Professional Documents
Culture Documents
\
|
+ =
2
1
1
1
R R
h V
Persamaan di atas ditulis ulang dalam h, sehingga menjadi
2
2
2
1
1
1
V
R R
h
+ =
|
|
|
.
|
\
|
Apabila tahanan jenis keseluruhan adalah R, maka dari
hubungan h = RV
2
, diperoleh :
2
2
1
1
1
+ =
|
|
|
.
|
\
|
R R
R
Atau
2 1
1 1 1
R R R
+ =
Dengan cara yang sama, apabila beberapa airway dengan
tahanan jenis R
1
, R
2
, R
3
, ., dihubungkan secara paralel, dimana
tahanan jenis pada waktu hubungan airway tersebut dianggap sebagai
1 buah airway adalah R, maka,
....
1 1 1 1
3 2 1
+ + + =
R R R R
Dan, karena h = RV
2
= R
1
V
1
2
= R
2
V
2
2
= R
3
V
3
2
, maka
V
1
=
3
3
2
2
1
, ,
R
R
V V
R
R
V V
R
R
V = =
6) Equivalent Orifice
Misalkan pada sebuah papan tipis dibuat lubang, dimana jumlah
angin yang melalui lubang tersebut dibuat eqivalen dengan jumlah aliran
Ventilasi Tambang
Diktat Ventilasi Tambang Hal. 48 - 59
Program S-1 T.Pertambangan FT - UNPAR Copyright 2008
udara pada suatu pit. Sekarang, andaikan ukuran lubang dapat
diasumsikan sehingga perbedaan tekanan di depan dan belakang lubang
juga menjadi ekuivalen dengan tekanan ventilasi suatu pit, maka tahanan
ventilasi pit dapat dinyatakan dengan ukuran lubang tersebut. Ukuran
lubang yang diasumsi tersebut dinamakan equivalent orifice.
Di berbagai negara, hingga sekarang equivalent orifice ini digunakan
sebagai metode untuk menyatakan tahanan ventilasi secara sederhana.
Apabila jumlah angin dan tekanan ventilasi diketahui, equivalent
orifice dapat dihitung dengan rumus di bawah ini.
A = 0,38
h
Q
A = Equivalent orifice (m
2
)
h = Tekanan ventilasi (mm air)
Q = Jumlah angin (m
3
/detik)
Contoh soal:
Berapakah equivalent orifice pada pit dengan tekanan negatif 94 mm
dan jumlah angin 4.680 m
3
/menit (78 m
3
/detik)?
Jawaban : A = 0,38 05 , 3
94
78
38 , 0 = =
h
Q
Jadi, equivalent orifice pit ini menjadi 3,05 m
2
Memperbesar equivalent orifice, atau dengan kata lain memperkecil
tahanan ventilasi di dalam pit adalah sangat penting untuk memperbaiki
ventilasi. Berapapun besarnya jumlah angin teoritis suatu kipas angin,
kalau equivalent orificenya tidak sesuai, jumlah angin tidak akan
bertambah. Dengan makin dalam dan jauhnya lokasi penambangan pada
tambang batu bara, tahanan ventilasi juga semakin meningkat, sehingga
terjadi kekurangan angin ventilasi. Dengan demikian akan timbul
kebutuhan untuk memperbesar equivalent orifice melalui penggalian
ventilation shaft, pelebaran airway utama serta penambahan aliran cabang.
7) Daya Ventilasi
Seperti diuraikan di depan, untuk melakukan ventilasi harus
dibangkitkan tekanan ventilasi yang cukup untuk mengatasi tahanan
ventilasi. Daya teoritis yang diperlukan untuk mengatasi tahanan tersebut
dinamakan daya ventilasi (atau daya penggerak udara), yang dapat
dinyatakan dengan rumus berikut.
N =
75
hQ
N = daya penggerak udara (HP)
h = tekanan ventilasi (mm)
Q = jumlah angin ventilasi (m
3
/detik)
Kenyataannya, dengan mempertimbangkan efisiensi kipas angin
serta motor, dan perluasan pit dikemudian hari, daya yang diperlukan
untuk operasi kipas angin biasanya diambil 1,5 ~ 3 kali daya penggerak
udara menurut perhitungan diatas.
Contoh soal:
Ventilasi Tambang
Diktat Ventilasi Tambang Hal. 49 - 59
Program S-1 T.Pertambangan FT - UNPAR Copyright 2008
Berapa daya penggerak udara untuk melakukan ventilasi dengan
tekanan ventilasi 150 mm dan jumlah angin 150 m
3
/detik?
Jawaban N = HP 200
75
150 x 150
=
Dalam hal ini, walaupun digunakan kipas angin dengan efisiensi
terbaik, diperlukan daya 300 HP x 1,5 = 450 HP. Misalkan untuk
melewatkan jumlah udara tersebut, tekanan ventilasinya dapat dijadikan
100 mm dengan cara memperbesar terowongan, melakukan
penganggaan yang tepat atau memperpendek terowongan, maka daya
penggerak udara menjadi
N = HP 200
75
150 x 100
=
Sehingga daya kipas angin menjadi 200 HP x 1,5 = 300 HP
Jadi yang paling penting adalah memperkecil tahanan ventilasi
sebisanya, dimana kalau kita berpikir mengenai tahanan ventilasi,
walaupun kita sudah mengenal rumus umum Atkinson, namun secara
umum dapat dinyatakan dengan rumus berikut.
g
v
x h
2 Da
L
f.r.
2
=
h = tahanan ventilasi dinyatakan dalam tekanan negatif (mm air)
f = koefisien gesek terowongan
r = Berat jenis fluida (terutama udara)
L = Panjang terowongan (m)
Da = Luas penampang (m
2
)/panjang keliling penampang (m)
V = kecepatan aliran rata-rata (m/detik)
g = percepatan gravitasi
Dalam rumus di atas, r dan g dapat dianggap hampir konstan,
sehingga tindakan teknis untuk mengurangi tahanan ventilasi dapat
difokuskan pada 4 pokok yaitu:
- Mengecilkan f
- Memendekkan L
- Mengecilkan v
- Membesarkan nilai Da
Ke 4 hal tersebut semuanya masalah yang berhubungan dengan
konstruksi pit.
Dalam hal ini, f yang paling kecil adalah konstruksi terowongan dari
beton. Sedangkan untuk Da, terowongan berbentuk lingkaran adalah yang
paling ideal. Dalam artian itulah, maka vertical shaft berbentuk lingkaran
dapat dikatakan tipe ideal. Akan tetapi, menggunakan bentuk ini terhadap
terowongan yang umum adalah sulit secara ekonomi, sehingga banyak
digunakan terowongan tipe setengah lingkaran yang memakai penyangga
steel sets. Jadi, karena alasan konstruksi pit, seringkali yang menjadi
metode utama untuk mengurangi tahanan ventilasi adalah mengurangi L
(memendekkan airway) dan v (kecepatan ventilasi). Untuk mengurangi v
terhadap jumlah angin ventilasi yang konstan, cukup dengan memperbesar
penampang terowongan. Akan tetapi terowongan berpenampang besar ini
mempunyai masalah, yaitu memerlukan biaya yang besar untuk penggalian
dan perawatannya. Oleh karena itu, dilakukan perhitungan ekonomi
penampang terowongan, dengan mempertimbangkan biaya untuk daya
Ventilasi Tambang
Diktat Ventilasi Tambang Hal. 50 - 59
Program S-1 T.Pertambangan FT - UNPAR Copyright 2008
penggerak ventilasi, serta biaya penggalian dan perawatan. Akan tetapi,
karena pertimbangan, bahwa tahanan ventilasi sebanding dengan kuadrat
kecepatan ventilasi, serta peningkatan ventilasi yang diperlukan terhadap
perkembangan di masa depan, sudah barang tentu penampang airway
utama harus dibuat dengan kelonggaran yang cukup.
Metode yang paling efektif untuk menerobis kebuntuan ventilasi
akibat perluasan daerah penambangan, perpindahan daerah penambangan
ke tempat dalam dan peningkatan gas yang timbul adalah menggali
ventilation shaft (vertical shaft untuk ventilasi) dibagian yang sedalam
mungkin. Dengan melakukan itu, seringkali semua masalah yang
berhubungan dengan f, L, v dan Da dapat diselesaikan.
Salah satu metode konstruksi pit untuk mengurangi tahanan ventialasi
adalah intake dan return airway utama dibuat berpenampang besar,
kemudian memperbanyak ventilasi cabang. Dengan demikian, bukan saja
akan mengurangu tahanan ventilasi tetapi dapat menyuplai udara segar
dan temperatur rendah ke setiap blok, dan apabila ternyata terjadi bencana
seperti kebakaran pit, dapat mencegah perluasan daerah yang terkena.
Seperti telah dijelaskan di atas, tahanan ventilasi merupakan hal yang
sangat penting bagi jumlah udara ventilasi. Oleh karena itu, kita teruskan
permbahasan yang lebih rinci lagi.
Sekarang, andaikan ada terowongan berpenampang persegi panjang
dengan lebar b dan tinggi b/2, maka
u = 2b + b = 3b (1)
a = b x b/2 = b
2
/2 . (2)
Apabila (1) dan (2) disubstitusi ke dalam rumus umum Atkinson, maka
5
2
.
24
8 /
6
2
L.3b.Q
K
b
Q L
K
b
h = =
Seperti diuraikan di depan, koefisien gesek terowongan berlapis
beton adalah dari koefisien gesek terowongan dengan steel sets,
sehingga apabila jumlah angin ventilasi dan panjang terowongannya sama,
maka dapat dikatakan terowongan lapis beton dengan lebar 1 secara
ventilasi nilainya ekuivalen dengan terowongan steel sets dengan lebar
1,15.
8) Teori Kipas Angin
Kipas angin adalah mesin yang disekitar porosnya dipasangi sejumlah
sayap, dan dengan memutarnya memberikan gaya sentrifugal atau gaya
dorong kepada udara untuk membangkitkan angin. Teorinya sangat sulit,
dan dalam kesempatan ini akan diuraikan secara ringkas mengenai
tahanan kipas angin dan 3 kaidah kipas angin.
a) Tahanan Kipas Angin
Pada waktu kipas angin berputar dan udara melewati kipas,
timbul tahanan karena gesekan dengan sayap dan pelat luar, serta
tabrakan udara. Besar tahanan ini berbeda menurut tipe serta kapasitas
Ventilasi Tambang
Diktat Ventilasi Tambang Hal. 51 - 59
Program S-1 T.Pertambangan FT - UNPAR Copyright 2008
kipas angin, dimana kipas angin yang tahanannya kecil berarti kipas
angin yang efisien.
Tahanan kipas angin adalah tahanan yang sifatnya sama
dengan tahanan ventilasi di dalam pit. Sama seperti ketika melakukan
ventilasi di dalam pit, dimana tahanan pit tersebut dinyatakan dengan
lubang ekuivalen (equivalent orifice), maka tahanan kipas angin juga
dinyatakan dengan equivalent orifice, tetapi pada kipas angin disebut
sebagai lubang lewat kipas angin (passage orifice of fan), yang
dinyatakan oleh rumus berikut.
(equivalent orifice . Luas penampang lubang, dimana
tahanan pada waktu fluida mengalir diekuivalenkan
dengan tahanan pada waktu melewati lubang tipis. Di
tambang batu bara biasanya digunakan pada waktu
menunjukkan tahanan ventilasi di dalam pit).
0 = 0,38
o
h
Q
0 = passage orifice (m
2
)
Q = jumlah angin ventilasi (m
3
/detik)
h
o
= tahanan kipas angin (mm air)
Gabungan tahanan ventilasi pit h dan tahanan kipas angin h
o
menjadi tekanan negatif (vakum) yang ditimbulkan kipas angin untuk
melakukan ventilasi. Gabungan tahanan h + h
o
ini disebut tekanan
negatif (vakum) mula, sedangkan tekanan negatif di dalam pit saja (h)
disebut tekanan negatif efektif dan tekanan negatif di dalam kipas
angin (h
o
) disebut tekanan negatif tidak efektif.
b) 3 kaidah Kipas Angin
Diantara jumlah putaran, jumlah angin, perbedaan tekanan dan
daya kipas angin terdapat hubungan sebagai berikut. Hal ini dinamakan
3 kaidah kipas angin.
(1) Kaidah ke 1
Perbedaan tekanan efektif kipas angin berbanding lurus
dengan kuadrat jumlah putaran
Contoh soal:
Apabila kipas angin dengan putaran 200 rpm, tekanan 80 mm
air dan kapasitas angin 4.700 m
3
, putarannya dijadikan 300 rpm,
berapakah tekanannya?
Jawaban : 80 mm x mm 180
200
300
2
2
=
(2) Kaidah ke 2
Jumlah (kapasitas) angin pada kipas angin berbanding lurus
dengan jumlah putaran.
Contoh soal:
Berapakah jumlah angin kipas angin di atas
Jawaban : 4700 m
3
3
m 050 . 7
200
300
=
(3) Kaidah ke 3
Daya penggerak udara kipas angin berbanding lurus dengan
pangkat 3 jumlah putaran atau jumlah angin
Contoh soal:
Menjadi berapa kali daya penggerak kipas angin di atas?
Ventilasi Tambang
Diktat Ventilasi Tambang Hal. 52 - 59
Program S-1 T.Pertambangan FT - UNPAR Copyright 2008
Jawaban: kali 3,375 menjadi artinya , 375 , 3
000 . 000 . 8
000 . 000 . 27
200
300
3
3
= =
c) Kurva Karakteristik Kipas Angin
Untuk mengetahui sifat dan kemampuan kipas angin, hubungan
antara jumlah (kapasitas) ventilasi dan perbedaan tekanan efektif dicari
melalui pengukuran langsung, kemudian dinyatakan dalam grafik, yang
disebut sebagai kurva karakteristik kipas angin.
Untuk memperoleh kurva karakteristik, putaran kipas angin
dijaga konstan selanjutnya luas penampang jalan udara diubah-ubah
dan dicari jumlah angin, daya poros, tekanan angin dan efisiensi, untuk
setiap luas penampang. Hubungan tersebut digambarkan sebagai kurva
pada grafik, dengan mengambil jumlah angin sebagai sumbu datar,
serta efisiensi, tekanan angin dan daya poros sebagai sumbu tegak.
Gambar 24 di bawah ini adalah satu contoh kurva karakteristik
kipas angin.
Gambar 24.: Kurva Karakteristik Kipas Angin
Dari kurva karakteristik tersebut dapat diketahui, pada jumlah
angin berapa atau harus dibuat berap perbedaan tekanan efektifnya,
agar kipas angin tersebut bekerja pada efisiensi yang terbaik. Kurva
karakteristik ini sangat penting dalam manajemen kipas angin, dan
diperlukan sekali pada waktu pemilihan kipas angin, perubahan jumlah
putaran, operasi gabungan dan perencanaan pembagian aliran.
Penjelasan mengenai operasi gabungan kipas angin utama tidak
diberikan disini.
Pf = tekanan negatif q = efisiensi PS = daya kuda poros
9) Perhitungan Ventilasi
a) Apabila memungkinkan penggabungan tahanan jenis
Apabila seluruh tahanan jenis airway yang menyusun jaringan
terowongan dapat dinyatakan dalam satu kesatuan jaringan airway,
yaitu dengan menggabungkan secara seri dan paralel, maka
Ventilasi Tambang
Diktat Ventilasi Tambang Hal. 53 - 59
Program S-1 T.Pertambangan FT - UNPAR Copyright 2008
perhitungan jumlah angin menjadi mudah. Yakni dapat dihitung dari h =
RV
2
(catatan: telah dijelaskan di depan).
b) Apabila diberikan kurva karakteristik kipas angin
Tekanan ventilasi alami P
N
boleh diasumsikan tidak berubah
menurut jumlah ventilasi. Namun, tekanan yang dibangkitkan kipas
angin P
F
berubah besar tergantung jumlah angin yang dihasilkan,
sehingga tanpa mempertimbangkan hal ini, tidak dapat diperoleh jumlah
angin yang benar.
Untuk mencari jumlah angin dari kurva karakteristik kipas angin
yang diberikan, metode analisa grafik adalah cara yang mudah.
Gambar 25.: Penjelasan cara mencari jumlah
Angin apabila kurva karakteristik kipas angin diberikan.
Pertama-tama, tekanan ventilasi alami diasumsikan nol. Pada
gambar di atas, kurva karakteristik kipas angin adalah I. Pada sumbu
tegak grafik ini, diambil kerugian tekanan (h) dan pada grafik
digambarkan kurva II yang menunjukkan hubungan h = RV
2
.
Kurva ini adalah setengah bagian sebelah kanan dari garis
parabola dengan sumbu tegak sebagai sumbu simetris. Seluruh jumlah
angin yang diventilasikan sama dengan jumlah angin yang dihasilkan
oleh kipas angin, dan takanan yang hilang karena vetilasi sama dengan
tekanan yang dibangkitkan oleh kipas angin. Sehingga, absis dari titik
potong kurva I dan II merupakan seluruh jumlah angin, V
1
, dan ordinat
dari titik potong merupakan tekanan kipas angin, PR
F1
.
c) Rumus Dasar Perhitungan Ventilasi Yang Umum
Apabila jaringan airway di dalam pit tidak bisa disubstitusi oleh
satu airway yang nilainya setara, dengan memanfaatkan rumus umum
penggabungan seri dan paralel tahanan jenis, maka perhitungan jumlah
angin menjadi repot. Dalam hal ini dihitung dengan menggunakan
komputer dan berikut ini akan dijelaskan pola pikir dasar untuk
melakukan itu.
Ada 3 hubungan yang menjadi dasar perhitungan jumlah angin
pada setiap airway di dalam jaringan sirkuit ventilasi yang diberikan,
yaitu:
(1) Kerugian tekanan terhadap airway manapun dapat dinyatakan oleh
rumus berikut.
H = RV
2
(1)
Ventilasi Tambang
Diktat Ventilasi Tambang Hal. 54 - 59
Program S-1 T.Pertambangan FT - UNPAR Copyright 2008
Pertama-tama arah aliran udara pada setiap airway
diasumsikan sembarang. Apabila udara ternyata mengalir ke arah
tersebut, V diberi tanda positif, dan apabila udara mengalir ke arah
yang berlawanan, V diberi tanda negatif, maka rumus di atas dapat
ditulis kembali sebagai berikut:
H = RV V (2)
(2) Untuk titik hubung (pertemuan) airway manapun, seluruh jumlah
aliran udara yang mengalir menuju titik hubung sama dengan
seluruh jumlah aliran udara yang mengalir menjauhi titik tersebut.
Artinya, disini berlaku persyaratan kontinuitas. Andaikan jumlah
aliran udara yang menuju dan meninggalkan satu titik hubung
adalah V
1
, V
2
, V
3
, .., dimana jumlah aliran udara yang menuju titik
hubung diberi tanda negatif, maka persyaratan kontiunitas dapat
dinyatakan dengan rumus berikut.
V
1
+ V
2
+ V
3
+ = 0 .. (3)
(3) Untuk sirkuit manapun, jumlah matematis kerugian tekanan yang
terjadi di airway yang menyusunnya, sama dengan jumlah tekanan
yang dibangkitkan kipas angin yang berada di sirkuit tersebut dan
ventilasi alami.
5. Ventilasi Lokal
Tujuan utama ventilasi adalah mengamankan pit dengan mengirimkan
udara yang cukup ke lokasi kerja untuk menyingkirkan gas.
Diantara ventilasi permuka kerja, ada yang melakukan ventilasi dengan
membawa masuk intake air secara langsung, seperti ventilasi permuka kerja
penambangan, dan ada yang mengirimkan angin yang dibangkitkan oleh kipas
angin lokal, air jet dan lain-lain, dengan menggunakan saluran udara (air duct)
seperti pada ventilasi permuka kerja penggalian maju.
Ventilasi lokal termasuk ke dalam kelompok kedua, yang mana
melakukan ventilasi menggunakan kipas angin lokal, air jet dan lain-lain. Disini
akan diuraikan pokok-pokok umum mengenai ventilasi lokal dan ventilasi
permuka kerja penambangan batu bara.
a. Pokok Perhatian Terhadap Ventilasi Permuka Kerja
1) Ventilasi permuka kerja penambangan yang mempunyai kemiringan,
harus dilakukan dengan mengalirkan udara dari bagian bawah ke bagian
atas. (Mengenai hal ini, peraturan keselamatan tambang batu bara
Jepang menetapkan, bahwa di lokasi kerja penambangan batu bara
sistem lorong panjang pad atambang batu bara kelas A, tidak
diperbolehkan melakukan ventilasi mengarah ke bawah. Kecuali ada
alasan khusus seperti lapisan batu baranya landai, dan mendapatkan izin
dari kepala bagian pengawasan keselamatan tambang).
Ventilasi Tambang
Diktat Ventilasi Tambang Hal. 55 - 59
Program S-1 T.Pertambangan FT - UNPAR Copyright 2008
2) Intake dan return airway permuka kerja penambangan dapat mengalami
penyempitan dengan majunya permuka kerja, sehingga terowongan
tersebut senantiasa harus dijaga pada ukuran yang telah ditentukan.
3) Pada permuka kerja sistem mundur, ada kemungkinan gas pakat di gob
mengalir masuk ke bagian dangkal (up-dip) permuka kerja. Oleh karena
itu, ventilasi bagian dangkal terutama perlu hati-hati, dan gas pekat
diencerkan dengan air jet atau kipas angin lokal, atau dihantar ke tempat
yang aman di dalam return airway dengan saluran udara.
4) Batuan ambruk dari atap (caving) dan batu kayu (petorified wood) yang
ada di permuka kerja dapat meningkatkan tahanan ventilasi permuka
kerja secara drastis, sehingga harus disingkirkan secepatnya.
b. Jenis Metode Ventilasi Lokal
Sama seperti ventilasi utama, ada sistem tiup dan sistem sedot, namun
untuk penggalian maju pada prinsipnya harus menggunakan sistem tiup.
Untuk menyingkirkan gas yang timbul di permuka kerja penggalian maju,
secepatnya harus mengencerkan gas tersebut sampai ke taraf yang tidak
bahaya. Gas dan udara secara alamiah dapat bercampur karena efek difusi
gas, sehingga kalau kedua gas diaduk dengan ventilasi tiup, segera
bercampur dan menjadi encer. Tetapi, pada ventilasi sedot tidak terjadi
pengadukan, sehingga gas diujung permuka kerja tidak mudah disingkirkan.
Namun pada sistem tiup, exhaust air yang terdifusi keluar ke bagian
depan melalui seluruh terowongan, sehingga pada penggalian maju batuan
terjadi banyak suspensi serbuk batuan yang membuat buruk keadaan
lingkungan. Oleh karena itu, pada penggalian maju batuan yang sama sekali
tidak timbul gas, penggunaan sistem sedot membuat udara terowongan lebih
bersih dan sehat (perhatikan gambar).
Gambar 26. Ventilasi Permuka Kerja Penggalian Maju
Dilihat dari segi fasilitas peralatan, ventilasi lokal dapat dibagi menjadi
ventilasi brattice, air jet, saluran udara dan metode kipas angin lokal.
1) Ventilasi Brattice
Ini adalah metode ventilasi pada sebuah terowongan penggalian
maju dengan merentangkan papan kayu dan vinil, dimana satu sisi
dijadikan intake dan sisi lainnua sebagai exhaust. Di Jepang, pada
zaman penambangan batu bara sistem ruang dan pilar, ventilasi
permuka kerja terutama dilakukan dengan ventilasi brattice. Namun
karena banyak kebocoran angin dan boros bahan papan kayu, serta
Ventilasi Tambang
Diktat Ventilasi Tambang Hal. 56 - 59
Program S-1 T.Pertambangan FT - UNPAR Copyright 2008
memakan tenaga dan waktu, maka saat ini tidak digunakan lagi.
(Perhatikan Gambar).
Gambar 27.: Ventilasi Brattice
2) Air jet
Ini adalah metode yang melakukan ventilasi melalui gaya yang
dihasilkan melalui penyemprotan udara kompresi dari nozel yang
dipasang di dalam saluran udara. Karena daya ventilasinya lemah, tidak
bisa digunakan untuk ventilasi jarak jauh, tetapi digunakan secara lokal
pada penyingkiran gas di lokasi terjadi ambrukan (caving). Namun,
karena bisa menimbulkan listrik statik, penanganan terhadapnya harus
dilakukan dengan baik. (Perhatikan gambar berikut)
Gambar 28.: Air Jet
3) Ventilasi Saluran Udara
Ini adalah metode yang melakukan ventilasi dengan
memanfaatkan perbedaan tekanan udara di dalam pit, dengan
menggunakan saluran udara.
Pada waktu membuka pintu angin yang menghubungkan intake
airway dan return airway di dalam pit, yang dialiri udara ventilasi yang
cukup banyak harus dilakukan dengan tenaga yang lumayan besar,
karena adanya perbedaan tekanan di kedua terowongan. Seandainya
pintu angin dilubangi dan kepadanya dipasangi saluran udara, maka
akan mengalir udara di dalam saluran udara. Ventilasi saluran udara
adalah ventilasi yang memanfaatkan fenomena ini untuk melakukan
Ventilasi Tambang
Diktat Ventilasi Tambang Hal. 57 - 59
Program S-1 T.Pertambangan FT - UNPAR Copyright 2008
ventilasi permuka kerja. Ventilasi saluran udara juga terdiri dari sistem
tiup dan sistem sedot (perhatikan gambar pada halaman berikut). Pada
sistem tiup, ventilasi dilakukan dengan memperpanjang saluran udara
dari sisi intake air, sedangkan pada sistem sedot ventilasi dilakukan
dengan menghubungkan saluran udara ke sisi return air. Untuk
penggalian maju lebih cocok digunakan sistem tiup.
Ventilasi saluran udara mempunyai keunggulan sebagai berikut:
- Karena memanfaatkan tekanan ventilasi pada ventilasi utama,
selama ventilasi utama tidak berhenti, ventilasi saluran udara juga
tidak berhenti.
- Tidak menggunakan listrik dan udara kompresi seperti pada kipas
angin lokal. Terutama karena tidak ada peralatan listrik,
keamanannya terjamin.
Gambar 29.: Ventilasi Sistem Tiup Dan Sedot
- Pada kipas angin lokal atau jet, ada resiko terjadi resirkulasi udara
tergantung posisi pemasangan atau jumlah angin. Sedangkan pada
ventilasi saluran udara sama sekali tidak ada resirkulasi udara
(mengenai resirkulasi udara akan diuraikan di belakang).
- Pada kipas angin lokal timbul bunyi bising selama operasi, sehingga
ada resiko terjadi kecelakaan lori batu bara atau hal lain. Sedangkan
ventilasi saluran udara sama sekali tidak menimbulkan bunyi bising.
- Apabila diperlukan jumlah angin ventilasi yang cukup banyak, maka
dengan menggunakan beberapa buah saluran udara atau saluran
udara berdiameter besar, dapat dilakukan ventilasi dalam jumlah
besar.
Sementara kelemahan ventilasi saluran udara adalah sebagai berikut:
- Apabila di dalam satu aliran cabang dilakukan ventilasi saluran
udara lebih dari dua secara seri, tahanan ventilasi akan meningkat,
sehingga jumlah udara ventilasi berkurang. Pada prinsipnya,
ventilasi saluran udara harus dilakukan secara paralel.
- Di daerah terujung ventilasi utama, perbedaan tekanan ventilasi
antara intake air dan exhaust air semakin kecil, sehingga di daerah
ujung yang gas timbulnya paling banyak, pada umumnya akan
kekurangan jumlah udara kalau menggunakan ventilasi saluran
udara.
Ventilasi Tambang
Diktat Ventilasi Tambang Hal. 58 - 59
Program S-1 T.Pertambangan FT - UNPAR Copyright 2008
- Apablia intake airway dan return airway terpisah jauh, ventilasi
menjadi sulit karena saluran udara menjadi panjang.
- Pada waktu membuka pintu angin diantara intake airway dan return
airway tempat saluran udara terpasang, ventilasi saluran udara akan
terhenti.
c. Metode Ventilasi Dengan Kipas Angin Lokal
Ini adalah metode ventilasi lokal yang melakukan ventilasi dengan
menyambung dan memperpanjang kipas angin lokal dan saluran udara. Saat
ini, untuk ventilasi lokal yang dilakukan di Jepang, metode ini menjadi cara
paling utama.
Pada metode kipas angin lokal juga terdapat sistem tiup dan sistem
sedot (perhatikan gambar 30).
Gambar 30.: Metode Ventilasi Kipas Angin Lokal
Pada sistem sedot, debu yang timbul di permuka kerja dapat disedot ke
dalam saluran udara tanpa menyapu dulu terowongan di tengahnya,
sehingga dari segi lingkungan kerja lebih unggul daripada sistem tiup.
Namun, sistem sedot mempunyai kelemahan sebagai berikut:
- Lingkup gerak aliran udara diujung saluran udara kecil, sehingga gas
yang timbul di permuka kerja sulit disingkirkan.
- Karena perlu memperpanjang saluran udara sampai ke dekat permuka
kerja, menjadi gangguan kerja di permuka kerja, serta saluran udara
mudah mengalami kerusakan akibat peledakan atau hal lain.
- Saluran udara dari vinil sulit digunakan karena bisa mengempis.
- Apabila konsentrasi gas dapat terbakar yang disingkirkan tinggi,
penggunaan kipas angin aksial menjadi berbahaya.
Karena kelemahan-kelemahan itu, hampir semua metode ventilasi kipas
angin menggunakan sistem tiup.
Di Jepang, sebagai kipas angin lokal, dahulu banyak digunakan mulai
dari yang kecil dengan daya 1 HP sampai tipe turbo atau tipe propeller
dengan daya 5, 10, 20 HP. Namun akhir-akhir ini, kipas angin lokal tipe besar
yang dapat mengantisipasi penggalian maju yang jaraknya lumayan panjang
juga sudah digunakan.
Ventilasi Tambang
Diktat Ventilasi Tambang Hal. 59 - 59
Program S-1 T.Pertambangan FT - UNPAR Copyright 2008
Tenaga penggeraknya ada yang menggunakan tenaga listrik dan
tenaga pneumatik (udara kompresi). Sistem penggerak listrik mempunyai
efisiensi yang lebih baik, kebisingan juga rendah dan biaya tenaga
penggerak juga murah dibanding sistem pneumatik. Namun karena memakai
tenaga listrik, dahulu ditempat yang banyak gas, cenderung menghindari
penggunaannya. Tetapi, karena ada peningkatan manajemen terhadap gas
dan peralatan keamanan, saat ini hampir semuanya menggunakan sistem
penggerak listrik.
Kondisi dimana udara yang sudah digunakan sekali (exhaust air)
bercampur masuk ke mulut ventilasi lokal dan aliran udara yang sama
berulang-ulang dialirkan, disebut resirkulasi udara. Apabila keadaan ini
berlanjut terus, gas tidak tersingkir dengan baik, makin lama konsentrasi gas
meningkat dan terjadi keadaan yang bahaya, sehingga harus diusahakan
agar tidak terjadi resirkulasi udara.
Oleh karena itu, dalam penempatan kipas angin lokal harus
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Apabila letak kipas angin lokal tidak baik (perhatikan gambar berikut)
Apabila letak kipas angin lokal dekat ke return airway, dapat
menjadi penyebab resirkulasi udara. Terutama pada waktu
mengoperasikan kembali kipas angin lokal yang sempat terhenti karena
suatu sebab, gas dapat mengalir balik ke posisi kipas angin lokal dan
menjadi penyebab timbulnya kecelakaan. Pada waktu meletakkan kipas
angin, dipilih tempat yang kondisi atap dan dindingnya baik serta tidak
ada tetesan air, dan mengambil tempat di sisi intake air dengan jarak
yang cukup dari mulut return airway, agar tidak terjadi resirkulasi udara.
Gambar 31.: Kondisi Kipas Angin
2) Apabila kekurangan angin induk
Walaupun letak kipas angin sudah baik, kalau jumlah angin induk
(intake air) yang melewati posisi peletakan kipas angin lebih sedikit dari
pada jumlah angin yang dibangkitkan oleh kipas angin, akan terjadi
resirkulasi udara. Selain itu, adakalanya resirkulasi udara dapat terjadi
karena kekurangan angin induk yang disebabkan oleh ambruknya airway
atau pembukaan pintu angin.
Ventilasi Tambang
Diktat Ventilasi Tambang Hal. 60 - 59
Program S-1 T.Pertambangan FT - UNPAR Copyright 2008
Mengenai hal ini, peraturan keselamatan tambang batu bara Jepang
menetapkan sebagai berikut:
- Kipas angin lokal harus ditempatkan pada posisi dimana exhaust air
tidak tertarik masuk ke intake air, dan jumlah udara ventilasi yang
melalui posisi tersebut dibuat melebihi kapasitas kipas angin yang
dimaksud, agar tidak terjadi resirkulasi udara.
6. Pengukuran
Di tambang batu bara perlu dilakukan berbagai macam pengukuran untuk
memeriksa apakah disetiap tempat di dalam pit telah dilakukan ventilasi udara
yang cukup, dengan maksud mendapatkan kesalahan ventilasi, atau untuk
mendapatkan bahan yang diperlukan untuk perencanaan ventilasi atau perbakan
ventilasi. Hal yang harus diukur antara lain adalah temperatur udara,
kelembaban, tekanan udara, kecepatan angin, jumlah angin, penurunan
tekanan, tekanan kipas angin, kadar gas, jumlah debu dan derajat kata. Disini
akan dijelaskan mengenai pengukuran tekanan udara, kecepatan angin, jumlah
angin, penurunan tekanan dan tekanan kipas angin yang secara langsung
diperlukan untuk perencanaan ventilasi atau perbaikan ventilasi.
a. Kecepatan angin
1) Anemometer
Untuk mengukur kecepatan angin di dalam pit bawah tanah
biasanya menggunakan anemometer. Ini adalah kincir angin yang
sangat ringan dan gesekannya kecil, dimana baling-balingnya terbuat
dari pelat aluminium dan membentuk sudut 42-44
o
terhadap arah poros.
Untuk mengukur kecepatan angin, alat ini diletakkan di dalam aliran
udara untuk memutar baling-baling, dimana kecepatan angin atau jarak
tempuh aliran udara per satuan waktu dapat diperoleh dari jumlah
putaran dalam waktu tertentu. Daerah kemampuan ukurnya adalah 0,5-
10 m/s.
2) Tabung pitot
Pada tabung pitot terdapat lubang ukur tekanan total di depan dan
lubang ukur tekanan statis di samping. Perbedaan kedua tekanan
tersebut, yakni tekanan dinamis, diukur dengan manometer tabung U,
kemudian kecepatan angin diperoleh dari persamaan di bawah.
AP = w
2
/2g
AP = tekanan dinamis w = kecepatan angin
= berat jenis udara g = percepatan gravitasi
3) Pengukuran kecepatan angin rendah
Kecepatan angin di bawah 1 m/s sulit diukur. Untuk itu ada
anemometer kawat panas yang memanfaatkan pelepasan panas dari
kawat halus dan anemometer termistor yang memanfaatkan koefisien
temperatur tahanan semi konduktor.
Untuk mengukur kecepatan angin rendah secara sederhana,
maka pada dua titik berjaral 5-10 m di dalam lorong angin diberi tanda
Ventilasi Tambang
Diktat Ventilasi Tambang Hal. 61 - 59
Program S-1 T.Pertambangan FT - UNPAR Copyright 2008
titik start dan titik pengukuran. Kemudian dengan stopwatch dilakukan
pengukuran waktu yang diperlukan oleh asap untuk melewati dua tanda
tersebut, hingga diperoleh kecepatan angin. Karena asap akan
menyebar selama mengalir, maka bagian tengah dari asap menyebar
yang diukur.
b. Jumlah angin
Jumlah angin adalah perkalian kecepatan angin rata-rata dan luas
penampang. Pada umumnya, kecepatan angin terbesar terjadi di sekitar
pusat penampang terowongan. Oleh karena itu, apabila mengukur
kecepatan angin dengan anemometer, maka anemometer digerakkan
sepanjang penampang dengan kecepatan konstan untuk mengukur
kecepatan angin rata-rata. Kemudian nilai tersebut dikalikan dengan luas
penampang terowongan yang diukur untuk menghitung jumlah angin.
c. Perbedaan tekanan
Apabila tabung gelas ditekuk membentuk huruf U dan ke dalamnya
dimasukkan air atau cairan lain hanya setengah bagiannya, kemudian dua
buah tekanan yang hendak diukur masing-masing dihubungkan ke kedua
ujung tabung gelas dengan pipa, maka perbedaan tekanan dapat diukur
sebagai perbedaan ketinggian cairan. Apabila mau mengukur perbedaan
tekanan yang kecil, cukup dengan memiringkan tabung U. Dengan
memiringkannya sebesar 0
o
, sensitivitas akan meningkat 1/sin 0 kali.
d. Tekanan udara
1) Barometer air raksa
Mengetahui tekanan udara melalui pengukuran tinggi kolom air
raksa yang terangkat oleh tekanan udara. 1 atmosfir adalah 760 mm Hg.
Alat ini cocok untuk pengukuran di tempat tetap (diam), tetapi tidak cocok
digunakan dengan membawanya di dalam pit bawah tanah.
2) Barometer aneloide
Wadah yang bagian dalamnya kedap dibuat dengan
menempelkan 2 lembar logam tipis berbentuk lingkaran bergelombang.
Dengan adanya perubahan tekanan, wadah tersebut mengembang dan
mengempis, dimana deformasi yang kecil tersebut diperbesar secara
mekanis untuk ditunjukkan dengan jarum. Kurang memuaskan dari segi
ketelitian, tetapi cocok untuk dibawa.
3) Altimeter untuk pesawat terbang
Telah dilaporkan penggunaan alat ini untuk pit bawah tanah.
Cukup dapat mencapai tujuan.
e. Penurunan Tekanan
1) Melakukan pengukuran penurunan tekanan yang terjadi karena
mengalirnya udara di dalam lorong angin adalah hal yang sangat penting.
Apabila pada 2 titik pengukuran di dalam lorong angin diletakkan tabung
tekanan statis Pitot dan di tengah-tengahnya diletakkan tabung U,
kemudian dihubungkan dengan pipa (misalnya pipa karet), maka
perbedaan tekanan yang tampak pada tabung U adalah penurunan
tekanan. Apabila 2 titik yang hendak diukur penurunan tekanannya
berjarak jauh, selang jarak tersebut dibagi menjadi beberapa bagian,
kemudian penurunan tekanannya diukur dan nilai penjumlahan untuk
Ventilasi Tambang
Diktat Ventilasi Tambang Hal. 62 - 59
Program S-1 T.Pertambangan FT - UNPAR Copyright 2008
selang 2 titik tersebut boleh dianggap sebagai penurunan tekanan. Pada
waktu melakukan pengukuran mulai dari mulut pit udara masuk kemudian
mengelilingi pit dan sampai ke mulut pit udara buang, maka nilai
penjumlahan penurunan tekanan selama itu setara dengan jumlah
tekanan kipas angin dan tekanan ventilasi alami (perhatikan gambar di
bawah).
2) Melakukan pengukuran nilai mutlak tekanan udara dengan menggunakan
barometer aneloide, kemudian dari perbedaan tekanan tersebut
menghitung penurunan tekanannya.
Gambar 32.: Metode Pengukuran Tekanan Ventilasi
Antar 2 titik di dalam Terowongan