You are on page 1of 2

Rizki M H Indrawan 260110100060

IODIMETRI

Cara titrasi redoks yang menggunakan larutan iodium sebagai pentiter disebut iodimetri. Iodimetri adalah merupakan analisis titrimetri yang secara langsung digunakan untuk menggunakan larutan iodin atau dengan penambahan larutan baku berlebihan. Iodium hanya sedikit larut dalam air (0,00134 mol per liter pada 25 0C), tetapi agak larutdalam larutan yang mengandung ion iodida. Larutan iodium standar dapat dibuat dengan menimbang langsung iodium murni dan pengenceran dalam botol volumetrik. Iodium, dimurnikan dengan sublimasi dan ditambahkan pada suatu larutan KI pekat, yang ditimbangdengan teliti sebelum dan sesudah penembahan iodium. Akan tetapi biasanya larutandistandarisasikan terhadap suatu standar primer, As2O3 yang paling biasa digunakan. (Underwood, 1986). Dalam kebanyakan titrasi langsung dengan iod (iodimetri), digunakan suatu larutan iod dalam kalium iodida, dan karena itu spesi reaktifnya adalh ion tri-iodida, I3-.Untuk tepatnya, semuapersamaan yang melibatkan reaksi-reaksi iod seharusnya ditulis dengan I3- dan bukan dengan I2, misalnya: I3 - + 2S2O3 2- = 3I- + S4O62akan lebih akurat daripada: I2 + 2S2O3 2- = 2I- + S4O62(Bassett, J. dkk., 1994).Zat reduktor atau natrium tiosulfat dengan menggunakan larutan iodin atau dengan penambahan larutan baku berlebihan. Kelebihan iodine dititrasi kembali dengan larutan tiosulfat. Reduktor + I2 2INa2S2 O3 + I2 NaI +Na2S4 O6 Untuk senyawa yang mempunyai potensial reduksi yang rendah dapat direksikan secara sempurna dalam suasana asam. Adapun indikator yang digunakan dalam metode ini adalah indikator kanji. Diantara sekian banyak contoh teknis atau cara dalam analisis kuantitatif terdapat dua cara melakukan analisis dengan menggunakan senyawa pereduksi Iodium yaitu secara langsung dan tidak langsung. Cara langsung disebut iodimetri (menggunakan larutan iodium untuk mengoksidasi reduktor-reduktor yang dapat dioksidassi secara kuantitatif pada titik ekivalennya), namun cara iodimetri ini jarang dilakukan mengingat Iodium itu sendiri merupakan oksidator yang lemah.

Rizki M H Indrawan 260110100060

Sedangkan cara tidak langsung disebut Iodometri(oksodator yang dianalisis kemudian direaksikan dengan ion Iodida berlebih dalam keadaan yang sesuai yang selanjutnya Iodium (I2) dibebaskan seacara kuantitatif dan dititrasi dengan Natrium Tiosulfat (Na2S2O3) standart) dan indicator yang digunakan adalah amilum. Iodium merupakan oksidator lemah,sebaliknya ion Iodida merupakan suatu pereduksi yang cukup kuat. Dalam proses analitik, Iodium digunakan sebagai pereaksi oksidasi (iodimetri), dan ion Iodida digunakan sebagai pereaksi reduksi (Iodometri). Relative beberapa zat merupakan pereaksi reduksi yang cukup kuat untuk dititrasi secara langsung dengan Iodium. Maka jumlah penentuan Iodometrik adalah sedikit, akan tetapi banyak pereaksi oksidasi cukup kuatuntuk bereaksi sempurna dengan ion Iodida, dan ada banyak penggunaan proses iodometrik. Suatu kelebihan ion Iodida ditambahkan ke suatu pereaksioksidasi yang ditentukan, dengan pembebasan Iodium, yang kemudian ditirasi dengan larutan Natrium Tiosulfat. Metode titrasi Iodometri secara langsung (Iodimetri) mengacu pada titrasi dengan suatu larutan Iod standar. Metode titrasi Iodometri tak langsung (Iodometri) adalah berkenaan dengan titrasi dari iod yang dibebaskan dalam reaksi kimia. Larutan standar yang digunakan dalam kebanyakan proses Iodometri adalah Natrium Tiosulfat. Garam ini biasanya berbentuk sebagai pentahidrat (Na2S2O3.5H2O). laurtan tidak boleh distandarisasi dengan penimbang secara langsung tetapi harus distandarisasi dengan larutan standar primer. Larutan Natrium Tiosulfat tidak stabil dalam waktu yang lama. Dalam praktikum kali ini larutan standar primer yang diguanakan adalah larutan Kalium Bikromat (K2Cr2O7).v

You might also like