Professional Documents
Culture Documents
a. Untuk metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat. Bergantung kepada kebutuhan tubuh, ketiganya dapat saling dibentuk. b. Untuk tempat penyimpanan berbagai zat seperti mineral (Cu, Fe) serta vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A,D,E, dan K), glikogen dan berbagai racun yang tidak dapat dikeluarkan dari tubuh (contohnya : pestisida DDT). c. Untuk detoksifikasi dimana hati melakukan inaktivasi hormon dan detoksifikasi toksin dan obat. d. Untuk fagositosis mikroorganisme, eritrosit, dan leukosit yang sudah tua atau rusak. e. Untuk sekresi, dimana hati memproduksi empedu yang berperan dalam emulsifikasi dan absorbsi lemak
LIEN (LIMFE)
Limpa adalah kelenjar tanpa saluran (ductless) yang berhubungan erat dengan sistem sirkulasi dan berfungsi menghancurkan sel darah merah tua Limpa termasuk salah satu organ sistem limfoid. Sistem limfoid berfungsi untuk melindungi tubuh dari kerusakan akibat zat asing. Sel-sel pada sistem ini dikenal dengan sel imunokompeten yaitu sel yang mampu membedakan sel tubuh dengan zat asing dan menyelenggarakan inaktivasi atau perusakan benda-benda asing
1. Mengakumulasi limfosit dan makrofaga, degradasi eritrosit, 2. Tempat cadangan darah, 3. Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan penyebaran organism itu dari tempat masuknya ke dalam jaringan, ke bagian lain tubuh. 4. Sebagai organ pertahanan terhadap infeksi partikel asing yang masuk ke dalam darah.
Fungsi
c. Pengeluran kolesterol dari tubuh. - Kandung empedu: Fungsinya : -untuk menyimpan cairan empedu yang secara terus menerus disekresi oleh sel-sel hati. Di antara waktu makan, sfingter oddi menutup dan cairan empedu mengalir ke dalam kandung empedu. Selain itu berfungsi mengkonsentrasi cairannya dengan mereabsorbsi air dan elektrolit.
Fase Pencernaan
1. Fase sefalik terjadi ketika kita berfikir, melihat atau mencium makanan dan hal ini menstimulasi pelepasan getah lambung dan pergerakan lambung. 2. Fase gastrik terjadi ketika makanan ada didalam lambung dan keberadaan makanan ini merangsang pelepasan getah dan gerakan lambung. 3. Fase intestinal terjadi ketika makanan memasuki duodenum dan sekresi.
Pencernaan Makanan
Pencernaan makanan lebih lanjut tejadi pada usus halus dengan kerja getah pankreas ,empedu (mengemulsikan lemak) ,dan getah usus.
Getah pankreas dan usus disekresi secara refleks melalui sensasi terhadap makanan dan juga melalui suatu hormon yang disebut sekretin, yang dihasilkan oleh lapisan usus ,seperti gastrin disekresi oleh dinding lambung. Empedu tidak mengandung enzim, tetapi kaya dengan garam alkalin, yang berfungsi mengemulsi.
Di dalam usus halus terdapat kelenjar yang menghasilkan getah usus, getah usus mengandung air, garam, dan enzim. Enzim-enzim dalam getah usus antara lain : - Enteroksinase mengubah tripsinogen, yang disekresi oleh pankraes, menjadi pepsin aktif bekerja pada pepton dan mengubahnya menjadi asam amino. mengubah maltosa menjadi gula sederhana, seperti glukosa. mengubah gula tebu (sukrosa) menjadi gula sederhana. mengubah laktosa menjadi gula sederhana. melengkapi pengubahan lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
- Peptidase
- Maltase
- Sukrase
- Laktase
- Lipase
Lanjutan
Getah-getah ini dicampur dengan makanan oleh peristalsis, kerja muskular usus halus. Kontraksi mula-mula terjadi pada satu tempat dan kemudian di tempat lain dan diikuti oleh relaksasi, yang memungkinkan efek meremas atau menggiling dan membawa lapisan mukosa ke dalam kontak erat dengan isi usus tersebut.
Absorpsi
Sumber Makanan Protein Hasil akhir cerna Asam amino Organ absorpsi Dari epitelium vili masuk ke pembuluh darah dan aliran darah Dari epitelium vili masuk ke lakteal atau kapiler limfatik dan aliran limfe Dari epitelium vili dan dinding pembuluh darah masuk kedalam aliran darah
Lemak
Hidrat arang
Defekasi
terjadinya refleks gastrokolik mengakibatkan adanya aktivitas kontraksi rektum dan otot sfingter yang berhubungan Rektum biasanya kosong, namun ketika feses dipaksakan ke dalamnya oleh dorongan otot kolon, hal ini melebarkan dinding rektum dengan menginisiasi refleks defekasi. Pada batang otak terdapat pusat defekasi di mana dengan dimediasi oleh refleks parasimpatis menimbulkan kontraksi dinding kolon sigmoid, rektum dan relaksasi anal spingter. Feses didorong ke saluran anal, signalnya disampaikan ke otak dimana timbul pengiriman sinyal disadari ke otot spingter anal untuk membuka atau menutup saat feses keluar. Bila defekasi terlambat maka refleks ini berhenti beberapa saat dan mulai kembali sehingga menimbulkan dorongan defekasi yang lama-kelamaan tidak dapat dihindari lagi.