You are on page 1of 7

PENDENGARAN DAN KESEIMBANGAN 1. TUJUAN Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat : 1.

Melakukan pemeriksaan fungsi pendengaran menurut cara : a. Rinne b. Webber c. Schwabach 2. Mengemukakan tujuan pemeriksaan tersebut di atas (no.1) 3. Menyimpulkan hasil pemeriksaan tersebut di atas (no.1)

2. ALAT YANG DIPERLUKAN Penala berfrekuensi 25 Kapas untuk menyumbat telinga

3. TEORI DASAR a. Tes Penala Dasar fisiologi pemeriksaan: Telinga dalam (koklea) terletak pada kavitas bertulang di dalam os temporalis (labyrinth tulang) getaran di seluruh tulang tengkorak dapat menyebabkan getaran pada cairan koklea Masking phenomenon adanya bunyi akan menurunkan kemampuan seseorang mendengar bunyi lain masa refrakter relatif dan absolut reseptor dan serat n.auditorik berkaitan dengan nada

Tes Rinne ialah tes untuk membandingkan hantaran melalui udara dan hantaran melalui tulang pada telinga yang diperiksa. Cara pemeriksaan: penala digetarkan, tangkainya diletakkan di prosesus mastoid, setelah tidak terdengar penala dipegang di depan telinga kira-kira 2,5 cm. bila masih terdengar disebut Rinne positif (+), bila tidak terdengar disebut Rinne negative (-). Interpretasi : Normal AC : BC = 2:1 Rinne (-) : intensitas AC Tes Weber ialah tes pendengaran untuk membandingkan hantaran tulang telinga kiri dengan telinga kanan. Cara pemeriksaan: penala digetarkan dan tangkai penala diletakkan di garis tengah kepala (di vertex, dahi, pangkal hidung, di tengah-tengah gigi seri atau di dagu). Interpretasi : Tak ada lateralisasi normal Lateralisasi ke telinga yang sakit telinga tsb tuli konduktif Lateralisasi ke telinga yang sehat telinga yang sakit tuli saraf

Tes Schwabach: membandingkan hantaran tulang orang yang diperiksa dengan pemeriksa yang pendengarannya normal. Cara pemeriksaan : Penala digetarkan Dasarnya diletakkan ada prosesus mastoideus op Bila sudah tidak didengar lagi, penala dipindahkan pada proc.mastoideus pemeriksa Bila masih terdengar kesan: pendengaran op memendek Bila pemeriksa juga tidak mendengar ulangi tes kembali. Penala digetarkan kembali dan diletakkan di proc.mastoideus pemeriksa terlebih dahulu, bila sudah tidak terdengar lagi pindahkan pada op Interpretasi : Normal apabila BC op = BC pemeriksa Bila BC op < pemeriksa Schwabach memendek telinga op yang diperiksa tuli saraf

Bila BC OP > pemeriksa Schwabach memanjang telinga op yang diperiksa tuli konduktif

Tes Bing (tes Oklusi) Cara pemeriksaan: tragus telinga yang diperiksa ditekan sampai menutup liang telinga, sehingga terdapat tuli konduktif kira-kira 30 dB. Penala digetarkan dan diletakkan pada pertengahan kepala (seperti pada tes Weber). Penilaian: bila terdapat lateralisasi ke telinga yang ditutup, berarti telinga tersebut normal. Bila bunyi pada telinga yang ditutup tidak bertambah keras, berarti telinga tersebut menderita tuli konduktif. Tes Stenger: digunakan pada pemeriksaan tuli anorganik (simulasi atau pura-pura tuli). Cara pemeriksaan: menggunakan prinsip masking. Misalnya pada seseorang yang berpura-pura tuli pada telinga kiri. Dua buah penala yang identic digetarkan dan masing-masing diletakkan di depan telinga kiri dan kanan, dengan cara tidak kelihatan oleh yang diperiksa. Penala pertama digetarkan dan diletakkan di depan telinga kanan (yang normal) sehingga jelas terdengar. Kemudian penala yang kedua digetarkan lebih keras dan diletakkan di depan telinga kiri (yang berpura-pura tuli). Apabila kedua telinga normal karena efek masking, hanya telinga kiri yang mendengar bunyi; jadi telinga kanan tidak akan mendengar bunyi. Tetapi bila telinga kiri tuli, telinga kanan tetap mendengar bunyi.

4. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

PEMERIKSAAN PENDENGARAN DENGAN PENALA A. Cara Rinne 1. Getarkan penala (frekuensi 256) dengan cara memukulkan salah satu ujung jarinya ke telapak tangan. Jangan sekali-kali memukulkannya pada benda yang keras 2. Tekankanlah ujung tangkai penala pada processus mastoideus salah satu telinga o.p. 3. Tanyakan pada o.p apakah ia mendengar bunyi penala mendengung di telinga yang diperiksa, bila demikian o.p harus segera memberi tanda bila dengungan bunyi itu menghilang.

P-17.1. dengan jenis hantaran apakah orang mendengar dengungan pada tindakan no.1? 4. Pada saat itu pemeriksa mengangkat penala dari processus mastoideus o.p dan kemudian ujung jari penala ditempatkan sedekat-dekatnya di depan liang telinga yang sedang diperiksa itu. P-17.2. dengan jenis hantaran apakah orang mendengar dengungan pada tindakan no.4? 5. Catatlah hasil pemeriksaan Rinne sebagai berikut : Positif : Bila o.p masih mendengar dengungan secara hantaran aerotimpanal Negatif : Bila o.p tidak lagi mendengar dengungan secara hantaran aerotimpanal

B. Cara Weber 1. Getarkanlah penala (frekuensi 256) dengan cara seperti no. A.1 2. Tekankanlah ujung tangkai penala pada dahi o.p digaris median 3. Tanyakan kepada o.p apakah ia mendengar dengungan bunyi penala sama kuat di kedua telinganya ataukah terjadi lateralisasi. P-17.3. Apa yang dimaksud dengan lateralisasi? 4. Bila pada o.p tidak terdapat lateralisasi, maka untuk menimbulkan lateralisasi secara buatan, tutuplah salah satu telinganya dengan kapas dan ulangilah pemeriksaannya. P-17.4. Terangkanlah mekanisme lateralisasi?

C. Cara Schwabach 1. Getarkan penala (frekuensi 256) dengan cara seperti no. A.1 2. Tekanlah ujung tangkai penala pada processus mastoideus salah satu telinga o.p 3. Suruh o.p mengacungkan tangannya pada saat degungan bunyi menghilang. 4. Pada saat itu dengan segera pemeriksa memindahkan penala dari processus mastoideus o.p ke processus mastoideusnya sendiri. Pada pemeriksaan ini telinga siperiksa dianggap normal. Bila dengungan penala setelah dinyatakan berhenti oleh o.p masih dapat didengaroleh si pemeriksa maka hasil pemeriksaan ialah SCHWABACH 5. Apabila dengungan penala setelah dinyatakan berhenti oleh o.p juga tidak dapat didengar oleh si pemeriksa maka hasil pemeriksaan mungkin SCHWABACH

NORMAL ATAU SCHWABACH MEMANJANG. Untuk memastikan hal ini dilakukan pemeriksaan sebagai berikut : 6. Penala digetarkan, ujung tangkai penala mula-mula ditekankan pada processus mastoideus sipemeriksa sampai tidak terdengar lagi kemudian ujung tangkai penala segera ditekankan ke processus mastoideus o.p bila dengungan (setelah dinyatakan berhenti oleh si pemeriksa) masih dapat didengar oleh o.p maka pemeriksaan ialah SCHWABACH MEMANJANG. Bila dengungan setelah dinyatakan berhenti oleh si pemeriksa juga tidak dapat didengar oleh o.p maka hasil pemeriksaan ialah SCHWABACH NORMAL. P-17.5. Apa tujuan pemeriksaan pendengaran dengan penala di klinik? Dan bagaimana interpretasi masing-masing pemeriksaan?

5. HASIL PENGAMATAN

OP 1: Fahmi

Frekuensi Garpu Tala 512 Hz 426 Hz 341 Hz 288 Hz kanan (+) (+) (+) (+)

Rinne kiri (+) (+) (+) (+)

Weber

Swabah

Tidak ada lateralisasi Tidak ada lateralisasi Tidak ada lateralisasi Tidak ada lateralisasi

Sama Sama Sama Sama

OP2: Agung Frekuensi Garpu Tala 512 Hz 426 Hz 341 Hz 288 Hz kanan (+) (+) (+) (+) Rinne kiri (+) (+) (+) (+) Lateralisasi ke kiri Lateralisasi ke kiri Lateralisasi ke kiri Lateralisasi ke kiri memendek memendek memendek memendek Weber Swabah

6. MENJAWAB PERTANYAAN P-17.1. dengan jenis hantaran apakah orang mendengar dengungan pada tindakan no.1? Jawaban: Dengan jenis hantaran tulang ( Bone concduction) P-17.2. dengan jenis hantaran apakah orang mendengar dengungan pada tindakan no.4? Jawaban: Dengan jenis hantaran udara ( Air concduction) P-17.3. Apa yang dimaksud dengan lateralisasi? Jawaban: Lateralisasi didefinisikan sebagai perkembangan dominansi antara bagian tubuhkanan dan kiri (mata, telinga, tangan dan tungkai) serta perkembangan dari pusat-pusat khusus dan fungsi dari hemisfer otak kanan dan kiri. P-17.4. Terangkanlah mekanisme lateralisasi? Jawaban: penala yang digetarkan, dan tangkainya diletakkan di dahi atau kepala akan mengalirkan getaran. Getaran melalui tulang akan dialirkan ke segala arah oleh tengkorak,
sehingga akan terdengar diseluruh bagian kepala

P-17.5. Apa tujuan pemeriksaan pendengaran dengan penala di klinik? Dan bagaimana interpretasi masing-masing pemeriksaan? Jawaban: tujuannya adalah untuk mengetahui apakah terdapat gangguan pendengaran (Tuli) pada pasien. Pada tes Rinne Interpretasi : Normal AC : BC = 2:1 Rinne (+) : intensita Rinne ( Pada tes Weber Interpretasi : Tak ada lateralisasi normal Lateralisasi ke telinga yang sakit telinga tsb tuli konduktif Lateralisasi ke telinga yang sehat telinga yang sakit tuli saraf

Pada Tes Schwabach Interpretasi : Normal apabila BC op = BC pemeriksa Bila BC op < pemeriksa Schwabach memendek telinga op yang diperiksa tuli saraf Bila BC OP > pemeriksa Schwabach memanjang telinga op yang diperiksa tuli konduktif

7. KESIMPULAN Dari data diatas dapat disimpulkan pendengaran OP 1 normal karena hasil pada pemeriksaan garpu tala dengan menggunakan cara Rinne didapatkan hasil positif, cara Weber didapatkan tidak ada lateralisasi dan cara swabah didapatkan tidak terdapat pemendekan maupun pemanjangan. Dari data diatas dapat disimpulkan pendengaran OP 2 diperkirakan mengalami gangguan tuli karena hasil pada pemeriksaan garpu tala dengan menggunakan cara Rinne didapatkan hasil positif, cara Weber didapatkan Lateralisasi ke kiri dan cara swabah didapatkan memendek. OP mengeluh sakit pada telinga kiri, jadi terdapat kemungkinanan OP mengalami tuli konduktif tetapi pada tuli konduktif pemeriksaan Swabah seharusnya memanjang. Sehingga dalam kasus ini harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut

You might also like