You are on page 1of 4

Abses Periodontal Abses periodontal adalah daerah inflamasi yang terlokalisir oleh pus di bawah dinding gingival pada

poket periodontal. Abses periodontal disebut juga dengan abses lateral atau abses parietal. Abses periodontal merupakan infeksi yang terletak pada daerah attached gingiva yang dapat menyebabkan destruksi ligamen periodontal dan tulang alveolar. Abses periodontal berhubungan dengan poket periodontal. Oleh karena itu, poket juga merupakan salah satu faktor etiologi dalam pembentukan abses. Abses periodontal juga merupakan lesi akut yang dapat mengakibatkan kerusakan yang sangat cepat pada jaringan periodonsium. Abses periodontal dapat menjadi akut dan kronik. Abses akut sering menjadi kronis dan abses kronik dapat berubah menjadi akut. Dilihat dari penyebab proses infeksi akutnya, ada dua abses periodontal yang dapat terjadi: 1. Abses periodontal yang terkait dengan periodontitis, dimana infeksi akut berasal dari poket periodontal yang dalam. 2. Abses periodontal yang tidak terkait dengan periodontitis, jika infeksi akut berasal dari sumber local lainnya, seperti impaksi benda asing (tusuk gigi, bulu sikat yang kaku, makanan yang terselip) atau masalah endodontik (perforasi saluran akar pada saat perawatan endodontik). Dilihat dari lokasinya, abses periodontal diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Abses pada jaringan pendukung periodontal sepanjang permukaan lateral akar, dalam kondisi ini umumnya terdapat sinus dalam tulang yang meluas secara lateral dari abses menuju permukaan akar. 2. Abses yang terdapat pada dinding jaringan lunak poket periodontal yang dalam.

Gejala klinis Gejala klinis dari abses periodontal antara lain rasa sakit, bengkak terdapat pus, pendarahan pada saat probing dan gigi menjadi goyang. Gejala klinis dari abses periodontal akut adalah: 1. Sekeliling gingiva membesar, merah, edematous, lunak dan rasa sakit dengan permukaan yang licin dan mengkilap. 2. Pergerakan gigi yang meningkat. 3. Gigi sensitive terhadap perkusi 4. Eksudat purulen kemungkinan keluar dari poket yang terbuka 5. Efek sistemik antara lain malaise, demam dan pembesaran kelenjar limfe. 6. Abses dapat timbul sebagai pembengkakan sirkuler dari gingiva 7. Kadang disertai rasa sakit yang berdenyut, menyebar serta spontan.

8. Poket periodontal seringkali dalam dan biasanya berhubungan dengan abses. Poket dapat diperiksa dengan probe. Gejala klinis abses periodontal kronik biasanya asimtomatik. Abses periodontal kronik dapat menjadi tahap akut sehingga menimbulkan gejala-gejala yang simtomatik.

Gambaran radiografis Abses Periodontal. Abses periodontal biasanya terlihat berupa daerah radiolusen pada bagian lateral dari permukaan akar. Berdasarkan letak anatomisnya, terkadang gambaran radiografis tidak dapat terlihat jelas. Pada fase lanjut, abses periodontal terjadi kerusakan tulang alveolar yang akan tampak jelas pada gambaran radiografis. Gambaran radiografis dapat bervariasi tergantung: 1. Pada stadium permulaan belum tampak adanya perubahan pada radiografi. 2. Kerusakan tulang yang meluas dan perubahan-perubahan morfologi dari tulang. 3. Lokasi abses. Radiografis tidak dapat menjadi satu-satunya diagnose untuk abses periodontal karena lokasi dan pertumbuhan abses yang bervariasi. Gambaran umum yang dapat ditemukan pada abses periodontal adalah terdapatnya pelebaran ruang periodontal atau daerah radiolusen yang berhubungan dengan permukaan lateral akar. Gambaran radiografis dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: 1. Perluasan dari kerusakan jaringan 2. Letak abses di dalam dinding jaringan lunak poket periodontal atau pada jaringan periodonsium 3. Lokasi lesi interproksimal, diatas permukaan bukal atau lingual.

Patogenesis dan Histopatologi Abses periodontal mengandung bakteri, sel-sel inflamasi dan serum. Destruksi jaringan terutama disebabkan karena sel-sel inflamasi dan enzim ekstraselularnya. Pathogenesis yang tepat dari abses periodontal masih belum diketahui. Abses periodontal terbentuk karena oklusi atau trauma yang mengenai bagian orifis dari poket periodontal, sehingga menyebabkan perluasan infeksi poket ke jaringan lunak dari dinding poket. Cairan inflamasi akan terbentuk, diikuti dengan destruksi jaringan penyambung, masa enkapsulasi bakteri dan pembentukan pus. Penurunan resistensi jaringan dan virulensi serta jumlah bakteri yang ada menentukan perjalanan infeksi. Masuknya bakteri ke dalam dinding jaringan lunak poket dapat mengawali pembentukan abses periodontal.

Secara histologist, neutrofil dapat ditemukan pada daerah pusat abses dan daerah yang berdekatan dengan debris jaringan lunak. Pada tahap yang lebih lanjut, membrane piogenik yang tersusun atas mikrofag dan neutrofil akan terbentuk. Tingkat destruksi jaringan dalam lesi akan tergantung pada pertumbuhan bakteri dan virulensinya, serta pada pH lokal. Lingkungan yang asam akan mendukung aktivitas enzim lisosom dan meningkatkan terjadinya destruksi jaringan.

Diagnosis Penegakan diagnosis abses periodontal harus didasarkan pada evaluasi secara keseluruhan dan interpretasi dari keluhan utama pasien, bersamaan dengan pemeriksaan klinis dan radiografis yang ditemukan selama pemeriksaan rongga mulut. Gejala yang paling menonjol dari abses periodontal adalah adanya pembengkakan gingival di sepanjang sisi lateral dari akar gigi. Abses yang terletak di dalam jaringan mungkin akan lebih sulit untuk diidentifikasi berdasarkan pembengkakan pada jaringan lunak dan dapat terlihat sebagai suatu pembengkakan yang difus atau cukup sebagai suatu daerah kemerahan saja. Temuan lain yang umum ditemukan adalah supurasi, baik daripada fistula atau yang paling sering dari poket. Supurasi tersebut dapat bersifat spontan atau terjadi setelah dilakukan penekanan pada permukaan luar gingival. Gejala klinis biasanya meliputi rasa nyeri (mulai dari rasa ketidaknyamanan yang ringan sampai rasa nyeri hebat), gingiva yang lunak, membengkak dan sensitif terhadap perkusi pada gigi yang bersangkutan. Gejala lain yang berkaitan adalah gigi yang ekstrusi dan meningkatnya kegoyangan gigi. Selama berlangsungnya pemeriksaan periodontal, abses periodontal biasanya ditemukan pada daerah dengan poket periodontal yang dalam. Tanda-tanda yang biasanya terkait dengan periodontitis, seperti pendarahan pada saat probing, supurasi dan kadang juga disertai peningkatan kegoyangan gigi. Pemeriksaan radiografi dapat memperlihatkan adanya tampilan tulang interdental yang normal atau kehilangan sebagian tulang hingga terjadinya kerusakan tulang yang parah dan melibatkan sebagian besar gigi yang bersangkutan.

DIAGNOSIS BANDING!

Daftar Pustaka 1. Newman MG, Takei HH, Kiokkevold PR. Carranzas Clinical Periodontology, Tenth Edition. China: Saunders Elsevier, 2006: 2. Glickman, I & Smulow, J.B th Periodontal Disease: Clinical Radiographic and Histopatologic Features, Philadelphia: Saunders 3. Hoag, P.M & Pawlak, E.A. 1990. Pericoronitis, Gingival abscess, Periodontal abscess and Cysts; Essential of Periodontics, 4th ed., St Louis: The CV Mosby Company 4. Sanz, M., dkk 2003. The Periodontal Abscess; Clinical Periodontology and Implant dentistry, 4 th ed, Copanhagen: Munksgaard

You might also like