena itu corpus alienum harus diambil secepatnya untuk menghindari reaksi inflamasi dan kerusakan lebih lanjut. Kata kunci : berulang, corpus alienum, pekerja las

ISI Seorang pasien, Tn. EA, laki-laki 38 tahun datang dengan keluhan rasa mengganjal di mata pada malam hari. Pasien bekerja sebagai tukang las. Ia pernah terluka serpihan gerinda lima hari sebelumnya di kornea mata kiri bagian sentral berukuran 1x1 mm berbentuk bulat, corpal sudah diambil dan mendapat pengobatan. Namun 5 hari kemudian pasien merasa ada yang mengganjal lagi di mata yang sama dengan lokasi kornea yang berbeda, yaitu di kornea bagian inferolateralis, berukuran 2x2 mm, amorf. Sejak malam terasa pegal, merah, perih, dan berair yang membuat pasien tidak sanggup membuka mata kirinya. Dari anamnesis menunjukkan bahwa setelah corpal pertama yang terletak di kornea sentral diambil dan mendapat pengobatan namun belum sembuh sempurna, pasien bekerja lagi. Pemeriksaan fisik pada mata kiri menunjukkan adanya pseudoptosis, konjunctiva dan sclera hiperemis, forniks hiperemis, kornea jernih dengan sikatrik di bagian sentral bekas corpal sebelumnya, terdapat corpus alienum di kornea bagian inferolateralis, dan uji placido (+) tidak rata, visus OD = 5/5, visus OS = 5/5 f1.

DIAGNOSIS Corpus alienum berulang pada kornea inferolateralis ocular sinister

TERAPI Terapi corpus alienum pada pasien ini adalah dengan amotio corpal, yaitu dengan penatalaksanaan sebagai berikut : pemberian anestesi lokal dengan pantocain drop 2%, pemasangan speculum mata, pengeluaran corpal dengan kapas lidi steril dan atau ujung jarum suntik nomor 25. Setelah corpal di ambil, forniks inferior mata kiri diberi salep antibiotik, kemudian diberi bebat mata. Tetes kloramfenikol yang telah diberikan sebelumnya tetap dilanjutkan.

DISKUSI Corpus alienum pada mata adalah istilah untuk benda asing yang terdapat pada mata serta merupakan salah satu penyebab cedera mata yang paling sering mengenai sclera, kornea, dan konjungtiva. Trauma mekanik berupa corpus alienum pada mata mempunyai prevalensi yang tinggi dan sering terjadi pada pria yang merupakan kelompok dengan resiko terpapar tinggi. Meskipun mata telah mendapat perlindungan dari rongga orbita, rima orbita, supercilia, tulang pipi dan hidung, lemak orbita, refleks mengedip, cilia, dan sekresi glandula lakrimalis, tetapi frekuensi kecelakaan masih tinggi. Kecelakaan akibat pekerjaan bertambah banyak dengan adanya penambahan kawasan industri. Trauma mekanik mata merupakan keadaan darurat mata, karena dapat terjadi bermacam-macam kerusakan yang bila tidak segera mendapat pertolongan dapat mengakibatkan penurunan fungsi mata atau berakhir dengan kebutaan. Kornea adalah bagian mata yang paling depan, yang tidak berwarna atau bening. Kornea mempunyai kekuatan dioptri yang sangat besar sekitar 43.00 D dan berfungsi untuk membiaskan sinar yang masuk ke mata, sehingga dengan sedikit perubahan kelengkungannya saja akan berdampak besar pula untuk mengubah fokus sinar yang akan masuk ke mata. Kornea merupakan jaringan transparan yang berbentuk setengah lingkaran dan sedikit lebih lebar pada arah transversal (12 mm) daripada arah vertikal dan mengisi bola mata di bagian depan. Kornea memiliki kemampuan refraksi yang sangat kuat, yang menyuplai 2/3 atau sekitar 70% pembiasan sinar dilakukan oleh kornea. Benda asing yang dapat masuk ke dalam mata dibagi dalam beberapa kelompok : a. Benda logam (metalik), seperti emas, perak, platina, timah hitam, besi tembaga. Terbagi menjadi benda logam magnet dan bukan magnet. b. Benda bukan logam (non metalik), seperti batu, kaca, bahan tumbuh-tumbuhan, bahan pakaian. c. Benda inert, yaitu benda yang terbuat dari bahan-bahan yang tidak menimbulkan reaksi jaringan mata, bila terjadi reaksi hanya ringan saja dan tidak mengganggu fungsi mata, seperti emas, platina batu, kaca, dan porselin. d. Benda reaktif, terdiri dari benda-benda yang dapat menimbulkan reaksi jaringan mata sehingga mengganggu fungsi mata, seperti timah hitam, seng, nikel, aluminium, tembaga, dan bulu ulat. Komplikasi corpus alienum pada kornea tergantung dari jumlah, ukuran, posisi, kedalaman, dan efek dari corpal itu sendiri. Jika corpal berukuran besar, terletak di bagian sentral dimana focus cahaya pada kornea dijatuhkan, maka dapat mempengaruhi visus pasien. Reaksi inflamasi juga bisa terjadi jika corpal yang mengenai kornea termasuk benda inert dan reaktif. Sikatrik maupun perdarahan juga bisa timbul bila corpal terletak begitu dalam. Bila ukuran corpus alienum tidak terlalu besar, dapat diambil dan reaksi sekunder seperti inflamasi ditangani secepatnya, serta tidak memberikan bekas luka (sikatrik) pada media refraksi mata yang berarti, prognosis bagi pasien adalah baik.

KESIMPULAN Penatalaksanaan dan terapi pasien sudah dilakukan dengan baik sesuai standar penatalaksanaan amotio corpal, sehingga prognosis pasien secara visam (visus), kesembuhan (sanam), dan jiwa (vitam) adalah baik, sedangkan secara kosmetik (kosmetikam) mengarah ke dubia ad bonam karena kemungkinan timbulnya sikatrik pada kornea.

REFERENSI Dinas kesehatan Propinsi Jawa Tengah. 2001. Buku Pedoman Kesehatan Mata, Telinga, dan Jiwa. Jawa Tengah Ilyas, S., 2004. Ilmu Penyakit Mata Edisi III, Cetakan I Fakultas Kedokteran UI. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Vaughan, Daniel G., Asbury, T., et al. 2000. Oftalmologi Umum Edisi 14. Jakarta: Widya Medika

PENULIS Ari Astuti, Program Profesi Pendidikan Dokter, Bagian Ilmu Penyakit Mata, RSUD Tidar, Kota Magelang, Jawa Tengah.

You might also like